PENDAHULUAN
Penyakit hati saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang tidak hanya
penting di Amerika tetapi juga di seluruh dunia. Penyakit hati ini menempati
urutan ketiga diantara semua penyakit yang dilaporkan di Amerika dan menjadi
gejala untuk waktu yang sangat lama, dan baru terdeteksi ketika fibrosis telah
pasien yang berusia 45-46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Di
seluruh dunia penyakit hati kronis menempati urutan ketujuh penyebab kematian.
Penyakit hati merupakan istilah untuk semua jenis peradangan pada hati.
Menurut onsetnya, penyakit hati dibagi atas penyakit hati akut dan penyakit hati
kronis. Penyakit hati akut adalah infeksi virus yang terjadi saat virus tidak mampu
merusak sistem imun tubuh dan mampu bertahan beberapa minggu dan
kronis merupakan sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi, ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati
6 bulan.3
dengan penyakit hati kronis dan sirosis hepatis. Fibrosis hepar adalah
1
terbentuknya jaringan ikat yang terjadi sebagain respon terhadap cedera hati,
diawali oleh cedera hati kronis yang dapat disebabkan oleh infeksi virus,
Pasien dengan penyakit hati kronis terjadi kerusakan sel-sel hepar yang
juga menjadi salah satu tempat produksi utama trombopoetin (TPO) yang memacu
trombositopenia, hal ini bisa menjadi indikator penting pada keadaan gagal hati
kronis.6
2
BAB 2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn N
No ID : 07.46.49
II ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA:
Nyeri perut
terutama pada perut bagian kanan atas. Nyeri perut sudah dirasakan sejak
satu minggu ini. Nyerinya terasa seperti sebah dan terasa kembung. Pasien
mengaku perutnya ini juga terlihat agak membesar dari biasanya. Pasien
mengeluh terdapat panas badan sudah sekitar 7 hari ini, panas badan tidak
Selain itu pasien juga mengeluh adanya mual dan muntah tiap kali pasien
makan, keluhan mual muntah ini dirasakan pasien sudah 3 hari sebelum
3
masuk rumah sakit. Nafsu makan dan minum pasien menurun karena adanya
muntah ini. Pasien tidak mengeluh adanya nyeri kepala. Pasien mengaku
kalau kencingnya seperti teh sudah seminggu ini, tidak ada riwayat kencing
warna merah. Selain itu pasien juga mengaku BAB warna hitam seperti petis
1 kali tepat 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien belum pernah
RIWAYAT SOSIAL:
VITAL SIGN:
4
Nafas : 20x /menit
Suhu : 37,9oC
Kepala : Normochepali, deformitas (-), tanda radang pada kulit kepala (-)
Mata : Konjungtiva palpebra anemis +/+, sklera ikterus +/+, sianosi-/-, dyspneu
.Leher : massa (-), tidak terdapat pembesaran KGB, tidak ditemukan peningkatan
JVP
PEMERIKSAAN THORAX:
PULMO:
Perkusi: sonor/sonor
JANTUNG:
Perkusi: pekak dengan batas kanan atas ICS II parasternalis dekstra, batas kiri atas
midclavicular line.
5
ABDOMEN:
Inspeksi: kulit tampak kuning, tampak slight distended, tidak tampak pelebaran
Palpasi: nyeri tekan (+) terutama daerah epigastrium, hepar teraba 2 cm dibawah
PELVIC-INGUINAL
EKSTRIMITAS ATAS-AXILLA
EKSTREMITAS BAWAH
IV PEMERIKSAAN PENUNJANG:
LABORATORIUM:
DARAH LENGKAP:
Diffcount : 0/0/85/7/8
Hematokrit : 22,2%
Hemoglobin : 7,2
LED : 99/119
Leukosit : 7.800
6
Trombosit : 230.000
FAAL HATI:
SGOT 69, SGPT 38, Albumin 1,9. Total protein 5,2, Globulin 3,3.
SEROLOGI/IMUNOLOGI:
HBs-Ag negatif.
FAAL GINJAL:
LEMAK:
Cholesterol 156. HDL Kholesterol 14,4. LDL Kholesterol 97,9. Trigliserida 310.
GULA DARAH:
GDA 119.
RADIOLOGI:
USG:
X-Ray THORAX:
7
Kesimpulan: thorax dalam batas normal.
Diagnosis Kerja :
Planning diagnosis :
Terapi :
Umum :
Khusus :
8
Inj Pranza 2x1
Leukosit urin - - +
Bilirubin urin - - +
Bakteri - - +
Cast, cilinder - - -
eritrosit, epitel
Hyalin urin, jamur, - - -
keton, kristal
uric acid
Parasit urin - - -
Reduksi urin - - -
9
Diagnosis Terapi
30 Okt Nyeri perut + KU: lemah Melena e.c Pro IVFD asering 15000
cc/24 jam
2012 Berak hitam + Kes: CM SH transfusi
Inj Ranitidin
Makan minum+ TD: 109/63 PRC s/d Hb 3x50mg
Mual muntah- S: 370C 10. Inj Metamizole
3x1g
Pasien bisa tidur N: 105x/mnt Besok DL Inj Pranza 2x1
BAK normal RR: 20x/mnt ulang post Inj cefotaxim 3x1 g
Inj Vit K 3x1
Asites + transfusi.
Lactulac syrp
Hepatomegal 3x10mg
Transfusi 1 kolff
i+
malam hari.
31 Okt Nyeri perut + KU: lemah -Melena Pro IVFD asering 15000
cc/24 jam
2012 Berak hitam - Kes: CM -Chronic Ganstroscop
Inj Ranitidin
Makan minum+ TD: 112/66 Liver y 3x50mg
Mual muntah- S: 360C Disease Inj Metamizole
3x1g
Pasien bisa tidur N: 111x/mnt Inj Pranza 2x1
BAK normal RR: 20x/mnt Inj cefotaxim 3x1 g
Inj Vit K 3x1
Asites+
Lactulac syrp
Hepatomegal 3x10mg
Lasix 1x1
i+
Diphen 2x1
Hb=10.
01 Nov Nyeri perut + KU: lemah Chronic Gastroscopy IVFD asering 15000
cc/24 jam
Berak hitam - Kes: CM Liver tidak acc.
Inj Ranitidin
Makan minum+ TD: 121/80 Disease Besok Cek 3x50mg
Mual muntah- S: 36,6 C Ulang DL, Inj Metamizole
3x1g
Pasien bisa tidur N: 112x/mnt LFT, RFT, Inj Pranza 2x1
BAK normal RR: 20x/mnt LEMAK. Inj cefotaxim 3x1 g
Inj Vit K 3x1
Badan terasa Asites+
Lactulac syrp
gatal2. Hepatomegal 3x10mg
i+
02 Nov Nyeri perut + KU: lemah Chronic Besok Cek IVFD asering 15000
cc/24 jam
Berak hitam - Kes: CM Liver UL
Inj Ranitidin
Makan minum+ TD: 123/86 Disease 3x50mg
10
Mual muntah- S: 36,8 C Inj Metamizole
3x1g
Pasien bisa tidur N: 102 x/mnt
Inj Pranza 2x1
BAK normal RR: 20x/mnt Inj cefotaxim 3x1 g
Badan gatal2- Asites+ Inj Vit K 3x1
Lactulac syrp
Hepatomegal 3x10mg
i+
03 Nov Nyeri perut + tp KU: cukup Chronic - IVFD asering 15000
cc/24 jam
berkurang Kes: CM Liver
Inj Ranitidin
Berak hitam - TD: 115/86 Disease 3x50mg
Makan minum+ S: 36,1 Inj Metamizole
3x1g
Mual muntah- N: 110 x/mnt Inj Pranza 2x1
Pasien bisa tidur RR: 20x/mnt Inj cefotaxim 3x1 g
Lactulac syrp
BAK normal. Asites+. 3x10mg
Hepatomegal
i+
04 Nov Nyeri perut KU: lemah Chronic - IVFD asering 15000
cc/24 jam
berkurang Kes: CM Liver
Inj Ranitidin
Berak hitam - TD: 121/80 Disease 3x50mg
Makan minum+ S: 36,6 C Inj Metamizole
3x1g
Mual muntah- N: 112x/mnt Inj Pranza 2x1
Pasien bisa tidur RR: 20x/mnt Inj cefotaxim 3x1 g
Lactulac syrp
BAK normal Asites+ 3x10mg
Hepatomegal Hepamax 3x1
Urdahex 3x1.
i+
05 Nov Nyeri perut - KU: lemah Chronic Pasien PLP Hepamax 3x1
Berak hitam - Kes: CM Liver
Makan minum+ TD: 121/80 Disease
Mual muntah- S: 36,6 C
Pasien bisa tidur N: 112x/mnt
BAK normal RR: 20x/mnt
Hepatomegal
i+
11
BAB 3
PEMBAHASAN
12
3.2 ETIOLOGI CHRONIC LIVER DISEASE
lain:
2. Penyalahgunaan alkohol
13
NASH Usia
Beratnya obesitas
Diabetes Mellitus
Hipertrigliserida
Tabel 3.1 etiologi penyakit hati
14
menyebabkan hambatan aliran balik vena, misal pada gagal jantung kanan.
biliaris komunis atau tumor. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan pada
fungsi hepar.7
15
Gambar 3.1 patofisiologi penyakit hati
lebih buruk karena penghambatan aliran limfe. Hal ini dapat menyebabkan
16
Defisiensi faktor pembekuan aktif, trombositopenia, dan varises dapat
usus besar untuk “diberi makan” dengan protein yang telah melewati lumen
terhadap otak.Pada hipertensi portal, zat lain yang bersifat toksik terhadap
otak akan melewati hati, dan karena itu, tidak akan dibuang oleh hatinya
seprti seharusnya. Zat tersebut, seperti amin, fenol, dan asam lemak rantai
tubuh.
17
(palmar erythema), terdapat flapping tremor, dan kulit mudah memar.
ini adalah ikterus, badan terasa lemah, nafsu makan menurun, mual, nyeri
IKTERUS.
Bilirubin sebagian besar besaral dari pemecahan hemoglobin, diambil oleh sel
langsung) yang larut didalam air ini akan diekskresikan ke dalam kanalikuli
18
biliaris dan 85% diekskresikan ke dalam feses. Sisanya akan dideglukorenase dan
mg/dL). Jika meningkat lebih dari 30 mikromol/L, sklera menjadi kuning, dan jika
konsentrasinya semakin meningkat, kulit juga akan menjadi kuning. Ikterus dapat
1. Ikterus Prahepatik.
hidup singkat), atau menyerapan hematoma yang besar. Pada semua kondisi
ini, bilirubin tidak terkonjugasi (reaksi tidak langsung) di dalam plasma akan
meningkat.
2. Ikterus Intrahepatik.
Disebabkan oleh defek, spesifik pada ambilan bilirubin di sel hati (sindroma
Sindroma Rotor).
peningkatan pada bilirubin plasma yang tak terkonjugasi, sedangkan pada tipe
sekresi bilirubin terkonjugasi yang akan meningkat. Ketiga langkah ini dapat
19
3. Ikterus Pascahepatik.
LABORATORIUM:
20
Etiologi Laboratorium tes dan hasil
hemochromatosis kapasitas pengikatan, atau ferritin. Sebuah saturasi
transferin ≥ 45 persen atau besi-tak jenuh mengikat
kapasitas 155 mcg per dL (27,7 ìmol per L) harus diikuti
dengan analisis untuk HFE (hemochromatosis) mutasi
gen.
Nonalcoholic penyakit Peningkatan AST dan / atau ALT *
hati berlemak USG atau biopsi diperlukan untuk membangun diagnosis.
Primary biliary Diagnosis dilakukan melalui kolangiografi kontras, dapat
cirrhosis dan primary didukung secara klinis oleh antibodi Antimitochondrial
sclerosing cholangitis positif (primary biliary cirrhosis) atau antibodi
sitoplasmik antineutrophil (primary sclerosing
cholangitis) dalam titer tinggi.
Peningkatan AST, ALT, dan ALP umum
Wilson Penyakit Serum seruloplasmin <20 mg per dL (200 mg per L)
(normal: 20 sampai 60 mg per dL [200 sampai 600 mg per
L]), atau rendah tingkat tembaga serum (normal: 80
sampai 160 mcg per dL [12,6-25,1 umol per L])
Basal 24 jam ekskresi tembaga> 100 mcg (1,57 umol)
(normal: 10 sampai 80 mcg [0,16-1,26 umol])
Skrining genetik dianjurkan dalam kasus samar-samar,
tetapi harus mampu mendeteksi mutasi beberapa gen
penyakit Wilson.
RADILOGI:
1. Ultrasonography (USG).
dan memperlihatkan batu empedu. Alat ini juga dapat digunakan untuk
2. CT SCAN
tumor.
21
3. MRI mempunyai kegunaan yang serupa dengan CT Scan, keunggulannya
4. Hati Biopsi
pemeriksaan darah lengkap, LFT, RFT, GDA, UL, dan pemeriksaan X-ray thorax,
USG.
3.6 TERAPI
Terapi non farmakologis bagi pasien dengan gangguan fungsi hati yaitu
dengan diet seimbang, jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan tinggi
badan, berat badan, dan aktivitas. Pada keadaan tertentu, diperlukan diet
rendah protein, banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai
22
penderita pada penyakit hati adalah menghindari kerusakan hati yang
dan pada penderita sirosis hati, mencegah komplikasi asites, varises esofagus
Jumlah kalori dari lemak seharusnya tidak lebih dari 30% jumlah kalori secara
yang seimbang, terapi obat ini harus disertai dengan terapi non farmakologis
lainnya seperti segera beistirahat bila merasa lelah dan menghindari minuman
beralkohol. 8
TERAPI FARMAKOLOGIS
Pada pasien Tn N ini terapi yang diberikan adalah obat untuk mengatasi
asites (diuretik), obat untuk gangguan fungsi hati. Diuretik yang digunakan
23
aldosteron ginekomasti,
- Slow diuresis mengantuk,
letargi, ruam, sakit
kepala, ataksia,
impotensi, jarang
agnalusitosis.
Furosemide 40-160 mg Diuresis cepat Rasa tidak enak
pada abdomina;,
hipotensi
ortostatik,
gangguan GI,
penglihatan kabur,
pusing dehidrasi,
hipokalemia atau
hiponatremia.
Bumetamide 1-4 mg Diuresis cepat Nefrotaksik,
dehidrasi,
hipokalemia,
hiponatremia
Amiloride 5-10 mg Sebagai agen Hiperkalemia,
hemat kalium atau hypoatraemia,
diuresis lemah, hypochloraemia,
digubakan jika lemah, sakit
kontraindikasi kepala, nausea,
terhadap muntah, kostipasi,
spironolaktone impotensi, diare,
anoreksia, mulut
kering, nyeri
perut, flatulen.
Metalazone Dosis awal 5mg Berfungsi dalam Hyponatremia atau
induksi diuresis hipokalemia
dalam kasus
resistensi
hari selama lima hari. Propranolol dengan dosis 40 mg dua kali sehari
meningkat menjadi 80 mg dua kali setiap hari jika diperlukan atau dosis
Transplantasi hati:
24
Transplantasi hati adalah prosedur pembedahan untuk menghapus
sakit hati atau terluka & menggantinya dengan hati yang sehat secara
keseluruhan atau segmen dari hati dari orang lain, yang disebut donor.
pengobatan untuk orang dengan gagal hati, suatu kondisi di mana hati
Pada pasien dengan adanya kegagalan pada fungsi hati kronik bapat timbul
3.8 PROGNOSIS
Oleh sebab itu, pasien dengan diagnosis penyakit hati kronis harus
menjalani pengobatan seumur hidup, dan harus kontrol dan cek lab secara
rutin.
BAB 4
25
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
2. penyakit hati kronis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
5. komplikasi yang mungkin terjadi pada penyakit hati kronis antara lain:
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
26
1. Jules, Dienstag. 2008. Chronic Hepatitis. In: Harrison’s Principles of
Bandung.
Arabia.
6. Dufour, R. 2005. Assesment of Liver Fibrosis; Can serum Become the Sample
Stuttgart.
27