OLEH :KELOMPOK 5
(I KADEK WIRATAMA,S.Pd)
NIP :
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NYERI AKUT
3. Patofisiologis
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolic,
patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Fraktur pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma
atau gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik.
Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka maupun tertutup. Kerusakan pembuluh
darah akan mengakibatkan perdarahan, maka volume darah menurun. Cardiac Output (COP) menurun
maka terjadi perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi
edem local maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut
saraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan
dapat terjadi neurovaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu.
Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi
terkontaminasi dengan udara luar dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan
integritas kulit. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan imobilitas
yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai
sembuh
4. Penatalaksanaan
a. Non operatif
1) Reposisi
Tindakan reposisi dengan cara manipulasi diikuti dengan imobilisasi dilakukan pada fraktur dengan
dislokasi fragmen yang berarti seperti pada fraktur radius distal. Reposisi dengan traksi dilakukan
terus-menerus selama masa tertentu, misalnya beberapa minggu, kemudian diikuti dengan
imobilisasi.
2) Imobilisasi
Pada imobilisasi dengan fiksasi dilakukan imobilisasi luar tanpa reposisi, tetapi tetap memerlukan
imobilisasi agar tidak terjadi dislokasi fragmen. Contoh cara ini adalah pengelolaan fraktur tungkai
bawah tanpa dislokasi yang penting. Imobilisasi yang lama akan menyebabkan mengecilnya otot dan
kakunya sendi.
14
3) Rehabilitasi
Rehabilitasi berupaya mengembalikan kemampuan anggota yang cedera atau alat gerak yang sakit
agar dapat berfungsi kembali seperti sebelum mengalami gangguan atau cedera.Pasien dianjurkan
untuk keluar dari tempat tidur dengan dibantu ahli fisioterapi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN PENYAKIT NYERI AKUT
DI PUSKESMAS TEMBUKU l
PADA TANGGAL 26 JUNI 2023
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama :TUAN DEWI
Umur : 15
Agama :HINDU
Jenis kelamin : PEREMPUAN
Status pernikahan :-
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Suku bangsa :-
Alamat :LOKA SARI
Tanggal MRS :-
Tanggal pengkajian :25 JUNI
No. RM :001078
Diagnosa Medis :nyeri akut
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
a. Saat MRS :
b. Saat Pengkajian :
4. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : E4 M5 V6
2) Tanda-tanda Vital : Nadi = 84x/mnt, Suhu =35,1oC, TD =120/70 mmHg, RR = 22x/mnt
3) Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
Kepala : : Bentuk/Kesimetrisan : Bentuk normochepal, simetris
:Posisi & kontrol kepala: Posisi paten, normal, kontrol kepala tidak ada nyeri
Mata : SIMETRIS
Hidung : SIMETRIS
Telinga :-
(2) Jantung:-
3) Payudara dan ketiak :-
4) Abdomen :-
5) Genetalia :-
6) Integumen :-
7) Ekstremitas
(1) Atas :-
(2) Bawah :-
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan : TIDAK ADA
3) Dll
6. Analisa Data
Tabel Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Faktor trauma nyeri akut
(direct/indirect)
Kompresi tulang
Klien mengatakan masih sedikit Rusaknya/terputusnya
nyeri pada kaki yang sudah kontinuitas jaringan
dioperasi tulang
P: Klien mengatakan nyeri karena Diskontinuitas pada
kakinya patah dan sudah jaringan tulang
dioperasi Fraktur
Tindakan invasive
Q: Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti dikerumuni pembedahan
semut Pembedahan
ORIF/OREF
R: Klien mengatakan nyeri pada
kaki kiri bawah Post operasi
ORIF/OREF
S : Klien mengatakan skala nyeri 3
Luka insisi pada daerah
(NRS)
fraktur
T : Klien mengatakan nyeri terasa
Syaraf di daerah
hilang timbul dengan durasi 1-3
fraktur terputus
menit
Implus nyeri mencapai
Klien mengatakan nyerinya akan korteks serebral
semakin bertambah ketika Pasien meringis, pasien
lukanya selesai dibersihkan. mengeluh nyeri,
DO: terdapat nyeri pada
Terdapat luka post op ORIF luka pasca operasi
open fraktur tibia fibula distal Nyeri Akut
sinistra
Klien nampak meringis
TTV:
TD: 120/70 mmHg
N: 84x/menit
P: 22x/menit
S: 35,1C
B. Diagnosa Keperawatan
Tabel Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Ttd
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, kimiawi dan fisik
dibuktikan dengan:
1. Mengeluh nyeri
2. Tampak meringis
3. Bersikap protektif (mis.
waspada, posisi
menghindari nyeri)
4. Gelisah
5. Frekuensi nadi meningkat
6. Sulit tidur
7. Tekanan darah meningkat
8. Pola napas berubah
9. Nafsu makan berubah
10. Proses berpikir
terganggu
11. Menarik diri
12. Berfokus pada diri sendiri