Oleh
I Gede Kadek Candra Mahardika 16710023
Pembimbing
dr. Dwi Agustina Ramadani, Sp.A
BAB I
Pendahuluan
DEFINISI
Protein F (Fusion)
Virus campak berukuran
Protein M (Matrix) memiliki 6
struktur VIRUS 100-250
protein utama nm
protein L (Large)
NP (Nucleoprotein)
mengandung
inti untai RNA
P (Polymerase tunggal
phosphoprotein).
PATOFISIOLOGI
sumber : (PDT, 2008)
Menempel dan
Droplet melalui berkembang
Virus campak
udara biak pada
nasofaring
viremia
sekunder
diseluruh tubuh
Gejala klinis
Masa inkubasi campak berkisar 10 hari (8-12
hari).Gejala klinis terjadi setelah masa inkubasi,
terdiri dari tiga stadium:
stadium Stadium
Stadium penyembuhan
prodormal eksantem: (konvalesens):
Demam 39,5 c
Malaise ruam makulopapular Setelah 3-4 hari ruam
dengan penyebaran
Coryza sentrifugal yang
berangsur menghilang
sesuai dengan pola
Konjungtivitis dimulai dari batas timbulnya.
Fotofobia rambut di belakang Ruam kulit
telinga, kemudian menghilang dan
menyebar ke wajah, berubah menjadi
Tanda leher, dada, kecoklatan yang akan
patognomonik: ekstremitas atas, menghilang dalam 7-
Koplik spots bokong, dan akhirnya 10 hari
ekstremitas bawah
Pemeriksaan Penunjang
tanda/gejala
klinis dan
tanda yang
patognomonik
Diagnosis Banding
Ruam kulit eksantema akut yang
lain seperti :
Rubella
Roseola infantum (eksantema
subitum)
Infeksi mononukleosus
Erupsi obat(PDT,2008)
Komplikasi
Campak menjadi Bronkopneumonia
berat pada pasien Ensefalitis akut
dengan gizi buruk Reaktivasi
dan pada anak tuberkulosis
yang lebih kecil
Malnutrisi pasca
Diare yang dapat serangan campak
diikuti dehidrasi
Subacute
Otitis media sclerosing
Laringotrakeobro panencephalitis
nkitis (croup) (SSPE)
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana medik
1. Ensefalopati/ensefalitis
Antibiotik, antivirus
Kortikosteroid
Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta
koreksi terhadap gangguan elektrolit
2. Bronkopneumonia
Antibiotik
Oksigen nasal atau dengan masker
Koreksi gangguan keseimbangan asam dan basa, gas darah dan
elektrolit
2. Tatalaksana Epidemiologik
a. Langkah preventif
Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi
nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi
menurun <80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih
dijumpai daerah yang kantong beresiko tinggi transmisi
virus campak.
DEFINISI
virus bakteri
Mual
Nyeri
diare dan demam
perut
muntah
Diagnosis
anamnesa penunjang
Pasien mengeluh panas sejak selasa sore (4 hari lalu), panas dirasa naik turun. Dan
sudah dibawa ke bidan diberi obat penurun panas namun tidak membaik. Panas
disertai dengan batuk pilek yang dirasa sejak jumat pagi (1 hari lalu). Batuk dirasa
grok-grok dengan dahak berwarna putih, dan pilek dirasa meler. Pasien juga
mengeluh badan terasa lemas. Sejak sabtu pagi pasien mengeluh nafsu makan
berkurang, sebelumnya nafsu makan pasien baik. Sabtu siang keluar bintik-bintik
merah, pertama keluar diwajah lalu meluas sampai perut dan kaki. Pasien juga
mengeluh silau saat melihat. Pasien mengeluh BAB cair sejak tadi pagi, bab cair
sebanyak 5 kali dengan konsistensi cair disertai ampas berwarna hitam. Disertai
dengan mual-muntah (+) dan nyeri pada perut. Pada saat ini badan terasa panas
sekali lalu pasien dibawa ke rumah sakit.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah sakit seperti ini, kejang (-).
Riwayat Imunisasi
Ibu pasien : pasien tidak melalukan imunisasi sejak kecil
dikarena takut anak menderita demam
Riwayat Kehamilan
Hamil 9 bulan
Riwayat Kelahiran
Lahir spontan belakang kepala, anak 1
Mata :
a/i/c/d = -/-/-/-
cekung -/-
sclera ikterus -/-
sclera hiperemi -/-
konjungtiva anemis -/-
reflex pupil +/+
Hidung :
sekret -/-, darah -/-, PCH (-)
Telinga :
sekret -/-, hiperemis -/-, nyeri tekan -/-
Mulut :
bibir kering (+), faring hiperemi (-), Kopliks spot (-),
sianosis (-)
Diagnosis banding
Morbili
Planning IGD
Diagnosis :
laboratorium : DL
Terapi :
Inf Asering 28 tpm
Inj parasetamol 3 x 1 gr
Inj ondansentron 3x4mg
Inj ranitidine 2x 50 mg
Drip Belladona exctract 10 cc
Follow up
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisis Kasus
Anamnesa yang didapatkan dari IGD (18 Maret 2017) Pasien mengeluh panas
sejak selasa sore (4 hari lalu), panas dirasa naik turun.Dan sudah dibawa ke bidan
diberi obat penurun panas namun tidak membaik.Panas disertai dengan batuk
pilek yang dirasa sejak jumat pagi (hari ke-3).Batuk dirasa grok-grok dengan
dahak berwarna putih, dan pilek dirasa meler.Pasien juga mengeluh badan terasa
lemas.Sejak sabtu (hari ke-4) pagi pasien mengeluh nafsu makan berkurang,
sebelumnya nafsu makan pasien baik.Sabtu siang keluar bintik-bintik merah,
pertama keluar diwajah lalu meluas sampai perut dan kaki.Pasien juga mengeluh
silau saat melihat. Pasien mengeluh BAB cair sejak tadi pagi, bab cair sebanyak 5
kali dengan konsistensi cair disertai ampas berwarna hitam. Disertai dengan
mual-muntah (+) dan nyeri pada perut.Pada saat ini badan terasa panas sekali
lalu pasien dibawa ke rumah sakit.
Data diatas sesuai dengan teori yang menyatakan
timbulnya ruam pada hari ke 4-5 demam. Selain
demam ada juga gejala klinis lain yang mendukung
yaitu batuk, dan pilek, namun tanda patognomik yang
disebut dengan Kopliks spot tidak diketahui
dikarenakan pemeriksaan lengkap dilakukan pada
hari senin (20 Maret 2017). Koplik spot timbul pada
sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 2)
dan dengan cepat menghilang setelah beberapa jam
atau hari
Diagnosis diare akut ditegakan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik.Pada pasien anamnesis yang didapatkan
pasien buang air besar dengan feses berbentuk cair
disertai ampas yang terjadi 5 kali pada hari sabtu (hari ke-
4), dan juga disertai dengan mual namun pada pasien tidak
sampai muntah.
Pada kasus ini ditemukan kesalahan pada diagnosis awal di IGD
yang didiagnosis dengan DHF grade II, yang penyebabkan
terlambatnya pemberian terapi Vit A. vitamin A pada morbili
dapat berfungsi sebagai imunodulator yang meningkatkan
respons antibody terhadap virus campak. Pemberian viat A
dapat menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan
pneumonia. Pada kasus ini ditemukan diare akut pada
pasien.Berdasarkan anamnesa didapatkan pasien dengan diare
akut selama 2 hari.Diare dirasa sampai 5 kali perhari dengan
konsistensi cari disertai ampas berwarna hitam.Pada
pemeriksaan fisik kasus ini ditemukan batuk yang berlangsung
lama dan disertai dengan respiration rate yang meningkat
sehingga kasus ini disuspek dengan pneumonia.Namun pada
pemeriksaan foto thorak ditemukan hasil yang normal.
BAB V
KESIMPULAN