dr. Marlinda
Pembimbing:
MERUYA SELATAN II
DKI JAKARTA
0
Daftar Isi
Daftar Isi 1
Bab I. Pendahuluan 2
Daftar Pustaka 31
Lampiran 36
1
Bab I
Pendahuluan
Data BPS (2015) menunjukkan bahwa sebanyak 37,1% penduduk pralansia (45-59
tahun) pernah mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, sementara lansia muda
(60-69 tahun) sebesar 48,4%, lansia madya (70-79 tahun) sebesar 57,7%, dan lansia tua (80-
89 tahun) sebesar 64,0% yang mengeluhkan kondisi kesehatannya. Angka kesakitan lansia
tahun 2014 sebesar 25,1%, artinya sekitar satu dari empat lansia pernah mengalami sakit
dalam satu bulan terakhir, penyakit yang sering terjadi pada usia lanjut yaitu Penyakit Tidak
Menular (PTM).
PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit
kronis degeneratif, meliputi jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat PTM terus meningkat dari 41,75%
pada tahun 1995 menjadi 59,7% di 2007.
Oleh karena itu deteksi dini harus dilakukan dengan secara proaktif mendatangi
sasaran, karena sebagian besar tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit tidak
menular. Dalam rangka pengendalian PTM antara lain dilakukan melalui pelaksanaan Pos
Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) yang merupakan
upaya monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat.
Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan,
diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup
berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya. Melalui Posbindu PTM, dapat
2
sesegeranya dilakukan pencegahan faktor resiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat
dapat ditekan.
Kolesterol juga merupakan faktor risiko hipertensi yang dapat diubah, maka semakin
tinggi kadar kolesterol total maka akan semakin tinggi kemungkinan terjadinya hipertensi.
Kadar kolesterol darah tinggi banyak dialami oleh penderita hipertensi. Pernyataan ini
diperkuat oleh berbagai penelitian di Amerika yang menyatakan hubungan antara kadar
kolesterol dan tekanan darah tinggi( Harefa, et al., 2009). Tekanan darah meningkat
dikarenakan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang berlebihan (Susilo, et
al., 2011).
Perkiraan angka kematian di dunia pada penyakit jantung koroner dan stroke sekitar
2,6 juta. Angka kematian tertinggi 54% terjadi di Eropa, kemudian Amerika 48%. Wilayah
Afrika 22,6% dan Asia Tenggara 29,0% (World Health Organization, 2013).
Di Indonesia, proporsi penderita kolesterol total tinggi usia 15 tahun keatas adalah
sebesar 35,9%. Penilaian berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa kadar kolesterol
diatas normal pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki, perempuan sebesar
39,6% dan laki-laki sebesar 30,05. Sedangkan berdasarkan tempat tinggal menunjukkan
bahwa kadar kolesterol diatas normal pada penduduk perkotaan lebih besar daripada
penduduk pedesaan, penduduk perkotaan sebesar 38,5% dan penduduk pedesaan sebesar
32,1% (RISKESDAS, 2013, p.259). Beberapa faktor yang memengaruhi kadar kolesterol
total adalah pola makan tinggi serat, pola makan tinggi lemak, kebiasaan merokok, jenis
kelamin, obesitas dan aktifitas fisik.
3
Berdasarkan data rekapan pasien di RW 09 wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Meruya Selatan II akhir tahun 2018, kasus terbanyak yang ditemukan merupakan kasus
penyakit tidak menular. Kasus penyakit tidak menular ditemukan pada 113 warga dari 162
warga dengan penyakit yang terdata di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II. Penyakit
tersebut diantaranya hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, dyslipidemia, dan hyperuricemia.
Dyslipidemia merupakan masuk dalam sepuluh teratas penyakit tidak menular di RW 09
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II. Dari survey awal yang diambil pada
pelaksanaan posbindu di kelurahan Meruya selatan 2 memberikan hasil bahwa warga yang
menderita hiperkolesterol paling banyak dibandingkan pengecekan hasil tekanan darah, gula
darah dan asam urat. Hasil yang diperoleh bahwa 5 dari 7 orang warga yang dilakukan
pengecekan kolesterol saat posbindu di rw 09 meruya selatan bulan november itu memberi
hasil kolesterol yang tinggi, hal ini juga terjadi pada bulan desember dan januari.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap warga di Posbindu RW 09 dengan meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan
pencegahan hiperkolesterol di Kelurahan Meruya Selatan yang diharapkan mampu
menurunkan angka terjadinya penyakit tidak menular seperti, hipertensi, penyakit jantung
koroner dan stroke. Responden yang diambil pada mini project ini dari para warga peserta di
Posbindu RW 09 Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II.
4
b. Meningkatkan pengetahuan warga RW 09 terhadap pentingnya mencegah
kolesterol tinggi sebagai factor resiko penyakit tidak menular.
5
Bab II
Tinjauan Pustaka
2. Hiperkolesterolemia
Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density
Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot
jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan
kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density
Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu
dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung
lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah.
Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL
dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan
6
kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang
"baik" karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding
pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang
membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan
lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh
tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein.
Lipoprotein dapat dianggap sebagai 'pembawa' (carier) kolesterol dalam darah.
Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan.
Dengan begitu tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah
satunya akibat terlau sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah akan meningkat.
Epidemiologi
7
Tabel 1.
Proporsi kolesterol abnormal penduduk umur ≥15 tahun menurut karakteristik,
Indonesia 2013
Jenis Kelamin
Laki-laki 30,0
Perempuan 39,6
Tempat Tinggal
Perkotaan 39,5
Perdesaan 32,1
Indonesia 35,9
8
Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit. HDL sering disebut
kolesterol baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh
darah arteri kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. Jadi HDL mampu
mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi (proteksi) dari
aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
Selain LDL dan HLD ada lagi satu jenis lemak yang berbahaya, yakni
trigliserida. Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah
dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah
dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar
trigliserida dalam darah seperti kegemukan, minum alkohol, makan gula, makan
lemak. Kadar trigliserida yang tinggi banyak dikaitkan dengan pankreatitis atau
radang pankreas.
Klasifikasi
<100 Optimal
Mendekati
optimal
100-129
Batas maksimal
130-159
Tinggi
160-189
≥190
Sangat tinggi
<40 Rendah
9
≥60 Tinggi
2.3 Sumber Kolesterol dan Penyimpanannya dalam Tubuh
Sebagai produk tipikal metabolism hewan, kolesterol terdapat dalam makanan yang
berasal dari hewan misalnya kuning telur, daging, hati, dan otak. Kolesterol terdapat di
jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam bentuk simpanan, yang berikatan
dengan asam lemak rantai-panjang sebagai ester kolesteril. Lipoprotein berdensitas
rendah (LDL) plasma adalah kendaraan untuk membawa kolesterol dan ester kolesteril ke
banyak jaringan. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh lipoprotein berdensitas
tinggi (HDL) plasma dan diangkut ke hati, tempat senyawa ini dieliminasi dari tubuh
tanpa diubah atau setelah diubah menjadi asam empedu dalam proses yang dikenal
sebagai transport kolesterol terbalik.
Kolesterol berasal sama banyak dari makanan dan dari biosintesis. Sekitar separuh
kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis (sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoleh
dari makanan. Hati dan usus masing- masing menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total
pada manusia. Hampir semua jaringan yang mengandung sel berinti mampu membentuk
kolesterol, yang berlangsung di reticulum endoplasma dan sitosol.
10
Kolesterol sangat penting untuk membantu membentuk membrane (selaput)sel tubuh,
juga merupakan isolator (penyekat) bagi syaraf, serta untuk memproduksi hormone
tertentu dalam tubuh. Kolesterol juga diperlukan oleh hati untuk membuat asam empedu
untuk membantu mencerna makanan yang masuk dalam system pencernaan kita. Banyak
orang menjadi bingung karena seringkali menterjemahkan istilah Bahasa asing yang
menerangkan keberadaan atau darimana kolesterol berasal, misalnya disebut dietary
cholesterol sering diterjemahkan secara harfiah saja yang menjadi kolesterol yang ada
didalam setiap makanan. Pada hal kolesterol hanya dijumpai pada makanan yang berasal
dari produk hewai seperti, telur, daging, susu, dan keju.
Demikian halnya dengan kolesterol darah, kolesterol darah berasal dari hati, artinya
tidak hanya makanan yang dikonsumsi, kebutuhan kolesterol tubuh dalam sehari 1 g.
tubuh dapat memenuhi kolesterol sendiri.
Mengetahuui kandungan kolesterol dalam makanan akan membantu kita untuk bias
menghindari konsumsi kolesterol dalam jumlah yang tinggi sehingga bias terhindar dari
hiperkolesterolemia. Kandungan kolesterol dalam bahan pangan (Tabel 2).
11
Kerang/tiram 2 sendok 30
Daging ketam 2 sendok 50
Kupang 2 sendok 60
Ikan selar 2 sendok 60
Sotong 6 180
Es krim 100 gr 45
Keju 100 gr 100
Krim 100 gr 140
Mentega 100 gr 260
Susu sapi 100 gr 13
Sosis 1 30
Lemak sapi 2 sendok 23
Lemak ayam 100 74
Tersedianya makanan cepat saji (fast-food) juga memberikan akses kepada kita
terhadap mkanan berkolesterol semakin dekat dan mudah ditemukan karena
banyaknya warung waralaba. Oleh karena itu perlu juga diketahui kandungan
kolesterol beberapa makanan fast food (Tabel 3).
12
Chicken fillet sandwich, plain 182 60 mg
gram
13
kelapa. Beberapa makanan yang selama ini diyakini sehat seperti telur, juga
banyak mengandung kolesterol.
(b) Makanan yang terlalu banyak lemak jenuh bisa menyebabkan kolesterol
tinggi, sehingga disarankan untuk bijak mengonsumsi makanan sehari-hari
agar tidak berlebih.
(c) Mulailah menata makanan seperti daging sapi, kambing, susu, telur, mentega
dan keju karena mengandung lemak jenuh.
(d) Makanan yang mengandung minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau
mentega juga memiliki banyak lemak jenuh. Lemak jenuh juga sering
didapati pada makanan ringan yang mengandung margarin, yang
menggunakan minyak goreng dan kue-kue.
2. Berat badan
(a) Berat badan berlebih tidak hanya mengganggu penampilan tapi lebih banyak
efek buruk kesehatannya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan
trigliserida dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
3. Kurang bergerak
Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk
banyak bergerak. Coba perhatikan apakah kegiatan sobat lebih banyak duduk atau
tidur dan jarang berjalan kaki. Kurang bergerak dapat meningkatkan LDL
(kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
4. Umur dan jenis kelamin
Setelah mencapai usia 20 tahun, kadar kolesterol biasanya cenderung naik. Pada
pria, kadar kolesterol umumnya terus menerus meningkat setelah usia 50 tahun.
Pada wanita, kadar kolesterol tinggal akan turun saat menopause, setelah itu
kolesterolnya cenderung tinggi seperti pada pria.
5. Penyakit tertentu
Bisa saja sobat sudah berusaha menjauhi makanan berlemak tapi ternyata
kolesterol masih tinggi. Memiliki penyakit tertentu seperti diabetes atau
hipotiroidisme dapat menyebabkan kolesterol tinggi.
6. Sejarah keluarga
Jika salah satu anggota keluarga punya masalah kolesterol tinggi maka berhati-
hatilah karena risiko memiliki kolesterol tinggi juga bisa terjadi.
7. Merokok
Merokok dapat menurunkan kolesterol baik, sehingga yang beredar di tubuh
hanya kolesterol jahat. Kolesterol jahat ini jika tidak dikendalikan bisa berakibat
fatal.
14
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah;
1. Induksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel hati oleh hormon tiroid, sehingga
konsentrasi kolesterol plasma akan menurun (Guyton & Hall, 2005).
2. Penurunan kolesterol LDL dan peningkatan kolesterol HDL oleh hormon estrogen.
4. Peningkatan kolesterol HDL dan penurunan kolesterol LDL oleh vitamin niasin dosis
tinggi.
6. Diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol, terutama pada lemak hewani dan minyak
tumbuhan tropis (minyak kelapa, minyak sawit), yang meningkatkan kadar kolesterol
plasma. Asam-asam lemak ini merangsang sintesis kolesterol dan menghambat
perubahannya menjadi garam-garam empedu.
8. Peningkatan pemakaian glukosa oleh tubuh akibat aktivitas hormon insulin, sehingga
akan mengurangi pemakaian lemak (Guyton & Hall, 2005).
10. Penyakit pada hati yang merupakan tempat degradasi insulin. Hati merupakan tempat
pembentukan kolesterol, mengekstraksi kolesterol lama, dan mensekresikannya ke
dalam kantung empedu, sehingga bila hati rusak, jumlah insulin akan meningkat dan
akan menyebabkan penurunan kadar kolesterol darah (Guyton & Hall, 2005).
15
11. Stres yang menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis yang melepaskan epinefrin
dan norepinefrin, yang kemudian akan meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas
dalam darah (Guyton & Hall, 2005).
16
Orang yang sering mengantuk ditengarai memiliki kadar kolesterol yang
tinggi, hal ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki kadar trigliserida diatas
600 bahkan 700 mg. Kadar trigliserida yang aman itu antara 150 hingga 200 mg,
jadi sudah terlampaui banyak sekali. Hal ini sungguh tidak baik untuk kesehatan
dan menyebabkan penyempitan lemak jahat di pembuluh darah yang mengalirkan
darah ke otak. Jika aliran darah ke otak terganggu maka asupan oksigen tidak
mencukupi sehingga seseorang mudah merasa mengantuk dan malas untuk
mengerjakan sesuatu.
6. Dada Sebelah Kiri Sering Nyeri
Nyeri pada dada sebelah ini terjadi karena adanya penyempitan pembuluh
darah disekitar jantung. Jantung merupakan organ penting untu memompa darah
untuk dialirkan keseluruh tubuh. Jika ada penyempitan disekitar jantung maka
orang akan merasa seperti tertusuk dibagian dada sebelah kiri. Waspadai gejala
kolesterol ini karena bisa menyebabkan gangguan jantung.
Penyakit ini disebabkan oleh kadar kolesterol LDL berlebihan yang membentuk
plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung dan mengakibatkan otot
jantung tidak menerima aliran darah.
Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Selain
LDL, faktor risiko lain yang harus diukur dan diketahui adalah:
a. Merokok
b. HDL rendah (< 40 mg/dl)
c. Hipertensi (tekanan darah tinggi): 140/90 atau sedang dalam pengobatan
antihipertensi
d. Usia Pria > 45 tahun, dan wanita > 65 tahun
17
e. Adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang menderita penyakit
jantung/stroke:
Cara mencegah LDL tinggi adalah dengan mengatur konsumsi makanan yang
masuk ke dalam tubuh, antara lain dengan:
c. Makanan yang mengandung beta glucan seperti apel, pepaya, pir, wortel,
kapri, buncis, kecipir, kacang panjang, kacang hijau, kacang merah, dan
beras merah. Beta glucan mampu mengendalikan kadar kolesterol dalam
darah dengan mengontrol penyerapan dan produksi kolesterol.
d. Menjaga berat badan agar seimbang, karena orang yang memiliki berat lebih
cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi yang disebabkan karena
terjadinya penumpukan trigliserida di balik lipatan kulit.
18
e. Lakukan olah raga teratur agar metabolisme tubuh dapat bekerja dengan
baik, sehingga tidak terjadi penimbunan lemak dan kolesterol.
2. Penyakit Stroke
Selain dapat menyumbat pembuluh darah ke Jantung, plak aterosklerosis juga
dapat akan menyumbat pembuluh darah otak sehingga otak tidak menerima
aliran darah, atau yang sering disebut dengan stroke.
Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena bentuknya lebih
padat dan ukurannya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga sangat mudah
masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam
(Aterogenik).
Bahkan pada pasien Diabetes Melitus yang sudah terkena penyakit target
LDL-nya lebih rendah lagi yakni <70 mg/dL. Kadar gula darah yang tinggi dan
berlangsung lama akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan
menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan pasien dengan diabetes
cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.
19
Salah satu penyakit yang paling menakutkan bagi para lelaki dewasa adalah
ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang memadai
untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan, atau yang disebut
disfungsi ereksi.
I. Umum
Terapi diet
20
dinilai setelah 4-6 minggu dan kemudian setelah 3 bulan.
Tahap I Tahap II
Dari beberapa
Kolesterol mg/dl < 300 < 200
penelitian
diketahui
Lemak Jenuh (% kalori) < 10 <7
bahwa latihan
fisik dapat
meningkatkan kadar HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan
sensitivitas dan meningkatkan keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan LDL, dan
menurunkan berat badan.
Setiap melakukan latihan jasmani perlu diikuti 3 tahap :
2. Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85 % dari denyut jantung maximal
( 220 - umur ) selama 20-30 menit .
Diet suplemen
a) Fitosterol
21
dalam minyak nabati dan, dalam jumlah lebih sedikit, dalam buah segar, kacang
kenari, dan kacang polong. Fitosterol sering ditemukan sebagai bahan tambahan pada
minyak goreng dan mentega. Konsumsi fitosterol sebagai diet suplemen menurunkan
kolesterol LDL sampai 15%. Asupan sebesar 2 gram/hari dianggap sebagai pilihan
terapi untuk menurunkan kolesterol LDL.Asupan lebih dari 3 gram per hari tidak
menurunkan konsentrasi kolesterol lebih lanjut. Sampai saat ini belum ada bukti
penurunan risiko kardiovaskular akibat konsumsi fitosterol.Fitosterol tidak atau
sedikit berpengaruh terhadap kolesterol HDL dan TG.
b) Protein kedelai
LDL.Sebagian besar studi menggunakan asupan protein kedelai lebih dari 40 mg/hari.
Diet serat yang larut dalam air seperti kacang polong, sayuran, buah, dan
sereal mempunyai efek hipokolesterolemik.Diet serat yang larut dalam air sebanyak
5-10 gram/hari dapat menurunkan kolesterol LDL sebesar 5%.Anjuran diet serat yang
larut dalam air untuk menurunkan kolesterol LDL adalah 5-15 gram/hari.
d) PUFA Omega-3
Polyunsaturated fatty acid omega-3 adalah komponen yang ada dalam minyak
ikan atau diet mediterania. Asupan PUFA omega-3 yang berasal dari produk laut
(seperti minyak ikan) sebesar 4 gram sehari dilaporkan menurunkan konsentrasi TG
25-30%, menurunkan konsentrasi kolesterol LDL 5-10%, dan menaikkan konsentrasi
kolesterol HDL sebesar 1-3%.Produk laut mengandung banyak PUFA omega-3 rantai
panjang seperti EPA dan DHA. Polyunsaturated fatty acid omega-3 yang berasal dari
tanaman seperti kedelai dan kenari mengandung asam linolenik alfa (PUFA rantai
moderat) yang tidak menurunkan konsentrasi TG secara konsisten.Dosis farmakologis
22
untuk menurunkan konsentrasi TG adalah >2 gram/ hari. Suplementasi PUFA omega-
3 rantai panjang dosis rendah (400 mg/hari) dalam margarin tidak menurunkan
konsentrasi TG secara bermakna. Faedah PUFA omega-3 terhadap mortalitas
kardiovaskular berdasarkan berbagai studi tidak konsisten walau satu studi di Jepang
melaporkan terapi EPA berhubungan dengan penurunan 19% kejadian kardiovaskular.
Upaya pencegahan
Kolesterol ditengarai sebagai pemicu berbagai gangguan kesehatan, seperti
hipertensi, gangguan jantung, hingga stroke. Sebenarnya kolesterol adalah unsur yang
dibutuhkan oleh tubuh, kadar yang berlebihan dalam tubuhlah yang menyebabkan
berbagai penyakit.
23
Jika telah terdiagnosa bahwa kadar kolesterol Anda tergolong tinggi, dokter
biasanya memberi saran agar Anda menurunkan konsumsi lemak. Hati-hati,
jangan menghentikan konsumsi lemak, melainkan menguranginya. Sebaiknya
Anda mengonsumsi jenis makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal,
seperti selai kacang, avokad, minyak Zaitun dan kanola, serta kacang-kacangan.
Penelitian telah membuktikan bahwa jenis lemak ini membantu menurunkan
kadar LDL dan trigliserida dalam darah, dan meningkatkan HDL.
5. Mengonsumsi multivitamin
Sekalipun telah mengonsumsi makanan sehat, tetap ada kemungkinan tubuh kita
kekurangan unsur nutrisi tertentu. Untuk mengatasi kondisi ini, para ahli
kesehatan menyarankan untuk mengonsumsi multivitamin/makanan suplemen
untuk mencukupi kebutuhan dasar nutrisi dan menurunkan risiko penyakit
jantung dan stroke. Pilihlah multivitamin yang mengandung asam folat, vitamin
B6 dan vitamin B12, karena ketiganya memiliki manfaat penting menjaga
kesehatan jantung.
24
Bab III
Metode Penelitian
25
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam penelitian ini adalah
semua warga peserta Posbindu RW 09 selama 11 November 2018 sampai 20 Februari 2019.
3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah populasi target yang masuk kriteria inklusi yang berjumlah
20 warga.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang
pengetahuan pencegahan hiperkolesterol sebagai factor resiko penyakit tidak menular.
Pengetahuan reponden tentang pencegahan hiperkoelsterolemia dianggap baik bila benar
menjawab 10-15 pertanyaan, cukup bila benar 7-9 pertanyaan dan kurang bila hanya
menjawab <6 pertanyaan.
Tabel 4 Klasifikasi Tingkat Pengetahuan Pencegahan Hiperkolesterol
Skor Tingkat Pengetahuan
<6 Kurang
7-9 Cukup
10-15 Baik
26
Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya, menjadi
bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.
3. Pemasukan Data (Entry)
Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.
4. Pembersihan Data (Cleaning data)
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi
kemungkinan kesalahan.
27
Bab IV
Hasil Penelitian
28
Kelurahan Meruya Selatan memiliki dua puskesmas kelurahan yaitu Puskesmas
Kelurahan Meruya Selatan I dan Meruya Selatan II yang memiliki wilayah kerja masing–
masing. Yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II adalah Rukun
Warga 02, 03, 05, dan 09. Sisanya menjadi wilayah kerja dari Puskesmas Kelurahan Meruya
Selatan I. Gedung Puskesmas Meruya Selatan II seluas 240 m² terletak diatas tanah seluas
600 m². Jarak dari pusat kantor kecamatan ± 5 km, dari pusat kantor kota administrasi ± 2,5
km, dan jarak dari pusat pemerintahan DKI Jakarta ± 15 km, dihubungkan dengan jalan
negara / kabupaten. Alat transportasi yang dapat digunakan adalah kendaraan umum B03 dan
kendaraan roda 2 (ojek).
RT NAMA PENYAKIT
Hipertensi DM Dislipidemia Hiperuricemia Penyakit
Jantung
RT 1 12 5 8 0 7
RT 2 8 8 4 2 2
RT 3 13 5 5 2 0
RT 4 9 4 2 1 1
RT 5 13 5 1 0 3
RT 6 17 3 5 4 3
JUMLAH 72 30 25 9 16
29
RT NAMA PENYAKIT
Stroke Batu TB Gangguan Jiwa Asma
Ginjal Bronkiale
RT 1 2 0 2 0 0
RT 2 0 0 1 2 0
RT 3 1 0 0 0 1
RT 4 3 1 0 0 3
RT 5 2 0 0 2 3
RT 6 0 1 1 2 1
JUMLAH 8 2 4 6 8
RT NAMA PENYAKIT
November Desember Januari Februari
Tekanan 2 2 1 1
darah tinggi
Kolesterol 5 5 4 2
tinggi
Gula darah 1 1 0 2
tinggi
Asam urat 2 1 2 0
tinggi
Obesitas 15 13 15 0
JUMLAH 20 20 20 20
Peserta
4.4 Hasil
30
Tabel 4.4 Pengetahuan Responden Mengenai Hiperkolesterol
Dari penelitian di dapatkan tidak ada responden yang berjenis kelamin laki-laki (0%),
dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (100%).
Pendidikan terakhir seluruh responden yang berjumlah 20 orang, yaitu tamat SD,
SMP dan SMA.
31
Pekerjaan responden yang berjumlah 15 orang, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan 5
orang responden sebagai wiraswasta. Tidak ada responden yang memiliki pekerjaan sebagai
PNS dan pegawai swasta.
Bab V
5.1 Kesimpulan
32
dilakukan pemberian materi berupa penyuluhan tentang pentingnya menjaga kolesterol
normal sebagai pencegah terjadi penyakit tidak menular.
5.2 Saran
1. Penulis berharap agar warga di RW 09 dapat melanjutkan pola diet yang baik sebagai
pencegah kolesterol dan aktivitas olahraga yang telah dilakukan setiap hari rabu
secara berkesinambungan, disertai dengan penyuluhan mengenai apa itukolesterol
pada penderita penyakit tidak menular dan pada warga yang beresiko. Sehingga warga
RW 09 memiliki pengetahuan yang lebih mengenai kolesterol sebagai salah satu
faktor resiko penyakit tidak menular.
33
Daftar Pustaka
Mansjoer A, dkk (2001), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta
Brunner & Suddart, (2003), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta
Lab UPF Ilmu Penyakit Dalam (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Dalam, RSDS, Surabaya.
34
Lampiran 1 Kuesioner
Nama : Alamat :
Usia : Pendidikan :
Pekerjaan : Tanggal :
35
1. Apa yang ibu ketahui tentang kolesterol ?
a. Salah satu komponen lemak yang sangat penting untuk membangun dinding sel
a. Kurang berolahraga
b. 4 dari jawaban A
c. ≤ dari 3 jawaban A
4. Apa keuntungannya jika kita membatasi dan mengurangi konsumsi makanan yang
kolesterolnya tinggi ?
a. Kadar kolesterol dalam darah terkontrol yaitu kadar LDL (lemak jahat) rendah dan
kolesterol tinggi ?
7. Bahan makanan apa saja yang dianjurkan pada diet dislipidemia untuk menurunkan
kolesterol darah ?
8. Bahan makanan apa saja yang tidak dianjurkan pada diet dislipidemia untuk
c. Daging yang berlemak, jeroan, kue-kue yang berlemak, kuning telur, gorengan dan
santan kental
9. Apakah ibu mengetahui berapa lemak jenuh yang dianjurkan untuk diet dislipidemia ?
10. Bagaimana cara yang tepat untuk mengurangi lemak jenuh dalam makanan ?
cepat saji
b. Memasak dengan cara menggoreng
a. <200 mg/hari
b. >200 mg/hari
c. Tidak tahu
12. Apakah anda setuju bahwa stress salah satu faktor pemicu yang dapat meningkatkan
a. Tidak setuju
b. Setuju
c. Sangat setuju
a. Jenis lemak yang berbahaya bagi manusia yang berasal dari produk ruminansia dan
margarin, mentega
b. Gorengan
15. Apakah dampaknya jika kita sering mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak trans ?
c. Tidak tahu