OSTEOMIELITIS
Disusun oleh :
Ellen
031.191.001
Pembimbing :
dr. I Made Ari, Sp.OT
Disusun oleh :
Ellen
031.191.001
Pembimbing,
RS TNI AL Dr. Mintohardjo
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang
berjudul “Osteomielitis” dengan baik dan tepat waktu. Laporan kasus ini dibuat
untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Stase Bedah di RS TNI AL Dr.
Mintohardjo Periode 28 Februari – 14 Mei 2022.
Selama penulisan laporan kasus ini penulis memperoleh banyak dukungan,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. I Made Ari, Sp.OT, selaku pembimbing yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan menjalani
Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Bedah di RS TNI AL Dr.
Mintohardjo.
2. Staf dan paramedis yang bertugas di RS TNI AL Dr. Mintohardjo.
3. Serta rekan-rekan Kepaniteraan Klinik selama di RS TNI AL Dr.
Mintohardjo.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih memiliki kekurangan,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak agar laporan kasus ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga
pembuatan laporan kasus ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi terutama pada osteomielitis
kronik.4
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama : Nn. E
No RM : 248***
TTL/umur : 26 Juni 2000, 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Nanggela, Bogor, Jawa Barat
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Status pernikahan : Belum menikah
Ruang rawat : Numfor
2.2 Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis pada hari Selasa, tanggal 19 April
2022 di Ruang Rawat Inap Numfor, RSAL Dr Mintohardjo.
2.2.1 Keluhan Utama
Keluar cairan kuning susu dari luka bekas operasi di tulang kering
kanan sejak 1 hari SMRS.
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli ortopedi RSAL untuk kontrol ketiga dengan
keluhan keluar cairan kuning susu dari luka bekas operasi sejak 1 hari
SMRS. Keluhan disertai nyeri pada luka bekas operasi. Satu (1) bulan
SMRS, pasien datang ke IGD RSAL karena tulang kering kaki kanan patah
yang menembus kulit setelah ditabrak sepeda motor. Pasien kemudian di
operasi keesokan harinya. Tiga (3) minggu SMRS, pasien kontrol pertama
ke poli ortopedi, dengan keluhan nyeri (NRS …) pada luka operasi. Setelah
2
dioperasi pasien tidak mengganti verban dirumah dan baru diganti saat di
poli.
Skala nyeri, nyeri nya seperti apa, berapa lama nyerinya, apakah lebih
merah?, membaik dengan minum obat? Pasien diberi obat apa?
Dua (2) minggu SMRS, pasien kontrol kedua ke poli ortopedi, dengan
keluhan sering keluar cairan putih jernih dalam jumlah sedikit, disertai
nyeri. MEMBERAT? NRS BRP? Pasien ganti verban dan diberi obat….
Tanggal 19/4/22 pasien kontrol ketiga ke poli ortopedi dengan
keluhan keluar cairan berwarna kuning susu dari luka bekas operasi tulang
kering kanan sejak 1 hari SMRS. Cairan tampak kental, berbau busuk dalam
jumlah lebih banyak. Nyeri (NRS…) juga masih dirasakan pada luka
operasi. Pasien didiagnosis dengan osteomielitis superfisial dan
direncanakan debridement diruang operasi. Keluhan demam disangkal.
BAK dan BAB lancar. Tidak terdapat riwayat hipertensi dan diabetes
melitus.
2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien di tabrak motor dan mengalami fraktur terbuka pada tulang
tibia dekstra 1 bulan SMRS. Pasien kemudian menjalani operasi ORIF
(open reduction internal fixation).
2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak terdapat Riwayat penyakit keluarga.
2.2.5 Riwayat Pengobatan
Pasien rutin mengkonsumsi obat dari dokter spesialis ortopedi
yaitu….
2.2.6 Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok ataupun minum alcohol.
3
Kesadaran : Komposmentis
Status Gizi : BB TB IMT
II Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88x/menit, kuat, reguler
Suhu : 36,7C
Pernafasan : 18x/menit
Saturasi oksigen : 99%
4
abdomen
Ekstremitas Superior Inferior
Edema -/- +/-
Sianosis -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+
CRT<2 detik +/+ +/+
Anus-Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan
5
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Leukosit 7800 /uL 5.000 – 10.000
Eritrosit 4.32 Juta/uL 4.60 – 6.20
Hemoglobin 11.8 g/dL L 14 – 16
Hematokrit 35 % L 42 – 46
Trombosit 572000 /Aµl H 150.000 - 450.000
LED 14 mm/jam A <20
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 1 % 0-3
Neutrofil 62 % 50 - 70
Limfosit 25 % 20 - 40
Monosit 12 % H 2-8
HEMOSTASIS
Waktu pendarahan 2.0 menit 1.00 – 3.00
(BT)
Waktu pembekuan 10.3 Menit 5.00 – 15.00
(CT)
6
- Dfdf
- gdgdg
Kesan :
2.5 Resume
Nn. E, 21 tahun
7
8
a. Resume
b. Diagnosis Kerja
c. Diagnosis Banding
d. Penatalaksanaan
e. Prognosis
f. Follow Up
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteomielitis merupakan peradangan pada tulang dan sumsum tulang
yang biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Osteomielitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, namun dapat
juga disebabkan oleh infeksi jamur pada pasien immunocompromised
seperti neonates dan defisiensi imun.
10
penyebaran infeksi secara hematogen juga meningkat, (3) pembuluh darah
di metafisis memiliki struktur yang unik dan aliran darah di daerah ini
melambat sehingga kuman akan berhenti disini dan berproliferasi.XRAWUNG
2.3 Etiologi
Etiologi (EPIDEM BANYAK DIANAK ATAU DEWASA) RAWUNG JGA)
Staphylococcus aureus
merupakan organisme tersering penyebab
osteomielitis terutama osteomiletis akut yaitu lebih kurang 90% kasus.
Tempat masuk dari bakteri ialah melalui kulit yang terluka dan
terinfeksi, lecet, dan jerawat atau bisul. Terkadang juga dapat
melalui mukosa membran selaput lendir dari saluran napas atas
sebagai komplikasi dari infeksi tenggorokan atau hidung. Adanya
bakteremia, berperan penting dalam menentukan bagian tulang
yang berkembang menjadi osteomielitis (kemungkinan karena
ada trombosis lokal dan penurunan resistensi terhadap infeksi)
selain itu juga menjelaskan kenapa insiden osteomielitis lebih
tinggi pada laki-laki dan lebih sering menyerang ekstremitas
bawah.6
Selain itu bakteri lain yang dapat menyebabkan
osteomielitis ialah Streptococcus dan Pneumococcus terutama
pada bayi. Dengan berkembangnya vaksin yang efektif maka
Haemophilus influenzae sudah jarang menyebabkan
osteomielitis.7 Bakteri lain yang dapat menyebabkan osteomielitis
yaitu E. colli, Aerogenus kapsulata, Salmonella tifosa,
Psedumonas aerogenus, Proteus mirabilis, Brucella, dan bakteri
anaerobik yaitu Bakteroides fragilis.2 Untuk osteomielitis kronis
terutama disebabkan bakteri Staphylococcus auerus (75%) atau
11
E.colli, Proteus, atau Pseudomonas. Staphylococcus epidermidis
merupakan penyebab utama osteomielitis kronik pada pasien
operasi ortopedi yang menggunakan implan.2
Organisme penyebab osteomielitis tersering berdasarkan umur pasien : (rawung)
Usia Mikroorganisme
Bayi <1 tahun S. aureus, S. agalactiae,
dan E. coli
Anak 1-4 tahun S. aureus, S. pyogenes,
and H.
influenzae
Anak > 4 tahun H. influenzae
Dewasa S. aureus
2.2 Patofisiologi
Osteomielitis diawali dengan focus inflamasi kecil didaerah metafisis tulang
panjang. Tulang merupakan jaringan yang tidak dapat meregang, sehingga proses
inflamasi akan menyebabkan tekanan intraoseus yang menghalangi aliran darah
lebih lanjut. Akibatnya jaringan tulang tersebut mengalami iskemia dan nekrosis.
Bila terapi tidak memadai, osteolysis akan terus berlanjut sehingga kuman
dapat menyebar keluar sendi dan ke sirkulasi sistemik menyebabkan sepsis.
Penyebaran kearah dalam akan menyebabkan infeksi medula dan dapat
menimbulkan abses yang mencari jalan keluar sehingga membentuk fistel.
Bagian tulang yang mati disebut sekuester, akan terlepas dari tulang yang
hidup. Sekuester meninggalkan rongga secara perlahan membentuk dinding
tulang baru yang terus menguat untuk mempertahankan biomekanika tulang.
Rongga ditengah tulang ini disebut involukrum.
2.3 Gejala Klinis
Gejala osteomyelitis akut sangat cepat, diawali dengan nyeri lokal yang
hebat yang terasa berdenyut. Pada anamnesis sering ditemukan riwayat terjatuh
sebelumnya disertai dengan gangguan gerak yang disebut pseudoparalisis. Dalam
waktu 24 jam akan muncul gejala sistemik seperti demam, malaise, cengeng dan
anoreksia. Nyeri terus memberat dan timbul pembengkakan.
12
Setelah beberapa hari, infeksi yang keluar dari tulang dan mencapai
subkutan akan menimbulkan selulitis sehingga kulit akan menjadi kemerahan.
Oleh karena itu, setiap selulitis pada bayi sebaiknya dicurigai dan diterapi sebagai
osteomyelitis sampai terbukti sebaliknya
Penderita osteomyelitis kronik mengeluhkan nyeri lokal yang hilang timbul
disertai demam dan adanya cairan yang keluar dari suatu luka pacaoperasi atau
bekas patah tulang. Pada pemeriksaan dapat ditemukan fistel kronik yang
mengeluarkan nanah dan kadang sekuster kecil. Pemeriksaan rontgen terdapat
gambaran sekuester dan penulangan baru
2.6 Diagnosis
Diagnosis banding pada masa akut yaitu demam reumatik dan selulitis biasa.
Pada minggu pertama, terapi antibiotic dan analgetic sudah diberikan
13
sehingga gejala osteomyelitis akut memudar. Gambaran rontgen pada masa
ini berupa daerah hipodens di daerah metafisis dan reaksi pembentukan
tulang subperiosteal. Gambaran klinis dan rontgen mriip dengan gambaran
granuloma eosinofilik, tumor Ering dan osteosarcoma.
2.7 Klasifikasi (Rawung)
Klasifikasi yang sering digunakan pada praktik klinis yaitu menurut
Waldvogel et al dan Cierny et al. Berdasarkan durasi penyakit, osteomyelitis
dibagi menjadi akut atau kronik. Berdasarkan sumber infeksi, dapat berasal dari
hematogen dan kontagius. Berdasarkan keterlibatan anatomi dibagi menjadi 4
tingkatan.
2.8 Penatalaksanaan
14
kuat untuk menggantikan tulang asli yang telah hancur menjadi sekuster sehingga
ekstremitas yang sakit harus dilindungi dengan gips untuk mencegah fraktur
patologik, dan debridemen serta sekuesterektomi ditunda sampai involukrum
menjadi kuat.
2.8 Prognosis
DAFTAR PUSTAKA (VANCOUVER)
Dejong (Sjamsuhidajat R, Prasetyono TOH, Rudiman R, Riwanto I, Tahalele
P. Buku ajar ilmu bedah de Jong : system organ dan tindak bedahnya. Edisi
4. EGC. Jakarta. 2016. Volume 3
15