Anda di halaman 1dari 32

Dr. H.

Harun Hudari, SpPD, FINASIM


Divisi Penyakit Tropik Infeksi
Departemen Penyakit Dalam
RS Dr. Moh. Hoesin/FK UNSRI
PENDAHULUAN

 VirusDengue (DEN) :
 demam dengue (DF)
 demam hemorrhagic dengue (DHF) /
 dengue shock syndrome (DSS)

 Virus : Aedes (Stegomyia), Aedes aegypti, Aedes


albopictus & Aedes polynesiensis.
 Daerah tropis & subtropics; hampir 2,3 milyar penduduk
→ virus DEN.
2
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi

 Kasus DBD (1968) di Surabaya & Jakarta, angka


kejadian penyakit DBD meningkat & menyebar ke
seluruh daerah kabupaten di wilayah Republik Indonesia

 Angka kejadian luar biasa penyakit DBD diestimasikan


setiap 5 th dg angka kematian tertinggi pd th 1968 awal
ditemukan kasus DBD & angka kejadian penyakit DBD
tertinggi pd th 1988

3
3. Angka kematian kasus DBD masih tinggi, terutama
penderita DBD yg datang terlambat datang dg derajat IV
4. KLB pertama penyakit DBD di Asia (Manila,1954)
dilaporkan oleh Quintas.

 Tahun 1958 terjadi KLB penyakit DBD “Thai” di Bangkok-


Thonburi & sekitarnya.
 Tahun 1960 di Singapura ditemukan kasus DBD dg hasil
isolasi virus dengue menunjukkan tipe 1(DEN 1) & 2 (DEN
2)
 Di Indonesia, dilaporkan serotipe virus DEN 3, sering
menimbulkan wabah
 Di Thailand, serotipe yg mewabah DEN-2
4
Cara Penularan

 Penularan infeksi virus dengue, manusia, virus, hospes


 Ditularkan melalui gigitan nyamuk
 Nyamuk Aedes mengandung virus dengue saat menggigit manusia
yang sedang mengalami viremia.
 virus di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari
(extrinsic incubation period) sebelum ditularkan kembali kepada
manusia saat gigitan berikutnya.
 Sekali virus masuk dan berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk,
nyamuk tersebut akan menularkan virus selama hidupnya (infektif).

5
 Di tubuh manusia, masa tunas 46 hari (intrinsic incubation period) sebelum
menimbulkan penyakit.
 Penularan dari manusia kepada nyamuk bila nyamuk menggigit manusia
yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari
setelah demam timbul 6
7
8
Perkembangan Patogenesis DBD

virus dengue famili


virus Japanese Encephalitis flaviviridae
Yellow Fever (demam kuning).

Empat karakter genome serotipe virus dengue dan dapat


dibedakan dengan sifat “biotipe” (sifat melipatgandakan
virus)

9
Gambar . Bentuk virus dengan famili Flaviviridae

10
11
12
13
14
Immune Response

Symptom
Bite NS1 Ag Antibody
DAY -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

ACUTE CRITICAL CONVALESENCE


PHASE PHASE PHASE
Ag/Ab level

IgG
IgM
NS1 Ag

15
Day
16
Gambar . Gambaran antibodi yang timbul setelah infeksi virus dengue

Ab HI

Keterangan
Ab NT : Antibodi Neutralisasi 17
Ab CF : Antibodi Complement Fixatiton
Ab HI : Antibodi Heme Agglutinasi Inhibisi
Manifestasi klinik
Kriteria Diagnosis WHO 1997

Kriteria Klinik
1. Demam tinggi mendadak, terus menerus 2-7 hari
2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan
 Uji tourniquet positif
 Perdarahan spontan; peteki, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena

3. Hepatomegali
4. Syok ditandai nadi cepat dan lemah disertai penurunan tekanan darah,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak
gelisah

Kriteria Laboratorium :
1. Trombositopenia (< 100.000 sel/ml)
18
2. Hemokonsentrasi (kenaikan Ht 20% dibandingkan fase konvalesen)
Kasus DBD

1.Demam akut 2-7 hari, bersifat bifasik.


2. Manifestasi perdarahan
• uji tourniquet positif
• petekia, ekimosis, atau purpura
• Perdarahan mukosa, saluran cerna, dan tempat bekas
suntikan
• Hematemesis atau melena
3. Trombositopenia < 100.00/pl
4. Kebocoran plasma yang ditandai dengan
•Peningkatan nilai hematrokrit >_ 20 % dari nilai baku sesuai
umur dan jenis kelamin.
• Penurunan nilai hematokrit >_ 20 % setelah pemberian cairan
19
yang adekuat
• Efusi pleura, asites, hipoproteinemi
DUA KRITERIA KLINIS + TROMBOSITOPENI & HEMOKONSENTRASI
CUKUP UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS DBD

Derajat Penyakit

 Derajat I : Demam disertai gejala khas viral, uji torniket (+)


 Derajat II : Derajat I + perdarahan spontan di kulit atau
perdarahan lain
 Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi
 Derajat IV : Syok berat
20
21
Sindrom Syok Dengue (SSD)

Terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun, antara hari ke 3 -
7
 Klinis : letargi atau gelisah  syok (kulit dingin-lembab, sianosis
sekitar mulut, nadi cepat-lemah, tekanan nadi < 20 mmHg dan
hipotensi)
 Kebanyakan pasien masih sadar walau stadium akhir.
 Diagnosis dini dan penggantian cairan adekuat, syok teratasi ,
terlambat diketahui atau tidak adekuat,  syok berat (asidosis
metabolik, perdarahan hebat saluran cerna)
 Penyembuhan terjadi dalam 2-3 hari,  sinus bradikardi atau
aritmia, dan ruam
 Prognostik baik  urin dan nafsu makan (+)
 Penyulit SSD : infeksi (pneumonia, sepsis, flebitis dan over
hidrasi), manifestasi klinik infeksi virus yang tidak lazim 
ensefalopati dan gagal hati.
22
Diagnosis laboratorium

1. Uji hambatan hemaglutinasi


2. Uji netralisasi
3. Uji fiksasi komplemen
4. Teknik Hemadsorpsi Immunosorben
5. Uji ELISA Anti-Dengue IgM
6. Tes Dengue Blot
7. Isolasi virus

23
 Definisi kasus DD/DBD
 A. Secara Laboratoris
 1. Presumtif Positif
 (Kemungkinan Demam Dengue)
 Apabila demam akut disertai dua atau lebih manifestasi klinis
-nyeri kepala, nyeri belakang mata, miagia, artralgia, ruam, manifestasi
perdarahan, leukopenia, uji HI >_ 1.280 dan atau IgM anti dengue
positif,
 confirmed dengue infection.

 2. Corfirmed DBD
 (Pasti DBD)
 Kasus dengan konfirmasi laboratorium sebagai berikut
 deteksi antigen dengue, peningkatan titer antibodi > 4 kali pada
pasangan serum akut dan serum konvalesens, dan atau isolasi virus.
24
TATALAKSANA
 1. Demam dengue
Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat.
Pada fase demam pasien dianjurkan
• Tirah baring, selama demam.
• Obat antipiretik atau kompres hangat
Asetosal tidak dianjurkan  gastritis, perdarahan,
/asidosis.
• cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu,
disamping air putih, paling sedikit diberikan selama 2 hari.
• Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase
konvalesen. 25
 2. DBD
Jenis Cairan (rekomendasi WHO)
Kristaloid.
 Larutan ringer laktat (RL) ,
Larutan ringer asetat (RA), Larutan garam faali (GF)
 Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL)
 Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA)
 Dekstrosa 5% dalam 1/2 larutan garam faali (D5/1/2LGF)
 (Catatan:Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau
RA tidak boleh larutan yang mengandung dekstran)

Koloid.
 Dekstran 40
 Plasma
 Albumin 26
 Monitoring tanda vital
 Koreksi Gangguan Metabolik dan Elektrolit
 Pemberian Oksigen
 Transfusi Darah

27
TATALAKSANA ENSEFALOPATI DENGUE
  udem otak dan alkalosis,
 syok teratasi ganti cairan dengan tidak mengandung HC03-
dan cairan dikurangi.
 Edem otak  dexametason 0,5 mg/kg BB/kali / 8 jam,
 Perdarahan saluran cerna , kortikosteroid (-)
 Disfungsi hati, vitamin K intravena 3-10 mg selama 3 hari,
 BSS > 80 mg. Mencegah peningkatan tekanan intrakrani kurangi
jumlah cairan ( diuretik), koreksi asidosis dan elektrolit.
 Mengurangi produksi amoniak  neomisin dan laktulosa.
 Transfusi darah
 Masa penyembuhan , diberikan asam amino rantai pendek. 28
29
30
Kriteria Memulangkan Pasien
memenuhi semua keadaan dibawah ini
1.Tampak perbaikan secara klinis
2.Tidak demam selaina 24 jam tanpa antipiretik
3.Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi
pleura atau asidosis)
4. Hematokrit stabil
5. Jumlah trombosit cenderung naik > 50.000/pl
6. Tiga hari setelah syok teratasi
7. Nafsu makan membaik

31
Terima
kasih
32

Anda mungkin juga menyukai