Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

MORBILI DENGAN DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI

Oleh
I Gede Kadek Candra Mahardika 16710023

Pembimbing
dr. Dwi Agustina Ramadani, Sp.A
BAB I
Pendahuluan

Campak merupakan penyakit


endemis di seluruh dunia terutama
ditempat vaksinasi campak belum
tersedia dan campak bertanggung
jawab atas angka 1 juta kematian
setiap tahunnya
(Marchdante,K.2014).
ANGKA KEJADIAN CAMPAK
DI INDONESIA

Tabel 1.1 Angka kejadian campak dalam kurun


waktu 4 tahun
Sumber : DirJen PP&PL DepKes RI,2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus


akut yang disebabkan oleh virus campak (Halim,2016).

Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa


prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah muncul ruam.
Infeksi ini disebarkan lewat udara (airborne) (PDT,2008).
ETIOLOGI
RNA virus genus
Protein H Morbillivirus, famili
Paramyxoviridae
(Hemagglutinin)

Protein F (Fusion)
Virus campak berukuran
Protein M (Matrix) memiliki 6
struktur VIRUS 100-250
protein utama nm
protein L (Large)

NP (Nucleoprotein)
mengandung
inti untai RNA
P (Polymerase tunggal
phosphoprotein).
PATOFISIOLOGI
sumber : (PDT, 2008)

Menempel dan
Droplet melalui berkembang
Virus campak
udara biak pada
nasofaring

menyebar pada setelah invasi,


semua sistem replikasi dan
retikuloendoteli viremia yang kolonisasi
al di limpa, pertama berlanjut pada
hati, dan kelenjar limfe
kelenjar limfe regional

viremia
sekunder
diseluruh tubuh
Gejala klinis
Masa inkubasi campak berkisar 10 hari (8-12
hari).Gejala klinis terjadi setelah masa inkubasi,
terdiri dari tiga stadium:

stadium Stadium
Stadium penyembuhan
prodormal eksantem: (konvalesens):
Demam 39,5 c
Malaise ruam makulopapular Setelah 3-4 hari ruam
dengan penyebaran
Coryza sentrifugal yang
berangsur menghilang
sesuai dengan pola
Konjungtivitis dimulai dari batas timbulnya.
Fotofobia rambut di belakang Ruam kulit
telinga, kemudian menghilang dan
menyebar ke wajah, berubah menjadi
Tanda leher, dada, kecoklatan yang akan
patognomonik: ekstremitas atas, menghilang dalam 7-
Koplik spots bokong, dan akhirnya 10 hari
ekstremitas bawah
Pemeriksaan Penunjang

Darah tepi : jumlah leukosit normal atau meningkat


apabila ada komplikasi infeksi bakteri

Pemeriksaan antibodi IgM anti campak

Pemeriksaan untuk komplikasi :


Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan
serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas
darah

Enterisit : feses lengkap(PDT,2008)


Diagnostik
Pemeriksaan
serologik atau
virologik yang
anamnesa positif

tanda/gejala
klinis dan
tanda yang
patognomonik
Diagnosis Banding
Ruam kulit eksantema akut yang
lain seperti :
Rubella
Roseola infantum (eksantema
subitum)
Infeksi mononukleosus
Erupsi obat(PDT,2008)
Komplikasi
Campak menjadi Bronkopneumonia
berat pada pasien Ensefalitis akut
dengan gizi buruk Reaktivasi
dan pada anak tuberkulosis
yang lebih kecil
Malnutrisi pasca
Diare yang dapat serangan campak
diikuti dehidrasi
Subacute
Otitis media sclerosing
Laringotrakeobro panencephalitis
nkitis (croup) (SSPE)
Penatalaksanaan

1. Tatalaksana medik

Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :


Pemberian cukup cairan
Kalori dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat
kesadaran dan komplikasi
Suplemen nutrisi
Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
Antikonvulsi apabila terjadi kejang
Pemberian vitamin A
Pentalaksanaan

Indikasi rawat inap :


hiperpireksia (suhu >39,0)
dehidrasi
kejang
asupan oral sulit atau ada komplikasi
Pentalaksanaan
Campak dengan komplikasi

1. Ensefalopati/ensefalitis
Antibiotik, antivirus
Kortikosteroid
Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta
koreksi terhadap gangguan elektrolit

2. Bronkopneumonia
Antibiotik
Oksigen nasal atau dengan masker
Koreksi gangguan keseimbangan asam dan basa, gas darah dan
elektrolit

3. Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat


campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan gizi kurang,
perlu dipantau kemungkinan terhadap infeksi TB laten. Pantau
gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan
penyembuhan. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.
Penatalaksanaan

2. Tatalaksana Epidemiologik

a. Langkah preventif
Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi
nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi
menurun <80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih
dijumpai daerah yang kantong beresiko tinggi transmisi
virus campak.

b. Strategi reduksi campak terdiri dari :


Pemberian vitamin A pasien campak
Imunisasi campak
PPI : diberikan padan umur 9 bulan.
Imunisasi campak dapat diberikan bersama vaksin MMR
pada umur 12-15 bulan
GASTROENTERITIS

DEFINISI

Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada


membran mukosa saluran pencernaan dan ditandai
dengan diare dan muntah. Diare adalah buang air
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair(setengah padat), kandungan air tinja
lebih banyak dari biasanya ebih dari 200 gram atau
200 ml/24 jam (Simadibrata K et al, 2009).
EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia pada tahun 2010 diare dan


gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu
masih menduduki peringkat pertama penyakit
terbanyak pada pasien rawat inap di Indonesia
yaitu sebanyak 96.278 kasus dengan angka
kematian sebesar 1,92% (kemenkes RI, 2012).
etiologi

virus bakteri

Enterik Astro Human


Rotavirus Virus lain
adenovirus virus calcivirus
Gejala klinis

Mual
Nyeri
diare dan demam
perut
muntah
Diagnosis
anamnesa penunjang

Tanyakan : Pemeriksaan 1. Pemeriksaan


1.Kontak terakhir dengan tinja
seseorang yang fisik 2. Pemeriksaan
mengalami diare akut Status volume dinilai darah
dan/atau dengan menilai
muntah perubahan pada tekanan
2.Pajanan terhadap darah dan nadi,
sumber infeksi enterik temperatur tubuh dan
yang diketahui (mungkin tanda toksisitas.
dari Pemeriksaan abdomen
makanan atau air yang yang seksama juga
terkontaminasi) merupakan hal yang
3. Perjalanan atau penting dilakukan
bepergian (Simadibrata K et al.,
2009).
KOMPLIKASI
Dehidrasi
Dehidrasi ialah komplikasi yang
paling sering terjadi pada penderita
gastroenteritis
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang kita lakukan pada pasien dewasa
berdasarkan WHO Guideline (2012), yaitu :
Melakukan penilaian awal
Tangani dehidrasi
Cegah dehidrasi pada pasien yang tidak terdapat gejala
dehidrasi menggunakan cairan rehidrasi oral, menggunakan
cairan yang dibuat sendiri atau larutan oralit.
Rehidrasi pasien dengan dehidrasi sedang menggunakan
larutan oralit, dan pasien dengan dehidrasi berat dengan
terapi cairan intravena yang sesuai
Pertahankan hidrasi dengan larutan rehidrasi oral
Atasi gejala-gejala lain
Lakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk analisis
Pertimbangkan terapi antimikroba untuk patogen spesifik
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Subjektif
Dilakukan reanamnesis secara autonamnesis di ruang mawar pada
tanggal 20 Maret 2017
Identitas
Nama : An. L
Usia : 16 tahun 9 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Bantaran
Agama : Islam
Suku : Jawa
Nama Ayah :-
Nama Ibu :-
Tanggal masuk : 18 Maret 2017
Tanggal keluar : 22 Maret 2017
No. Register : 621375
Keluhan utama:
Panas

Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengeluh panas sejak selasa sore (4 hari lalu), panas dirasa naik turun. Dan
sudah dibawa ke bidan diberi obat penurun panas namun tidak membaik. Panas
disertai dengan batuk pilek yang dirasa sejak jumat pagi (1 hari lalu). Batuk dirasa
grok-grok dengan dahak berwarna putih, dan pilek dirasa meler. Pasien juga
mengeluh badan terasa lemas. Sejak sabtu pagi pasien mengeluh nafsu makan
berkurang, sebelumnya nafsu makan pasien baik. Sabtu siang keluar bintik-bintik
merah, pertama keluar diwajah lalu meluas sampai perut dan kaki. Pasien juga
mengeluh silau saat melihat. Pasien mengeluh BAB cair sejak tadi pagi, bab cair
sebanyak 5 kali dengan konsistensi cair disertai ampas berwarna hitam. Disertai
dengan mual-muntah (+) dan nyeri pada perut. Pada saat ini badan terasa panas
sekali lalu pasien dibawa ke rumah sakit.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah sakit seperti ini, kejang (-).

Riwayat penyakit keluarga


Keluarga tidak ada yang seperti ini, Hipertensi dan
Diabetes mellitus disangkal,

Riwayat Imunisasi
Ibu pasien : pasien tidak melalukan imunisasi sejak kecil
dikarena takut anak menderita demam

Riwayat Kehamilan
Hamil 9 bulan

Riwayat Kelahiran
Lahir spontan belakang kepala, anak 1

Riwayat Tumbuh Kembang


Tumbuh gigi pertama, usia : 8 bulan
Mulai bisa duduk usia : 1 tahun
Berjalan sendiri, usia : 15 bulan
Mulai bisa bicara, usia : 18 bulan
2.Objektif
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
Antropometri :
BB : 71 kg
TB : 160 cm
Gizi:
BBI : 48
Status gizi : 147 % Obesitas
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 147/75 mmHg
Nadi : 123 x/menit
Pernafasan : 26 x/menit
Suhu : 40
Pemeriksaan fisik
Kepala :
Normocephal

Mata :
a/i/c/d = -/-/-/-
cekung -/-
sclera ikterus -/-
sclera hiperemi -/-
konjungtiva anemis -/-
reflex pupil +/+

Hidung :
sekret -/-, darah -/-, PCH (-)

Telinga :
sekret -/-, hiperemis -/-, nyeri tekan -/-

Mulut :
bibir kering (+), faring hiperemi (-), Kopliks spot (-),
sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB (-)


Dada :
Inspeksi:Gerak dinding dada simetris kedua sisi, retraksi (-)
Auskultasi :
Pulmo : vesikuler/vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor : S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, scar (-)
Auskultasi :Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi :Timpani
Genetalia : Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat di keempat ekstremitas, oedema
(-)
Ruam :
Lokasi : region capitis, ekstremitas anterior dan
inferior, thoraks, abdomen
Distribusi : menyebar
Ruam : makulopapular eritema dengan diameter 1-2
cm, bentuk bulat dengan konfluens

Status neurologis : Dalam batas normal


Assessment

Diagnosa awal IGD


Dengue Hemoragik fever grade II

Diagnosis banding
Morbili
Planning IGD

Diagnosis :

laboratorium : DL
Terapi :
Inf Asering 28 tpm
Inj parasetamol 3 x 1 gr
Inj ondansentron 3x4mg
Inj ranitidine 2x 50 mg
Drip Belladona exctract 10 cc
Follow up
BAB IV
PEMBAHASAN

Analisis Kasus

Anamnesa yang didapatkan dari IGD (18 Maret 2017) Pasien mengeluh panas
sejak selasa sore (4 hari lalu), panas dirasa naik turun.Dan sudah dibawa ke bidan
diberi obat penurun panas namun tidak membaik.Panas disertai dengan batuk
pilek yang dirasa sejak jumat pagi (hari ke-3).Batuk dirasa grok-grok dengan
dahak berwarna putih, dan pilek dirasa meler.Pasien juga mengeluh badan terasa
lemas.Sejak sabtu (hari ke-4) pagi pasien mengeluh nafsu makan berkurang,
sebelumnya nafsu makan pasien baik.Sabtu siang keluar bintik-bintik merah,
pertama keluar diwajah lalu meluas sampai perut dan kaki.Pasien juga mengeluh
silau saat melihat. Pasien mengeluh BAB cair sejak tadi pagi, bab cair sebanyak 5
kali dengan konsistensi cair disertai ampas berwarna hitam. Disertai dengan
mual-muntah (+) dan nyeri pada perut.Pada saat ini badan terasa panas sekali
lalu pasien dibawa ke rumah sakit.
Data diatas sesuai dengan teori yang menyatakan
timbulnya ruam pada hari ke 4-5 demam. Selain
demam ada juga gejala klinis lain yang mendukung
yaitu batuk, dan pilek, namun tanda patognomik yang
disebut dengan Kopliks spot tidak diketahui
dikarenakan pemeriksaan lengkap dilakukan pada
hari senin (20 Maret 2017). Koplik spot timbul pada
sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 2)
dan dengan cepat menghilang setelah beberapa jam
atau hari
Diagnosis diare akut ditegakan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik.Pada pasien anamnesis yang didapatkan
pasien buang air besar dengan feses berbentuk cair
disertai ampas yang terjadi 5 kali pada hari sabtu (hari ke-
4), dan juga disertai dengan mual namun pada pasien tidak
sampai muntah.
Pada kasus ini ditemukan kesalahan pada diagnosis awal di IGD
yang didiagnosis dengan DHF grade II, yang penyebabkan
terlambatnya pemberian terapi Vit A. vitamin A pada morbili
dapat berfungsi sebagai imunodulator yang meningkatkan
respons antibody terhadap virus campak. Pemberian viat A
dapat menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan
pneumonia. Pada kasus ini ditemukan diare akut pada
pasien.Berdasarkan anamnesa didapatkan pasien dengan diare
akut selama 2 hari.Diare dirasa sampai 5 kali perhari dengan
konsistensi cari disertai ampas berwarna hitam.Pada
pemeriksaan fisik kasus ini ditemukan batuk yang berlangsung
lama dan disertai dengan respiration rate yang meningkat
sehingga kasus ini disuspek dengan pneumonia.Namun pada
pemeriksaan foto thorak ditemukan hasil yang normal.
BAB V
KESIMPULAN

An L 16 tahun masuk dengan keluhan utama panas sejak hari


selasa sore atau 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan datang
ke Instalasi Gawat Darurat dengan gejala panas, batuk pilek
dan timbul ruam- ruam kemerahan pada seluruh badan dari
wajah hingga kaki. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
sama sekali tidak mengikuti imunisasi dikarenakan takut
anaknya menderita panas sejak kecil
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien didiagnosis dengan morbili. Selain morbili
pasien juga terkena komplikasi dari morbili yaitu diare tanpa
dehidrasidikarenakandiaredialamiolehpasienlebihdari 2 kali
dalamsehari dengan perubahan konsistens icair, disertai
ampas yang berwarna hitam, dan pada pasien tidak ditemukan
adanya tanda- tanda atau gejala dehidrasi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai