Dermatosis pada Kehamilan Suatu kelompok kondisi kulit spesifik & relatif yang menjadi hasil dari perubahan pada tubuh selama kehamilan. Perubahan genetik, hormonal, imunologik bertanggungjawab pada efek yg terjadi pd kulit. Holmes & Black, 1983 4 kategori : Pemfigoid gestasionis Erupsi polimorfik pada kehamilan Prurigo pada kehamilan Folikulitis pruritik pada kehamilan Shornick, 1998 Kolestasis intrahepatik pada kehamilan kelainan kulit spesifik. Ambros-Rudolph et al, 2006 4 kategori utama : Pemfigoid gestasionis Erupsi polimorfik pada kehamilan Kolestasis intrahepatik pada kehamilan Erupsi atopik pada kehamilan Endokrin & sistem imun berkaitan kuat selama kehamilan interaksi peranan signifikan pada patogenesis. Normal sistem imun ibu menimbulkan respon melawan jaringan dari janin yang membawa antigen paternal asing. Hamil sistem imun ibu ditekan membantu pertumbuhan & perkembangan janin semi-allogeneic yang baru terimplantasi. Rasio sitokin sel Th1 : Th2 mengalami pergeseran membantu produksi sitokin Th2 HLA-G pengaruhi keseimbangan rasio sitokin Th1 : Th2 meramalkan kemungkinan HLA-G memiliki bukti peranan penting dlm memelihara kehamilan. Produksi sel Th2 dari IL-4 oleh plasenta membantu mengatasi penolakan janin. IL-4 memainkan peranan kunci pada generasi IgE yang diproduksi oleh limfosit B dapat berhubungan dengan patogenesis erupsi atopik pada kehamilan. Pemfigoid Gestasionis Satu-satunya penyakit autoimun yang dikenal hampir selalu berhubungan erat dengan kehamilan. Pada mulanya disebut herpes gestasionis menyerupai lesi herpetiformis Target utama antigen : domain non-kolagen ekstraseluler 16A (NC16A) dari glikoprotein transmembran hemidesmosom, kolagen XVII (BP180), dan ectodomain C-terminal pada epitel amniotik jaringan plasenta, tali pusat, membrana basalis kulit. Antigen NC16A muncul pada epitel tali pusat & plasenta yang bereaksi silang dgn antigen kulit penyakit pada kulit Ig G4 IgG spesifik yang melalui plasenta & telah diidentifikasi sebagai sub-kelas predominan pada PG menggunakan double-antibody immunofluorescence & direct immunofluorescence Metode standar mendiagnosis PG : Deposisi linear C3 sepanjang zona membrana basalis dari kulit perilesi IgG pada deposisi linear ( 25-50% kasus) Aliran komplemen diaktivasi melalui jalur klasik, leukosit melalui kemotaksis merusak hemidesmosom & menimbulkan erupsi bula Konsentrasi deposit C3 >> sepanjang membrana basalis membedakan PG dengan pemfigoid bulosa Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) Metode efektif untuk mendiagnosis PG sensitivitas 93% dan spesifitas 96% memastikan perbedaan PG dgn erupsi polimorfik pada kehamilan (PEP) Hemat waktu, hemat biaya, boleh untuk analisa kuantitatif. Level titer antibodi ELISA melawan domain NC16A berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit menyediakan metode yang baik untuk mengawasi aktivitas penyakit & keefektifan terapi Gambaran Klinis PG :
Plakat pruritik urtikarial, plakat
anuler sulit dibedakan dengan PEP pada tingkatan awal penyakit Erupsi vesikobulosa awalnya sentral pada abdomen, menyebar melibatkan ekstremitas Telapak tangan, telapak kaki, punggung, dada dapat terkena; keterlibatan wajah & membran mukosa jarang Formasi bula beberapa hari beberapa minggu Sering pada wanita multigravida trimester ketiga, biasanya berulang Terapi utama : untuk mengatur rangkaian penyakit pada ibu selama menurunkan resiko pada janin Steroid topikal dengan / tanpa antihistamin kontrol pruritus & atasi formasi lepuhan pada kasus sangat ringan Steroid sistemik kasus lebih berat Steroid dapat diturunkan seiring kemajuan penyakit ,tapi harus dipertahankan pada dosis cukup tinggi hingga masa kelahiran mencegah kemerahan (biasanya sekitar waktu melahirkan) PG cenderung segera remisi pada postpartum Penelitian terkini : Onset penyakit yang lebih awal pada trimester I & II, bersamaan dengan timbulnya lepuh, berasosiasi dengan bayi preterm dan BBLR. Bayi yang lahir dengan penyakit aktif tidak butuh terapi, dan secara tipikal sembuh spontan. Tidak ada kenaikan mortalitas janin atau abortus spontan, tetapi terjadi kenaikan resiko pada kelahiran preterm dan bayi kecil-usia-kehamilan. Erupsi Polimorfik pada Kehamilan Dermatosis yang paling banyak terjadi yang dibedakan dengan PG. Cenderung mengenai wanita primigravida selama trimester akhir, secara tipikal tidak berulang pada kehamilan berikutnya atau menimbulkan efek merugikan pada janin. Patogenesis masih tidak jelas. Hipotesis kerusakan jaringan konektif oleh peningkatan BB cepat & distensi abnormal memainkan peranan penting. Gambaran Klinis PEP : Papul pruritik urtikarial parah mulai dari abdomen dgn distensi striae, menyebar ke ekstremitas plakat Temuan klasik : penggabungan di daerah periumbilikal. Ruam lebih polimorfik vesikel & lesi target eritem (50% kasus) sembuh spontan 4-6 minggu setelah onset insial Terapi : Untuk meringankan ibu. Steroid topikal kontrol pruritus &lesi kulit Steroid sistemik kasus berat Kolestasis Intrahepatik pada Kehamilan Tipe kolestasis yang biasanya timbul selama trimester III, sembuh setelah kelahiran. Ciri : pruritus berat tanpa lesi kulit. Etiologi masih tidak diketahui, tetapi patogenesis kemungkinan besar mencerminkan kombinasi faktor lingkungan, hormonal & genetik. Sering terjadi di Asia Tenggara, Amerika Utara, negara Skandinavia Chile >> Bukti kuat eksistensi predisposisi genetik gen primer : yang mengkode protein bilier termasuk ABCB4, ATP8B1, ABCB11 Penelitian : ABCB4 menunjukkan peranan pada perkembangan ICP Mutasi penyambung pada gen ABCB 4 dapat menyebabkan ICP pada wanita dengan kenaikan level -glutamyl-transferase (GGT) Gen ABCB4 mengkode untuk multi-drug resistant protein 3 (MDR3) P-glikoprotein mutasi MDR3 P- glikoprotein mentranspor fosfolipid melewati membran kanalikuler hepatosit mengarah pada kehilangan fungsi yang mengganggu formasi asam empedu kenaikan asam empedu. Diagnosis pruritus + bukti disfungsi hepar Kondisi medis yang dapat meningkatkan resiko perkembangan ICP : kolelitiasis, infeksi virus hepatitis C Dislipidemi Kenaikan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) merepresentasikan biomarker yang berguna untuk identifikasi awal ICP. Gambaran Klinis ICP : Gatal seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki Lesi kulit sekunder karena garukan ekskoriasi linear, erosi & keropeng Pruritus memburuk pada malam hari Setelah kelahiran pruritus menyembuh angka rekurensi 60%. jaundice dan steatorrhea kadang tampak Asam empedu >> abnormalitas laboratorium satu-satunya Komplikasi : kelahiran preterm (20-60% kasus) gawat janin intrapartus cairan ketuban berwarna meconium (20-30% kasus) kematian janin (1-2% kasus) Cedera pd janin kenaikan asam empedu pada sirkulasi maternal & anoksia plasental. Metabolit asam empedu, asam litokolik, asam deoksikholik melewati plasenta; toksik untuk janin restriksi pertumbuhan janin & kematian Kematian janin timbul setelah 37 minggu kehamilan disarankan dipancing untuk mengakhiri kehamilan sebelum 37 minggu. Pengobatan : Ditujukan pd level asam empedu () pada serum maternal dgn mengubah sirkulasi enterohepatik Asam ursodeoksikholik (UDCA) terapi efektif & menjadi terapi utama ICP kemajuan klinis juga tampak dgn cholestyramine, deksametason & S-adenosyl-L-methionine terapi yang menurunkan level sirkulasi asam empedu akan menurunkan resiko yang membahayakan bagi janin Erupsi Atopik pada Kehamilan kelainan jinak dan pruritik secara intens Ciri-ciri : lesi papuler, eksematosa riwayat atopi dalam keluarga peningkatan level IgE dipicu oleh kehamilan mengarah pada perubahan spesifik imunologis pergeseran produksi Th1 ke Th2 mulai pada kehamilan di trimester I dan II kehamilan pertama Prognosis ibu dan janin baik Vaughan-Jones et al, 1999 : Diagnosis prevalensi tinggi eksem atopik Studi prospektif menyangkut penyakit kulit yang berhubungan dengan kehamilan Saat ini keadaan kulit pruritik paling banyak pada kehamilan (hampir 50%). Ambros-Rudolph et al, 2006 : 80% pasien eksem atopik episode pertama dalam kehamilan latar belakang atopik + total level serum IgE 2/3 penyebaran eksematosa (E-type AEP), 1/3 lesi papuler (P-type AEP) Erupsi seluruh tubuh termasuk telapak tangan & kaki Folikulitis Pruritik & Prurigo pada Kehamilan Prurigo pada kehamilan Folikulitis pruritik Pruritus Erupsi akneiformis Papul ekskoriasi, nodul papul / pustul folikuler kecil, Permukaan ekstensor multipel dan pruritik kaki, lengan atas, sering Punggung, lengan, dada, pada perut perut AEP merupakan kondisi kulit yang jinak, sembuh pada periode postpartum awal, tidak menyebabkan resiko pada janin. Pengobatan AEP : untuk meringankan ibu kortikosteroid + antihistamin Dermatosis pada kehamilan kelompok unik penyakit yang merefleksikan faktor genetik, hormonal & imunologik. Studi patogenesis dapat memberi petunjuk tentang patogenesis penyakit yang umumnya terjadi. Identifikasi tepat,cara tepat penting untuk hasil optimal bagi ibu & janin Diagnosis sedini mungkin utk melihat resiko potensial pada janin. Kewaspadaan tinggi + pengertian jelas + peralatan diagnostik yang lebih efektif ketentuan yang lebih jelas Diagnosis tepat & lebih awal hasil optimal untuk ibu & janin Terimakasih