Anda di halaman 1dari 35

* INFEKSI TORCH

DALAM KEHAMILAN

Arastinur
10 777 018

Pembimbing : dr. Daniel Saranga, Sp.OG


Pendahuluan
*TORCH adalah istilah yang mengacu kepada infeksi
yang disebabkan oleh (Toksoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus (CMV), Herpes simplex virus II and
Others).
*Infeksi TORCH bersama dengan paparan radiasi dan
obat-obatan teratogenik dapat mengakibatkan
kerusakan pada embrio.
*Beberapa kecacatan janin yang bias timbul akibat
TORCH yang menyerang wanita hamil antara lain
kelainan pada saraf, mata, kelainan pada otak,
paru-paru, mata, telinga, terganggunya fungsi
motorik, hidrosefalus, dan lain sebagainya.
SITOMEGALOVIRUS (CMV)

*Sitomegalovirus (CMV) merupakan infeksi perinatal


tersering di Negara maju, dan bukti infeksi janin
ditemukan pada 0,2 sampai 2 persen dari semua
neonatus.
*CMV terdapat di cairan tubuh, dan penularan
orang ke orang biasanya terjadi melalui kontak
dengan sekresi nasofaring, urin, liur, semen,
sekresi serviks, dan darah yang terinfeksi.
Manifestasi Klinik

*Sebagian besar infeksi tidak menimbulkan gejala


*15% orang dewasa yang terinfeksi memperlihatkan
sindrom mirip-mononukleus infeksiosa yang ditandai:
* Demam
* Faringitis
* Limfadenopati
* Poliarthritis
*Infeksi CMV yang terjadi karena pemaparan
pertama kali atas individu infeksi primer.
*Infeksi primer berlangsung simtomatis ataupun
asimtomatis serta virus akan menetap dalam
jaringan hospes dalam waktu yang tak terbatas
infeksi laten.
Penularan
*Transmisi horisontal
terjadi melalui droplet
infection dan kontak
dengan air ludah.
*Transmisi vertikal
penularan proses
infeksi maternal ke
janin. transplasenta.
* Infeksi CMV pada kehamilan

* Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama


kehamilan, dan infeksi pada umur kehamilan kurang sampai
16 minggu menyebabkan kerusakan serius.
* Infeksi eksogenus dapat bersifat primer yaitu terjadi pada ibu
hamil dengan pola imunologis seronegatif dan non primer bila
ibu hamil dengan seropositif.
* Infeksi endogenus suatu reaktivasi virus yang sebelumnya
dalam keadaan laten.
Diagnosis

Metode
Metode Metode
Metode
Serologik
Serologik Virologik
Virologik

Metode
Metode PCR
PCR
dan
dan Isolasi
Isolasi
Virus
Virus
Penatalksanaan dan Pencegahan

*Penanganan wanita hamil imunokompeten atau


rekuren terbatas pada terapi simtomatik.
*Dengan angka infeksi primer yang tinggi pada
paruh pertama kehamilan, sebagian besar janin
berkembang secara normal. Pada sebagian,
pengakhiran kehamilan mungkin menjadi salah
satu pilihan.
Toxoplasmosis

*Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis,


disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.
*Toksoplasmosis kongenital adalah infeksi pada bayi
baru lahir yang berasal dari ibu yang terinfeksi.
*Bayi tersebut biasanya asimptomatik, namun
manifestasi selanjutnya bisa menjadi
korioretinitis, strabismus, epilepsy dan retardasi
psikomotor.
Cara Penularan
Manifestasi Klinik

*Sebagian besar infeksi akut pada ibu dan neonatus


bersifat subklinis dan hanya dapat dideteksi
melalui pemeriksaan penapisan serologis.
*Pada sebagian kasus, gejala ibu mungkin berupa:
* Lesu
* Demam
* Nyeri otot
* Kadang ruam makulopapular
* Limfadenopati serviks posterior.
Diagnosis

*Diagnosis pranatal umumnya dilakukan pada usia


kehamilan 14-27 minggu. Aktivitas diagnosis
meliputi:
*Kordosentesis (pengambilan sampel darah janin
melalui tali pusat) ataupun amniosentesis (aspirasi
cairan ketuban) dengan tuntunan Ultrasonografi.
CHORDOCYNTHESIS
AMNIOSENTESIS
Penunjang

*Pemeriksaan dengan PCR untuk mendeteksi adanya


DNA Toksoplasma gondii pada darah janin ataupun
cairan ketuban.
*Pemeriksaan dengan teknik ELISA pada darah janin
guna mendeteksi antibody IgM janin spesifik
(antitoksoplasma).
Status Obstetri
*Tgl pemeriksaan : 25 08 2016
*Jam : 08.00 wita
*Ruangan : IGD Kebidanan RSU Anutapura
Identitas Pasien

Nama : Ny. N Nama : Tn. R


Umur : 26 tahun Umur : 35 tahun
Alamat : BTN Pengawu Alamat : BTN
blok J8 No. 14 Pengawu blok J8 No. 14
Pekerjaan: URT Pekerjaan: PNS
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Anamnesis
GIIIP0AII Usia Kehamilan : 37-38 mgg
HPHT : 17-12-2015 Menarche : 14 tahun
TP : 24-09-2016 Perkawinan : I, 2 tahun

*Keluhan Utama : Pusing


*Rw. Penyakit Sekarang :
Pasien masuk dengan pengantar dari dr. Faris, Sp.OG
dengan G2P0A1 + post infeksi TORCh. Pasien
mengeluh keputihan (+) banyak dan gatal yang
dialami sejak 1 bulan yang lalu, Nyeri perut tembus
belakang (-), mual (-), muntah (-). Pelepasan dari
jalan lahir berupa darah (-), lendir (-), air (-).
Anamnesis
*Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat PID + vaginitis tahun 2014, Riwayat infeksi
TORCH (CMV, Toxoplasma) tahun 2015.
*Riwayat Obstetri :
* Hamil pertama : Abortus
* Hamil kedua : Abortus
* Hamil ketiga : Hamil sekarang
*Riwayat ANC :
3x trimester I dan 3x trimester II, 2x trimester III
*Riwayat Imunisasi : Tidak ada.
*Riwayat kontrasepsi : Tidak ada
PEMFIS
* KU : Sakit sedang, compos mentis
* Tekanan Darah: 110/70 mmHg
* Nadi : 84 x/menit
* Respirasi : 22x/menit
* Suhu : 37,2C
* Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-),
edema palpebra (-)
* Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran kelenjar thyroid (-).
* Dada : I : Pergerakan simetris
P : Vocal Fremitus ki=ka
P : Sonor pada kedua lapang paru
A : vesikuler (+/+), Rh (-/-), Whezzing (-/-)
PEMFIS
*Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, tidak
terdengar bising jantung.
*Abdomen :
* Inspeksi: Tampak cembung, sikatriks (-)
* Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal. BJF:
148 x/menit
* Palpasi : TFU 3 jari bawah proc. Xypoideus (27cm)
*Genitalia : Pemeriksaan Dalam (VT) tidak
dilakukan
*Ekstremitas : Akral hangat (-/-), oedem (-)
*Refleks: Refleks fisiologis normal, refleks
patologis negatif
Pemeriksaan Obstetri
* Situs : Memanjang
* Leopold I : 3 jari bawah proc. Xypoideus
* Leopold II : Bagian kiri ibu teraba berbenjol-benjol kesan
ekstremitas, bagian kanan ibu teraba datar kesan
punggung
* Leopold III : Bagian terendah janin teraba bundar keras
kesan presentasi kepala
* Leopold IV : Divergen, 0/5
* DJJ: 148 kali/menit
* HIS : (-)
* Pergerakan Janin : (+)
* Janin Tunggal : (+)
* TBJ: 2480 gr
* TFU : 27 cm
Pemeriksaan Penunjang
*Darah Rutin
Parame Range
Hasil Satuan
ter Normal

WBC 8,7 103/uL
4,8 10,8
RBC 4,3 106/uL
3,80 5,80
HGB 8,8 g/dL
11,5 16,0
HCT 27,8 %
37,0 47,0
PLT 327 10 /uL
3
150 500
CT 6 00 Menit
4 - 12
BT 3 30 Menit
1-4

*HbsAG : Nonreaktif
*Gula darah sewaktu : 104 mg/dL
RESUME
*Pasien perempuan 26 tahun GIIIP0AII gravid aterm +
post infeksi TORCH masuk keluhan keputihan (+)
banyak dan gatal yang dialami sejak 1 bulan yang
lalu, Nyeri perut tembus belakang (-), pelepasan (-).
Riwayat PID + vaginitis tahun 2014, Riwayat infeksi
TORCH (CMV, Toxoplasma) tahun 2015.
*Pemeriksaan fisik, tekanan darah 110/70mmHg,
suhu37,2C, nadi 84x/menit, respirasi 22x/menit,
abdomen membesar (+), TFU 3 jari bawah
proc.xypoideus (27 cm), DJJ 148 kali/menit, TBJ
2480 gr, pemeriksaan dalam (VT) tidak dilakukan.
*Pada pemeriksaan penunjang, WBC 8,7x103/uL, Hb
8,8 g/dl, PLT 327x103/uL.
DIAGNOSIS

GIIIIIIP00AIIII Gravid aterm +


post infeksi TORCH
PENATALAKSANAAN
* Sectio Caesaria
* Laporan operasi:
* Posisikan pasien posisi supinasi dibawah pengaruh anestesi spinal
* Disinfeksi daerah operasi dengan kasa steril dan betadine. Memasang doek
steril
* Insisi abdomen dengan metode pfenensteel lapis demi lapis menembus secara
tajam dan tumpul. Kontrol perdarahan
* Insisi SBR lapis demi lapis menembus secara tajam dan tumpul . Kontrol
perdarahan
* Ketuban berwarna jernih, volume cukup.
* Bayi dilahirkan dengan presentasi kaki, tidak ada lilitan. BBL 2,5 kg, PBL 45
cm, Jenis kelamin laki-laki.
* Plasenta dilahirkan dengan manual dan lengkap
* Eksplorasi dan bersihkan cavum uteri
* Jahit uterus lapis demi lapis. Control perdarahan
* Eksplorasi dan bersihkan cavum abdomen
* Jahit fascia, otot, lemak, dan kulit lapis demi lapis. Kontrolperdarahan.
* Bersihkan luka dan tutup luka dengan kasa steril dan betdine
* Operasi selesai.
Follow UP
2 September 2016
S : nyeri luka operasi (+), BAK (+), flatus (-), BAB (-)
O : KU sakit sedang, konjungtiva anemis +/+,
TD 120/80 mmHg N 80x/mnt,
RR 18x/mnt S 36,50C.
TFU 1 jari bawah umbilicus, kontraksi (+), ASI
-/-, lokia rubra (+)
A : P1A2 + post sc a/i post infeksi TORCH H1
P : - IVFD RL 24 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
- Inj. Ketorolac amp/8jam/iv
- Inj. Ranitidin amp/8jam/iv
3 September 2016

S : Nyeri luka operasi (+), nyeri ulu hari (+), BAK (+), flatus (-),
BAB (-)
O : KU sakit sedang, konjungtiva anemis +/+,
TD 100/60 mmHg N 80x/mnt,
RR 20x/mnt S 36,60C.
TFU 1 jari bawah umbilicus, kontraksi (+), ASI +/+, lokia
rubra (+)
A : P1A2 + post sc a/i post infeksi TORCH H2
P : - IVFD RL 24 tpm
- Cefadroxyl 2x 500 mg Laboratorium
Laboratorium
- Meloxicam 2 x 7,5 mg
- Vit C 3 x 1
- Ranitidin 2 x 150mg Param
Hasil Satuan Range Normal
eter
- Dulcolax supp I
WBC 11,3 10 /uL3
4,8 10,8
- Transfusi darah 2 RBC 3,9 10 /uL6
3,80 5,80
HGB 7,7 g/dL
labu WB/PRC HCT 25,1 %
11,5 16,0
37,0 47,0
PLT 262 103/uL
150 500
4 September 2016

S : Nyeri luka operasi (+), Nyeri ulu hati (+), BAK (+),
flatus (+), BAB (-)
O: KU sakit sedang, konjungtiva anemis -/-,
TD 110/80 mmHg N 80x/mnt
RR 20x/mnt S 36,60C.
TFU 2 jari bawah umbilicus, kontraksi (+), ASI +/+,
lokia rubra (+)
A : P1A2 + post sc a/i post infeksi TORCH H3
P : - Metronidazol 3 x 500mg
- Cefadroxyl 2x 500 mg
- Meloxicam 2 x 7,5 mg (kp)
- Dulcolax supp I
- Alinamin F 3 x 1
- Cek DL post transfuse
- GV
5 September 2016

S : Nyeri luka operasi (+), BAK (+), flatus (+), BAB (+)
O: KU sakit sedang, konjungtiva anemis -/-,
TD 120/80 mmHg N 78x/mnt
RR 20x/mnt S 36,60C.
TFU 3 jari bawah umbilicus, kontraksi (+), ASI +/+,
lokia rubra (+)
A : P1A2 + post sc a/i post infeksi TORCH H4
P : - Metronidazol 3 x 500mg
- Cefadroxyl 2x 500 mg
Laboratorium
Laboratorium
- Meloxicam 2 x 7,5 mg (kp)
- Alinamin F 3 x 1
- Boleh pulang Param
eter
Hasil Satuan Range Normal

kontrol poli WBC 14,1 10 /uL 3


4,8 10,8
RBC 4,8 106/uL 3,80 5,80
HGB 10,5 g/dL 11,5 16,0
HCT 33 % 37,0 47,0
PLT 355 10 /uL
3
150 500
Pembahasan

Kasus Teori
Post infeksi TORCH Bila infeksi ini mengenai ibu hamil
didiagnosis berdasarkan trimester pertama akan
anamnesis riwayat obstetric. menyebabkan 20% janin terinfeksi
Pasien memiliki riwayat dua toxoplasma atau kematian janin, bila
kali abortus pada tahun ibu terinfeksi pada trimester ke tiga
2015. Setelah abortus kedua 65% janin akan terinfeksi. Ibu hamil
kali, pasien dilakukan yang terinfeksi virus rubella pada
pemeriksaan infeksi TORCH tiga bulan pertama, berisiko
dan didapatkan hasil positif mengalami gangguan pembentukan
terhadap infeksi dan perkembangan janin, sebesar
sitomegalovirus (CMV) dan 50-85%, dan juga menyebabkan
toxoplasmosis. abortus spontan 20%.
Pembahasan

Kasus Teori
Kemudian pasien menjalani Spiramicin suatu antibiotic makrolide
pengobatan infeksi TORCH dengan spektrum antibacterial;
dimana pasien diberikan konsentrasi tertentu yang dibutuhkan
antibiotic spiramicin. untuk menghambat pertumbuhan
ataupun membunuh organisme belum
diketahui. Di jaringan obat ini
ditemukan kadar/konsentrasi yang
tinggi terutama pada plasenta tanpa
melewatinya serta aktif membunuh
takizoit sehingga menekan transmisi
transplasenta.
Pembahasan

Kasus Teori

Sedangkan untuk pengobatan Menurut teori pengobatan


sitomegalovirus diberikan sitomegalovirus diberikan
acyclovir yang merupakan gancyclovir namun tidak
antivirus tersedia.
* TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai