PEMBIMBING :
dr. Slamet Widi, Sp.A
dr. Zuhriah Hidayati, Sp.A, Msi Med
dr. Hartono Sp.A
dr. Lilia Dewiyanti Sp.A, Msi Med
Disusun oleh :
Stephanie Wirjomartani ( 406138166 )
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD KOTA SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA 2015
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN :
Nama
: An. A
Umur
: 4 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Alamat
: Kebon Agung
Orang Tua
Nama Ayah
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Nama ibu
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
No. CM
Masuk RS
Bangsal
II.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tn. A
25 tahun
Karyawan Swasta
SMA
Ny. M
23 tahun
Ibu Rumah Tangga
SMA
330085
8 Juli 2015
Nakula
DATA DASAR :
A. ANAMNESIS
pasien
ke
RSUP
dr.Kariadi,
dan
didiagnosis
pasien mimisan.
Pasien sudah sering merasa lemas dan tidak nafsu makan
sejak 1 tahun terakhir, tetapi keluhan memburuk sejak 1 tahun yang
lalu, dan makin diperparah mimisan yang baru dialami satu kali.
Riwayat mudah patah tulang bukan akibat benturan atau trauma
lainnya dan tanpa diketahui sebab yang jelas disangkal . Riwayat
adanya perubahan tingkah laku yang aneh disangkal. Riwayat
cacingan seperti terasa gatal didaerah sekitar dubur disangkal.
Riwayat mempunyai kebiasaan main ditanah atau pasir di luar
rumah tanpa menggunakan alas kaki disangkal.
Setelah Masuk Rumah Sakit:
Setelah masuk rumah sakit, pasien didiagnosa mengalami
anemia (Hb : 6,4), dan mendapatkan tranfusi Washed Erythrocytes
dua kali, masing masing 100cc (8/7/2015) dan 100cc (9/7/2015).
hari
ini
pasien mendapatkan
transfusi
yang
disangkal
Keluhan lemas dan mudah lelah
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat mondok di RS :
Satu tahun sebelumnya, pasien pernah menderita sakit tifoid,
dan dirawat di rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan darah, pasien
menderita anemia (Hb : 5,0 g/dL) dan menerima transfusi darah.
Riwayat alergi
: disangkal
Pohon Keluarga
Riwayat
Penyakit
Keluarga
ibu lupa.
Kesan : N. Aterm, lahir spontan
Pertumbuhan
Berat badan lahir : 2500 g, Panjang badan lahir : 49 cm
Berat badan sekarang : 13 kg, panjang badan sekarang : 98 cm
Perkembangan
Senyum
: Ibu lupa
Miring
: Ibu Lupa
Tengkurap : Ibu Lupa
Duduk
: 7 bulan
Gigi Keluar : 8 bulan
Kesan : pertumbuhan anak
Merangkak
: Ibu Lupa
Berdiri
: 11 bulan
Berjalan
: 13 bulan
Berlari
: 15 bulan
Bicara
: ibu lupa
terhambat, namun perkembangan
anak baik
Mulai usia 6 bulan, anak diberikan bubur dan nasi tim saring
Mulai usia 1 tahun diberikan buah-buahan lunak ( pisang )
Mulai usia 2 tahun, anak diberikan makanan padat seperti nasi
goreng, ikan, daging, ayam, dan sebagainya. Anak kurang suka
makan sayur
Jenis makanan
Nasi
Sayur
Daging / Ayam
Telur
Ikan ( lele )
Tempe / tahu
Susu
Buah ( pisang, jeruk )
2 3 x sehari @ - 1 piring
1 x sehari @ 1 mangkuk kecil
2 x seminggu, 1 potong
2 x seminggu, 1 butir
3 4 x seminggu, 1 potong
1 x sehari @ 2 potong
1 x sehari @ 1 gelas
tidak teratur
Riwayat Imunisasi
Data Keluarga
Ayah
Ibu
6
Perkawinan ke
Usia
Pendidikan terakhir
Agama
Keadaan Kesehatan
1
43
SMA
Islam
Sehat
1
40
SMA
Islam
Sehat
Data Perumahan
Kepemilikan rumah : Ikut mertua
Keadaan rumah : Dinding rumah tembok, 3 kamar tidur, 1 kamar
mandi, 1 dapur, limbah dibuang ke septic tank dan selokan yang
ada
Keadaan lingkungan : Perumahan yang disertai taman
B. PEMERIKSAAN FISIK
(-/-),
refleks
pupil
langsung
dan
tidak
pucat
Lidah
Tenggorok
Leher
terletak
di
tengah,
mukosa
faring
tidak
hiperemis
: Simetris, pembesaran kelenjar getah bening (+),
kaku kuduk ()
Thoraks :
Paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding kanan dan kiri simetris
Jantung :
Inspeksi
: Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS ke 5
Perkusi : batas atas ICS 3 linea parasternal
sinistra, batas kanan ICS ke 5 parasternal
dekstra, batas kiri ICS 5 lateral mid
clavicularis sinistra
Auskultasi
: Bunyi Jantung 1 dan 2 reguler,
murmur (-), gallop ()
Abdomen :
Inspeksi
: tampak datar
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan -, hepar tidak teraba,
lien teraba schuffner 3
Genitalia
Anorektal
Ekstremitas
Pemeriksaan neurologis
R. fisiologis
: dalam batas normal
R. patologis
: (-)
Pemeriksaan tanda rangsang meningeal : (-)
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah
Hematolo
7/7
8/7
9/7
10/7
Satuan
Normal
gi
Hemoglo
5,8
6,4
8,2
10,7
g/dL
12,0-
bin
Hematok
19,3
rit
Leukosit
9,4
Trombosit 173
21,2
27,9
33,0
16,0
37-47
14,1
141
14,1
129
14,2
225
/uL
10^3/u
4,8-10,8
150-400
L
Catatan : Pemeriksaan tanggal 7/7/2015 dilakukan di Puskesmas
Kesan :
8/7/2015 : Anemia, Leukositosis, Trombositopenia
9/7/2015 : Anemia, Leukositosis, Trombositopenia
10/7/2015 : Leukositosis
2 . Pemeriksaan Hb Elektroforesis (terlampir)
3 . Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi
Sel Darah Merah
Anisositosis
: sedang berat
Poikilositosis
: sedang berat
Sel Mikro Hipokromik (+)
Eliptosit (+), Fragmentosit (+), Sel Pensil (+), Burr cell
(+)
Trombosit
Kesan normal
Trombosit Besar (+)
Leukosit
Jumlah meningkat
Granula toksis (+)
Vakuolisasi (+)
D. PEMERIKSAAN KHUSUS
Data Antopometri
Anak laki-laki usia 4 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 98 cm
Pemeriksaan status gizi
WAZ : BB median = 13 16.7 = -1.9 (BB NORMAL)
SD low
1.90
HAZ : TB median = 98 102.9 = -1.16 (TB NORMAL)
SD up
4.20
WHZ : BB median = 15.2 16.9 = -1.13 (NORMAL)
SD low
1.5
Kesan : Status gizi anak baik
KPSP 48 bulan
dengan
baik
sehingga
anda
tidak
perlu
mengulanginya?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukkan
caranya
melakukannya
dan
kali.
berikan
anak
Dapatkah
anda
ia
kesempatan
mepertahankan
III.
DIAGNOSA BANDING :
Anemia
Hipokromik mikrositer
i. Thalasemia
ii. Anemia akibat penyakit kronik
iii. Anemia defisiensi besi
10
IV.
DIAGNOSA SEMENTARA
Anemia hipokrom mikrositer ec Thalassemia
V.
TERAPI :
Transfusi Washed Erytrochyte 350cc
VI. PROGNOSIS :
Ad vitam
Ad sanationam
Ad functionam
: dubia
: ad malam
: dubia
jadwal transfusi.
Mengurangi konsumsi bahan makanan yang menjadi sumber
besi seperti hati, daging, kuning telur, polong, biji-bijian utuh,
1. DEFINISI (1)
Thalassemia adalah sekelompok heterogen anemia hipokromik
herediter dengan berbagai derajat keparahan. Defek genetik yang
mendasari meliputi delesi total atau parsial gen globin dan substitusi,
delesi, atau insersi nukleotida. Akibat dari berbagai perubahan ini adalah
penurunan atau tidak adanya mRNA bagi satu atau lebih rantai globin
atau pembentukan mRNA yang cacat secara fungsional. Akibatnya adalah
penurunan dan supresi total sintesis rantai polipeptida Hb. Kira-kira 100
mutasi yang berbeda telah ditemukan mengakibatkan fenotip
thalassemia; banyak di antara mutasi ini adalah unik untuk daerah
geografi setempat. Pada umumnya, rantai globin yang disintesis dalam
eritrosit thalassemia secara struktural adalah normal. Pada bentuk
11
darah, atau komplikasi dari terapi khelasi, seperti katarak, tuli, atau
infeksi, merupakan komplikasi yang potensial.
Ras
(2)
(2)
(2)
14
FISIOLOGI HEMATOPOESIS
Maximow (1924) mengemukakan suatu dalil bahwa sel darah
berasal dari satu sel induk. Hal ini kemudian dikembangkan oleh Downey
(1938) yang membuat hipotesa dengan konsep hirarki dari sel pluripoten
dan selanjutnya Till dan Mc Culloch (1961) menyimpulkan bahwa satu sel
induk merupakan koloni yang memperlihatkan diferensiasi multilineage
atau pluripoten menjadi eritroid, mieloid serta megakariosit. Dari
penelitian-penelitian tersebut ditetapkan bahwa sel stem ada pada
hematopoisis. Sistem hematopoitik mempunyai karakteristik berupa
pergantian sel yang konstan untuk mempertahankan populasi leukosit,
15
Sel Stimulasi
Sumber
Lokasi
Produksi
Kromoso
m
CS1 (M-CSF)
Monosit
Sel endotel,
5q33-1
monosit,
fibroblast
GM-CSF
Granulosit,
Sel T, sel
megakariosit
endotel,
eritrosit,sel stem,
fibroblast
5q23-31
blas leukemik
G-CSF
17q11-22
plasenta,
16
fibroblas, blas
monosit
leukemia
IL-3
Granulosit, sel
Sel T
5q23-31
eritroid progenitor,
multipoten, blas
leukemia
IL-4
Sel B, T
Sel T
5q31
IL-5
Sel B, CFU-Eo
Sel T
5q31
IL-6
Sel B, CFU-GEMM,
Fibroblas,
7p15
leukosit, sel
epitel
saraf, hepatosit
IL-7
Sel B
Leukosit
8q-12-13
IL-8
Sel T, neutrofil
Leukosit
IL-9
BFU-E, CFU-GEMM
Limfosit
5q31
IL=11
Sel B, T,
Makrofag
7q11-22
CFU-
GEMM,
Makrofag
Eritropoietin
CFU-E, BFU-E
Ginjal, hepar
7q11-22
c-kit figand
Progenitor primitif
NI
NI
"stem cell
factor"
GM-CSF = granulocyte macrophage colony stimulating factor, G-CSF=
granulocyte colony stimulating factor, IL=interleukin, BFU-E=burst
forming unit erithrocyte, CFU -E= colony forming unit erythrocyte, CFUGEMM= colony forming unit granulocyte, erythrocyte, macrophage
monocyte, CFU-GM= colony forming unit netrophil-macrophage(3)
(3)
17
18
hati janin pada masa gestasi 5-6 minggu dan pada masa gestasi 8 minggu
blood island mengalami regresi. (3)
Hematopoisis hati (Definitif)
Hematopoisis
hati
berasal
dari
sel
stem
pluripoten
yang
berpindah dari yolk sac. Perubahan empat hematopoisis dari yolk sac ke
hati dan kemudian sumsum tulang mempunyai hubungan dengan
regulasi perkembangan oleh lingkungan mikro, produksi sitokin dan
komponen merangsang adhesi dari matrik ekstraseluler dan ekspresi
pada reseptor.
Pada masa gestasi 9 minggu, hematopoisis sudah terbentuk
dalam
hati.
eritropoisis,
Hematopoisis
walaupun
dalam
masih
hati
ditemukan
yang
terutama
sirkulasi
adalah
granulosit
dan
kemudian
mengalami
regresi
perlahan-lahan.
Pada
masa
(3)
19
organ
gangguan
perut,
produksi
eritroblastosis
terjadi
satu
fetalis,
akibat
atau
anemia
penyakit
lebih
yang
tipe
pernisiosa,
sel
menyebabkan
darah,
talasemia,
seperti
nickel
cell
20
kompleks
protein
yang
terdiri
dari
heme
yang
mengandung besi dan globin dengan interaksi dianatar heme dan globin
menyebabkan hemoglobin (Hb) merupakan perangkat yang ireversibel
untuk mengangkut oksigen. Sesuai dengan rangkaian hematopoisis yang
dimulai dari yolk sac, limpa, hati dan sumsum tulang diikuti juga dengan
variasi sintesis hemoglobin. Sejak masa embrio, janin, anak dan dewasa
sel darah merah mempunyai 6 hemoglobin antara lain:
Hemoglobin embrional : Gower-1, Gower-2, Portland
Hemoglobin fetal : Hb-F
Hemoglobin dewasa : Hb-A1 dan Hb-A2
Hemoglobin embrional(4)
Selama masa gestasi 2 minggu pertama, eritroblas priomitif dalam
yolk sac membentuk rantai globin-epsilon () dan zeta (Z) yang akan
membentuk hemoglobin primitive Gower-1 (Z22). Selanjutnya mulai
sintesis rantai mengganti rantai zeta; rantai mengganti rantai di yolk
sac, yang akan membentuk Hb-Portland (Z22) dan Gower-2 (22)
Hemoglobin yang ditemukan terutama pada masa gestasi 4-8
minggu adalah Hb-Gower-1 dan Gower-2 yaitu kira-kira 75% dan
merupakan
hemoglobin
yang
disintesis
di
yolk
sac,
tetapi
akan
Gambar 6.
Sintesis rantai globin primitive dan definitive selama periode embrional,
fetal dan pascanatal dalam hubungannya dengan perubahan tempat
eritropoisis.
4. PATOFISIOLOGI
Hemoglobin (Hb) tersusun atas heme yang merupakan cincin
porfirin dalam ikatan dengan Fe dan globulin yang merupakan protein
pendukung. Satu molekul hemoglobin mengandung 4 sub-unit. Masing-
22
masing sub-unit tersusun atas satu molekul globin dan satu molekul
heme.
Globulin terdiri atas 2 pasang rantai polipeptida, yaitu sepasang
rantai dan sepasang rantai non alpha (,,). Kombinasi rantai
polipeptida tersebut akan menentukan jenis hemoglobin. Hb A (22)
merupakan lebih dari 96 % Hb total, Hb F (22) kurang dari 2% dan Hb
A2 (22) kurang dari 3%. Pada janin trisemester III kehamilan hampir
100% Hb adalah Hb F. Setelah lahir, sintesis globin makin menurun
Gambar
7. Struktur hemoglobin
23
Genotip
/
/
Polipetida yang terbentuk
Hb yang terbentuk
22
22
22
25
(7)
ekspansi sumsum tulang yang masif yang memproduksi sel darah merah
baru.
Sumsum tulang mengalami ekspansi secara masif, menginvasi
bagian kortikal dari tulang, menghabiskan sumber kalori yang sangat
besar pada umur-umur yang kritis pada pertumbuhan dan perkembangan,
mengalihkan sumber-sumber biokimia yang vital dari tempat-tempat yang
membutuhkannya dan menempatkan suatu stress yang sangat besar
pada jantung. Secara klinis terlihat sebagai kegalan dari pertumbuhan dan
perkembangan, kegagalan jantung high output, kerentanan terhadap
infeksi, deformitas dari tulang, fraktur patologis, dan kematian di usia
muda tanpa adanya terapi transfusi.
(8)
(2)
5. KLASIFIKASI
Talasemia adalah grup kelainan sintesis hemoglobin yang
heterogen akibat pengurangan produksi satu atau lebih rantai globin.
Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, secara garis besar terdapat
dua tipe utama thalassemia yaitu thalassemia dan thalassemia.
Selain itu juga terdapat tipe thalassemia lain seperti thalassemia
intermediate.
Abnormalitas genetic
Sindroma klinik
Thalassemia
Penghapusan 4 gen- hydrops
fetalis
Penghapusan 3 gen- penyakit Hb
H
Penghapusan 2 gen ( trait
Kematian in utero
Anemia hemolitik
Sediaan darah mikrositik
hipokrom tetapi biasanya tanpa
anemia
thalasemia )
Penghapusan 1 gen ( trait
thalasemia + )
Thalassemia
Homozigot thalassemia mayor
28
Thalassemia intermediate
Sindroma klinik yang disebabkan
Talasemia diturunkan berdasarkan hukum Mendel, resesif atau kodominan. Heterozigot biasanya tanpa gejala homozigot atau gabungan
heterozigot gejalanya lebih berat dari talasemia atau .(2)
Thalassemia-(7)
Anemia mikrositik yang disebabkan oleh defisiensi sintesis globin-
banyak ditemukan di Afrika, negara di daerah Mediterania, dan sebagian
besar Asia. Delesi gen globin- menyebabkan sebagian besar kelainan ini.
Terdapat empat gen globin- pada individu normal, dan empat bentuk
thalassemia- yang berbeda telah diketahui sesuai dengan delesi satu,
dua, tiga, dan semua empat gen ini.
Tabel 1. Thalassemia-
Genotip
/
-/
--/
Jumlah gen
Presentasi
4
3
Klinis
Normal
Silent carrier
Trait thal-
atau
/-
--/-
Hemoglobin Elektroforesis
Saat Lahir
> 6 bulan
N
0-3 % Hb
N
N
Barts
2-10% Hb
Barts
1
Penyakit Hb
15-30% Hb
Hb H
29
--/--
H
Hydrops
Bart
>75% Hb
fetalis
Bart
Ket : N = hasil normal, Hb = hemoglobin, Hb Barts = 4, HbH = 4
a. Silent carrier thalassemia-
- Merupakan tipe thalassemia subklinik yang paling umum, biasanya
ditemukan secara kebetulan diantara populasi, seringnya pada etnik
Afro-Amerika. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat 2 gen
-
yang
Kelainan
ini
sering
ditemukan
di
Asia
Tenggara,
(7)
30
(6)
c. Penyakit Hb H
Kelainan disebabkan oleh hilangnya 3 gen globin ,
merepresentasikan thalassemia- intermedia, dengan anemia
sedang sampai berat, splenomegali, ikterus, dan jumlah sel darah
merah yang abnormal. Pada sediaan apus darah tepi yang diwarnai
dengan pewarnaan supravital akan tampak sel-sel darah merah
yang diinklusi oleh rantai tetramer (Hb H) yang tidak stabil dan
terpresipitasi di dalam eritrosit, sehingga menampilkan gambaran
golf ball. Badan inklusi ini dinamakan sebagai Heinz bodies. (7)
31
sama sekali.
Karena Hb F, Hb A, dan Hb A 2 semuanya mengandung rantai ,
maka
tidak
satupun
dari
Hb
ini
terbentuk.
Hb
Barts
( 4)
oksigen.
Kebanyakan dari bayi-bayi ini lahir mati, dan kebanyakan dari bayi
yang lahir hidup meninggal dalam waktu beberapa jam. Bayi ini
sangat hidropik, dengan gagal jantung kongestif dan edema
anasarka berat. Yang dapat hidup dengan manajemen neonatus
agresif juga nantinya akan sangat bergantung dengan transfusi. (7)
Thalassemia- (8)
Sama dengan thalassemia-, dikenal beberapa bentuk klinis dari
thalassemia-; antara lain :
a. Trait thalassemia-+ heterozigot (Thalassemia minor)
-
32
33
mungkin
sedemikian
besarnya
sehingga
menimbulkan
34
Kelainan
morfologi
eritrosit
pada
penderita
thalassemia-
(8)
pada dinding ventrikel kiri. Dapat ditemukan pulsasi atrial dan ventrikular
abnormal pada EKG dalam 24 jam.
3. Stadium III
Gejala berkisar dari palpitasi hingga gagal jantung kongestif, menurunnya
fraksi ejeksi pada ECG. Pada EKG dalam 24 jam ditemukan pulsasi
prematur dari atrial dan ventrikular.
7. DIAGNOSIS BANDING
Thalassemia sering kali didiagnosis salah sebagai anemia defisiensi
Fe, hal ini disebabkan oleh karena kemiripan gejala yang ditimbulkan, dan
gambaran eritrosit mikrositik hipokrom. Namun kedua penyakit ini dapat
dibedakan, karena pada anemia defisiensi Fe didapatkan : (10)
-
SI rendah
IBC meningkat
36
(9)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang perlu untuk menegakkan diagnosis
thalassemia ialah:
1. Darah
(2)
Darah rutin
Hitung retikulosit
37
Kadar unconjugated bilirubin akan meningkat sampai 2-4 mg%. bila angka
tersebut sudah terlampaui maka harus dipikir adanya kemungkinan
hepatitis, obstruksi batu empedu dan cholangitis. Serum SGOT dan SGPT
akan meningkat dan menandakan adanya kerusakan hepar. Akibat dari
kerusakan ini akan berakibat juga terjadi kelainan dalam faktor
pembekuan darah.
2. Elektroforesis Hb
(2)
38
(2)
4. Pemeriksaan rontgen
(5)
39
yang khas, disebut dengan hair on end yaitu menyerupai rambut berdiri
potongan pendek pada anak besar.
(9)
KOMPLIKASI
-
dapat
menyebabkan
pertumbuhan
kurang
dan
mudah
40
(10)
9. TERAPI
Penderita trait thalassemia tidak memerlukan terapi ataupun
perawatan lanjut setelah diagnosis awal dibuat. Terapi preparat besi
sebaiknya tidak diberikan kecuali memang dipastikan terdapat defisiensi
besi dan harus segera dihentikan apabila nilai Hb yang potensial pada
penderita tersebut telah tercapai. Diperlukan konseling pada semua
penderita dengan kelainan genetik, khususnya mereka yang memiliki
anggota keluarga yang berisiko untuk terkena penyakit thalassemia berat.
Penderita thalassemia berat membutuhkan terapi medis, dan
regimen transfusi darah merupakan terapi awal untuk memperpanjang
masa hidup. Transfusi darah harus dimulai pada usia dini ketika anak
mulai mengalami gejala dan setelah periode pengamatan awal untuk
menilai apakah anak dapat mempertahankan nilai Hb dalam batas normal
tanpa transfusi.
a. Transfusi Darah
(4)
suatu
studi
lengkap
untuk
keperluan
pretransfusi.
yang diinginkan.
Pertimbangkan pemberikan asetaminofen dan difenhidramin sebelum
transfusi untuk mencegah demam dan reaksi alergi.
Komplikasi Transfusi Darah
(4)
subkutan).
Dosis total yang diberikan adalah 30-40mg/kg/hari diinfuskan selama
8-12 jam saat pasien tidur selama 5 hari/minggu.
c. Transplantasi Sel Stem Hematopoetik (TSSH) (4)
42
43
(11)
SKRINNING
Ada 2 pendekatan untuk menghinadari thalassemia:
Karena karier thalassemia bias diketahui dengan mudah, skrinning
prenatal
dan
terminasi
kehamilan
pada
fetus
dengan
thalassemia berat.
44
(4)
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari
45
KESIMPULAN
Thalassemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang
diturunkan. Thalassemia ditemukan tersebar di seluruh ras di Mediterania,
Timur Tengah, India sampai Asia Tenggara. Thalassemia memiliki dua tipe
utama berdasarkan rantai globin yang hilang pada hemoglobin individu
yaitu Thalassemia- dan thalassemia-, yang nantinya akan dibagi lagi
menjadi beberapa subtipe berdasarkan derajat mutasi (secara genetik)
ataupun berat ringannya gejala. Thalassemia diturunkan berdasarkan
hukum Mendel, resesif atau ko-dominan. Heterozigot biasanya tanpa
gejala, sedangkan homozigot atau gabungan heterozigot gejalanya lebih
berat dari thalassemia dan . Gejala klinis biasa berupa tanda-tanda
anemia seperti pucat, lemah,letih,lesu, tidak aktif beraktifitas atau jarang
bermain dengan teman seusianya, sesak nafas kurang konsentrasi, sering
pula disertai dengan kesulitan makan, gagal tumbuh, infeksi berulang dan
perubahan tulang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan facies Cooley,
conjungtiva anemis, bentuk tulang yang abnormal, pembesarah lien dan
atau hepar. Terapi thalassemia antara lain adalah terapi transfusi, terapi
pengikat besi (khelasi), splenektomi, dan transplantasi sumsum tulang.
Masing-masing terapi memiliki kriteria dan efek samping tertentu
sehingga perlu dipertimbangkan secara seksama. Konseling mengenai
thalassemia sangat diperlukan untuk skrining dan pemahaman terhadap
penderita. Sampai saat ini, penderita thalassemia yang berat biasanya
tidak dapat bertahan hingga mencapai usia dewasa normal meskipun
kemungkinan ini tidak tertutup sama sekali.
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman Richard E., Kliegman Robert, Arvin Ann M., et al. Kelainan
Hemoglobin: Sindrom Thalassemia. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Volume
2. Edisi ke-15. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. Hal 17081712.
2. Yaish Hassan
M.
Thalassemia.
April
30,
2010.
Available
at
http://emedicine.medscape.com/article/958850-overview.
3. Permono, Bambang H., Sutaryo, Ugrasena, IDG. Sel darah merah:
Eritropoisis. Buku Ajar Hematologi- Onkologi Anak. Cetakan ketiga. Ikatan
Dokter Indonesia. Jakarta : 2010. Hal 1-6, 16-23.
4. Permono, Bambang H., Sutaryo, Ugrasena, IDG. Hemoglobin Abnormal:
Talasemia. Buku Ajar Hematologi- Onkologi Anak.. Cetakan ketiga. Ikatan
Dokter Indonesia. Jakarta : 2010. Hal 64-84.
5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Hematologi. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas
Kedokteran Universita Indonesia: Bagian Ilmu Kesehatan Anak.
6. U.S Department of Health & Human Services. Thalassemias. Available at:
http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/Thalassemia/Thalassemia_Causes.ht
ml.
Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/206397-overview
47
48