Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

PRESENTASI BOKONG

Pembimbing:
dr. Yusuf Manga, Sp.OG

Disusun Oleh:
Jefri Patriawan
11.2018.054

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

1
LAPORAN KASUS

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG

Nama Mahasiswa : Jefri Patriawan Tanda Tangan


NIM : 11-2018 - 054
Dokter pembimbing : dr. Yusuf Manga, Sp.OG

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 32 tahun Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Kawin Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SLTA
Alamat : Kali Deres Masuk Rumah Sakit : 25 April 2019

Nomor RM : 09-87-60
Nama suami : Tn. D
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Kali Deres

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mules-mules sejak 2 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang wanita G3P2A0 H 36-37 minggu, umur 32 tahun datang dengan keluhan mules
mules. Pasien mengatakan keluhan di rasakan sejak ± 2 minggu yang lalu keluhan ini diraskan
terus menerus tidak berkurang saat isirahat maupun beraktivitas, keluhan juga di sertai dengan
keluarnya lendir jernih tidak disertai adanya darah. Mual muntah tidak ada, demam tidak ada.
Pasien mengatakan ini adalah hamil yang ketiga menurut perkiraan pasien usia kehamilan yang

2
sekarang berusia 36 minggu, kehamilan yang pertama dan kedua lahir normal di bantu oleh bidan.
Hari taksiran persalinan adalah 30 April 2019.
Riwayat Haid :
Menarche : 12 tahun
Siklus Haid : 28 hari, teratur
Lama Haid : 6-7 hari
HPHT : 10/8/2018
HPL : 17/5/2019

Riwayat Perkawinan :
Perkawinan : 2 kali
Menikah usia : 21 tahun dan 29 tahun
Lama menikah : 3 tahun
Riwayat KB : IUD

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


1. Anak pertama lahir spontan di bantu oleh bidan laki-laki BB 3400 hidup, suami pertama
2. Anak kedua lahir spontan di banyu oleh bidan perempuan BB3900 hidup, suami kedua

Riwayat Penyakit Dahulu : (Tahun, diisi bila ya (+), bila tidak (-)
(-) Cacar (-) Malaria (-) Batu Ginjal / Saluran Kemih
(-) Cacar air (-) Disentri (-) Burut (Hernia)
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Batuk Rejan
(-) Tifus Abdominalis (-) Wasir (-) Campak
(-) Diabetes (-) Sifilis (-) Alergi
(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor
(-) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh(-) Demam Rematik Akut
(-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan Otak (-) Pneumonia
(-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis (-) Gastritis
(-) Neurosis (-) Tuberkulosis (-) Batu Empedu
Lain-lain : (-) Operasi (-) Kecelakaan (-) Dispepsia Fungsional

Riwayat Penyakit Keluarga :

3
DM (-), ginjal (-), jantung (-), hipertensi (-), asma (-),alergi obat (-)

C. PEMERIKSAAN FISIK
I. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Keadaan gizi : baik
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 67 kg
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 36,50C
Pernapasan : 20x/menit

Kulit
Warna sawo matang, kulit hangat, kelembapan lembab, tekstur halus, sianosis (-), ikterik (-)

Kepala
Normocephali, tidak teraba benjolan, distribusi rambut merata, warna hitam, rambut tidak
mudah dicabut

Mata
Edem palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pendarahan sub-conjungtival
(-/-), pupil isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak
langsung (+/+).

Telinga
Normotia (+/+), nyeri tekan tragus (-/-), serumen (-/-)

Hidung
Septum tidak deviasi, pernafasan cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), nyeri tekan
paranasal (-).

Mulut
Simetris, bibir sianosis (-), bibir kering (-), pucat (-) , perdarahan gusi (-), atrofi papil lidah (-),

4
coated tongue (-), purse lips breathing (-), hiperplasia ginggiva (-), tonsil T1-T1 tenang, faring
hiperemis (-)

Leher
Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar thyroid (-)

Thorax
Inspeksi: Bentuk thorax simetris, gerakan dinding dada saat statis dan dinamis, tipe pernafasan
thoraco abdominal, retraksi sela iga (-)
Palpasi: Nyeri tekan pada thoraks (-)

Pulmo
Depan Belakang
Inspeksi Kiri Pergerakan statis dan dinamis, Bentuk punggung simetris,
retraksi sela iga (-), sela iga tidak pergerakan statis dan dinamis
melebar
Kanan Pergerakan statis dan dinamis, Betuk punggung simetris,
retraksi sela iga (-), sela iga tidak pergerakan statis dan dinamis
melebar
Palpasi Kiri Sela iga tidak melebar, vokal Sela iga tidak melebar, vokal
fremitus (+) fremitus (+)
Kanan Sela iga tidak melebar, vokal Sela iga tidak melebar, vokal
fremitus (+) fremitus (+)
Perkusi Kiri Sonor Sonor
Kanan Sonor Sonor
Auskultasi Kiri Suara nafas vesikuler, ronkhi (-), Suara nafas vesikuler, ronkhi (-
wheezing (-) ), wheezing (-)
Kanan Suara nafas vesikuler, ronkhi (-), Suara nafas vesikuler, ronkhi (-
wheezing (-) ), wheezing (-)

Jantung (Cor)
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada sela iga V, 2 cm medial dari linea midclavicularis
5
sinistra
Perkusi
Batas atas : pada sela iga II garis parasternal kiri
Batas kiri : pada sela iga V, 2 cm medial dari garis midclavicularis sinistra
Batas kanan : pada sela iga V, pada garis parasternal kanan
Auskultasi
Bunyi jantung I-II reguler, tidak terdengar murmur dan gallop pada ke 4 katup jantung

Abdomen
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai massa kehamilan, bekas operasi (-) tampak
linea nigra, dan striae gravidarum.
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani (+), nyeri ketok CVA (-)
Auskultasi : Bising usus (+), normoperistaltik.
Genitalia : Lihat status obstetrikus
Ekstremitas : Akral teraba hangat, oedema (-), deformitas (-)

II. Pemeriksaan Obstetri


Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah : Chloasma gravidarum (-)
Payudara : Pembesaran payudara (+), hiperpigmentasi areola mammae (+), putting susu
menonjol (+), pengeluaran ASI (-)
Abdomen :
1. Inspeksi : Tampak membuncit sesuai masa kehamilan, bekas operasi (-), linea
nigra (+), striae gravidarum (+).
2. Auskultasi : BU (+) normal
3. Palpasi : nyeri tekan (-)
4. Perkusi : (-)
Palpasi
Leopold I. : teraba 1 bagian bulat, keras kesan kepala janin pada bagian fundus uteri
Leopold II : Teraba punggung pada bagian kiri abdomen, dan bagian-bagian kecil pada sisi
kanan abdomen.

6
Leopold III : teraba bokong janin di atas pintu atas panggul
Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk panggul
Tinggi Fundus Uteri 30 cm
Auskultasi
Denyut jantung janin (+) 149 x/menit
His (-)
Pemeriksaan Dalam (VT) : tidak dilakukan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan USG Kandungan
- Tampak janin hidup intrauterin letak sungsang, bokong bawah, kepala atas.
- Plasenta berimplantasi di korpus belakang.
Kesan:
- Gambaran janin hidup intrauterin letak sungsang, bokong bawah kepala atas.
Sesuai umur kehamilan 36 minggu
- Biometri : BPD 8,02cm AC 29,25cm FL 7,03cm. Berat janin 2100gr

F. DIAGNOSIS KERJA
G3P2A0, Hamil Aterm, Belum In partu, Janin Tunggal Hidup, Presentasi Bokong

G. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Hema 1 (Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit)
2. Hemostasis
3. Kimia Darah (GDS)

H. TERAPI
Dexametason 1x12mg selam 3 hari
RL + Bricasma 3amp selama 7 hari
Rencana SC

7
I. PROGNOSIS
Ibu:
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungtionam : Dubia ad bonam

Janin:
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungtionam : Dubia ad bonam

8
Landasan Teori
Presentasi Bokong
Malpresentasi adalah semua presentasi selain janin verteks. Letak sungsang atau
presentasi bokong adalah janin letak memanjang atau membujur dengan kepala di fundus
dan bokong, kaki, atau kombinasi keduanya di bawah kavum uteri.1

Epidemiologi

Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan


tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu). Presentasi bokong adalah suatu
keadaan pada letak janin memanjang dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki
merupakan bagian terendahnya. di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada
tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar 8,63%.

Mortalitas perinatal pada presentasi bokong 13 kali lebih tinggi daripada kematian
perinatal pada presentasi kepala. Sedangkan morbiditas perinatal 5-7 kali lebih tinggi
daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin, dan
jenis presentasi bokong.

Penyebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma persalinan,
prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi
bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala

Etiologi

Letak sungsang biasanya terjadi karena kegagalan versi spontan menjadi presentasi
kepala pada kehamilan aterm atau pada persalinan prematur sebelum versi kepala terjadi.2

Beberapa faktor predisposisi pada letak sungsang:


 Oligohidramnion
 Hidramnion, karena anak mudah bergerak.
 Anomali uterus, seperti uterus bikornis
 Tumor-tumor dalam panggul
 Plasenta abnormal, misalnya plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke
dalam pintu atas panggul.
 Multiparitas
 Gemelli

9
 Kelainan bentuk kepala, hidrocepal atau anencepal karena kepala kurang sesuai
dengan pintu atas panggul.
 Letak sungsang pada kehamilan sebelumnya dikarenakan panggul sempit.

Klasifikasi

Letak sungsang dibagi menjadi:

a) Letak bokong murni (frank breech), yaitu hanya bokong saja yang jadi bagian depan
sedangkan kedua tungkai bawah lurus ke atas.
b) Letak bokong kaki (complete breech), yaitu disamping bokong teraba kaki, baik
teraba kedua kaki atau satu kaki.
c) Letak kaki (footling breech/incomplete breech), yaitu salah satu atau kedua kaki
terletak sebagai bagian yang terendah.
Presentasi bokong pada kehamilan tunggal dengan berat badan janin < 2500 gram, yaitu:
1. 40% adalah Frank Breech
2. 10% adalah Complete Breech
3. 50% adalah Footling Breech
Presentasi sungsang pada kehamilan tunggal dengan berat badan janin > 2500 gram, yaitu:
1. 65% adalah Frank Breech
2. 10% adalah Complete Breech
3. 25% adalah Footling Breech

Gambar 1. Variasi Presentasi Bokong

10
Diagnosis

a) Subyektif
Pasien pada kehamilannya mungkin akan merasakan bahwa gerakan janin lebih
terasa dibagian bawah perutnya dan beberapa pasien mengeluh adanya rasa tekanan pada
perut bagian atas akibat tertekan oleh adanya janin.1,2,3,4,6

b) Pemeriksaan abdomen
- Palpasi : secara klinis dapat di tegakkan diagnosis
presentasi bokong dengan cara pemeriksaan Leopold, yaitu :
- Perasat Leopold I : didapatkan kepala janin yang bulat dan keras menempati fundus
uteri.
- Perasat Leopold II : didapatkan punggung janin pada satu sisi, bagian kecil pada
sisi lain.
- Perasat Leopold III : didapatkan bokong yang lunak diatas pintu atas panggul.
- Perasat Leopold IV : didapatkan bokong yang mapan dibawah simfisis.
- Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas
umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut jantung janin
terdengar di bawah umbilikus.7

C) Pemerikasaan Utrasonografi
Presentasi bokong dapat ditentukan dengan pemeriksaan USG. Ukuran kepala,
diameter biparietal, derajat fleksi janin, kelainan janin, jumlah air ketuban, letak
plasenta, kehamilan ganda, abnormalitas uterus.3,8

Penatalaksanaan
1. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa dari pada letak
sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital,
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka
dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi). 6

11
Gambar 2 . Knee Chest Position

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada


umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangk an setelah
minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah
air ketuban relatif telah berkurang.

Gambar 3. Versi Luar

Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti


sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi
untuk melakukan versi luar: panggul sempit, perdarahan antepartum,
hipertensi, hamil kembar, plasenta previa 6,7 . Keberhasilan versi luar 35-86 %
(rata-rata 58%). Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia
kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan
versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like score).

12
Tabel 1. Bishop Score
Skor 0 1 2 3
Dilatasi 0 cm 1-2 cm 3-4 cm 5-6 cm
Pendataran 0-30% 40-50% 60-70% 80%
Konsistensi Kaku kenyal lunak -
Posisi Posterior medial anterior -
Turunnya kepala -3 -2 -1 s.d 0 +1 sd +2
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.

Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain:
narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan
digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihi ndari
pada versi luar 7
Jenis-jenis Persalinan Presentasi Bokong

Sebelum melakukan pertolongan persalinan sebaiknya dilakukan penilaian


persalinan bokong. Metode penilaian adalah dari Zatuchni-Andros.

Tabel 2 Zatuchni-Andros
Skor 0 1 2

Paritas Primigravida Multigravida -


Masa gestasi ≥39 minggu 38 minggu ≤37 minggu
Taksiran Berat ≥3130 gr 3629-3175 gr ≤3175 gr
Janin
Riwayat - 1x 2x
presentasi bokong
Station -3 -2 -1 atau lebih
rendah
Pembukaan <2 cm 3 cm >4 cm
Penurunan -3/> tinggi -2 -1/> rendah
Bokong

13
Keterangan :
<3 : perabdominan
4 : reevaluasi
>5 : pervaginam
Prinsip dasar persalinan dengan presentasi bokong
1. Persalinan pervaginam
a. Persalinan spontan (spontaneous breech)
Janin di lahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini
disebut cara Bracht.
b. Manual aid (partial breech extraction)
Janin di lahirkan sebagian dengantenaga dan kekuatan ibu, sebagian
lagi dengan tenaga penolong. Cara melahirkan bahu menurut : Muller,
Klasik, Lovset, Bickenbach, Potter. Cara melahirkan kepala menurut :
Mariceau-Veit-Smellie, De Snoo, Wigand-Martind-Winckel, Naujoks,
Prague terbalik, forcep Pfiper.
c. Ekstraksi bokong (total breech extraction)
Janin di lahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
2. Persalinan perabdominan (sectio caesarean).8,9

Prognosis

Prognosis bagi ibu letak sungsang tidak banyak berbeda dengan prognosis pada
letak kepala mungkin ruptur perinei lebih sering terjadi. Sebaliknya prognosis bagi janin
dengan letak sungsang lebih buruk terutama jika janin besar dan ibunya seorang
primigravida. Sebab-sebab kematian janin pada letak sungsang yaitu:

Setelah pusat lahir maka kepala janin mulai masuk ke dalam rongga panggul
sehingga tali pusat tertekan antara kepala dan rongga panggul. Diduga bahwa kepala harus
lahir dalam 8 menit sesudah tali pusat lahir supaya janin dapat lahir dengan selamat.

14
Daftar Pustaka

1. Cunningham FG et al. Premature Rupture of the Membrane. Williams


Obstetric, 22st ed. Mc.Graw Hill Publishing Division, New York, 2005.
2. Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC
3. Wiknjosastro H. Distosia Pada Kelainan Letak Serta Bentuk Janin. Ilmu
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2005.
4. Wiknjosastro H. Persalinan Sungsang. Ilmu Bedah Kebidanan, edisi ke-4.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002.
5. Wiknjosastro H. Patologi Persalinan dan Penanganannya. Ilmu Kebidanan,
edisi ke-3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2005.
6. Fischer Richard et al, Breech Presentation, e medicine, January 2002.
7. Schiara J, et al. Breech Presentation. Gynecology and Obstetric 6th edition,
Lippincot-Raven Publisher, Chicago 1997.
8. Setjalilakusuma L. Induksi Persalinan, dalam Ilmu Bedah Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2000.
9. Saifuddin A. B. Persalinan Sungsang. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, edisi ke-1. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 2002.

15

Anda mungkin juga menyukai