Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

Pasien dengan ST Elevasion


Myocardial Infraction (STEMI)
Anteroseptal
Pembimbing:
dr. Fatimah Defina Khamarul Jannah, Sp.JP

Disusun oleh:
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU Zoey Abigail Idnani
PENYAKIT DALAM 112019261
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSTITAS KRIDA
WACANA
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT
SOEBROTO
TABLE OF CONTENTS

1 2
PENDAHULUAN STATUS PASIEN &
ANALISIS
MASALAH

3 4
TINJAUAN KESIMPULAN
PUSTAKA
01

PENDAHULUAN
CHD
Angka kematian 126 per 100,000 populasi → GHE 2016

ACS
Datang ke RS dengan STEMI → sekitar 38% dari 116,793 pasien
Pria > Wanita

STEMI Oklusi total pembuluh darah arteri koroner.

Tindakan reperfusi secepatnya (agen fibrinolitik atau PPCI)



menurunkan tingkat mortalitas pasien STEMI di Indonesia.
02
STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN
01 Tn. EF 06 TNI AD

02 Laki-laki 07 Islam

03 48 tahun 08 Jawa

04 Jl. Setu Indah, Cipayung 09 0109xxxx

05 Menikah 10 23 Maret 2022


ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis &
alloanamnesis
Pada tanggal 23 Maret 2022

KELUHAN UTAMA
Nyeri dada sejak 5 jam SMRS
RIYAWAT PENYAKIT SEKARANG

o Pasien rujukan datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 5 jam SMRS. Nyeri dada
timbul mendadak ketika pasien sedang duduk beristirahat. Nyeri dirasakan seperti
tertekan/tertindih dengan durasi kurang lebih 20-30 menit. Nyeri menjalar ke daerah leher
dan lengan kiri. Pada saat terjadi serangan nyeri, pasien merasa lemas sehingga tidak
mampu untuk beraktivitas ataupun bergerak terlalu banyak. Nyeri dirasakan tidak
berkurang dengan berhenti melakukan kegiatan atau beristirahat. Keluhan nyeri juga
disertai keluar keringat dingin dan rasa mual namun tidak disertai muntah.
o Gejala nyeri dada baru pertama kali dialami oleh pasien. Pada beberapa jam sebelum timbul
nyeri, pasien sempat merasakan pegal-pegal pada daerah punggung dan leher yang menetap,
kemudian disusul dengan timbulnya nyeri pada dada.

o Keluhan seperti sakit kepala, nyeri pada bagian ulu hati, bengkak pada kedua tungkai, sesak,
riwayat tidur dengan menggunakan bantal yang tinggi, terbangun di malam hari karena sesak
dan batuk disangkal. BAK dan BAB normal, tidak ada keluhan.

o Pasien sebelumnya telah dibawa ke Rumah Sakit Prikasih dan setelah pemeriksaan, pasien
diberikan obat yaitu clopidogrel 1 x 300 mg, omeprazole 1 x 40 mg, ketolorac 1 x 30 mg, dan
ISDN 5 mg sublingual. Setelah itu, pasien dirujuk ke RSPAD untuk penangan lebih lanjut.

o Pasien memiliki penyakit hipertensi dan kolesterol tinggi, pasien rutin minum obat yang
dibeli sendiri tanpa kontrol ke dokter.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
o Riwayat diabetes mellitus, anemia, penyakit jantung, ginjal, paru,
keganasan, alergi disangkal.

KELUARGA
o Keluhan yang sama pada keluarga disangkal.
o Ibu pasien menderita penyakit hipertensi.
o Riwayat diabetes mellitus, anemia, penyakit jantung, ginjal, paru,
keganasan, alergi pada keluarga disangkal.
RIWAYAT PENGOBATAN
o Pasien rutin mengkonsumsi obat amlodipine 1 x 5 mg dan
simvastatin 1 x 20 mg yang dibeli sendiri.
o IGD RS Prikasih : clopidogrel 1 x 300 mg, omeprazole 1 x 40
mg, ketolorac 1 x 30 mg, dan ISDN 5 mg sublingual.
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
o Pasien tinggal bersama istri dan anak pasien.
o Saat ini pasien sedang melanjutkan pendidikan, dimana kegiatan pasien sehari-harinya adalah
duduk mengikuti pembelajaran secara online selama tiga bulan terakhir. Aktvivitas fisik yang
sebelumnya sering dilakukan menjadi tidak dilakukan.
o Pasien makan 2-3 kali/hari, makanan variatif, waktu makan tidak teratur. Pasien mengatakan
gemar mengkonsumsi makanan bersantan, berlemak, jarang makan sayur dan tidak suka
makan buah.
o Riwayat merokok (+) sekitar ½ bungkus perhari sejak ± 20 tahun yang lalu.
o Minum alkohol (+), jika pasien berkumpul bersama teman
PEMERIKSAAN
FISIK
STATUS INTERNUS
Keadaan Umum Kesadaran
Tampak sakit sedang 01 02 Compos mentis (E4V5M6)

Tanda-tanda Vital Status Gizi


- TD
- Suhu
: 116/75mmHg
: 36.5oC
03 04 - BB: 78 kg
- TB : 170 cm
- Nadi : 68x/menit - IMT : 26,9 kg/m2
- RR : 22x/menit - Status Gizi :
- SaO2 : 99% nasal kanul 3 lpm Obesitas tingkat 1
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal, warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Exopthalamus (-/-), enopthalamus (-/-), edema palpebra (-/-), konjungtiva


Mata : anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung tidak langsung (+/+),
pupil isokor, nistagmus (-/-)
Simetris, septum deviasi (-/-), sekret, napas cuping hidung (-/-), perdarahan
Hidung :
(-/-), massa (-/-), concha tidak edema dan hiperemis
Normotia, tanda radang (-/-), secret/serumen (-/-), perdarahan (-/-), massa
Telinga :
(-/-), nyeri tekan (-/-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-), tidak ada bau pernapasan
Tenggoroka
: Tonsil T1-T1 tenang, tonsil dan faring tidak hiperemis
n
Leher : JVP 5-2 cmH2O, kelenjar tiroid dan KGB tidak membesar, trakea ditengah
Paru Anterior
Normochest, pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis, tidak ada
Inspeksi : bagian yang tertinggal, jenis pernapasan abdominothorakal, tidak tampak
otot bantu pernapasan, tidak ada lesi atau benjolan
Palpasi : Benjolan (-/-), fremitus taktil simetris, nyeri tekan (-/-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Paru Posterior
Bentuk thoraks posterior normal, bentuk scapula simetris, tidak ada lesi atau
Inspeksi :
benjolan
Palpasi : Benjolan (-/-), fremitus taktil simetris, nyeri tekan (-/-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea midklavikularis sinistra
Batas kanan pada ICS IV linea parasternalis dextra
Perkusi : Batas kiri pada ICS VI linea midklavikularis sinistra
Pinggang jantung pada ICS III linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak buncit, lesi (-), massa (-)
Auskultasi : Bising usus normorperistaltik (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan abdomen (-), tidak teraba pembesaran organ, ballotement (-)
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, nyeri ketok CVA (-)
Ekstremita Akral hangat pada keempat ekstremitas, tidak ada lesi, tidak terdapat edema, CRT
:
s <2 detik. Normotonus, eutrofi, gerakan aktif +5 pada keempat ekstremitas

Klasifikasi Killip : Killi class I (Tidak terdapat tanda gagal jantung)


PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN EKG
PEMERIKSAAN
LABORATORIU
M
Pemeriksaan 24/03/ Hasil Rujukan
2022
Pemeriksaan 24 Maret Hasil Rujukan
2022
Pemeriksaan 24 Maret Hasil Rujukan
2022
RESUME
Pasien Tn. EF usia 48 tahun datang ke IGD RSPAD dengan keluhan chest pain sejak
5 jam SMRS. Keluhan timbul mendadak ketika pasien sedang istirahat, berupa rasa
tertekan/terindih, menjalar ke daerah leher dan lengan kiri. Keluhan berlangsung
persisten (>20menit) dan disertai dengan diaforesis, lemas dan rasa mual. Gejala baru
pertama kali dialami pasien. Beberapa jam sebelum timbul nyeri, pasien sempat
merasa pegal-pegal pada daerah punggung dan leher yang menetap.

Pasien telah dibawa ke RS Prikasih dan setelah pemeriksaan, pasien diberikan obat
clopidogrel 300 mg, omeprazole 40 mg, ketolorac 30 mg, dan ISDN 5 mg sublingual.

Menderita penyakit hipertensi dan hiperkolesterolemia, pasien rutin konsumsi


amlodipine 1 x 5 mg dan simvastatin 1 x 20 mg yang dibeli sendiri tanpa kontrol ke
dokter. Ibu pasien menderita penyakit hipertensi. Kebiasaan merokok (+) sekitar ½
bungkus perhari sejak ± 20 tahun yang lalu.
RESUME
Pemeriksaan fisik :
• Keadaan umum tampak sakit sedang,
• Kesadaran compos mentis, Pemeriksaan penunjang :
• TD 116/75 mmHg, • EKG irama sinus, HR 75x/menit,
• nadi 68x/menit, ST elevasi pada V1, V2, V3.
• napas 22x/menit, • Pemeriksaan laboratorium
• suhu 36.5o C dan Troponin I 0.270 dan
• SaO2 99% dengan nasal kanul 3 lpm. CK-MB Mass 54.50.
• IMT 26,9 kg/m2 (obesitas tingkat I).
• Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
DIAGNOSA KERJA
Angina tipikal ec STEMI anterior onset 5 jam killip I
Angina tipikal ec STEMI anterior onset 5 jam
killip I
Atas dasar :
Anamnesis ; keluhan angina tipikal sejak 5 jam SMRS berupa rasa tertekan/terindih,
menjalar ke daerah leher dan lengan kiri yang berlangsung persisten (>20menit) dan
disertai dengan diaforesis, lemas dan rasa mual. Selain itu, pasien memiliki faktor risiko
infark miokard akut yaitu berjenis kelamin laki-laki, usia >40 tahun, dengan obesitas
derajat I, kebiasaan merokok, memiliki penyakit hipertensi dan hiperkolesterolemia.
Pemeriksaan fisik ; KU tampak sakit sedang dan kesadaran compos mentis.
TTV ; TD 116/75 mmHg, nadi 68x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 36.5 o C dan
SaO2 99% dengan nasal kanul 3 lpm.
IMT 26,9 kg/m2 (obesitas tingkat I).
EKG ; irama sinus, HR 75x/menit, ST elevasi pada V1, V2, dan V3.
Laboratorium ; peningkatan pada Troponin I dan CK-MB.
TATALAKSAN
A
Tatalaksana awal :
• Tirah baring
• Infus NaCl 0.9% 20 tpm
• O2 nasal kanul 3 lpm Rencana tindakan :
• Aspilet 1 x 80 mg • Periksa EKG per 24 jam
• Clopidogrel 1 x 75 mg • Pemeriksaan rontgen thoraks
• ISDN 1 x 5 mg sublingual • Rujuk spesialis jantung untuk
tindakan reperfusi
FOLLOW UP
Tanggal Subject Object Assessement Plan & anjuran
25 Maret Pasien merasa KU : sakit ringan • STEMI anterior • Aspilet 1 x 80 mg
2022 lemas post Kesadaran : CM onset 5 jam kilip I • Clopidogrel 1 x 75 mg
PCI, nyeri TD 122/83 mmHg, nadi 79x/mnt, napas • Post PCI 1 DES • Atorvastatin 1 x 20 mg
dada (-), sesak 22x/mnt, suhu 36.4°C, LAD CAD 1VD • Concor 1 x 2.5 mg
(-) SaO2 99% room air • Captopril 3 x 12.5 mg
Pemeriksaan fisik : • Diazepam 1 x 5 mg
dalam batas normal
Laboratorium tgl 25 Maret 2022 Anjuran :
•Kimia klinik ; • Cek profil lipid dan
CPK 1881 U/L, asam urat
CK-MB 269 U/L
•Analisa gas darah ;
pH 7.469,
pCO2 27.7 mmHg,
pO2 131.7 mmHg,
HCO3 20.3 mmol/L,
SaO2 99.3%
PCI : PCI 1 DES LAD, CAD 1VD
Rontgen Thoraks :
Kardiomegali dengan bendungan paru
Percutaneus Coronary Intervension (PCI)
Tanggal 24 Maret 2022
Percutaneus Coronary Intervension (PCI)
Tanggal 24 Maret 2022

Kesimpulan :
• PCI 1 DES LAD
• CAD 1VD
Rontgen Thoraks
Tanggal 24 Maret 2022
- Jantung tampak membesar (CTR > 50%).
Pinggang jantung normal

CTR : [(0.61 + 1.22) / 3.37] X 100%


CTR : 54.30%
- Aorta dan mediastinum superior tidak melebar.
- Trakea di tengah. Kedua hilus relatif menebal
dengan kranialisasi.
- Corakan bronkovaskular kedua paru bertambah.
- Tidak tampak infiltrat maupun nodul di kedua
lapangan paru
- Kedua hemidiafragma licin. Kedua sinus
kostofrenikus lancip.
- Tulang-tulang kesan intak.
Kesan : kardiomegali disertai bendungan paru.
Tanggal Subject Object Assessement Plan & anjuran
27 Maret Tidak ada KU : sakit ringan • STEMI anterior • Aspilet 1 x 80 mg
2022 keluhan, Kesadaran : CM onset 5 jam kilip I • Clopidogrel 1 x 75 mg
nyeri dada (-), TD 121/83 mmHg, nadi 84x/mnt, napas • Post PCI 1 DES • Atorvastatin 1 x 20 mg
sesak (-) 20x/mnt, suhu 36.6°C, LAD CAD 1VD • Concor 1 x 2.5 mg
SaO2 99% room air • Captopril 3 x 12.5 mg
Pemeriksaan fisik : • Diazepam 1 x 5 mg
dalam batas normal
EKG :
Muncul Q patologis (+) : old miokard
infark
Penurunan R wave progression
T elevasi dengan perbaikan
Interpretasi: 6. Morfologi:
 Gelombang P
1. Irama jantung: irama sinus • Defleksi positif sadapan inferior (II, III, dan
2. Laju QRS 23 kotak kecil antar 2R : 65 bpm aVF),
• P patologis (-)
3. Regularitas: interval R-R dan interval P-P  Kompleks QRS
reguler • Durasi: 0,08 normal
• Muncul Q patologis (+) : old miokard
4. Penilaian axis: normoaxis infark
5. PR interval: normal 0,12 s – 0,20 s (0,18s) • Penurunan R wave progression
Tanggal Subject Object Assessement Plan & anjuran
28 Maret Tidak ada KU : sakit ringan • STEMI anterior • Aspilet 1 x 80 mg
2022 keluhan, Kesadaran : CM onset 5 jam kilip I • Clopidogrel 1 x 75 mg
nyeri dada TD 118/78 mmHg, nadi 73x/mnt, • Post PCI 1 DES • Atorvastatin 1 x 20 mg
(-), sesak (-) napas 20x/mnt, suhu 36.4°C, LAD CA 1VD • Concor 1 x 2.5 mg
SaO2 99% room air • Captopril 3 x 12.5 mg
Pemeriksaan fisik :
dalam batas normal
Laboratorium tgl 28 Maret 2022
•Kimia klinik ;
Kolesterol total 188 mg/dL,
trigliserida 178 mg/dL,
kolesterol HDL 31 mg/dL,
kolesterol LDL 121 mg/dL,
asam urat 9.5 mg/dL
EKG :
Muncul Q patologis (+) : old
miokard infark
Penurunan R wave progression
T elevasi dengan perbaikan
Interpretasi: 6. Morfologi:
 Gelombang P
1. Irama jantung: irama sinus • Defleksi positif sadapan inferior (II, III, dan
2. Laju QRS 23 kotak kecil antar 2R : 65 bpm aVF),
• P patologis (-)
3. Regularitas: interval R-R dan interval P-P  Kompleks QRS
reguler • Durasi: 0,08 normal
• Muncul Q patologis (+) : old miokard
4. Penilaian axis: normoaxis infark
5. PR interval: normal 0,12 s – 0,20 s (0,18s) • Penurunan R wave progression
EDUKASI SAAT PASIEN PULANG
• Jangan berhenti minum aspirin dan CPG tanpa berkonsultasi dengan dokter
kardiologi (dianjurkan minum selama 12 bulan)
• Perawatan pada luka → pasien dapat mandi dan melepas balutan satu hari
setelah dilakukan PCI
• Apabila terjadi perdarahan → berbaring dan tekan kuat pada daerah yang luka
selama 15 menit
• Apabila perdarahan berhenti setelah 15 menit → istirahat dengan berbaring
• Tidak melakukan aktivitas berat selama lima hari
• Menganjurkan untuk melakukan aktivitas olahraga ringan, seperti jalan santai
PROGNOSIS

QUO AD QUO AD
QUO AD VITAM
FUNCTIONAM SANATIONAM
Dubia Ad Bonam Dubia Ad Bonam Dubia Ad Bonam
03
INFARK
MIOKARD
TINJAUAN AKUT DENGAN
ST ELEVASI
PUSTAKA
STEMI

Merupakan bagian dari spektrum SKA yang menggambarkan cedera


miokard transmural, akibat oklusi total arteri koroner oleh
trombus.

STEMI adalah sindrom klinis dengan gejala iskemia miokard khas


dengan gambaran EKG berupa elevasi ST yang persisten dan diikuti
pelepasan biomarker nekrosis miokard.
FAKTOR RISIKO
Tidak dapat Dapat
dimodifikasi dimodifikasi

● Usia ● Merokok
● Jenis kelamin ● Hiperlipidemia
● Ras ● Hipertensi
● Riwayat keluarga dengan ● Diabetes mellitus
penyakit jantung koroner ● Obesitas
● Anemia
● Kerja fisik/olahraga
ETIOLOGI STEMI
STEMI disebabkan karena aliran darah koroner menurun secara
mendadak setelah oklusi trombus. Trombus terbentuk karena adanya
ruptur atau erosi plak aterosklerotik, dimana episode pembentukan,
pembesaran, dan lisis terjadi bersamaan namun tidak seimbang.

STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada
lokasi injuri vaskular, dimana injuri tersebut dicetuskan oleh
beberapa faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi
lipid.
PATOFISIOLOGI
ANAMNESIS
Keluhan pasien dengan iskemia miokard dapat
berupa nyeri dada yang tipikal (angina tipikal)
atau atipikal (angina ekuivalen).
ANGINA
TIPIKAL
● Rasa tertekan atau berat daerah restrostenal,
● menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area
interskapular, bahu atau epigastrium.
● Berlangsung intermitten (beberapa menit) atau
persisten (>20 menit).
● Keluhan disertai dengan diaforesis, mual muntah,
nyeri abdominal, sesak napas dan sinkop.
ANAMNESIS
Keluhan pasien dengan iskemia miokard dapat
berupa nyeri dada yang tipikal (angina tipikal)
atau atipikal (angina ekuivalen).
ANGINA
ATIPIKAL
● Nyeri di daerah penjalaran angina tipikal, gangguan
pencernaan, sesak napas yang tidak dapat diterangkan,
atau rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan.
● sering dijumpai pada pasien usia muda (25-40 tahun) atau
usia lanjut (>75 tahun), wanita, penderita, gagal ginjal
menahun, atau demensia.
PEMERIKSAAN FISIK
• Mengidentifikasi faktor pencetus iskemia,
• komplikasi iskemia,
• penyakit penyerta,
• menyingkirkan diagnosis banding.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
EKG
Semua pasien dengan keluhan nyeri dada atau
keluhan lain yang mengarah kepada iskemia
harus menjalani pemeriksaan EKG 12 sadapan
sesegera mungkin (10 menit).

Gambaran EKG yang dapat dijumpai :


• normal
• non diagnostik
• left bundle branch block (LBBB) baru/persangkaan baru
• elevasi segmen ST persisten atau tidak persisten
• depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi gelombang T
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
EKG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MARKA JANTUNG
CK-MB atau troponin I/T merupakan biomarka nekrosis miosit
jantung dan menjadi biomarka untuk diagnosis infark miokard.
Troponin I/T mempunyai sensitivitas dan spesivisitas yang lebih
tinggi dari CK-MB.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LABORATORIUM
Tes darah rutin, gula darah sewaktu, status
elektrolit, koagulasi darah, tes fungsi ginjal,
dan panel lipid.
Pemeriksaan laboratorium tidak boleh
menunda terapi SKA.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
FOTO THORAKS
Tujuan pemeriksaan untuk
membuat diagnosis banding,
identifikasi komplikasi dan
penyakit penyerta.
TATALAKSANA
Tindakan Umum dan Langkah Awal

1 2 3
Tirah Baring Oksigen pada pasien dengan Aspirin
hipoksia (SaO2 <90% atau PaO2
<60 mmHG)

4 5 6
Penghambat reseptor Nitrogliserin (NTG) Morfin
adenosin difosfat (ADP) spray/tablet sublingual atau
isosorbide dinitrate (ISDN)
TATALAKSANA
Obat-obatan yang diperlukan dalam
menangani IMA

Anti Iskemia Antiplatelet Antikoagulan


- Beta blocker
- Nitrat
- CCBs

ACE Inhibitor Statin


TATALAKSANA
Metode Reperfusi

Percutaneous Coronary
Interventions (PCI)
Sumbatan di koroner dibebaskan secara
mekanik dengan bantuan alat kateter

Fibrinolitik
Obat penghancur trombus

CABG

Pembedahan/operasi bypass
KONTRAINDIKASI
FIBRINOLITIK
REGIMEN FIBRINOLITIK
UNTUK STEMI
PROGNOSI
S
Klasifikasi Killip
PROGNOSI
S
Klasifikasi Forrester
04
KESIMPULAN
IGD RS TINDAKAN
IGD RSPAD PERAWATAN PULANG
PRIKASIH REPERFUSI

Tidak ada keluhan, nyeri dada


(-), sesak (-)
Chest pain 5 jam smrs
Pemeriksaan fisik dalam batas
Keluhan angina tipikal Edukasi
PCI : normal
EKG : ST elevasi di V1, 1. Kontrol rutin dengan
Chest Pain 1 DES LAD Rontgen thoraks :
V2, V3 dokter spesialis
CAD 1VD kardiomegali dengan
Lab : Troponin I & kardiologi serta terus
bendungan paru
CKMB meningkat mengkonsumsi aspirin
EKG : old miokard infark
dengan ST elevasi perbaikan dan CPG.
2. Dijelaskan mengenai
Tirah baring, perawatan luka setelah
infus NaCl 0.9% 20 PCI.
tpm, O2 nasal kanul 3 3. Pasien tidak boleh
lpm, Aspilet 80 mg, Aspilet 80 mg, melakukan aktivitas
CPG1x300 mg, Aspilet 80 mg,
Clopidogrel 1x75 mg, Clopidogrel 75 mg, berat selama 5 hari
Omz 1x40 mg, Clopidogrel 75 mg,
ISDN 5 mg sublingual. Atorvastatin 20 mg, dan dianjurkan untuk
Ketolorac 1x30 mg, Atorvastatin 20 mg,
Concor 2.5 mg, melakukan aktivitas
ISDN 5 mg Setelah itu dilakukan Concor 2.5 mg,
Captopril 3x12.5 mg, olahraga ringan seperti
sublingual. pemeriksaan rontgen Captopril 3 x 12.5 mg.
Diazepam 5 mg. jalan santai.
thoraks dan dirujuk
spesialis jantung untuk
tindakan reperfusi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Borja I, Stefan J, Stefan A, Manuel J A, Chiara B D, Héctor B, Alida L P C, Filippo C, John A G, Sigrun H, Gerhard H,
Adnan K, Mattie J L, Eva P, Marco R, Marco V, Christoph V, Pascal V & Petr W. 2017. ESC Guidelines For The
Management Of Acute Myocardial Infarction In Patients Presenting With ST-Segment Elevation: The Task Force For
The Management Of Acute Myocardial Infarction In Patients Presenting With ST-Segment Elevation Of The European
Society Of Cardiology (ESC), European Heart Journal, Volume 39, Issue 2, 07 January 2018, Pages 119–177,
https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehx393.
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
2010.
3. David L.C, Arun K, Jamshid S, Acute Coronary Syndrome, dapat diunduh di situs Medscape,
http://emedicine.medscape.com/article/1910735-overview
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta:
Interna Publishing; 2016.
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi IV.
Jakarta : PERKI. 2018.
6. Werf FV, Bax J, Betriu A, Crea F, Falk V, Fox K, et al. Management of acute myocardial infarction in patients
presenting with persistent ST-segment elevation: the Task Force on the Management of ST-Segment Elevation Acute
Myocardial Infarction of the European Society of Cardiology. Eur Heart J 2008;29:2909–2945.
THANKS!
Do you have any questions?
zoeyabgl@gmail.com
+62 822 9903 1115

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai