Anda di halaman 1dari 64

SINDROM

NEFROTIK RELAPS

VERA ULIANA SIMANJUNTAK


N 111 16 028

Pembimbing Klinik:
dr. Amsyar Praja, Sp. A
Pendahuluan
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl)

Proteinuria
Sindrom edema
Masif (>50
mg/kgBB) Nefrotik

hiperkolesterolemia
(> 250 mg/dl)
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama Penderita : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 9 tahun (27 Mei 2008)
Agama : Islam
Alamat : Tondo
Tanggal masuk : 17 Juni 2017 (22:40)
Anak : ke 1 dari 3 bersaudara
Keluhan Utama: Bengkak seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien masuk dengan keluhan
bengkak seluruh tubuh yang dialami sejak 1
hari yang lalu. Ibu pasien mengaku hal ini
sudah sering berulang dan pernah terjadi
pada bulan november 2016 saat pasien
berusia 8 tahun.
Pasien juga mengeluh panas (+), naik turun,
disertai muntah (+) 2 kali berisi air dan
makanan berwarna kuning, kejang (-),
menggigil (-), perdarahan hidung dan gusi
(-). batuk (-), dan sesak nafas (-), sakit
kepala (-), nyeri otot dan sendi (-). Buang
air besar (BAB) seperti biasa dan buang air
kecil (BAK) lancar, warna putih-kekuningan,
keruh, nyeri saat berkemih (-).
Riwayat Penyakit Sebelumnya:

Sebelumnya pasien sudah pernah


mengalami penyakit yang sama seperti
ini pada 6 bulan yang lalu dan saat
pasien berusia 8 tahun 6 bulan.
Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak ada keluarga dirumah yang sakit


serupa. Tidak ada keluarga yang memiliki
riwayat alergi, asma, diabetes, tekanan
darah tinggi serta penyakit lainnya.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Status sosial ekonomi anak masuk dalam
kategori menengah. Pembiayaan perawatan
di rumah sakit menggunakan BPJS
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan:
Pasien tinggal serumah dengan orang tua
dan tumbuh seperti anak seusianya. Sering
konsumsi makanan yang berbumbu, seperti
mie goreng, maupun makan snack.
Riwayat Kehamilan:
Pasien dikandung cukup bulan dan riwayat
ANC lengkap. Riwayat sakit saat awal
kehamilan tidak ada. Riwayat sakit dan
hipertensi saat kehamilan juga tidak ada.
Riwayat Persalinan
Anak lahir spontan dirumah bersalin
dengan BB lahir 3000 gr dan PB : 48 cm.
Saat lahir anak langsung menangis,
kebiruan dan kuning patologis saat lahir (-)
dan gerak bebas
Kemampuan dan Kepandaian Bayi:

Membalik : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 1 tahun
Berjalan : 1 tahun 2 bulan
Tertawa : 1 tahun
Berceloteh : 1 tahun 2 bulan
Memanggil papa: 11 bulan
Anamnesis Makanan:

ASI : 0 bulan- 6 bulan


Susu formula : tidak pernah
Bubur saring : 7 bulan sampai 1 tahun
Makanan padat: 1 tahun sampai
sekarang
Riwayat Imunisasi:

BCG : 1 kali pemberian (1 bulan)


POLIO : 4 kali pemberian (lahir - 2
bulan 4 bulan - 6 bulan)
DTP : 3 kali pemberian (2 bulan - 4
bulan 6 bulan)
HEPATITIS B: 3 kali pemberian (lahir - 1
bulan 6 bulan)
CAMPAK : 1 kali pemberian (9 bulan)
Imunisasi pada pasien ini lengkap.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit sedang
Status Gizi : Baik baik
Kesadaran : Compos Mentis
Denyut nadi : 98 Kali/men
Suhu : 38,6o C
Respirasi : 24 kali/menit
TD : 100/70 mmHg
Berat Badan : 29 kg (BB koreksi 20,3 kg)
Tinggi Badan : 127 cm
Lingkar Perut : 67 cm
Kulit:
Warna : Putih
Turgor : < 2 detik
Efloresensi : Tidak ada
Tonus : Baik
Pigmentasi : Tidak ada
Edema : Edema Anarsarka,
pitting edem (+)
Jaringan parut : Tidak ada
Kepala:

Bentuk : Normocephal
Wajah : Bulat (+), kesan edema,
edem periorbital (+)
Rambut : Hitam dan lurus
Deformitas : Tidak ada
Ubun-ubun besar : Besar
Mata:
Exophtalmus : (-/-)
Tekanan Bola Mata: Palpasi normal
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Kornea refleks : (+/+)
Pupil : Isokor, RCL +/+, RCTL +/+
Lensa : Jernih
Gerakan : Baik ke segala arah
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada sekret dan epistaksis.
Telinga : Otorhe (-)
Mulut :
Bibir : basah
Lidah : kotor (-)
Gigi : tidak ada kelainan
Selaput mulut : basah
Gusi : perdarahan (-)
Bau pernapasan : tidak berbau
Tenggorokan : hiperemis (-)
Tenggorokan:
Pembesaran KGB : -
Faring : Hiperemis
Tonsil : T1/T1
Thoraks:
Bentuk : Normal, simetris
bilateral
Ruang Intercosta : Tidak melebar
Pericordial building : Tidak ditemukan
Retraksi : -/-
Pernapasan Paradoxal : Tidak ditemukan
Paru-paru:
Inspeksi : Simetris, retraksi (+), massa (-),
sikatriks (-)
Palpasi : Vokal fremitus (+) sama kiri
kanan, Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang
paru
Auskultasi : Bunyi vesikular (+/+), Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea
midclavicula sinistra
Perkusi
Batas jantung kanan: SIC IV linea parasternal dextra
Batas jantung atas : SIC II linea parasternal sinistra
Batas jantung kiri : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni,
regular
Bising : Tidak ditemukan
Abdomen:
Inspeksi : Bentuk cembung (+), massa (-),
distensi (-), skiatris (-)
Auskultasi : Bising usus (+), kesan normal
Perkusi : Redup (+) Shifting dullness (+)
Asites : (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Genitalia : Labium Edema (+)
Kelenjar : Tidak ada pembesaran KGB
Anggota gerak : Akral hangat pada bagian
atas dan bawah, edem (+/+)
Tulang-belulang: Skoliosis (-), Lordosis (-),
Kyphosis (-)
Otot-otot : Eutrofi, tonus otot normal
Refleks-refleks: Fisiologis (+), patologis (-)
Darah rutin
Jenis Hasil Nilai Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Normal

WBC 13,7 x 103 /uL 4,0 10,0

RBC 4,6 x 106 /uL 3,5 5,50 Normal

HGB 13,3 g/dl 14 18,0 Normal

HCT 37,1% 42 52 Normal

PLT 397 x 103 /uL 150 450 Normal


Resume:
Pasien masuk dengan keluhan bengkak
seluruh tubuh yang dialami sejak 1 hari
yang lalu, hal ini timbul tiba-tiba dan
timbul dipagi hari. Nenek pasien
mengaku hal ini sudah sering berulang
dan pernah terjadi pada bulan
november 2016 saat pasien berusia 8
tahun di RS kalimantan. Awal mulanya
pasien sempat demam 1 bulan sebelum
bengkak yang pertama kali, serta
bengkak dimulai dari kelopak mata dan
pipi kemudian keperut dan tungkai.
Resume
Pasien juga mengeluh demam(+), naik
turun, muntah (+) 2 kali berisi air dan
makanan berwarna kuning, kejang (-),
menggigil (-), perdarahan hidung dan
gusi (-), batuk (-), dan sesak nafas (-), Sakit
kepala (-), nyeri otot dan sendi (-).Buang
air besar (BAB) seperti biasa dan buang
air kecil (BAK) lancar, warna putih-
kekuningan, keruh, nyeri saat berkemih
(-).
Resume
Pada pemeriksaan fisis didapatkan :
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran
compos mentis, BB : 29 kg (BB koreksi 20,3 kg),
TB : 127 cm, LP : 67 cm, Status gizi : Gizi baik
Pada pemeriksaan fisik kepala : edema
palpebra +/+.
pemeriksaan abdomen inspeksi tampak
cembung, asites (+), peristaltik (+), perkusi :
redup (+) Shifting dullness (+), palpasi nyeri
tekan (-), uji undulasi (+)
Genitalia : Labium edema (+) dan ekstremitas
bawah : edema pretibial +/+ ( pitting
edema).
Resume
Pada pemeriksaan laboratorium darah
rutin WBC : 13,7 (leukositosis), RBC 4,6.
Kimia darah Kolesterol : 855
(kolesterolemia). Faal hati total protein :
3,2 (hipoproteinemia) dan albumin : 1,1
(hipoalbuminemia) Urinalalisis : protein +3
(proteinuria)
DIAGNOSIS KERJA:
Sindrom Nefrotik Relaps

DIAGNOSA BANDING :
Glomerulonefritik akut
MEDIKAMENTOSA NON
MEDIKAMENTOSA
IVFD Asering 10 tpm - Tirah baring
PCT syr 3 x 1 cth - Diet rendah garam
IVFD Asering 10 tpm
Prednison 5 mg 2-2-1 - Diet tinggi protein
PCT syr 3 x 1 cth
El kana Cl syr 1 x 1 cth - Monitoring urine setiap
Vip Prednison
albumin 1 5x mg
1 2-2-1 hari
El kana Cl syr 1 x 1 cth
sachset
Vip albumin
Furosemide 40 mg1x1 1 sachset
x
Furosemide
tab (pagi) 40 mg 1 x tab (pagi)
ANJURAN
Kimia darah (serum kolesterol)
Serum albumin
C3 complemet
Ureum dan Creatinin
ASTO
Follow 19 Juni 2017 20 Juni 2017
18 Juni 2017
Up
Bengkak (+) pada Bengkak (+) pada Bengkak (+) pada
daerah mata (+), perut daerah mata (+), perut daerah mata (+), perut
(+) dan daerah labium (+) menurun, dan (+) tetap, dan labium
(+). Demam (+), mual (- daerah labium (+). (+). Demam (-), mual
), muntah (-). Batuk (+), Demam (-), mual (-), (-), muntah (-). Batuk
berlendir (+), sesak (-), muntah (-). Batuk (+), (+), berlendir (+),
nyeri kepala (-), nyeri berlendir (+), sesak (-), sesak (-), nyeri kepala
Subjek perut (-). Pasien belum nyeri kepala (-), nyeri (-), nyeri perut (-).
(S) BAB sejak 2 hari yang perut (-). BAB biasa. BAB biasa. BAK
lalu. BAK lancar, tidak BAK lancar, tidak lancar, tidak nyeri
nyeri saat berkemih dan nyeri saat berkemih saat berkemih dan
urine berwarna kuning. dan urine berwarna urine berwarna
kuning. kuning.
18 Juni 2017 19 Juni 2017 20 Juni 2017
Keadaan umum: Keadaan umum: Tanda vital:
Sakit sedang Sakit sedang Suhu: 37,2 0C
Tanda vital : Tanda vital : Nadi: 101 kali/menit
Suhu : 38,2 0C Suhu : 36,6 0C Pernafasan: 30
Nadi : 100 kali/menit Nadi : 98kali/menit kali/menit
Pernafasan: Pernafasan: TD: 110/60 mmHg
23kali/menit 30kali/menit BB: 29 kg (BB koreksi
TD: 110/70 mmHg TD: 110/70 mmHg 20,3 kg)
Objek BB: 29 kg (BB koreksi BB: 29 kg (BB koreksi TB : 89 cm
(O) 20,3 kg) 20,3 kg) LP: 53,5 cm
TB : 127cm TB : 127cm Status gizi: Gizi baik
LP : 60cm LP : 53,5cm Kepala : Palpebra :
Status gizi: Gizi baik Status gizi: Gizi baik Edema +/+, Asites (+),
Kepala: Palpebra : Kepala : Palpebra : edema labium (+)
Edema +/+. Asites Edema +/+, Asites
(+), edema labium (+), edema labium
(+) (+)
21 November 22 November
23 November 2015
2015 2015

Asessme
Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik
nt (A)
18 November 2015 19 November 2015 20 November 2015

Diet rendah Diet rendah garam, Diet rendah garam,


garam, tinggi tinggi protein, nasi tinggi protein, nasi
protein, nasi lauk lauk 1.800 kkal/hr lauk 1.800 kkal/hr
1.800 kkal/hr IVFD RL 10 tpm
IVFD RL 10 tpm
IVFD RL 10 tpm Inj. Cefotaxime
Inj. Cefotaxime Inj. Cefotaxime 500mg/8 jam/IV
500mg/8 jam/IV 500mg/8 jam/IV (ST) (I)
(ST) (I) (ST) (I) Inj. Santagesik 300
Inj. Santagesik 300 Inj. Santagesik 300 mg/8 jam/IV
mg/8 jam/IV mg/8 jam/IV Prednison 5 mg 3-3-
P Prednison 5 mg 3- Prednison 5 mg 3-3- 2
l 3-2 2 Zink 20 mg tab 1x1
a Zink 20 mg tab 1x1 (I)
Zink 20 mg tab 1x1
n (I) Vip albumin 2x1
Vip albumin 2x1 (I) sach
sach Vip albumin 2x1 Elkana Cl syr 2x1
Elkana Cl syr 2x1 sach cth
cth Elkana Cl syr 2x1 Ambroxol 10 mg
Ambroxol 10 mg cth Salbutamol 1,5 mg
Salbutamol 1,5 mg Ambroxol 10 mg Histapan 20 mg
Histapan 20 mg Salbutamol 1,5 mg rine
Histapan 20 mg
Follow 22 Juni 2017 23 Juni 2017
21 Juni 2017
Up
Bengkak (+) pada Bengkak (+) pada Bengkak (+) pada
daerah mata (+), perut daerah mata (+), perut daerah mata (+), perut
(+) dan daerah labium (+) dan daerah labium (+) tetap, dan labium
(+). Demam (-), mual (- (-). Demam (-), mual (-). Demam (-), mual
), muntah (-). Batuk (+), (-), muntah (-). Batuk (-), muntah (-). Batuk
berlendir (+), sesak (-), (+), berlendir (+), (+), berlendir (+),
nyeri kepala (-), nyeri sesak (-), nyeri kepala sesak (-), nyeri kepala
Subjek perut (-). Pasien belum (-), nyeri perut (-). (-), nyeri perut (-).
(S) BAB sejak 2 hari yang BAB biasa. BAK BAB biasa. BAK
lalu. BAK lancar, tidak lancar, tidak nyeri saat lancar, tidak nyeri
nyeri saat berkemih dan berkemih dan urine saat berkemih dan
urine berwarna kuning. berwarna kuning. urine berwarna
kuning.
21 Juni 2017 22 Juni 2017 23 Juni 2017
Keadaan umum: Keadaan umum: Tanda vital:
Sakit sedang Sakit sedang Suhu: 36,7 0C
Tanda vital : Tanda vital : Nadi: 120kali/menit
Suhu : 36,8 0C Suhu : 36,7 0C Pernafasan: 28
Nadi : 192kali/menit Nadi : 110kali/menit kali/menit
Pernafasan: Pernafasan: TD: 110/70 mmHg
22kali/menit 22kali/menit BB: 29 kg (BB koreksi
TD: 110/70 mmHg TD: 110/70 mmHg 20,3 kg)
Objek BB: 29 kg (BB koreksi BB: 29 kg (BB koreksi LP: 63 cm
(O) 20,3 kg) 20,3 kg) Status gizi: Gizi baik
TB : 127cm TB : 127cm Kepala : Palpebra :
LP : 62cm LP : 53,5cm Edema +/+, Asites (+),
Status gizi: Gizi baik Status gizi: Gizi baik edema labium (-)
Kepala: Palpebra : Kepala : Palpebra :
Edema +/+. Asites Edema +/+, Asites
(+), edema labium (+), edema labium (-
(+), edema )
peritibial(+)
21 November 22 November
23 November 2015
2015 2015

Asessme
Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik
nt (A)
21 November 2015 22 November 2015 23 November 2015

Diet rendah Diet rendah garam, Diet rendah garam,


garam, tinggi tinggi protein, nasi tinggi protein, nasi
protein, nasi lauk lauk 1.800 kkal/hr lauk 1.800 kkal/hr
1.800 kkal/hr IVFD RL 10 tpm
IVFD RL 10 tpm
IVFD RL 10 tpm Inj. Cefotaxime
Inj. Cefotaxime Inj. Cefotaxime 500mg/8 jam/IV
500mg/8 jam/IV 500mg/8 jam/IV (ST) (I)
(ST) (I) (ST) (I) Inj. Santagesik 300
Inj. Santagesik 300 Inj. Santagesik 300 mg/8 jam/IV
mg/8 jam/IV mg/8 jam/IV Prednison 5 mg 3-3-
P Prednison 5 mg 3- Prednison 5 mg 3-3- 2
l 3-2 2 Zink 20 mg tab 1x1
Zink 20 mg tab 1x1 (I)
a Zink 20 mg tab 1x1
n (I) Vip albumin 2x1
Vip albumin 2x1 (I) sach
sach Vip albumin 2x1 Elkana Cl syr 2x1
Elkana Cl syr 2x1 sach cth
cth Elkana Cl syr 2x1 Ambroxol 10 mg
Ambroxol 10 mg cth Salbutamol 1,5 mg
Salbutamol 1,5 mg Ambroxol 10 mg Histapan 20 mg
Histapan 20 mg Salbutamol 1,5 mg Simvastatin 10mg
Simvastatin Histapan 20 mg 0-0-1 tab
10mg 0-0-1 tab
HASIL LAB 18 Juni 2017
Jenis Hasil Nilai Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
WBC 12,12 x 103 /uL 4,0 10,0
RBC 4,6 x 106 /uL 3,5 5,50 Normal
HGB 11,8 g/dl 14,0 18,0 Normal
HCT 36,9% 42 52 Normal
PLT 233 x 103 /uL 150 450 Normal
Kimia Darah 19 Juni 2017
Kolesterol: 855 Nilai rujukan < 200 mg/dl
Albumin : 2,0 ()
Sindrom Nefrotik
Proterinuria massif (40 mg/m2
LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau
rasio protein/kreatinin pada urine
sewaktu > 2 mg atau dipstick 2+)

Hipoalbuminemia (2,5 g/dl)

Edema

Hiperkolesterolemia (200 mg/ul)


Sindrom Nefrotik
Etiologi
Henoch Scholein purpura
P r i m e r

Systemic lupus

Sekunder
Glomerulosklerosis erithematosus
fokal segmental Penyakit infeksi seperti
(GFS) sifilis kongenital, malaria,
HIV dan hepatitis B dan C
Membran Nefropati
Keganasan
Glomerulonefritis Paparan obat dan
membranoproliferat lingkungan seperti
if penggunaan heroin dan
merkuri
Penyakit sistemik seperti
diabetes mellitus
PATOGENESIS
Edema pada kasus ini dapat dijelaskan dengan teori
underfill dan overfill.

Teori underfill menjelaskan bahwa hipoalbuminemia


merupakan faktor kunci terjadinya edema pada SN.

Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan


onkotik plasma sehingga cairan bergeser dari
intravascular ke jaringan interstisium dan terjadi
edema.

Akibat penurunan tekanan onkotik plasma dan


bergesernya cairan plasma terjadi hipovolemia, dan
ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatkan
retensi natrium dan air.
PATOGENESIS
Teori overfill menjelaskan bahwa retensi
natrium adalah defek renal utama.

Retensi natrium oleh ginjal


menyebabkan cairan ekstraselular
meningkat meningkat sehingga terjadi
edema.

Proteinuria sebagian besar dari kebocoran


glomerulus (proteinuria glomerular) dan
hanya sebagian kecil berasal dari sekresi
tubulus (proteinuria tubular).
PATOGENESIS
Hipoalbuminemia disebabkan oleh
hilangnya albumin melalui urine dan
peningkatan katabolisme albumin di ginjal.

Hiperkolesterolemia disebabkan oleh


peningkatan sintesis lipid di hepar dan
penurunan katabolisme di perifer (penurunan
pengeluaran lipoprotein), VLDL, kilomikron dan
intermediate density lipoprotein dari darah).
TERAPI FARMAKOLOGIS

Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema


berat (anasarca). Biasanya diberikan loop
diuretic seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari,
bila perlu dikombinasikan dengan
spironolakton (antagonis aldosteron, diuretic
hemat kalium) 2-4 mg/kgbb/hari.
Kriteria Pengobatan (Standar
Nasional/ISKDC)
1. Pengobatan dengan prednison.
2. Dosis prednison 60 mg/m2/hari atau 2 mg/kg BB
selama 4 minggu dilanjutkan dengan dosis 40
mg/m2/hari secara intermiten yaitu 3 hari dalam 1
minggu selama 4 minggu berikutnya atau secara
alternate (selang sehari).
3. Penderita dinyatakan Sensitif Steroid (SS) bila
menunjukan hasil remisi pada pengobatan 8 minggu
tersebut sedangkan yang tidak menunjukan remisi di
sebut Resisten Steroid (SS)
4. Kriteria remisi ialah edema menghilang dan
proteinuria negatif selama 3 hari berturut-turut
dalam 1 minggu.
TERAPI FARMAKOLOGIS

DOSIS OBAT YANG DIANJURKAN PADA PENGOBATAN


SINDROM NEFROTIK

Prednison :
Tiap harinya : 60 mg/m2/hari dibagi dalam 3 dosis
Intermiten : 40 mg/m2/hari dibagi dalam 3 dosis tiga hari
berturut-turut dalam 7 hari atau dengan dosis
alternate (selang sehari)dosis tunggal pada
pagi hari.

Siklofosfamid : 2 - 3 mg/kg/hari selama tidak lebih dari


6 minggu sampai 8 minggu
TERAPI FARMAKOLOGIS
Pengobatan Obat Non-
imunosupresif Untuk Mengurangi
Proteinuria
Angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACEI) dan angiotensin receptor blocker
(ARB) telah banyak digunakan untuk
mengurangi proteinuria. Cara kerja kedua
obat ini dalam menurunkan ekskresi protein
di urin melalui penurunan tekanan
hidrostatik dan mengubah permeabilitas
glomerulus.
MANAJEMEN DIET

Diet rendah garam


(1-2 g/hari) karena
anak memiliki
manifestasi edema.

Diet protein normal


sesuai dengan RDA
(recommended daily
allowances) yaitu
1,5-2 g/kgbb/hari.
KOMPLIKASI
Infeksi

Hiperlipidemia
Hipokalsemia
Hipovolemia

Hipertensi
PROGNOSIS
Adapun prognosis pada kasus ini adalah bonam,
karena pasien mendapatkan terapi yang adekuat,
sehingga kemungkinan terjadinya kesembuhan
sangat besar.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan :
Keadaan Umum : Sakit Sedang, kesadaran :
kompos mentis, BB : 29 kg (BB koreksi 20,3 kg),
TB : 127 cm, LP : 67 cm, Status gizi : Gizi baik,
Pada pemeriksaan fisik kepala : edema
palpebra +/+, paru - paru : auskultasi :
vesikuler (+/+), Jantung : auskultasi : BJ I/II
Reguler, abdomen tampak cembung, asites
(+), Perkusi : redup (+) Shifting dullness (+),
Genitalia : edema labium (+) dan ekstremitas
bawah : edema pretibial +/+ ( pitting edema
).
Pada pemeriksaan laboratorium darah
rutin WBC : 13,7 (leukositosis), RBC 4,6.
Kimia darah Kolesterol : 855
(kolesterolemia). Faal hati total protein :
3,2 (hipoproteinemia) dan albumin : 1,1
(hipoalbuminemia) Urinalalisis : protein +3
(proteinuria)
Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan protein total 3,2 g/dl, kolestrol 855
mg/dl, albumin 1,1 g/dl, ureum 23 mg/dl,
kreatinin 0,41 mg/dl, protein urin +3.
Hasil pemeriksaan laboratorium ini
mendukung ditegakkannya diagnosis sindrom
nefrotik. Hal ini sesuai dengan definisi SN yaitu
keadaan klinis yang terdiri dari edema
generalisata (anasarka), hipoalbuminemia,
hiperlipidemia (hiperkolesterolemia) dan
proteinuria.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan laboratorium, pasien ini
didapatkan anasarka, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, dan proteinuria
masif. Maka pasien ini didiagnosis Sindrom
Nefrotik Relaps karena memenuhi semua
kriteria berdasarkan Konsensus
Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik
Pada Anak.
Penatalaksanaan pada kasus ini yakni secara
non-medikamentosa dengan bedrest total,
diet TKTPRG (tinggi kalori, tinggi protein dan
rendah garam). Sedangkan medikamentosa
dengan pemberian protein berupa Vip
Albumin 2x1 sachet untuk mengurangi
edema. Diberikan juga cefotaxime 500 mg /
8 jam / IV, untuk mengatasi infeksi pada kasus
ini dan prednison 5 mg = 3-3-2 sebagai anti
inflamasi pada pasien dengan SN.
Pasien ini didiagnosis menderita sindrom
nefrotik kasus relaps. Dikarenakan pasien
pernah mengalami hal yang sama pada
6 bulan yang lalu dan saat usia 8 tahun 6
bulan, dan berulang sekarang (usia 9
tahun). Pada kasus ini, orang tua pasien
tidak mengetahui secara pasti riwayat
pengobatan pada awal pertama pasien
sakit, apakah adekuat rfull dose atau
tidak.
Untuk pengobatan pada pasien ini diberikan
steroid full dose sesuai dengan International Study
on Kidney Diseases in Children (ISKDC) diberikan
prednison 60 mg/m2LPB/hari atau 2 mg/kgBB/hari
(maksimal 80 mg/hari dalam dosis terbagi untuk
menginduksi remisi). Untuk pemberian dosis
prednison sesuai berat badan ideal (BB terhadap
TB) (KDIGO, 2012). Berdasarkan WHO Growth
Chart Standart, pada pasien ini BB ideal nya di
umur 9 tahun dengan TB 127 cm, dan BB koreksi
30% adalah 20,3 kg, sehingga dosis prednison
yang diberikan adalah 20,3 kg x 2 mg/kgBB/hari =
40,6 mg/hari, dibulatkan menjadi 40 mg/hari
Lalu, untuk mengatasi edema pada
pasein ini diberikan diuretik furosemid
dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari sehingga
dosis yang diberikan pada pasien ini
adalah 20,3kg x 1 mg/kgBB/hari jadi 20,3
mg/hari (20 mg/hari yang diberikan),
diberikan juga terapi albumin dengan
indikasi pemberian albumin 25% 1 g/kgBB.
Bila tidak terjadi remisi selama 4 minggu,
maka kasus ini disebut resisten steroid.
Penelitian sekarang memperlihatkan bahwa
disebut resisten bila respon sampai 8 minggu.
Pada kasus resisten prednison, maka dapat di
tambahkan obat-obat imunosupresif yang
lain seperti siklofosfamid, siklosporin, atau
levamizole. Mengingat obat tersebut mahal
dan susah didapat dipasaran, maka bisa
dipakai levamizole yang lebih murah dan
mudah didapat dalam bentuk tablet yaitu
askamex
Daftar Pustaka
Betz, Cecily L, Sowden, Linda L. 2009. Pediatrik Edisi 5. Jakarta:
EGC.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. Pedoman Pelayanan Medik
Jilid 1.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Konsensus Tatalaksana
Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak Edisi 2.
International Study on Kidney Diseases in Children. 2012. The
primary nephrotic syndrome in children. Identification of patients
with minimal change nephrotic syndrome from initial response to
prednisone. J Pediatr ; 98:561-4.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Wila Wirya IG, 2002. Sindrom nefrotik. In: Alatas H, Tambunan T,
Trihono PP, Pardede SO, editors. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi-2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI pp. 381-426.
Noer MS, 1997. Sindrom Nefrotik. In: Putra ST,
Suharto, Soewandojo E, editors. Patofisiologi
Kedokteran. Surabaya : GRAMIK FK Universitas
Airlanggap. 137-46.
International Study of Kidney Disease in
Children, 2015. Nephrotic syndrome in
children. Prediction of histopathology from
clinical and laboratory chracteristics at time
of diagnosis kidney.
Trihon PP, Alatas H, Tambunan T, Pardede SO.
Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik
Idiopatik Pada Anak. Ed. 2. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012.
h. 2-15
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai