Anda di halaman 1dari 52

REFERAT

Demam Berdarah Dengue pada Anak

Pembimbing :
dr. Keswari Aji Patriawati, Sp.A

Disusun Oleh :
Merien Siregar (1865050014)

KEPANITERAAN KLINIS ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 24 FEBRUARI-02 MEI
TAHUN 2020
PENDAHULUAN

Masalah Kesehatan global Insiden : 50-100 juta per


Mayoritas kasus (95%) ->
meningkat dalam 50 Tahun tahun di dunia (7,5 juta di
<15 Tahun
terakhir (Asia Tenggara) Indonesia)

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan Virus Dengue,
yang pertama kali dilaporkan kasus di Indonesia pada tahun 1968 dengan istilah Dengue
Hemoragic Fever.
PERJALANAN KLINIS INFEKSI DENGUE

• Memahami spektrum klinis infeksi dengue yang luas


 Berkembangnya tampilan klinis dengue klasik
 Menentukan fase dengue
 Memperhatikan timelines manifestasi klinis

• Warning signs selama peralihan dari fase demam ke fase kritis

5
PERJALANAN KLINIS DENGUE

Fase Demam

Setelah masa inkubasi, penyakit muncul tiba-tiba

Ditandai oleh 3 fase:


Fase demam – dimulai saat gejala muncul
Fase kritis – dimulai di sekitar waktu demam reda
* Didefinisikan saat suhu tubuh turun hingga kurang dari 38°C dan bertahan pada level ini.

Fase pemulihan – dimulai saat saat perembesan plasma selesai


Hari sakit ke-: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Fase dengue: Demam Kritis Pemulihan
6 gambaran utama:
40

1. Suhu
38

Masalah klinis
Dehidrasi Reabsorpsi
potensial Kelebihan cairan
Syok
2. Asupan oral
Perdarahan
3. Pengeluaran
urin Permeabilitas kapiler

Perubahan Kerusakan Organ


laboratorium Trombosit

4. Lekosit Lekosit
5. Trombosit Hematokrit
6. Hematokrit

IgM/Ig
Viraemi G
a
Virologi dan Serologi
Diadaptasi dari WCL Yip, 1980 by Hung NT, Lum LCS, Tan LH
DIAGNOSIS CLASSIFICATION ACCORDING TO
EXISTING GUIDELINES
1997 2009 2011
Guideline for treatment of Dengue – Guidelines for Comprehensive guideline
DF and DHF in small diagnosis, treatment, for prevention and control
hospitals – WHO Searo prevention and control – of Dengue and DHF –
1999 WHO TDR 2009 WHO Searo 2011
Dengue fever Dengue without warning Dengue fever
signs
DHF grade I Dengue with warning signs DHF grade I
DHF grade II DHF grade II
DHF grade III Severe dengue (for DHF grade III
management it is divided
into two: severe dengue with
compensated shock & severe
dengue with hypotensive
shock)

DHF grade IV DHF grade IV


* Expanded dengue
syndrome
KLASIFIKASI KASUS DENGUE

KRITERIA UNTUK DENGUE ± WARNING SIGN KRITERIA UNTUK SEVERE


DENGUE
Presumptive dengue Warning signs* Kebocoran plasma berat
Tinggal/berpergian ke daerah endemik • Nyeri perut dan nyeri tekan perut menyebabkan:
dengue • Muntah presisten • Syok (DSS)
Demam dan 2 kriteria dibawah ini: • Akumulasi cairan dengan distres
• Klinis akumulasi cairan
• Mual, muntah pernapasan
• Perdarahan mukosa
• Ruam
• Nyeri badan • Letargi, gelisah
• Tes tourniquet positif • Pembesaran hepar >2 cm Perdarahan hebat
• Leukopenia • Laboratorium: peningkatan Ht dengan Dievaluasi oleh klinisi
• Warning sign apapun penurunan trombosit yang cepat
Kerusakan organ berat
*
(memerlukan observasi ketat dan • Hati: AST atau ALT >= 1000
Konfirmasi laboratorium dengue intervensi medis • SSP: penurnan kesadaran
Deteksi virus, serologi dengue • Jantung dan organ lainnya
PERUBAHAN DARI FASE DEMAM KE FASE KRITIS
• Biasanya terjadi pada hari ke-4 hingga ke-7
• Bisa muncul lebih awal pada hari sakit ke-3 atau lebih lambat
pada hari sakit ke-7 atau ke-8
• Bertepatan dengan terjadinya defervescence

Terjadi warning signs:


Kenali pasien dengue dengan syok atau berisiko mengalami syok

Warning signs klinis Warning signs laboratorium


1. Nyeri abdomen hebat
1. Leukopenia
2. Muntah persisten
2. Penurunan cepat jumlah
3. Perdarahan mukosa
trombosit
4. Letargi, kelelahan
3. Peningkatan hematokrit
5. Pembesaran hepar > 2 cm
6. Akumulasi cairan klinis
APA YANG TERJADI SELAMA FASE
KRITIS?
Peningkatan permeabilitas vaskular Berapa lama plasma leakage
terjadi?

Plasma leakage bermakna 24 – 48 jam

Terjadi warning signs Apa yang terjadi bila tidak dikelola


dengan tepat?

Perburukan kondisi pasien KEMATIAN

• Syok terjadi saat volume plasma berada di titik kritis karena perembesan
• Syok biasanya didahului oleh warning signs
• Saat syok, suhu tubuh dapat di bawah normal
• Perdarahan hebat pada syok ditandai dengan jumlah lekosit yang
meningkat (bukan lekopenia)
APAKAH SEMUA PASIEN DENGUE MENGALAMI
FASE KRITIS?

TIDAK semua pasien mengalami fase kritis

Perjalanan klinis pasien dengan peningkatan permeabilitas


vaskular yang tidak bermakna, sbb.:
• Demam turun  kondisi umum membaik dan nafsu
makan pulih
• Mungkin terdapat lekopenia
• Trombositopenia ringan hingga sedang
FASE PEMULIHAN
Apa yang terjadi pada fase pemulihan
Permeabilitas vaskular kembali normal
 Reabsorpsi cairan ekstravaskular bertahap pada 48 – 72 jam berikutnya

Petunjuk perkembangan dari fase kritis ke fase pemulihan


Petunjuk klinis:
1. Keadaan umum membaik dan status hemodinamik stabil
2. Diuresis
3. Demam bifasik
4. Bradikardi
5. Isles of white in the sea of red
Petunjuk laboratorium:
1. Hematokrit stabil  saat reabsorpsi cairan terjadi hemodilusi, sehingga
nilai Ht lebih rendah
2. Lekosit mulai meningkat
3. Trombositopenia bertahan lebih lama daripada leukopenia
PENDEKATAN TATALAKSANA DENGUE

Step 1: Anamnesis

Step 2: Pemeriksaan Fisik

Step 3: Investigasi

Step 4: Assessment (diagnosis & fase + severity)

Step 5: Keputusan tatalaksana

GRUP A GRUP B GRUP C


Rawat jalan Rujuk untuk rawat Rujuk segera untuk
inap tatalaksana
emergensi
Step 1
• Anamnesis
RIWAYAT APA YANG PENTING DIKETAHUI PADA PASIEN
DENGUE?
1. Tanggal onset demam atau penyakit --- MENGHITUNG HARI DEMAM

2. Gejala dan keparahan penyakit

3. The 3 golden questions:


• Berapa banyak cairan oral yang masuk: kuantitas dan kualitas?
• Berapa banyak urin yang dikeluarkan (frekuensi, volume) dan waktu
BAK terakhir?
• Apa saja aktivitas yang dapat dilakukan ketika demam?

4. Kehilangan cairan lain: diare, muntah

5. Munculnya tanda bahaya


APA SAJA RIWAYAT PENYAKIT LAIN YANG RELEVAN ?

6. Keluarga atau tetangga dengan dengue, atau berkunjung ke area


endemik dengue
7. Medikasi (termasuk obat OTD atau obat tradisional) yang digunakan?
Daftar obat-obatan dan kapan terakhir digunakan.

8. Faktor Risiko: bayi muda, kehamilan, obesitas, diabetes


melitus, hipertensi, anemia hemolitik, dll.
Mengapa kita bertanya?

9. Menjelajah hutan atau berenang di air terjun/sungai


Pertimbangkan leptospirosis, tifoid, malaria
10. Riwayat berhubungan seksual tanpa pelindung atau
IDU.Pertimbangkan fase serokonversi HIV akut
Step 2
• Pemeriksaan Fisik
Kondisi Umum:
• Status Mental
• Status Hidrasi
• Status
Hemodinamik
Bukti klinis tanda bahaya:
•Manifestasi perdarahan: perdarahan mukosa
•Nyeri abdomen
•Pembesaran hepar
•Akumulasi cairan: efusi pleura, asites
Tanda penting lain:
• Ruam
• Takipnea/pernafasan asidotik: mengindikasikan syok
• Uji Tourniquet: ulangi jika hasil negatif atau jika tidak ada manifestasi
perdarahan
PASIEN DEMAM
A! !!
LUP
N
GA
JAN
• Dengue atau bukan?
• Dengue with/without warning sign?
– Plasma leakage (+) atau (–)
• Warning signs

• Jika dengue  Berada pada fase apa? Status hemodinamik? Syok


atau tidak
PEARLS DALAM PEMERIKSAAN KLINIS PASIEN
DENGUE

Pegang tangan pasien untuk mengevaluasi perfusi perifer


Selamatkan jiwa dalam 30 detik dengan mengenali syok
PENILAIAN HEMODINAMIK – PARAMETER KLINIS

3a. Perfusi organ (otak)


Parameter
Tingkat
kesadaran
1. Perfusi perifer Pegang tangan
CRT
pasien
Ekstremitas 5 in 1 magic touch
(warna, suhu) CCTV-R
Volume nadi
perifer
2. Cardiac output
Frek nadi
Tekanan nadi
4. Kompensasi pernapasan untuk hipoksia jaringan
Tekanan
darah 3b. Perfusi organ (ginjal)
PENILAIAN HEMODINAMIK – PARAMETER KLINIS

Parameter Sirkulasi Stabil


Tingkat Sadar penuh
3a. Perfusi otak normal
kesadaran
CRT Cepat (<2 de k)
Ekstremitas Hangat dan merah
(warna, suhu) muda 1. Perfusi perifer normal
Volume nadi Volume baik
perifer
Frek nadi FN normal sesuai usia
Tekanan nadi TN normal sesuai usia 2. Cardiac output normal
Tekanan darah TD normal sesuai usia
Frek napas FP normal sesuai usia 4. Tidak ada kompensasi pernapasan
Diuresis Normal 3b. Perfusi ginjal normal
PENILAIAN HEMODINAMIK – PARAMETER KLINIS
Parameter Sirkulasi Stabil Shock Terkompensasi
Tingkat Sadar penuh Sadar penuh 3a. Perfusi otak normal
kesadaran
CRT Cepat (<2 de k) Memanjang (>2 de k)
Ekstremitas Hangat dan merah Perifer dingin
muda Perfusi perifer
(warna, suhu) menurun
Volume nadi Volume baik Lemah dan kecil
perifer
Frek nadi FN normal sesuai usia Takikardi sesuai usia
Tekanan nadi TN normal sesuai usia Tek sistolik normal
Cardiac output
Tek diastolik meningkat
menurun
Tekanan darah TD normal sesuai usia TN menyempit
Hipotensi postural
Frek napas FP normal sesuai usia Takipneu Asidosis jaringan
Diuresis Normal Tren menurun Perfusi ginjal menurun
PENILAIAN HEMODINAMIK – PARAMETER KLINIS
Parameter Sirkulasi stabil Syok Syok Hipotensi
terkompensasi
Tingkat kesadaran Sadar penuh Sadar penuh Gelisah Perfusi otak
berkurang
CRT Cepat (<2 detik) Memanjang (<2 detik) Sangat memanjang,
kulit mottled
Perfusi
Ekstremitas Hangat dan merah Perifer dingin Dingin, lembab
perifer
(warna, suhu) muda
menurun
Volume nadi perifer Volume baik Lemah dan kecil Sangat lemah, tidak teraba
Frek nadi FN normal sesuai Takikardi Takikardi berat,
usia atau bradikardi
pada syok lanjut
Tekanan nadi TN normal sesuai Tek sistolik normal Hipotensi,
Cardiac
usia Tek diastolik tensi tidak terukur
output
meningkat
menurun
Tekanan darah TD normal sesuai TN menyempit TN menyempit (<20 mmHg
usia Hipotensi postural
Frek napas FP normal sesuai Takipneu Napas Kussmaul
usia
Asidosis berat
Diuresis Normal Tren menurun Oliguria atau anuria jaringan
Tidak ada perfusi
ginjal
Step 3
• Investigasi
Siapa yang harus diperiksa hitung darah lengkap?

• Semua pasien dengan demam ≥ 3 hari


• Semua pasien dengan warning sign (segera)
• Semua pasien dengan syok (segera periksa darah lengkap dan glukosa)

o Di fasilitas kesehatan: semua pasien demam harus menjalani pemeriksaan


darah lengkap pada kunjungan pertama. Darah lengkap normal pada fase
demam tidak menyingkirkan infeksi dengue.

Kapan seorang pasien harus dirujuk untuk mendapat perawatan medis segera?

• Ht meningkat atau Ht yang tinggi


• Lekopenia dan/atau trombositopenia
• Muncul tanda bahaya, syok
• Intake oral/output urin yang buruk
Uji diagnosis Dengue spesifik *
• Untuk konfirmasi, mis. NS1/IgM tes cepat atau deteksi asam
nukleat (tergantung pada sumber daya fasilitas kesehatan)
• Seluruh RS harus mampu melakukan pemeriksaan diagnostik
dengue (deteksi antigen, serologi, dan atau PCR)
• Faskes 1 (Puskesmas) diharapkan mampu melakukan pemeriksaan
antigen (NS-1) atau antibodi (serologi) dengue untuk konfirmasi
infeksi dengue.

Uji lain (dilakukan atas indikasi) *


• Tes kimia darah (fungsi hepar, glukosa, elektrolit serum, urea, kreatinin)
• Sebaiknya dipertimbangkan pada pasien dengan faktor risiko dan sakit
berat
* Jika tersedia
Step 4
• Assessment (diagnosis, fase penyakit dan
severity)
Pengambilan keputusan tatalaksana

1. Apakah pasien menderita dengue atau penyakit


lain?
2. Fase dengue (demam/kritis/pemulihan)?

3. Status hidrasi pasien? Riwayat asupan cairan


dan output urin

4. Adakah warning sign dengue?

5. Bagaimana status hemodinamik pasien? 9


parameter
Step 5
• Keputusan tatalaksana
Tata laksana (DBD derajat I & II)

Cairan awal 5-7ml/kgbb/jam


RL atau NaCl 0,9%
1-2 jam
Monitor tanda vital/jam
Hb, Hct, trombo tiap 6-12jam
Perbaikan Tidak ada perbaikan
Tidak gelisah Gelisah
Nadi kuat Distres nafas
Tek drh stabil Frek nadi naik
Hct turun Hct tinggi
Diuresis 1 ml/kgBB/jam Tek nadi
<20mmHg
Tetesan dikurangi Diuresis kurang
3-5ml/kgBB/jam SYOK KOMPENSATA ?

2- 4 jam Tetesan dinaikkan


10 ml/kgBB/jam
2-3ml/kgBB/jam
Evaluasi 1 jam

Stop dalam 24-48jam Cek Hct Tanda vital tidak stabil


SINDROM SYOK DENGUE TERKOMPENSASI
• Berikan oksigen 2-4L/menit
• Periksa hematokrit
• Kristaloid RL/RA 10-20ml/kg.BB dalam 60 menit

Ya Tidak
Syok teratasi
IVFD 10ml/kg.BB, 1-2 jam Periksa Ht, AGD, gula darah,
kalsium, perdarahan (ABCS) *
Koreksi asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia
Tanda vital stabil
Turunkan IVFD bertahap
Ht naik Ht turun
7, 5, 3 , dan 1,5 ml/kg.BB/jam

Bolus ke-2 dg kristaloid atau


Koloid 10-20ml/kg.BB Perdarahan
Stop IVFD dalam 10-20 menit Tidak jelas
maksimal 48 jam
setelah syok teratasi
Koloid 10-20ml/kg.BB
Transfusi darah
dalam 10-20menit, jika syok
(Acidosis, Bleeding, Calsium, Sugar) * menetap( curiga perdrahan ) 38
dianjurkan transfusi
PEMANTAUAN SELAMA FASE KRITIS

• Keadaan umum, nafsu makan, muntah, perdarahan


Monitoring
serta tanda dan gejala lainnya

Perfusi • Sesering mungkin sesuai indikasi


perifer

• Tiap 2-4 jam pada pasien yang tidak syok


Tanda vital
• Tiap 1-2 jam pada pasien syok
• Tiap 4-6 jam pada kasus stabil (ideal), atau sesuaikan
Hematokrit dengan fase penyakit
serial • Lebih sering pada pasien tak stabil atau curiga
• perdarahan
Tiap 8-12 jam pada kasus tanpa komplikasi
Diuresis • Tiap jam pada profound/prolonged shock atau
kelebihan cairan
KEGAWATAN PADA FASE
KRITIS
 Dapat berlanjut ke keadaan yang berat jika:
◦ Kebocoran plasma berat sampai terjadi syok dan atau akumulasi cairan/distres pernapasan
◦ Perdarahan hebat dan atau
◦ Gangguan fungsi organ yang berat (ensefalopati, ensefalitis, gagal hati, kardiomiopati dll)

 Periode kebocoran plasma berlangsung 24-48 jam

40
PEMERIKSAAN LAB A-B-C-S
Tabel 3 . Pemeriksaan laboratorium A_B_C_S

Singkatan Laboratorium Keterangan

A =Acidosis Analisis Gas Indikasi pada Prolonged shock


darah
B = Bleeding Hematokrit Ht turun atau tidak meningkat
/menetap,segera cek Gol darah utk
persiapan transfusi
C = Calsium Elektrolit,Ca Pemberian Ca pd kasus berat.
Dosis ; 1 ml/kg BB larutkan
S = Blood Gula darah. Pada kasus berat, ok : nafsu
Sugar makan menurun, tmuntah2, 41
gangguan fungsi hati
• Syok belum teratasi : Ulang hematokrit
– jika masih tinggi, berikan bolus kedua. Koreksi asidosis, hipoglikemia dan hipokalsemia.
– Hematokrit rendah/ normal + ditemukan perdarahan masif  transfusi WB atau PRC.
• Recurrent shock, profound shock , perdarahan masif, enesefalopati/ensefalitis tau gagal nafas,
memerlukan perawatan Unit Perawatan Intensif.

42
Nama …………BB…kg Rumatan ……ml/hari=….ml/jam, rumatan+def5%....
ml/hari=…ml/jam
10
6 jam: ….ml

Kecepatan cairan (ml/jam)


8 12 jam: ….ml
10-5ml/kgBB/jam
18 jam: ….ml
6
5-3ml/kgBB/jam
24 jam: ….ml
4
3-1,5ml/kgBB/jam

2 1,5ml/kgBB/jam
Syok

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23 24 jam

Kecepatan cairan intravena pada DSS (ml/jam)


Jam ke

Jam

Jenis

Ht %

Urin,ml

Sumber: Kalayanarooj S, Nimmannitya S. Guideline for Dengue & Dengue Haemorrhagic Fever Managemant. Bangkok Medical Publisher, Bangkok 2003.
43
PEMANTAUAN SAAT SYOK

Setelah
Setelah resusitasi
resusitasi

VITAL SIGNS KLINIK :

-Nadi -Keadaan umum


-Resp Rate Perubahan -Kesadaran
-Tek Darah -Capillary Refill
-Temperature Pemberian cairan
-DIURESIS / balans
-CEK cairan
Penunjang -LAB : Hct (pre &
-setiap 10-15 mnt Post resusitasi
-setiap jam ( sete / 4-6 jam )
lah teratasi )
- Elektrolit, AGD,GDS
A; B; C ;S . Fungsi Ginjal , hati
( a.i ) 44
TATALAKSANA

Resusitasi Awal
( volume)

Tatalaksana
Cairan & Obat Spesifik
Vasoaktif (mis transfusi )
45
TAHAP- TAHAP

Tatalaksana
Tatalaksana
Resusitasi
ResusitasiAwal
Awal Obat
Obatvasoaktif
vasoaktif spesifik
spesifik

-Pernafasan ••Transfusi
Transfusi
-Oksigen -Obat vasoaktif Darah
Darah
-Akses vaskular (( meningkatkan
meningkatkan ••Nutrisi
Nutrisi
kontraktilitas
kontraktilitas jantung
jantung adekuat
adekuat
Me CO : ••Suportif
Suportif––
- Perbaiki -Menurunkan Ventilator
Ventilator
preload ( cairan) resistensi pembuluh Mekanik
Mekanik
darah.

Resusitasi
Resusitasivolume
volumecepat,tepat
cepat,tepat &&akurat—hasil
akurat—hasilbaik
baik
tanpa
tanpa inotropik
inotropik
46
RESUSITASI SYOK HIPOVOLEMIK

Fluid
Fluid Challenge
Challenge Cairan
Cairan pengisi
pengisi Cairan
Cairan rumat
rumat

Title Title Title


-Kristaloid / koloid
-Cairan
-Jumlah dan dekstrose dan
kecepatan tepat elektrolit
-Kristaloid / koloid
-Respon fisiologis - Untuk
-Mengisi kehilangan
terjadi memenuhi
cairan intravaskular kebutuhan
-Menilai kondisi fisiologis tubuh
cairan
intravaskular.

47
PARAMETER PENILAIAN DAN PERUBAHAN HEMODINAMIK
Parameter Sirkulasi stabil Syok kompensata Syok hipotensif/
dekompensata
Tingkat Sadar penuh sadar – syok dapat Perubahan status mental –
kesadaran terlewatkan bila Anda gelisah/rewel, melawan
tidak menyentuh pasien
Waktu pengisian cepat (<2 detik) lambat (>2 detik) Sangat lambat, mottled
kapiler skin,
Ekstremitas Ekstremitas hangat Perifer dingin Ekstremitas lembab dan
dan merah muda dingin
Volume nadi Volume baik Lemah, cepat, dan Lemah atau tidak ada
perifer dangkal denyut
Denyut jantung Denyut jantung Takikardi Takikardia berat dengan
menurut umur bradikardia pada syok
lanjut
Tekanan darah Tekanan darah Tekanan sistolik normal Tekanan nadi menyempit
normal menurut tapi tekanan diastolik (<20 mmHg)
umur meningkat Hipotensi (lihat definisi di
Tekanan nadi Tekanan nadi menyempit bawah)
normal menurut Hipotensi postural Tekanan darah tidak
umur terukur
Frekuensi Frekuensi Takipnea Asidosis metabolik /
pernapasan pernapasan normal hiperpnea/ pernapasan
Kussmaul
Syok kompensata
(perfusi menurun tetapi tekanan sistolik
masih baik)

mulai dengan larutan kristaloid


10-20 m/kg/jam – 1 jam

Ya tidak
PERBAIKAN*

HCT
IV kristaloid, turunkan bertahap tinggi HCT
10 ml/kg/hr selama 1-2 jam periksa 
7 mL/kg/hr selama 2 jam HCT
5 mL/kg/hr selama 4 jam
3 mL/kg/jam
Koloid IV
(bolus kedua)
Jika klinis membaik, 10-20 mL/kg/jam –
turunkan tetesan cairan 1jam

PERBAIKA
Jika perlu bolus cairan Pikirkan
dapat diberikan N* Tdk

dalam24 -48 jam perdarahan


Ya
tersembunyi
Siapkan transfuse
Hentikan cairan setelah Kurangi tetesan darah
48jam 7-10 mL/kg/jam - 1-2 jam

* Nilai ulang kondisi klinis (tanda vital , pulse, capillary refill time
dan ekstremitas) dan tentukan status penderita
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA

• WHO, Regional Office for South East Asia (2011). Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic
Fever: Revised and expanded edition. SEARO Technical Publication Series No. 60. India
• Hadinegoro SR, Moedjito I, Chairulfatah A, penyunting. Pedoman diagnosis dan tata laksana infeksi virus dengue pada anak. Edisi ke-1. Kriteria
diagnosis infeksi dengue. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014. h. 37-42
• Hadinegoro, S.Sri Rezeki, Pitfalls and Pearls.(2004). Diagnosis dan Tata Laksana Demam Berdarah Dengue, dalam: Current Management of
Pediatrics Problem. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 63-72
• Hadinegoro, S.Sri Rezeki (2011). Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Terbitan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Edisi Ketiga. Jakarta.
• World Health Organization. DENGUE Guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. New Edition 2009.
• Buchy P, Yoksan S, Peeling RW, Hunsperger E. Laboratory Tests for The Diagnosis of Dengue Virus Infection. J Clin Microbiol 2006;40:376-81.
• Guzman MG, Kouri G. Dengue diagnosis, advances and challenges. Int J Infect Dis 2007;8:69-80.
• Shu PY. Comparison of a capture immunoglobulin M (IgM) and IgG ELISA and non- structural protein NS1 serotype-specific IgG ELISA for
differentiation of primary and secondary dengue virus infections. Clin Diagn Lab Immunol 2006;10:622-30.
• Chien LJ. Development of a real time reverse transcriptase PCR assays to detect and serotype dengue viruses. J Clin Microbiol 2008;44:1295-04.
• Lanciotti RS. Rapid detection and typing of dengue viruses from clinical samples by using reverse transcriptase-polymerase chain reaction. J Clin
Microbiol 2008;30:545-51

Anda mungkin juga menyukai