Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

PASIEN DENGAN ST ELEVASION MYOCARDIAL INFRACTION


(STEMI) ANTEROSEPTAL

Pembimbing:
dr. Fatimah Defina Khamarul Jannah, Sp.JP

Disusun oleh:
Zoey Abigail Idnani
112019261

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSTITAS KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
PERIODE 14 MARET – 21 MEI 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus :
Pasien dengan ST Elevation Myocardial Infraction (STEMI) Anteroseptal

Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit
Dalam RSPAD Gatot Soebroto

Disusun Oleh:
Zoey Abigail Idnani
112019261

Telah disetujui pada tanggal:

Pembimbing:

dr. Fatimah Defina Khamarul Jannah, Sp.JP


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Pasien dengan ST Elevation Myocardial
Infraction (STEMI) Anteroseptal”. Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
kepaniteraan klinik departemen ilmu penyakit dalam RSPAD Gatot Soebroto.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing laporan kasus, dr. Fatimah
Defina Khamarul Jannah, Sp.JP. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh dokter
yang telah membimbing selama kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan
kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Laporan kasus ini dapat diselesaikan atas bantuan dari banyak pihak. Penulis berharap
laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, maupun pihak-pihak yang
berkepentingan. Kritik dan saran yang membangun juga diharapkan oleh penulis.

Jakarta, April 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

Global Health Estimate (GHE) tahun 2016 mencatat bahwa kedudukan ischaemic heart
disease atau coronary heart disease (CHD) menempati posisi pertama dengan angka kematian
mencapai 126 per 100,000 populasi atau diperkirakan 16,6 %. Data di Amerika Serikat pada
tahun 2013, pasien acute coronary sindrome (ACS) yang datang ke rumah sakit dengan ST-
elevation myocardial infarction (STEMI) diperkira-kan sekitar 38% dari 116,793 pasien dan
memiliki angka persentase yang berbeda berdasarkan jenis kelamin yakni: 57% terjadi pada pria
dan 43% terjadi pada wanita.1,2

Angka kejadian STEMI tetap menjadi penyebab utama yang memengaruhi morbiditas
dan mortalitas di dunia. Namun berdasarkan beberapa penelitian yang terus dikembangkan,
terdapat penurunan angka mortalitas STEMI yang dikaitkan dengan perbaikan dalam Emergency
Medical Response (EMR), penerapan strategi terapi reperfusi yang efektif, dan penggunaan
farmakoterapi terkait pencegahan sekunder.

Infark miokard akut (IMA) merupakan sindrom klinik yang diperlihatkan dengan gejala
yang ditimbulkan akibat ketidakseimbangan pasokan dan permintaan oksigen dalam darah ke
jantung. Ketidaknyamanan di dada tipe-iskemik seringkali menjadi gejala klinis yang paling
menonjol pada pasien infark miokard, dirasakan pasien sebagai tekanan retrosternal dan sensasi
terbakar yang persisten (>10 hingga 20 menit), difus, dalam, dan berat, umumnya tidak dirasakan
sebagai nyeri yang menusuk.5 Infark miokard akut diklasifikasikan berdasarkan hasil
pemeriksaan EKG 12 sadapan menjadi ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) dan
Non-ST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI). Penentuan klasifikasi IMA penting
dalam penatalaksanaan. Tatalaksana untuk pasien STEMI yaitu dengan terapi reperfusi yang
terdiri dari primary percutaneous coronary intervention (PPCI), terapi fibrinolitik, dan coronary
artery bypass grafting (CABG).

Kematian pasien STEMI di Indonesia yang mendapat terapi reperfusi secara bermakna
dikatakan lebih rendah dibanding pasien tanpa terapi reperfusi, sehingga penerapan terapi
reperfusi sangat penting untuk pasien yang terdiagnosis STEMI dengan tujuan utama yaitu
dilakukannya pemberian reperfusi yang cepat, berkelanjutan, dan tepat.
BAB II

STATUS PASIEN

II.1 Identitas Pasien


Nama : Tn. EF

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 48 tahun

Tanggal lahir : 07 Juni 1973

Alamat : Jl. Setu Indah VII No. 19, Cipayung

Status pernikahan : Menikah

Pekerjaan : TNI AD

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

No. Rekam medik : 01096646

Tanggal pasien datang : 23 Maret 2022

II.2 Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis.

II.2.1 Keluhan Utama


Nyeri dada sejak 5 jam SMRS.

II.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien rujukan datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 5 jam SMRS. Nyeri dada
timbul mendadak ketika pasien sedang duduk beristirahat. Nyeri dirasakan seperti
tertekan/tertindih dengan durasi kurang lebih 20-30 menit. Nyeri menjalar ke daerah leher dan
lengan kiri. Pada saat terjadi serangan nyeri, pasien merasa lemas sehingga tidak mampu untuk
beraktivitas ataupun bergerak terlalu banyak. Nyeri dirasakan tidak berkurang dengan berhenti
melakukan kegiatan atau beristirahat. Keluhan nyeri juga disertai keluar keringan dingin dan rasa
mual namun tidak disertai muntah.

Gejala nyeri dada baru pertama kali dialami oleh pasien. Pada beberapa jam sebelum
timbul nyeri, pasien sempat merasakan pegal-pegal pada daerah punggung dan leher yang
menetap, kemudian disusul dengan timbulnya nyeri pada dada.

Keluhan seperti sakit kepala, nyeri pada bagian ulu hati, bengkak pada kedua tungkai,
sesak, riwayat tidur dengan menggunakan bantal yang tinggi, terbangun di malam hari karena
sesak dan batuk disangkal. BAK dan BAB normal, tidak ada keluhan.

Pasien sebelumnya telah dibawa ke Rumah Kasih Prikasih dan setelah pemeriksaan
pasien, diberikan obat yaitu clopidogrel 1 x 300 mg, omeprazole 1 x 40 mg, ketolorac 1 x 30 mg,
dan ISDN 5 mg sublingual. Setelah itu, pasien dirujuk ke RSPAD untuk penangan lebih lanjut.

II.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu


 Pasien memiliki riwayat hipertensi dan kolesterol tinggi, pasien rutin minum obat yang
dibeli sendiri tanpa kontrol ke dokter.
 Riwayat diabetes mellitus, anemia, penyakit jantung, ginjal, paru, keganasan, alergi
disangkal.

II.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga


 Keluhan yang sama pada keluarga disangkal.
 Ibu pasien menderita penyakit hipertensi.
 Riwayat diabetes mellitus, anemia, penyakit jantung, ginjal, paru, keganasan, alergi
pada keluarga disangkal.

II.2.5 Riwayat pengobatan


 Pasien rutin mengkonsumsi obat amlodipine 1 x 5 mg dan simvastatin 1 x 20 mg yang
dibeli sendiri.
 IGD RS Prikasih : clopidogrel 1 x 300 mg, omeprazole 1 x 40 mg, ketolorac 1 x 30
mg, dan ISDN 5 mg sublingual.
II.2.6 Riwayat sosial
 Pasien tinggal bersama istri dan anak pasien.
 Saat ini pasien sedang melanjutkan pendidikan, dimana kegiatan pasien sehari-harinya
adalah duduk mengikuti pembelajaran secara online selama tiga bulan terakhir.
Aktvivitas fisik yang sebelumnya sering dilakukan menjadi tidak dilakukan.
 Pasien makan 2-3 kali/hari, makanan variatif, waktu makan tidak teratur. Pasien
mengatakan gemar mengkonsumsi makanan bersantan, berlemak, jarang makan sayur
dan tidak suka makan buah.
 Riwayat merokok (+) sekitar ½ bungkus perhari sejak ± 20 tahun yang lalu.
 Riwayat minum alkohol (+), jika pasien berkumpul bersama teman.

II.3 Pemeriksaan Fisik


II.3.1 Status internus:

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Compos mentis (GCS 15)
 Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 116/75mmHg
- Suhu : 36.5oC
- Nadi : 68x/menit
- RR : 22x/menit
- Saturasi O2 : 96% room air
 BB : 78 kg
 TB : 170 cm
 IMT : 26,9 kg/m2
 Status Gizi : Obesitas tingkat 1
II.3.2 Status generalis

Kepala : Normocephal, warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah


dicabut

Mata : Exopthalamus (-/-), enopthalamus (-/-), edema palpebra (-/-),


konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung
tidak langsung (+/+), pupil isokor, nistagmus (-/-)

Hidung : Simetris, septum deviasi (-/-), sekret, napas cuping hidung (-/-),
perdarahan (-/-), massa (-/-), concha tidak edema dan hiperemis

Telinga : Normotia, tanda radang (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-), massa (-/-),
nyeri tekan (-/-)

Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-), tidak ada bau
pernapasan

Tenggoroka : Tonsil T1-T1 tenang, tonsil dan faring tidak hiperemis


n

Leher : JVP 5-2 cmH2O, kelenjar tiroid dan KGB tidak membesar, trakea
ditengah

Paru

Inspeksi : Normochest, simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : Benjolan (-/-), fremitus taktil simetris, nyeri tekan (-/-)

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)


Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea midklavikularis sinistra

Perkusi : Batas kanan pada ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri pada ICS VI linea midklavikularis sinistra

Pinggang jantung pada ICS III linea parasternalis dextra

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak buncit, lesi (-), massa (-)

Auskultasi : Bising usus normorperistaltik (+)

Palpasi : Supel, nyeri tekan abdomen (-), tidak teraba pembesaran organ (-),
ballotement (-)

Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, nyeri ketok CVA (-)

Ekstremitas : Akral hangat, tidak terdapat edema, CRT <2 detik

II.3.3 Klasifikasi Kllip


Killip class A / Killip class I

II.4 Pemeriksaan penunjang


II.4.1 Pemeriksaan EKG

Interpretasi:

1. Irama jantung: irama sinus

2. Laju QRS 4 kotak besar antar 2R  75 bpm

3. Regularitas: interval R-R dan interval P-P reguler

4. Penilaian axis: normoaxis

5. PR interval: normal 0,12 s – 0,20 s (0,20s)

6. Morfologi:

 Gelombang P

• Defleksi positif sadapan inferior (II, III, dan aVF), P patologis (-)

 Kompleks QRS

• Durasi: 0,04  normal

• Q patologis (-)

• R wave progression normal

 ST segmen: ST elevasi pada V1, V2, dan V3


 T inverted pada sadapan III dan T tall pada V2-V6.

II.4.2 Pemeriksaan laboratorium

Hasil
Pemeriksaan Nilai Rujukan
24/03/2022

HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap

Hemoglobin 14.2 13.0-18.0 g/dL

Hematokrit 41 40-52%

Eritrosit 4.80 4.3-6.0 juta/Ul

Leukosit 10070 4.800-10.800 /Ul

Trombosit 223.000 150.000-400.000/uL

Hitung jenis :

 Basofil 0 0-1%

 Eosinofil 0 1-3%

 Neutrofil 79 50-70%

 Limfosit 16 20-40%

 Monosit 5 2-8%

MCV 85 80-96 Fl

MCH 30 27-32 pg

MCHC 35 32-36 g/Dl

RDW 12.60 11.5-14.5 %

KOAGULASI
WAKTU PROTROMBIN (PT)
 Kontrol 10.0
 Pasien 10.9 9.3-11.8 detik

APTT

 Kontrol 23.1
 Pasien 24.5 23.4-31.5 detik

D-dimer 300 < 500 ng/Ml

KIMIA KLINIK

SGOT (AST) 30 < 35 U/L

SGPT (ALT) 20 < 40 U/L

Albumin 4.3 3.5-5.0 g/Dl

Ureum 30 20-50 mg/Dl

Kreatinin 0.92 0.5-1.5 mg/Dl

Egfr >= 90 : normal atau tinggi


60-89 : penurunan ringan
45-59 : penurunan ringan-sedang
30-44 : penurunan sedang-berat
15-29 : penurunan berat
<15 : gagal ginjal
mL/mnt/1.73m2
Kalsium (Ca) 8.6 8.6-10.3 mg/Dl

Magnesium (Mg) 1.70 1.8-3.0 mg/Dl

Glukosa darah sewaktu 107 70-140 mg/Dl

Natrium (Na) 133 135-147 mmol/L

Kalium (K) 4.1 3.5-5.0 mmol/L

Klorida (Cl) 104 95-105 mmol/L

CRP Kuantiatif 0.08 < 1 mg/dL


Cardio 3 panel
 Troponin I 0.270 < 0.02 ng/Ml
 CK-MB Mass 54.40 0.34-4.99 ng/mL

 NT-ProBNP 68.4 8.1-128.3 pg/mL

Analisa Gas Darah

 Ph 7.430 7.469

 pCO2 26.4 27.7

 pO2 43.8 131.7

 Bikarbonat (HCO3) 17.7 20.3

 Kelebihan Basa (BE) -4.7 -1.6

 Saturasi O2 81.6 99.3

II.5 Daftar masalah/diagnosis kerja


1. Angina tipikal ec STEMI Anterior
Atas dasar : Anamnesis didapatkan keluhan angina tipikal berupa rasa tertekan/terindih,
menjalar ke daerah leher dan lengan kiri. Keluhan berlangsung persisten (>20menit) dan
disertai dengan diaforesis, lemas dan rasa mual.
Pasien memiliki faktor risiko infark miokard akut yaitu berjenis kelamin laki-laki,
usia >40 tahun, dengan obesitas derajat I, kebiasaan merokok, memiliki penyakit
hipertensi dan hiperkolesterolemia.
Pemeriksaan penunjang EKG didapatkan adanya ST elevasi pada lead V1, V2, dan V3.
Pemeriksaan marker jantung, didapatkan peningkatan pada Troponin I dan CK-MB.
Tatalaksana awal :
• Tirah baring
• Aspirin 160-320 mg
• Clopidogrel 1 x 75 mg
• Isosorbid dinitrate 5 mg sublingual
Rencana tindakan :
• Pemeriksaan rontgen thoraks
• Rujuk spesialis jantung untuk tindakan PCI

II.4.3 Pemeriksaan radiografi thoraks (24/03/2021)

- Jantung tampak membesar (CTR > 50%). Pinggang jantung normal


- Aorta dan mediastinum superior tidak melebar.
- Trakea di tengah. Kedua hilus relatif menebal dengan kranialisasi.
- Corakan bronkovaskular kedua paru bertambah.
- Tidak tampak infiltrat maupun nodul di kedua lapangan paru
- Kedua hemidiafragma licin. Kedua sinus kostofrenikus lancip.
- Tulang-tulang kesan intak.
Kesan : kardiomegali disertai bendungan paru.

II.4.4 Percutaneus Coronary Intervension (PCI)

II.5 Resume

II.6 Daftar masalah/diagnosis kerja


2. Typical chest pain ec STEMI
Atas dasar : Anamnesis didapatkan gejala dan faktor risiko terhadap ACS
Pemeriksaan penunjang EKG didapatkan adanya ST elevasi pada lead V1, V2, dan V3.
Pemeriksaan marker jantung, didapatkan peningkatan pada Troponin I dan CK-MB.
Rontgen thoraks didapatkan adanya kardiomegali
PCI didapatkan adanya total oklusi pada pembuluh darah koroner LAD
Rencana Pengobatan :
• Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, urin output, hasil pemeriksaan
laboratorium, hasil pemeriksaan EKG
• Aspilet 1 x 80 mg
• CPG 1 x 15 mg
• Atorvastatin 1 x 20 mg
• Ramipril 1 x 2,5 mg

Rencana Monitoring :
• Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap dan kimia klinik)
• Pemeriksaan marker jantung
• Pemeriksaan EKG
Edukasi (Instruksi Saat Pulang) :
• Jangan berhenti minum aspirin dan CPG tanpa berkonsultasi dengan dokter
kardiologi
• Perawatan pada luka  pasien dapat mandi dan melepas balutan satu hari setelah
dilakukan PCI
• Apabila terjadi perdarahan  berbaring dan tekan kuat pada daerah yang luka
selama 15 menit
• Apabila perdarahan berhenti setelah 15 menit  istirahat dengan berbaring
• Tidak melakukan aktivitas berat selama lima hari
• Menganjurkan untuk melakukan aktivitas olahraga ringan, seperti jalan santai

Prognosis
- Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
- Quo Ad Functionam : Dubia ad bonam
- Quo Ad Sanationam : Dubia ad bonam
BAB III

RINGKASAN DAN PEMBAHASAN KASUS

III.1 Ringkasan atau Resume Kasus

Pasien laki-laki 48 tahun dengan chest pain sejak 5 jam SMRS, timbul mendadak, seperti
tertekan/tertindih, surasi 20-30 menit dan menjalar ke daerah leher dan lengan kiri. Keluhan
disertai lemas, sehingga sulit beaktivitas. Keluhan tidak berkurang dengan beristirahat. Keluhan
disertai keluar keringan dingin dan rasa mual. Sebelum keluhan, pasien merasakan pegal-pegal
pada daerah punggung dan leher yang menetap, kemudian disusul dengan timbulnya nyeri pada
dada.

Riwayat hipertensi (+), kolesterol (+).Pasien rutin mengonsumsi amlodipine 1 x 5 mg dan


simvastatin 1 x 20 mg, namun tanpa kontrol ke dokter. Pasien gemar mengonsumsi makanan
bersantan, berlemak, dan tidak mengatur pola makan dengan baik. Riwayat merokok (-).
Aktivitas fisik pasien berkurang selama tiga bulan terakhir.

Pemeriksaan fisik : SpO2 96% dalam udara ruangan, status gizi obesitas tingkat I, dan
kardiomegali.
Pemeriksaan penunjang EKG didapatkan adanya ST elevasi pada V1,V2, dan V3,
kemudian didapatkan adanya T inverted pada sadapan III dan T tall pada V2-V6. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan adanya peningkatan pada Troponin I dan CK-MB MASS. Pada foto
polos thoraks didapatkan adanya kardiomegali disertai bendungan paru. Pada hasil PCI
didapatkan adanya total oklusi di bagian proksimal LAD.

III.2 Analisis Masalah

Anda mungkin juga menyukai