PENATALAKSANAAN,
TEKNIK IRIGASI SINUS MAKSILARIS
Lokal Sistemik
• Trauma
• Infeksi
• Kelainan Darah
• Neoplasma
• Penyakit kardiovaskuler
• Pengaruh lingkungan
• Deviasi septum nasi • Sirosis hepatis
• Diabetes melitus
• Alkoholisme
• Gangguan hormonal
Klasifikasi Epistaksis
Klasifikasi Epistaksis
Klasifikasi Anterior Posterior
Lokasi Sering terjadi (90-95%) pleksus Jarang terjadi (5-10%)
kiesselbach/Little Area bagian Postero superior cavum nasi
anterior dinding lateral cavum nasi nasofaring
Usia Banyak pada anak-anak dan >40 tahun
dewasa muda
Penyebab Trauma (penyebab terbanyak) Hipertensi dan atreoslerosis
Perdarahan Ringan dan dapat terkontrol Berat, (tampon posterior
dengan penekanan dan tampon membutuhkan perawatan RS)
anterior
Prinsip utama dalam menanggulangi
epistaksis, yaitu :
memperbaiki
menghentika
keadaan
n perdarahan
umum
mencegah
mencegah
berulangnya
komplikasi
epistaksis
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Perdarahan keluar dari depan atau belakang
hidung
• beratnya perdarahan, frekuensi, lamanya
perdarahan,
• penyebab perdarahan
Anamnesi • riwayat perdarahan hidung sebelumnya,
• keluhan mengenai kelainan pada kepala dan
s leher yang berkaitan dengan gejala-gejala
yang terjadi pada hidung,
• riwayat penyakit lain seperti hipertensi,
kelainan perdarahan, dan
• riwayat pengobatan.
• Pengukuran tekanan darah
• Rinoskopi anterior
Vestibulum, mukosa hidung dan septum
Pemeriksaan Fisik nasi, dinding lateral hidung dan konkha
inferior harus diperiksa dengan cermat
• Rinoskopi posterior
Pemeriksaan nasofaring dengan rinoskopi
posterior penting pada pasien dengan
epistaksis berulang dan sekret hidung
Penatalaksanaan Awal
• Observasi keadaan umum dan tanda vital
STABILISASI PASIEN • Ku: lemah (perbaiki tanda vital, bila jalan nafas tersumbat bersihkan)
• Ku: baik dan stabil (identifikasi sumber/lokasi perdarahan)
Laboratorium Radiologi
• Indikasi : pada pasien dengan • CT scan atau MRI digunakan
perdarahan masif dan epistaksis untuk evaluasi anatomi serta
berulang melihat adanya rinosinusitis,
• DL : termasuk jumlah trombosit, benda asing dan ekstensi tumor
prothrombine time, activated jinak dan ganas
partial thromboplastin time dan
panel kimiawi (termasuk test
fungsi liver).
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
2. Tak steril
Langkah Penting Petunjuk
Memberikan anastesi Dengan kapas dibasahi tetrakain – efedrin 1% , di letakkan Mengurangi rasa sakit
di meatus inferior dan meatus medius Tempat punksi
Tunggu 15-20 menit
Melakukan punksi Dengan trocart, pada meatus inferior, arah 30˚ keatas,
pelan-pelan.
Bagian yang tajam dicabut
Sarung trocart dihubungkan dengan semprit 50-100cc.
Memompa “irigasi” Dengan air steril hangat dan povidone iodin Air tak masuk ke faring
Kepala di tundukkan Yang keluar dapat dilihat
Buka mulut Jika bernapas dari hidung air/sekret menyembur
Napas dari mulut keluar
Waktu memompa tahan napas Untuk mengeluarkan sisa air
Pompa beberapa kali sampai air yang keluar jernih (warna
cairan yang keluar sesuai dengan warna cairan yang di Bahaya emboli
masukkan)
Terakhir dipompa udara 2x supaya air keluar semua.
Tak boleh dengan tekanan keras
Masukkan tampon kering steril Masukkan kedalam kavum nasi homolateral Untuk menghisap sisa-sisa pus, air, darah
•Keluar mukopus
•Foetor
•Setelah rasa sakit akibat
Hasil kerja
trocart hilang, rasa kepala
lebih enak, tidak berat
• Perdarahan
Komplikasi • Infeksi dapat berulang
TERIMA KASIH