NEFROTIK RELAPS
Pembimbing Klinik:
dr. Amsyar Praja, Sp. A
Pendahuluan
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl)
Proteinuria
Sindrom edema
Masif (>50
mg/kgBB) Nefrotik
hiperkolesterolemia
(> 250 mg/dl)
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama Penderita : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 9 tahun (27 Mei 2008)
Agama : Islam
Alamat : Tondo
Tanggal masuk : 17 Juni 2017 (22:40)
Anak : ke 1 dari 3 bersaudara
Keluhan Utama: Bengkak seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien masuk dengan keluhan
bengkak seluruh tubuh yang dialami sejak 1
hari yang lalu. Ibu pasien mengaku hal ini
sudah sering berulang dan pernah terjadi
pada bulan november 2016 saat pasien
berusia 8 tahun.
Pasien juga mengeluh panas (+), naik turun,
disertai muntah (+) 2 kali berisi air dan
makanan berwarna kuning, kejang (-),
menggigil (-), perdarahan hidung dan gusi
(-). batuk (-), dan sesak nafas (-), sakit
kepala (-), nyeri otot dan sendi (-). Buang
air besar (BAB) seperti biasa dan buang air
kecil (BAK) lancar, warna putih-kekuningan,
keruh, nyeri saat berkemih (-).
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Membalik : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 1 tahun
Berjalan : 1 tahun 2 bulan
Tertawa : 1 tahun
Berceloteh : 1 tahun 2 bulan
Memanggil papa: 11 bulan
Anamnesis Makanan:
Bentuk : Normocephal
Wajah : Bulat (+), kesan edema,
edem periorbital (+)
Rambut : Hitam dan lurus
Deformitas : Tidak ada
Ubun-ubun besar : Besar
Mata:
Exophtalmus : (-/-)
Tekanan Bola Mata: Palpasi normal
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Kornea refleks : (+/+)
Pupil : Isokor, RCL +/+, RCTL +/+
Lensa : Jernih
Gerakan : Baik ke segala arah
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada sekret dan epistaksis.
Telinga : Otorhe (-)
Mulut :
Bibir : basah
Lidah : kotor (-)
Gigi : tidak ada kelainan
Selaput mulut : basah
Gusi : perdarahan (-)
Bau pernapasan : tidak berbau
Tenggorokan : hiperemis (-)
Tenggorokan:
Pembesaran KGB : -
Faring : Hiperemis
Tonsil : T1/T1
Thoraks:
Bentuk : Normal, simetris
bilateral
Ruang Intercosta : Tidak melebar
Pericordial building : Tidak ditemukan
Retraksi : -/-
Pernapasan Paradoxal : Tidak ditemukan
Paru-paru:
Inspeksi : Simetris, retraksi (+), massa (-),
sikatriks (-)
Palpasi : Vokal fremitus (+) sama kiri
kanan, Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang
paru
Auskultasi : Bunyi vesikular (+/+), Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea
midclavicula sinistra
Perkusi
Batas jantung kanan: SIC IV linea parasternal dextra
Batas jantung atas : SIC II linea parasternal sinistra
Batas jantung kiri : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni,
regular
Bising : Tidak ditemukan
Abdomen:
Inspeksi : Bentuk cembung (+), massa (-),
distensi (-), skiatris (-)
Auskultasi : Bising usus (+), kesan normal
Perkusi : Redup (+) Shifting dullness (+)
Asites : (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Genitalia : Labium Edema (+)
Kelenjar : Tidak ada pembesaran KGB
Anggota gerak : Akral hangat pada bagian
atas dan bawah, edem (+/+)
Tulang-belulang: Skoliosis (-), Lordosis (-),
Kyphosis (-)
Otot-otot : Eutrofi, tonus otot normal
Refleks-refleks: Fisiologis (+), patologis (-)
Darah rutin
Jenis Hasil Nilai Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
DIAGNOSA BANDING :
Glomerulonefritik akut
MEDIKAMENTOSA NON
MEDIKAMENTOSA
IVFD Asering 10 tpm - Tirah baring
PCT syr 3 x 1 cth - Diet rendah garam
IVFD Asering 10 tpm
Prednison 5 mg 2-2-1 - Diet tinggi protein
PCT syr 3 x 1 cth
El kana Cl syr 1 x 1 cth - Monitoring urine setiap
Vip Prednison
albumin 1 5x mg
1 2-2-1 hari
El kana Cl syr 1 x 1 cth
sachset
Vip albumin
Furosemide 40 mg1x1 1 sachset
x
Furosemide
tab (pagi) 40 mg 1 x tab (pagi)
ANJURAN
Kimia darah (serum kolesterol)
Serum albumin
C3 complemet
Ureum dan Creatinin
ASTO
Follow 19 Juni 2017 20 Juni 2017
18 Juni 2017
Up
Bengkak (+) pada Bengkak (+) pada Bengkak (+) pada
daerah mata (+), perut daerah mata (+), perut daerah mata (+), perut
(+) dan daerah labium (+) menurun, dan (+) tetap, dan labium
(+). Demam (+), mual (- daerah labium (+). (+). Demam (-), mual
), muntah (-). Batuk (+), Demam (-), mual (-), (-), muntah (-). Batuk
berlendir (+), sesak (-), muntah (-). Batuk (+), (+), berlendir (+),
nyeri kepala (-), nyeri berlendir (+), sesak (-), sesak (-), nyeri kepala
Subjek perut (-). Pasien belum nyeri kepala (-), nyeri (-), nyeri perut (-).
(S) BAB sejak 2 hari yang perut (-). BAB biasa. BAB biasa. BAK
lalu. BAK lancar, tidak BAK lancar, tidak lancar, tidak nyeri
nyeri saat berkemih dan nyeri saat berkemih saat berkemih dan
urine berwarna kuning. dan urine berwarna urine berwarna
kuning. kuning.
18 Juni 2017 19 Juni 2017 20 Juni 2017
Keadaan umum: Keadaan umum: Tanda vital:
Sakit sedang Sakit sedang Suhu: 37,2 0C
Tanda vital : Tanda vital : Nadi: 101 kali/menit
Suhu : 38,2 0C Suhu : 36,6 0C Pernafasan: 30
Nadi : 100 kali/menit Nadi : 98kali/menit kali/menit
Pernafasan: Pernafasan: TD: 110/60 mmHg
23kali/menit 30kali/menit BB: 29 kg (BB koreksi
TD: 110/70 mmHg TD: 110/70 mmHg 20,3 kg)
Objek BB: 29 kg (BB koreksi BB: 29 kg (BB koreksi TB : 89 cm
(O) 20,3 kg) 20,3 kg) LP: 53,5 cm
TB : 127cm TB : 127cm Status gizi: Gizi baik
LP : 60cm LP : 53,5cm Kepala : Palpebra :
Status gizi: Gizi baik Status gizi: Gizi baik Edema +/+, Asites (+),
Kepala: Palpebra : Kepala : Palpebra : edema labium (+)
Edema +/+. Asites Edema +/+, Asites
(+), edema labium (+), edema labium
(+) (+)
21 November 22 November
23 November 2015
2015 2015
Asessme
Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik
nt (A)
18 November 2015 19 November 2015 20 November 2015
Asessme
Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik
nt (A)
21 November 2015 22 November 2015 23 November 2015
Edema
Systemic lupus
Sekunder
Glomerulosklerosis erithematosus
fokal segmental Penyakit infeksi seperti
(GFS) sifilis kongenital, malaria,
HIV dan hepatitis B dan C
Membran Nefropati
Keganasan
Glomerulonefritis Paparan obat dan
membranoproliferat lingkungan seperti
if penggunaan heroin dan
merkuri
Penyakit sistemik seperti
diabetes mellitus
PATOGENESIS
Edema pada kasus ini dapat dijelaskan dengan teori
underfill dan overfill.
Prednison :
Tiap harinya : 60 mg/m2/hari dibagi dalam 3 dosis
Intermiten : 40 mg/m2/hari dibagi dalam 3 dosis tiga hari
berturut-turut dalam 7 hari atau dengan dosis
alternate (selang sehari)dosis tunggal pada
pagi hari.
Hiperlipidemia
Hipokalsemia
Hipovolemia
Hipertensi
PROGNOSIS
Adapun prognosis pada kasus ini adalah bonam,
karena pasien mendapatkan terapi yang adekuat,
sehingga kemungkinan terjadinya kesembuhan
sangat besar.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan :
Keadaan Umum : Sakit Sedang, kesadaran :
kompos mentis, BB : 29 kg (BB koreksi 20,3 kg),
TB : 127 cm, LP : 67 cm, Status gizi : Gizi baik,
Pada pemeriksaan fisik kepala : edema
palpebra +/+, paru - paru : auskultasi :
vesikuler (+/+), Jantung : auskultasi : BJ I/II
Reguler, abdomen tampak cembung, asites
(+), Perkusi : redup (+) Shifting dullness (+),
Genitalia : edema labium (+) dan ekstremitas
bawah : edema pretibial +/+ ( pitting edema
).
Pada pemeriksaan laboratorium darah
rutin WBC : 13,7 (leukositosis), RBC 4,6.
Kimia darah Kolesterol : 855
(kolesterolemia). Faal hati total protein :
3,2 (hipoproteinemia) dan albumin : 1,1
(hipoalbuminemia) Urinalalisis : protein +3
(proteinuria)
Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan protein total 3,2 g/dl, kolestrol 855
mg/dl, albumin 1,1 g/dl, ureum 23 mg/dl,
kreatinin 0,41 mg/dl, protein urin +3.
Hasil pemeriksaan laboratorium ini
mendukung ditegakkannya diagnosis sindrom
nefrotik. Hal ini sesuai dengan definisi SN yaitu
keadaan klinis yang terdiri dari edema
generalisata (anasarka), hipoalbuminemia,
hiperlipidemia (hiperkolesterolemia) dan
proteinuria.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan laboratorium, pasien ini
didapatkan anasarka, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, dan proteinuria
masif. Maka pasien ini didiagnosis Sindrom
Nefrotik Relaps karena memenuhi semua
kriteria berdasarkan Konsensus
Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik
Pada Anak.
Penatalaksanaan pada kasus ini yakni secara
non-medikamentosa dengan bedrest total,
diet TKTPRG (tinggi kalori, tinggi protein dan
rendah garam). Sedangkan medikamentosa
dengan pemberian protein berupa Vip
Albumin 2x1 sachet untuk mengurangi
edema. Diberikan juga cefotaxime 500 mg /
8 jam / IV, untuk mengatasi infeksi pada kasus
ini dan prednison 5 mg = 3-3-2 sebagai anti
inflamasi pada pasien dengan SN.
Pasien ini didiagnosis menderita sindrom
nefrotik kasus relaps. Dikarenakan pasien
pernah mengalami hal yang sama pada
6 bulan yang lalu dan saat usia 8 tahun 6
bulan, dan berulang sekarang (usia 9
tahun). Pada kasus ini, orang tua pasien
tidak mengetahui secara pasti riwayat
pengobatan pada awal pertama pasien
sakit, apakah adekuat rfull dose atau
tidak.
Untuk pengobatan pada pasien ini diberikan
steroid full dose sesuai dengan International Study
on Kidney Diseases in Children (ISKDC) diberikan
prednison 60 mg/m2LPB/hari atau 2 mg/kgBB/hari
(maksimal 80 mg/hari dalam dosis terbagi untuk
menginduksi remisi). Untuk pemberian dosis
prednison sesuai berat badan ideal (BB terhadap
TB) (KDIGO, 2012). Berdasarkan WHO Growth
Chart Standart, pada pasien ini BB ideal nya di
umur 9 tahun dengan TB 127 cm, dan BB koreksi
30% adalah 20,3 kg, sehingga dosis prednison
yang diberikan adalah 20,3 kg x 2 mg/kgBB/hari =
40,6 mg/hari, dibulatkan menjadi 40 mg/hari
Lalu, untuk mengatasi edema pada
pasein ini diberikan diuretik furosemid
dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari sehingga
dosis yang diberikan pada pasien ini
adalah 20,3kg x 1 mg/kgBB/hari jadi 20,3
mg/hari (20 mg/hari yang diberikan),
diberikan juga terapi albumin dengan
indikasi pemberian albumin 25% 1 g/kgBB.
Bila tidak terjadi remisi selama 4 minggu,
maka kasus ini disebut resisten steroid.
Penelitian sekarang memperlihatkan bahwa
disebut resisten bila respon sampai 8 minggu.
Pada kasus resisten prednison, maka dapat di
tambahkan obat-obat imunosupresif yang
lain seperti siklofosfamid, siklosporin, atau
levamizole. Mengingat obat tersebut mahal
dan susah didapat dipasaran, maka bisa
dipakai levamizole yang lebih murah dan
mudah didapat dalam bentuk tablet yaitu
askamex
Daftar Pustaka
Betz, Cecily L, Sowden, Linda L. 2009. Pediatrik Edisi 5. Jakarta:
EGC.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. Pedoman Pelayanan Medik
Jilid 1.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Konsensus Tatalaksana
Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak Edisi 2.
International Study on Kidney Diseases in Children. 2012. The
primary nephrotic syndrome in children. Identification of patients
with minimal change nephrotic syndrome from initial response to
prednisone. J Pediatr ; 98:561-4.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Wila Wirya IG, 2002. Sindrom nefrotik. In: Alatas H, Tambunan T,
Trihono PP, Pardede SO, editors. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi-2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI pp. 381-426.
Noer MS, 1997. Sindrom Nefrotik. In: Putra ST,
Suharto, Soewandojo E, editors. Patofisiologi
Kedokteran. Surabaya : GRAMIK FK Universitas
Airlanggap. 137-46.
International Study of Kidney Disease in
Children, 2015. Nephrotic syndrome in
children. Prediction of histopathology from
clinical and laboratory chracteristics at time
of diagnosis kidney.
Trihon PP, Alatas H, Tambunan T, Pardede SO.
Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik
Idiopatik Pada Anak. Ed. 2. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012.
h. 2-15
Terima Kasih