Anda di halaman 1dari 23

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) GRADE II

s
Ghina Mardiah Afifah (102118035)
Meuthia Aulyya (102118097)

Preseptor : dr. Armon Rahimi , Sp.Pd KPTI


DEFENISI

Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) dengue haemorrhagic
fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oeh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia,
ruam, limfadenopati , trombositopeni dan diathesis hemoragik. Pada DHF terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.5
ETIOLOGI

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang tergolong


Arthropod-Borne virus, termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae.
Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat
rantai tunggal dengan berat molekul 4×106.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya
dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat
serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak.
GAMBARAN KLINIS

ANAMNESIS

1. Demam tinggi mendadak Pada umumnya pasien mengalami fase demam


selama 2-7 hari, yang diikuti fase kritis selama 2-3 hari.

2. Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)

3. Hematemesis atau melena

4. Gejala prodormal yang tidak khas seperti: nyeri kepala, nyeri tulang belakang
dan perasaan lelah.
GAMBARAN KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK

• Demam dengan suhu > 37.5o C


• Terdapat ruam atau bintik merah pada kulit, petekie, ekimosis ataupun purpura.
• Uji tourniket atau rumple leed positif, dengan menemukan adanya petekie
• Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), melena
• Perubahan frekuensi nadi, menjadi lebih cepat dan lembut, kadang sampai tidak
teraba jika terjadi shock
• Kulit pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung jari kaki, tangan danhidung
• Otot sakit dan nyeri sendi
• Nyeri di belakang mata (retro-orbital pain)
• Gangguan gastrointestinal
LABORATORIUM

• Leukosit : dapat normal atau menurun.


• Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8
• Hematokrit: kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit >20%
dari hematokrit awal , umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.
• Hemostasis: dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer atau FDP pada keadaan yang
dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
• Protein/albumin: dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
• SGOT/SGPT dapat meningkat
• Ureum, kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
• Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan
• Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
• Uji HI; dilakukan pengambilan bahan pada harii pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini
digunakan untuk kepentingan surveilans.
• NS1; antigen NS1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari ke delapan.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks
kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura
dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen
dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur
pada sisi badan sebelah kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula
dideteksi dengan pemeriksaan USG.
DIAGNOSIS BANDING

DHF

MALARIA DEMAM
THYPOID

DEMAM
Chikungun CAMPAK
ya INFLUENZA

Leptospirosis
Derajat penyakit infeksi virus dengue

DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium


DD Demam disertai 2 atau lebih tanda sakit - Leukopenia
kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, - Trombositopenia, tidak
atralgia. ditemukan bukti
kebocoran plasma

- Trombositopenia
DBD I Gejala di atas ditambah uji bending positif <100.000/ul)
- Bukti ada kebocoran
plasma
Derajat penyakit infeksi virus dengue
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium

DBD II Gejala di atas ditambah perdarahan spontan. - Trombositopenia


(<100.000/ul)
- Bukti ada kebocoran plasma
DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi
(kulit dingin dan lembab serta gelisah) - Trombositopenia
(<100.000/ul)
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan - Bukti ada kebocoran plasma
nadi tidak terikur
- Trombositopenia
(<100.000/ul)
- Bukti ada kebocoran plasma
PENATALAKSANAAN
Protokol 1. Penanganan tersangka (Probable) DBD dewasa tanpa syok.
PENATALAKSANAAN
Protokol 2. Pemberian Cairan Pada Tersangka DBD Dewasa di Ruang
Rawat.

Pasien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan massif tanpa
tanda syok maka di ruang rawat diberikan cairan infuse kristaloid dengan
jumlah seperti rumus berikut ini:
Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan, sesuai rumus berikut
1500 + {20 x (BB dalam kg - 20)}
PENATALAKSANAAN
Protokol 2. Pemberian Cairan Pada Tersangka DBD Dewasa di Ruang
Rawat.
PENATALAKSANAAN
Protokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20%
PENATALAKSANAAN
Protokol 4. Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD Dewasa
PENATALAKSANAAN
Protokol 5. Tatalaksana Sindrom Syok Dengue pada Dewasa
PROGNOSA

Prognosis demam dengue dapat beragam, dipengaruhi oleh adanya


antibody yang didapat secara pasif atau infeksi sebelumnya. Pada DBD,
kematian telah terjadi pada 40-50% pasien dengan syok, tetapi dengan
penanganan intensif yang adekuat kematian dapat ditekan <1% kasus.
Keselamatan secara langsung berhubungan dengan penatalaksanaan awal
dan intensif. Pada kasus yang jarang, terdapat kerusakan otak yang
disebabkan syok berkepanjangan atau perdarahan intrakranial.
KOMPLIKASI

Menurut widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai


berikut:5
• Gagal ginjal
• Efusi pleura
• Hepatomegali
• Gagal jantung
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
• Vaksin Dengue
Vaksin Dengue adalah vaksin untuk mencegah infeksi Dengue atau
mengurangi resiko seorang anak terkena infeksi Dengue yang berat.
Vaksin Demam Berdarah Pertama di Dunia

• Metode Pencegahan dan Pengendalian


- Lingkungan
Menguras bak mandi atau penampung air sekurang-kurangnya sekali
seminggu, mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum
burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan
air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar
rumah.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

• Biologis.
Secara biologis, vector nyamuk pembawa virus dengue dapat
dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.

• Kimiawi.
Pengasapan dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan
pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air
dapat membunuh jentik-jentik nyamuk, selain itu dapat juga
digunakan larvasida.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Upaya pemberantasan vector dilakukan melalui kegiatan pemberantasan


sarang nyamuk (PSN). Kegiatan ini dilakukan melalui pengasapan dengan
insektisida dalam 2 siklus.

• Siklus pertama semua nyamuk yang mengandung virus dengue dan


nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Namun akan muncul nyamuk-
nyamuk baru yang berasal dari jentik yang memang tidak dapat dibasmi
pada siklus pertama. Oleh karena itu perlu dilakukan penyemprotan
siklus kedua.
• Siklus kedua penyemprotan yang kedua dilakukan 1 minggu sesudah
penyemprotan yang pertama agar nyamuk yang baru tersebut akan
terbasmi sebelum sempat menularkan kepada orang lain.
EDUKASI
Edukasi yang harus dilakukan pada pasien dan keluarga pasien
demam dengue (dengue fever / DF) yang dirawat jalan antara lain
:
• Pasien harus istirahat cukup
• Diperlukan asupan cairan yang cukup. Cairan dapat berupa
susu, jus, cairan isotonik, maupun oralit.
• Jaga suhu tubuh di bawah 39o C
• Awasi munculnya warning sign
• Pasien diminta untuk kontrol kadar leukosit, hematokrit, dan
trombosit setiap 24 jam
• Lingkungan sekitar rumah pasien harus dibersihkan agar
penyebaran penyakit dapat terkontrol
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai