DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
- Ekandi
- Ester Sasbe
- Evika Runggang Langi
- Ester Vania
- Finsensia Remsa Patasik
- Eunike Agrifina Mangiwa
- Frety Damba
- Hedwig Desvianti
- Ika Kurniawati Pakkan
- Iska Minggu
B. Etiologi
Fraktur atau patahan tulang dapat terjadi karena beberapa penyebab. Para ahli juga
telah merumuskan berapa hal sebagai penyebab fraktur tersebut, diantaranya adalah di
kemukakan oleh Helmi (2012) adalah :
a. Fraktur akibat peristiwa traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba – tiba mengenai tulang dengan kekuatan yang
besar.
b. Fraktur patologis
Disebabkan oleh kelainan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis didalam tulang.
c. Fraktur stress
Disebabkan oleh trauma yang terus - menerus pada suatu tempat tertentu.
D. Pathofisiologi
Faktur dapat disebabkan oleh adanya trauma langsung/tidak langsung. Trauma ini
menyebabkan terjadinya kompresi tulang dan gangguan neuromuskuler yang
menyebabkan nyeri. Trauma ini juga menyebabkan diskontinuitas tulang dan
neuromuskuler yang mempengaruhi mobilisasi dan menyebabkan sindrom devisit
perawatan diri. Dengan adanya diskontinuitas tulang akan menyebabkan risiko tinggi
infeksi yang disebabkan oleh post d’entry (aerob-anaerob). Diskontinuitas tulang juga
dapat menyebabkan perubahan sirkulasi sehingga terjadi odema. Dengan adanya
odema akan menyebabkan respon peradangan sehingga terjadi nekrosis yang
menyebabkan kerusakan mobilitas fisik.
E. Klarifikasi fraktur
Klarifikasi fraktur menurut ( Nurarif dan Hardhi,2015) dibagi menjadi beberapa yaitu:
a. Berdasarkan bentuk patah
2) Fraktur komplit: patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran
3) Fraktur tidak komplit: patah hanya terjadi pada sebagian dari stengah tulang.
b. Berdasarkan sifat fraktur:
1) Fraktur simple/tertutup: tidak menyebabkan robeknya kulit
2) Fraktur kompleks/terbuka: merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau
membrane mukosa sampai kepada tulang.
3) Fraktur terbuka digradasi menjadi:
a) Grade 1 dengan luka bersih panjangnya < 1 cm
b) Grade 2 luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak
c) Grade 3 yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan
paling berat
c. Berdasarkan garis patah:
1) Fraktur Greenstick : fraktur salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkak
2) Fraktur Tranversal : fraktur sepanjang garis tengah tulang
3) Fraktur Oblik : fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang
4) Fraktur Spinal:fraktur memutir seputar batang tulang.
F. Penatalaksanaan Fraktur
a. Fraktur tertutup
1. Terapi konser vatif
2) Proteksi saja
3) Imobilisasi tanpa reposisi
4) Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
5) Traksi
2. Terapi operatif
1) Reposisi terbuka, fiksasi interna
2) Reposisi tertutup
b. Fraktur terbuka
1. Debridement luka
2. Pemakaiyan tetanus toxoid
3. Kompres terbuka
4. Pengobatan anti biotika
5. Imobilisasi tulang yang patah
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn “S”
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Makale
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : Pelajar
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka, skala nyeri 5, nyeri semakin terasa biasa
dipegang.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
2 hari yang lalu pasien mengalami kecelakaan sepeda motor. Saat kejadian pasien
sadar, mual(+), terdapat luka robek di tumit, kaki luka ±10 cm tampak tulang patah.
Kemudian pasien dibawah ke rumah sakit.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
Genogram
Keterangan :
: laki-laki : klien
4. Pola Akitivitas Sehari-hari
Jenis Di Rumah Di RS
Nutrisi Makan 3x/hari nasi,sayur,lauk Makanan lunak 3x/hari
Minum 2000-2500 cc/hari Minum 1500-2000cc/hari
Eliminasi BAB:1x/ hari BAB: 1x/hari
BAK:3-4x/hari BAK:3-4x/hari sedikit
Istirahat Tidur ± 6-7 jam/hari Tidur ±7-8jam/hari
Aktivitas Pasien bekerja Pasien hanya berbaring
ditempat tidur
Personal Mandi 2 x/hari Mandi 1x/hari dibantu
Hygiene keluarga
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Suhu : 37,5⁰c
Nadi : 84x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
b. Pemeriksaan Hand To Toe
1. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala : kepala tidak ada hematom/lesi, rambut hitam
Mata : reflek pupil terhadap cahaya +/+
Hidung : hidung tidak ada secret dan peradangan
Telinga : bentuk simentris,tidak ada serumen
Mulut : mulut bibir kering
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Tn”S” Diagnosa Medis :Open Fraktur Calcaneus
Umur : 26 Tanggal Pengkajian :2 Oktober 2021
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi
1 Nyeri ( Akut ) berhubungan 2 oktober 2021
dengan terputusnya kontinuitas
tulang yang ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri pada
kaki kiri, skala nyeru 5, pasien
menyeringis saat dipegang
kakinya, terpasang splint pada
kaki kiri
2 Perubahan pola eliminasi urine 2 oktober 2021
berhubungan dengan retensi
urine sekunder terhadap fraktur
yang ditandai dengan pasien
mengatakan sulit buang air kecil,
tidak terbiasa keadaan RS, pasien
sering kencing, pengeluaran
sedikit,blader teraba penuh,
pasien hanya berbaring
D. INTERENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn”S” Diagnosa Keperawatan : Open Fraktur Calcaneus
Umur : 26 Tanggal Pengkajian : 2 Oktober 2021
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn”S” Diagnosa Keperawatan : Open Fraktur Calcaneus
Umur : 26 Tanggal Pengkajian : 2 oktober 2021
F. EVALUASI
Nama : Tn”S” Diagnosa Keperawatan : Open fraktur Calcaneus
Umur :26 Tanggal Pengkajian : 2 Oktober 2021