PEMBIMBING :
dr. Hj. Musyawarah, Sp.A
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepanitraan klinik pada Bagian Ilmu
A. PENDAHULUAN
proses inflamasi pada tubulus dan glomerulus ginjal yang terjadi setelah adanya
istilah yang lebih bersifat histologik, sedangkan SNA lebih bersifat klinik. Dalam
klinis seperti edema, hematuria, hipertensi, oliguria, dan insufisiensi ginjal. Oleh
karena itu, AGN sering disebut sebagai acute nephritic syndrome (ANS). Acute
streptokokus beta hemolitikus grup A di saluran nafas bagian atas atau dikulit
(IDAI, 2009).
peningkatan tekanan darah, penurunan output urin, dan edema. Patologi utama
nefritik. Ini menyebabkan munculnya sel darah merah (RBC) dan proteinuria.
Patologi primer bisa di ginjal, atau bisa menjadi konsekuensi dari gangguan
tiba terjadi 7-10 hari setelah tenggorokan terinfeksi streptokokus atau 2-3 minggu
setelah infeksi kulit (impetigo). Patogen yang paling sering terlibat adalah
streptokokus beta hemolitik grup A. Hanya beberapa strain bakteri yang bersifat
Streptococci tipe 12, 4, dan 1. Ini diidentifikasi dengan mengetik protein M dari
D. EPIDEMIOLOGI
secara global dengan 5.000 kematian setiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan
di Sri Manakula Vinayagar Medical College and Hospital India pada periode
GNAPS. Dari 52 pasien ditemukan 46 anak (88,4%) dengan GNAPS, usia pasien
berkisar antara 2,6– 13 tahun, 27 anak (52%) pada kelompok usia 5-10 tahun
(Hidayani, 2016).
Di Indonesia pengamatan mengenai GNA pada anakdi sebelas universitas
di Indonesia pada tahun 1997-2002, lebih dari 80% dari 509 anak dengan GNA
didapatkan 45 pasien GNA (0,4%) yaitu diantara 10.709 pasien yang berobat di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM. Empat puluh lima pasien ini terdiri
dari 26 laki–laki dan 19 perempuan yang berumur antara 4-14 tahun, dan yang
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama
urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Di
bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar
vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal
manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran
pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut
kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah
lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa (Wibawa,
2016).
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan
disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori
dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang
mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus
ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula
Bowman terdapat tiga lapisan yaitu kapiler selapis sel endotelium pada
glomerulus, lapisan kaya protein sebagai membran dasar dan selapis sel epitel
glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam
kapsula Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak
mengandung sel darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk
molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal
sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125
tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu
Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel
asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat
a. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh akan
dieksresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar,
c. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
d. Eksresi sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik,
Hal tersebut akan menyebabkan filtrasi fraksi berkurang sampai di bawah 1%.
penelitian lebih lanjut memperlihatkan bahwa retensi Na dan air didukung oleh
di glomerulus.
air, sehingga dapat menyebabkan edema dan hipertensi. Efek proteinuria yang
terjadi pada GNAPS tidak sampai menyebabkan edema lebih berat, karena
angiotensin, aldosteron dan anti diuretik hormon (ADH) tidak meningkat. Edema
yang berat dapat terjadi pada GNAPS bila ketiga hormon tersebut meningkat
F. GEJALA KLINIS
GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 - 15 tahun dan jarang pada
usia di bawah 2 tahun. GNAPS didahului oleh infeksi GABHS melalui infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermi) dengan periodelaten
1-2 minggu pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma. Penelitian multisenter di
Indonesia menunjukkan bahwa infeksi melalui ISPA terdapat pada 45,8% kasus
sedangkan melalui kulit sebesar 31,6% Gejala klinik GNAPS sangat bervariasi
dari bentuk asimtomatik sampai gejala yang khas. Bentuk asimto matik lebih
(IDAI, 2012).
1. Periode Laten
Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten yaitu periode antara
infeksi streptokokus dan timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3
minggu, periode 1-2 minggu umumnya terjadi pada GNAPS yang didahului
piodermi.Periode ini jarang terjadi di bawah 1 minggu. Bila periode laten ini
2. Edema
dan menghilang pada akhir minggu pertama. Edema paling sering terjadi di
daerah periorbital (edema palpebra), disusul daerah tungkai. Jika terjadi
retensi cairan hebat, maka edema timbul di daerah perut (asites), dan genitalia
tahanan jaringan lokal. Oleh sebab itu, edema pada palpebra sangat menonjol
waktu bangun pagi, karena adanya jaringan longgar pada daerah tersebut dan
menghilang atau berkurang pada siang dan sore hari atau setelah melakukan
kegitan fisik Hal ini terjadi karena gaya gravitasi. Kadang-kadang terjadi
edema laten, yaitu edema yang tidak tampak dari luar dan baru diketahuí
setelah terjadí diuresis dan penurunan berat badan. Edema bersifat pitting
3. Hematuria
tampak coklat kemerah-merahan atau seperti teh pekat, air cucian daging atau
pertama dan berlangsung beberapa hari, tetapi dapat pula berlangsung sampai
sembuh. Bahkan hematuria mikroskopik bisa menetap lebih dari satu tahun,
4 Hipertensi
lain. Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan (tekanan diastolik 80-
90 mmHg). Hipertensi ringan tidak perlu diobati sebab dengan istirahat yang
cukup dan diet yang teratur, tekanan darah akan normal kembali. Adakalanya
5. Oligouria
dengan produksi urin kurang dari 350 ml/m² LPB/hari. Oliguria terjadi bila
fungsi ginjal menurun atau timbul kegagalan ginjal akut. Seperti ketiga gejala
kerusakan glomerulus yang berat dengan prognosis yang jelek (IDAI, 2012).
6. Gejala Lain
F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis Umumnya pasien datang dengan hematuria nyata (gross
sebelumnya atau infeksi kulit, Oligouria/anuria akibat gagal ginjal atau gagal
jantung.
tungkai dan hipertensi dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit jika terjadi
(IDAI, 2009).
a. Pemeriksan urin
1). Proteinuria
2). Hematuria
ada, karena itu adanya eritrosit dalam urin ini merupakan tanda yang
GNAPS yang tidak jelas, sebab torak ini menunjukkan adanya suatu
peradangan glomerulus (glomerulitis). Meskipun demikian bentuk
torak eritrosit ini dapat pula dijumpai pada penyakit ginjal lain, seperti
b. Pemeriksaan darah
ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada bulan ke-2 hingga 6. Titer
oleh streptokokus. Titer ASO bisa normal atau tidak meningkat akibat
H. PENATALAKSANAAN
1. Istrirahat
timbul dalam minggu pertama perjalanan penyakit GNAPS. Sesudah fase akut,
tidak dianjurkan lagi istirahat di tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan
penderita dipulangkan sesudah 10-14 hari perawatan dengan syarat tidak ada
pengamatan lanjut pada waktu berobat jalan. Istirahat yang terlalu lama di
tempat tidur menyebabkan anak tidak dapat bermain dan jauh dari teman-
2. Diet
garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari. Protein dibatasi bila kadar ureum
meninggi, yaitu sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari. Asupan cairan harus
diperhitungkan dengan baik, terutama pada penderita oliguria atau anuria, yaitu
jumlah cairan yang masuk harus seimbang dengan pengeluaran, berarti asupan
cairan = jumlah urin + insensible water loss (20-25 ml/kgbb/ hari) + jumlah
ginjal yang sedang dalam fase perbaikan, pemberian protein yang terbatas tetap
dibutuhkan protein berkualitas berasal dari daging, ikan, ayam dan telur. Kalori
yang yang dibutuhkan dapat berasal dari pasta, nasi merah dan roti gandum,
avokad atau olive oil atau sumber lemak polisaturasi seperti ikan salmon dan
tekanan darah dan mencegah retensi cairan yang dapat menyebabkan bengkak.
3. Antibiotik
telah mendapat antibiotik sebelum masuk rumah sakit atau akibat periode laten
dosis selama 10 hari. Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat
4. Simptomatik
a. Bendungan sirkulasi
cairan, dengan kata lain asupan harus sesuai dengan keluaran. Bila terjadi
edema berat atau tanda-tanda edema paru akut, harus diberi diuretik,
peritoneal.
b. Hipertensi
ringan dengan istirahat cukup dan pembatasan cairan yang baik, tekanan
darah bisa kembali normal dalam waktu 1 minggu. Pada hipertensi sedang
tersebut diatas, pada keadaan asupan oral cukup baik dapat juga diberi
I. DIAGNOSIS BANDING
1. Sindrom Nefrotik
PGN lebih sering terdapat pada orang dewasa dibandingkan pada anak.
Kelainan ini sering sulit dibedakan dengan GNAPS terutama pada fase akut
dengan adanya oliguria atau anuria. Titer ASO, AH ase, AD Nase B meninggi
menurun pada GNAPS, jarang terjadi pada RPGN. Prognosis GNAPS umumnya
baik, sedangkan prognosis RPGN jelek dan penderita biasanya meninggal karena
J. KOMPLIKASI
1. Hipertensi Enselopati
tahun dapat melewati tekanan darah 180/120 mmHg. EH dapat diatasi dengan
pada anak dengan kesadaran menurun. Bila tekanan darah belum turun dapat
diulangi tiap 15 menit hingga 3 kali. Penurunan tekanan darah harus dilakukan
secara bertahap. Bila tekanan darah telah turun sampai 25%, seterusnya
hipertonik 3%. Bila terjadi hipokalemia diberikan Calcium Gluconas 10% 0,5
3. Edema Paru
sendiri, dan prognosisnya baik. Orang dewasa biasanya memiliki perjalanan yang
kronis. Penyakit ini tidak teratasi pada 20 sampai 74% orang dewasa. Pada pasien
ini, gangguan fungsi ginjal berlanjut dan akan mengakibatkan gagal ginjal kronik
(Hashmi,2021).
DAFTAR PUSTAKA
1.Ren NMRA, Suwitra K. 2010. Seorang Penderita Sindrom Nefritik Akut Pasca
Infeksi Streptokokus. J Intern Med. 10(3).
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Konsesus Glomerulonefritis Akut Pasca
Streptokokus. 1-17.
3. Nur S, Albar H, Daud D. 2016. Prognostic factors for mortality in pediatric acute
poststreptococcal glomerulonephritis. Paediatr Indonesian. 56(3):166.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anank Indonesia
7. Wibawa P. 2016. Diktat Biokimia Ginjal dan urine. Diktat Biokimia. 1–33.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/bbaf9351825f250354768
68944b4f17f.pdf
148–62.
10. Rachmadi, D., Sekarwana, N., Hilmanto, D. Herry, G. 2017. Buku Ajar Nefrologi