Anda di halaman 1dari 14

ASKEP KEPERAWATAN

OPEN FRAKTUR CALCANEUS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
- Ekandi
- Ester Sasbe
- Evika Runggang Langi
- Ester Vania
- Finsensia Remsa Patasik
- Eunike Agrifina Mangiwa
- Frety Damba
- Hedwig Desvianti
- Ika Kurniawati Pakkan
- Iska Minggu

AKADEMI KEPERAWATAN TORAYA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
Laporan Pendahuluan
A. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umunya
disebabkan oleh ruda paksa ( Mansjoer,Arif,2000)
Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang disebabkan oleh
adanya kekerasan yang timbul secara mendadak ( Bloch,Bernard,1986 )

B. Etiologi
Fraktur atau patahan tulang dapat terjadi karena beberapa penyebab. Para ahli juga
telah merumuskan berapa hal sebagai penyebab fraktur tersebut, diantaranya adalah di
kemukakan oleh Helmi (2012) adalah :
a. Fraktur akibat peristiwa traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba – tiba mengenai tulang dengan kekuatan yang
besar.
b. Fraktur patologis
Disebabkan oleh kelainan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis didalam tulang.
c. Fraktur stress
Disebabkan oleh trauma yang terus - menerus pada suatu tempat tertentu.

C. Manifestasi Klinik Faktur


Manifestasi klinis fraktur menurut ( Smeltzer,Bare,2009) adalah nyeri,hilangnya
fungsi,deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitus,pembengkakan local,dan
perubahan warna.
1. Nyeri
Nyeri terus menerus dan beratnya sampai fragmen tylang diimobilisasi. Spasme otot
yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidak alamiah yang dirancang untuk
meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2. Deformitas
Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi
otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur.Frakmen sering sekali melengkapi
satu sama lain.
3. Krepitasi
Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan,teraba adanya derik tulang dinamankan
krepitas yang teraba akibat gesekan antara frakmen satu dengan lainnya.
4. Pembengkakan dan perubahan warna
Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi sebagai akibat truma dan
pendarahan yang mengikuti fraktur.
5. Flasmomen
Merupakan penggerakan/bentuk yang salag dari tulang (bengkok)

D. Pathofisiologi
Faktur dapat disebabkan oleh adanya trauma langsung/tidak langsung. Trauma ini
menyebabkan terjadinya kompresi tulang dan gangguan neuromuskuler yang
menyebabkan nyeri. Trauma ini juga menyebabkan diskontinuitas tulang dan
neuromuskuler yang mempengaruhi mobilisasi dan menyebabkan sindrom devisit
perawatan diri. Dengan adanya diskontinuitas tulang akan menyebabkan risiko tinggi
infeksi yang disebabkan oleh post d’entry (aerob-anaerob). Diskontinuitas tulang juga
dapat menyebabkan perubahan sirkulasi sehingga terjadi odema. Dengan adanya
odema akan menyebabkan respon peradangan sehingga terjadi nekrosis yang
menyebabkan kerusakan mobilitas fisik.

E. Klarifikasi fraktur
Klarifikasi fraktur menurut ( Nurarif dan Hardhi,2015) dibagi menjadi beberapa yaitu:
a. Berdasarkan bentuk patah
2) Fraktur komplit: patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran
3) Fraktur tidak komplit: patah hanya terjadi pada sebagian dari stengah tulang.
b. Berdasarkan sifat fraktur:
1) Fraktur simple/tertutup: tidak menyebabkan robeknya kulit
2) Fraktur kompleks/terbuka: merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau
membrane mukosa sampai kepada tulang.
3) Fraktur terbuka digradasi menjadi:
a) Grade 1 dengan luka bersih panjangnya < 1 cm
b) Grade 2 luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak
c) Grade 3 yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan
paling berat
c. Berdasarkan garis patah:
1) Fraktur Greenstick : fraktur salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkak
2) Fraktur Tranversal : fraktur sepanjang garis tengah tulang
3) Fraktur Oblik : fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang
4) Fraktur Spinal:fraktur memutir seputar batang tulang.
F. Penatalaksanaan Fraktur
a. Fraktur tertutup
1. Terapi konser vatif
2) Proteksi saja
3) Imobilisasi tanpa reposisi
4) Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
5) Traksi
2. Terapi operatif
1) Reposisi terbuka, fiksasi interna
2) Reposisi tertutup
b. Fraktur terbuka
1. Debridement luka
2. Pemakaiyan tetanus toxoid
3. Kompres terbuka
4. Pengobatan anti biotika
5. Imobilisasi tulang yang patah
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn “S”
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Makale
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : Pelajar

Diagniosa Medis : open fraktur calcaneus


Tanggal Masuk : 30 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 2 0ktober 2021
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny””
Jenis Kelamin : Perempuam
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan Klien : Anak Kandung

2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka, skala nyeri 5, nyeri semakin terasa biasa
dipegang.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
2 hari yang lalu pasien mengalami kecelakaan sepeda motor. Saat kejadian pasien
sadar, mual(+), terdapat luka robek di tumit, kaki luka ±10 cm tampak tulang patah.
Kemudian pasien dibawah ke rumah sakit.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular

Genogram

Keterangan :

: laki-laki meninggal : serumah

: perempuan meninggal : perempuan

: laki-laki : klien
4. Pola Akitivitas Sehari-hari

Jenis Di Rumah Di RS
Nutrisi Makan 3x/hari nasi,sayur,lauk Makanan lunak 3x/hari
Minum 2000-2500 cc/hari Minum 1500-2000cc/hari
Eliminasi BAB:1x/ hari BAB: 1x/hari
BAK:3-4x/hari BAK:3-4x/hari sedikit
Istirahat Tidur ± 6-7 jam/hari Tidur ±7-8jam/hari
Aktivitas Pasien bekerja Pasien hanya berbaring
ditempat tidur
Personal Mandi 2 x/hari Mandi 1x/hari dibantu
Hygiene keluarga

5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital

Suhu : 37,5⁰c
Nadi : 84x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
b. Pemeriksaan Hand To Toe
1. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala : kepala tidak ada hematom/lesi, rambut hitam
Mata : reflek pupil terhadap cahaya +/+
Hidung : hidung tidak ada secret dan peradangan
Telinga : bentuk simentris,tidak ada serumen
Mulut : mulut bibir kering
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

2. Pemeriksaan integumen/ kulit dan kuku


Kulit : warna kulit sawo matang,turgor kulit elastis
Kuku : kuku pendek dan bersih
3. Pemeriksaan Thorax/ Dada
Inspeksi : bentuk thorax simetris,eskpansi dada simetris
Palpasi : voca; fremitus paru kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara normal vesikuler pada semua lapang,tidak ada suara nafas
tambahan.
4. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS IV
Perkusi : bunyi jantung atas ICS II
bunyi jantung kanan: linea sternalis
bunyi jantung bawah : ICS V dan linea sub clavicula
Auskulatasi : suara S1 dan S2 tunggal
5. Pemeriksaan Abomen
Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara tympani
Auskulatasi :bising usus 6x/mnt
6. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Inspeksi : pada kaki kiri ada fraktur dan terpasang splint
Palpasi : tidak ada edema
7. Pemeriksaan Neurologi
GCS : 4,5,6
Kesadaran Composmentis

8. Pemeriksaan Status Mental


Pasien tidak mengalami disorientasi ruang,waktu dan tempat
Pasien dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas
9. Pemeriksaan Penunjang Medis
Darah lengkap
B. ANALISA DATA
Nama Klien : Tn”S” Diagnosa Medis : Open Fratur Calcaneus
Umur : 26 Tanggal Pengkajian : 2 Oktober 2021

NO Data Fokus Etiologi Masalah


1 DS : Terputusnya Nyeri ( Akut)
-Pasein mengatakan nyeri kontinuitas tulang
pada kaki sebelah kiri
- Skala nyeri 5
DO:
-Pasien menyeringis saat
dipegang kakinya
-Terpasang splint pada kaki kiri

2 DS: Retensi urin Perubahan pola


-Pasien mengatakan sulit sekunder terhadap eliminasi urine
buang air kecil fraktur
- Tidak terbiasa keadaan RS
DO:
-Pasien sering kencing
-Pengeluaran urin sedikit
-Blader teraba penuh
-Pasien hanya berbaring

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Tn”S” Diagnosa Medis :Open Fraktur Calcaneus
Umur : 26 Tanggal Pengkajian :2 Oktober 2021
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi
1 Nyeri ( Akut ) berhubungan 2 oktober 2021
dengan terputusnya kontinuitas
tulang yang ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri pada
kaki kiri, skala nyeru 5, pasien
menyeringis saat dipegang
kakinya, terpasang splint pada
kaki kiri
2 Perubahan pola eliminasi urine 2 oktober 2021
berhubungan dengan retensi
urine sekunder terhadap fraktur
yang ditandai dengan pasien
mengatakan sulit buang air kecil,
tidak terbiasa keadaan RS, pasien
sering kencing, pengeluaran
sedikit,blader teraba penuh,
pasien hanya berbaring

D. INTERENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn”S” Diagnosa Keperawatan : Open Fraktur Calcaneus
Umur : 26 Tanggal Pengkajian : 2 Oktober 2021

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o Keperawatan
1 Nyeri (akut) Nyeri pasien Manajemen nyeri 1.Menghilang
berhubungan dapat Observasi kan nyeri dan
dengan diminimalkan/hi -Identifasi,lokasi, karakteristik, mencegah
terputusnya lang dalam durasi, frekuensi, kualitas, kesalahan
komunitas waktu 3x24jam, intesitas nyeri. posisi
tulang yang dengan kriteria - identifikasi skala nyeri tulang/tegan
ditandai dengan hasil: - identifikasi respons nyeri gan jaringan
pasien -Nyeri nonverbal yang cedera
mengatakan berkurang/hilan -identifikasi faktor yang 2.Mempenga
nyeri pada kaki g memeperberat dan ruhi pilihan/
kiri, skala nyeri -Menunjukkan memperingan nyeri pengawasan
5, pasien tindakan santai - monitor tanda-tanda vital keefektifan
menyeringis -Tanda-tanda Terapeutik intervensi
saat dipegang vital dalam -berikan teknik tingkat
kakinya, batas nonfarmakologis untuk ansietas
terpasang splint normal(36,5⁰c- mengurangi rasa nyeri 3.Membantu
pada kaki kiri 37,5⁰c) -fasilitasi istirahat dan tidur menghilangk
Edukasi an ansietas
-Dorong pasien mendiskusikan 4.Menurunka
masalah sehubungan dengan n nyeri/
cidera spasme obat
Kolaborasi
-kolaborasi berikan obat sesuai
indikasi
2 Perubuhan pola Jumlah urine Katerisasi urine 1.Pengeluara
eliminasi urine normal dan Observasi n urine yang
berhubungan tanpa retensi - periksa kondisi pasien adekuat
dengan retensi dalam waktu - monitor tanda-tanda vital menunjukkan
urin sekunder 1x24 jam, - periksa inkontinensia urine terpenuhunin
terhadap fraktur dengan kriteria Terapeutik ya kebutuhan
yang ditandai hasil: - Pasang kateter eliminasi.
dengan pasien -Pasien mampu Edukasi 2. melihat
mengatakan mengosongkan -Jelaskan prosedur pola belajar
sulit buang air kandung kemih pemasangan kateter urine dan
kecil, tidak - pasien BAK bimbingan
terbiasa 1500 cc/24 jam dalam
keadaan RS, melakukan
pasien sering intervensi
kencing, selanjutnya
pengeluaran 3.
sedikit, blader mengeluarka
teraba penuh, n urine yang
hanya berbaring ada di
kandung
kemih
4. intervensi
selanjutnya
dapat
ditentukan
dari hasil
pencatatan
produk urine

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn”S” Diagnosa Keperawatan : Open Fraktur Calcaneus
Umur : 26 Tanggal Pengkajian : 2 oktober 2021

N Hari/Tangg Diagnosa Keperawatan Implementasi Par


o al/Jam af
1 Selasa, Nyeri (akut) berhubungan 1.Memonitor tanda-tanda vital
2-10-2021 dengan terputusnya 2.Mengevaluasi keluhan nyeri
komunitas tulang yang 3.Mengobservasi skala nyeri
ditandai dengan pasien 4. Mendorong pasien
mengatakan nyeri pada kaki mendiskusikan masalah
kiri, skala nyeri 5, pasien sehubungan dengan cidera
menyeringis saat dipegang 5. Berkolaborasi berikan obat
kakinya, terpasang splint sesuai indikasi
pada kaki kiri
2 Rabu, Nyeri ( akut) 1.Memonitor tanda-tanda vita
3-10-2021 2.Mengobservasi keluhan
nyeri
3 Rabu, Perubuhan pola eliminasi 1.Memonitor tanda-tanda vital
3-10-2021 urine berhubungan dengan 2.Melakukan pengkajian
retensi urin sekunder kemampuan pasien untuk
terhadap fraktur yang mengosongkan kandung kemih
ditandai dengan pasien 3.Melakukan pengkajian
mengatakan sulit buang air pengeluaran urin
kecil, tidak terbiasa keadaan 4.Memeasang kateter
RS, pasien sering kencing, 5.Mengukur jumlah urine
pengeluaran sedikit, blader residu
teraba penuh, hanya
berbaring

F. EVALUASI
Nama : Tn”S” Diagnosa Keperawatan : Open fraktur Calcaneus
Umur :26 Tanggal Pengkajian : 2 Oktober 2021

No Hari/Tanggal/Jam Evaluasi Paraf


DX SOAP
1 Selasa, 2-10-2021 S : - pasien mengatakan nyeri pada kaki kiri
- Skala nyeri 5
O : - wajah tampak meringis
- pasien tampak lemah
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1 Rabu, 3-10-2021 S : pasien mengatakan nyri pada kaki kiri banyak
berkurang, skala nyeri 2
O : - wajah tampak rileks
- pasien tidak takut menggerakkan kakinya
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 Rabu, 3-10-2021 S : pasien mengatakan lebih lega setelah dipasang
kateter
O : - terpasang kateter
-residu urine 500 cc
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai