Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FAMUR

No. NAMA NIM

1. Ahmad Ayub K 18631715

2. Septiana Putri W. 18631704

3. Arum Ardiana A. 18631678

4. Destria Ardiana P. 18631655

Kelompok 2/ VI A
5. Muh. Efan Syafi'i 18631648
DosenPengampu:Saiful
6. Ani Nur' Aini 18631647 Nurhidayat,S.Kep.,Ns.,M.Kep
PENGERTIAN

Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa
fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan
pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup yang disebabkan oleh trauma langsung pada paha (Helmi, 2014 :
508).
KLASIFIKASI FRAKTUR FAMUR

1. Fraktur Intretrokhanter Femur


2. Fraktur Subtrokhanter Femur
3. Fraktur suprakondiler femur
4. Fraktur Kondiler Femur
5. Fraktur Batang Femur
ETIOLOGI
1.) Peristiwa Trauma Tunggal
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan seperti :
Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan frakturspiral
Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang dapat menyebabkan fraktur melintang
Penekukan dan penekanan, yang mengakibatkan fraktur sebagian melintang tetapi disertai
fragmen kupu- kupu berbentuk segitiga yang terpisah,
Kombinasi dari pemuntiran, penekukan, dan penekanan yang menyebabkan fraktur obliq pendek
Penarikan dimana tendon atau ligament benar-benar menarik tulang sampai terpisah (Helmi,
2014 : 508).
2.) Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik)
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau
kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya : pada penyakit paget) (Helmi, 2014 : 508).
 

Content Here Content Here


PATHWAY FRAKTUR FAMUR

Trauma Langsung Trauma Tidak Kondisi Patologis


Langsung

Fraktur

Diskontinuitas Tulang Pergeseran Fragmen


Tulang

Laserasi Kulit
Perubahan Jaringan Kerusakan Fragmen
Sekitar Tulang

Kerusakan
Pergeseran Fragmen Inetgritas Kulit Nyeri Akut
Tulang

Deformitas

GG fungsi

Gg Mobilitas Fisik
Insert
InsertYour
YourImage
Image

TANDA DAN GEJALA FRAKTUR FAMUR


Nyeri
Terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang dimobilisasi. Spasme otot yang
menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirncang untuk meminimalkan gerakan
antar fragmen tulang.
Gerakan luar biasa
Bagian –bagian yang tidak dapat digunkan cendrung bergerak secara tidak alamiah bukannya
tetap rigid seperti normalnya.
Pemendekan tulang
Terjadi pada fraktur panjang. Karena kontraksi otot yang melekat di atas dan dibawah tempat
fraktur.
Krepitus tulang (derik tulang)
Akibat gerakan fragmen satu dengan yang lainnya.
Pembengkakan dan perubahan warna tulang
Akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini terjadi setelah beberapa jam
atau hari.
 
kOMPLIKASI
Fraktur leher femur

Komplikasi bergantung pada beberapa faktor. Komplikasi yang


bersifat umum adalah trombosis vena, emboli paru, pneumonias,
dan dekubitus. Nekrosis avaskular terjadi pada 30% klien fraktur
femur yang disertai pergeseran dan 10% fraktur tanpa pergeseran.
Apabila lokasi fraktur lrbih ke proksimal, kemungklinan terjadi
nekrosis avaskular lebih besarautifully designed.

Fraktur diafisis femur

1. Komplikasi dini
2. Komplikasi lanjut
ASUHAN KEPERAWATAN An. A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CLOSED FRACTURE 1/3 MIDDLE FEMUR DEXTRA
KASUS :

Nn. A 14 tahun datang ke unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Umum
Abdoel Moeloek (RSAM) dengan keluhan nyeri pada tungkai kanan dan tidak
dapat digerakkan pasca kecelakaan bermotor 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
Saat itu pasien sedang membawa motor sendirian memakai helm dan tidak
sedang dalam keadaan mabuk, ditabrak oleh motor dari arah sebelah kanan. Saat
kejadian pasien langsung terjatuh dan pingsan sekitar 5 menit, saat sadar pasien
sudah tidak dapat lagi menggerakkan tungkai kanannya, tungkai kiri dan
anggota gerak atas tidak ada keluhan. Riwayat sakit kepala, muntah, lupa
dengan kejadian lama serta keluar darah dari hidung/telinga tidak ada. Pasien
langsung dibawa ke puskesmas dan dilakukan pemasangan spalk lalu dirujuk ke
RSUAM
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran kompos mentis, tekanan darah 130/70 mmHg, denyut nadi 88x/menit,
pernafasan 24x/menit, suhu 36,7 C, glasgow coma scale (GCS) 15. Pada
pemeriksaan lokalis pada regio cruris dextra didapatkan pada pemeriksaan
Look: didapatkan pemendekan, bengkak, deformitas, angulasi ke lateral, kulit
utuh (tidak terdapat luka robek). Pada pemeriksaan Feel: didapatkan nyeri tekan,
pulsasi distal teraba, sensibilitas normal. Pada pemeriksaan Movement:
didapatkan nyeri gerak aktif, nyeri gerak pasif, range of motion (ROM) sulit
dinilai, krepitasi tidak dilakukan. Pada pemeriksaan Neuro vascular distal
(NVD) didapatkan A. Dorsalis pedis teraba, capillary refill time (CRT) kurang
dari 2 detik, dan sensibilitas normal.
Dari pemeriksaan foto rontgen regio femur dextra AP lateral didapatkan fraktur
komplit pada femur dekstra 1/3 tengah dengan aligment dan aposisi buruk.
Kemudian pasien diberikan terapi asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet dan
amoxicillin 500 mg 3x1 tablet, pemasangan spalk ulang dan direncanakan untuk
pemasangan internal fiksasi.
A. PENGKAJIAN

I. Identitas

1. Identitas pasien

Nama : An. A

Umur : 14 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Belum bekerja

Alamat : Jl Mawar no. 5 Malang

2. Identitas penanggungjawab

Nama : Tn. B

Umur : 39 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : SMA sederajat

Alamat : Jl Mawar no. 5 Malang

Hubungan dengan klien : Ayah pasien


III. Diagnosa Medis : CF. 1/3 middle femur dextra

IV. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Saat itu pasien sedang membawa motor sendirian memakai helm dan tidak sedang
dalam keadaan mabuk, ditabrak oleh motor dari arah sebelah kanan. Saat kejadian
pasien langsung terjatuh dan pingsan sekitar 5 menit, saat sadar pasien sudah tidak
dapat lagi menggerakkan tungkai kanannya, tungkai kiri dan anggota gerak atas
tidak ada keluhan. Riwayat sakit kepala, muntah, lupa dengan kejadian lama serta
keluar darah dari hidung/telinga tidak ada. Pasien langsung dibawa ke puskesmas
dan dilakukan pemasangan spalk lalu dirujuk ke RSUAM

2. Riwayat kesehatan dahulu

Tidak ada

3. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada

V. Pemeriksaan Fisik

a. Pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Klien dan keluarga takut akan keadaan yang diderita pasien dan berharap agar
cepat sembuh

Konsumsi rokok : Tidak merokok

Konsumsi alkohol : Tidak mengkonsumsi

2) Pola nutrisi dan metabolisme


1) Pola eliminasi

BAB : Klien belum BAB

BAK : Terpasang DC

2) Pola aktivitas dan latihan

Tidak dapat menggerakkan tungkai kanannya sehingga aktivitas dan latihan


perlu dibantu orang lain

3) Pola istirahat dan tidur

Belum terkaji

4) Pola sensori dan kognitif

Pasien mengeluh nyeri pada tungai kaki kanan, pada pola kognotif atau pola
berfikir tidak ada gangguan.

5) Persepsi dan konsep diri

Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : Pasien takut akan kondisi kakinya

6) Pola peran dan hubungan

Klien berstatus masih sekolah sehingga memengaruhi perannya sebagai siswa

Sistem pendukung : Keluarga

7) Pola koping dan toleransi aktivitas

Tidak terkaji

8) Keyakinan dan kepercayaan

Agama : Islam

a. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum
1) Leher

Tidak ada keluhan

2) Thorax/paru

Tidak ada keluhan

3) Jantung

Tidak ada keluhan

4) Abdomen

Riwayat muntah saat kecelakaan : Tidak ada

5) Ekstremitas

Tungkai kanan tidak bisa digerakkan

Tungkai kiri dan anggota gerak atas tidak ada keluhan.

6) Neurologis

Neuro vascular distal (NVD) didapatkan A. Dorsalis pedis teraba

a. Pemeriksaan lokalis trauma

1) Look : Didapatkan pemendekan, bengkak, deformitas, angulasi ke lateral, kulit


utuh (tidak terdapat luka robek).

2) Feel : Didapatkan nyeri tekan, pulsasi distal teraba, sensibilitas normal.

3) Movement : Didapatkan nyeri gerak aktif, nyeri gerak pasif, range of motion
(ROM) sulit dinilai, krepitasi tidak dilakukan.

4) NVD (neuro vaskular distal) : Dorsalis pedis teraba, capillary refill time (CRT)
kurang dari 2 detik, dan sensibilitas normal.
VI. Pemeriksaan Laboratorium

VII. Pemeriksaan Rontgen

Regio femur dextra AP lateral didapatkan fraktur komplit pada femur dekstra 1/3 tengah
dengan aligment dan aposisi burruk.

VIII. Terapi

1. Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet

2. Amoxicillin 500 mg 3x1 tablet

3. Pemasangan spalk ulang

4. Rencanakan pemasangan internal fiksasi


ANALISA DATA
Nama : An. A

Usia : 14 tahun

No. Reg. : 123 456

No. Tanggal/J Kelompok Data Masalah/Problem Etiologi


am

1. 29 Mei Ds : Pasien mengatakan Nyeri akut Pencedera fisik


2021 nyeri pada tungkai kanan (trauma)

12.00
WIB
Do :

 Tungaki kanan
mengalami :
Nyeri tekan, nyeri
gerak aktif, nyeri
gerak pasif
2. 29 Mei Ds : Pasien mengatakan Gangguan mobilitas Kerusakan
2021 tungkai kaki kanan tidak fisik integritas struktur
dapat digerakkan pasca tulang
12.00
kecelakaan
WIB

Do :

 Foto rontgen
regio femur
dextra AP lateral
didapatkan fraktur
komplit pada
femur dekstra 1/3
tengah dengan
aligment dan
aposisi buruk.

 Range of motion
(ROM) sulit
dinilai,
deformitas,
angulasi ke lateral

3. 29 Mei Ds : - Kerusakan integritas faktor mekanis


2021 kulit (penekanan pada
tonjolan tulang)
12.00
Do : Pada daerah fraktur
WIB
mengalami : Bengkak,
deformitas, angulasi ke
lateral, nyeri tekan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NYERI AKUT b.d AGEN PENCEDERA FISIK (TRAUMA GANGGUAN MOBILITAS FISIK b.d KERUSAKAN
INTEGRITAS STRUKTUR TULANG

KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT b.d FAKTOR


MEKANIS (Peenekanan pada tonjolan tulang)
Nama : An. A
INTERVENSI KEPERAWATAN
Usia : 14 tahun

No. Reg. : 123 456

No. SDKI (Standar SLKI (Standar Luaran SIKI (Standar Intervensi


Diagnosa Keperawatan Indonesia) Keperawatan Indonesia)
Keperawatan
Indonesia)

Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI (I.


pencedera fisik tindakan keperawatan 08238)
(trauma) selama 3x24 jam
 Observasi
diharapkan
1. Lokasi, karakteristik,
Kontrol nyeri meningkat
durasi, frekuensi, kualitas,
Dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
Definisi :

Pengalaman sensorik  Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri


menurun
atau emosional yang 3. Identifikasi respon nyeri
berkaitan dengan  Kemampuan non verbal
kerusakan jaringan mengenali
4. Identifikasi faktor yang
actual atau penyebab nyeri
memperberat dan
fungsional, dengan meningkat memperingan nyeri
onset mendadak atau
 Kemampuan 5. Identifikasi pengetahuan
lambat dan
menggunakan dan keyakinan tentang
berintensitas ringan
teknik nyeri
hingga berat yang
nonfarmakologi
berlangsung kurang 6. Identifikasi pengaruh
meningkat
dari 3 bulan budaya terhadap respon
nyeri
1. Monitor efek samping penggunaan analgetik

 Terapeutik

1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)

3. Fasilitasi istirahat dan tidur

4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

 Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

3. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri

4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

 Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


Gangguan mobilitas Setelah dilakukan DUKUNGAN AMBULASI
fisik b.d kerusakan tindakan keperawatan (1.06171)
integritas struktur selama 3x24 jam
 Observasi
tulang diharapkan
1. Identifikasi adanya nyeri
Mobilitas fisik
atau keluhan fisik lainnya
meningkat
2. Identifikasi toleransi fisik
Dengan kriteria hasil :
melakukan ambulasi
 Ruang gerak
3. Monitor frekuensi jantung
(ROM)
dan tekanan darah
meningkat
sebelum memulai
 Kaku sendiri ambulasi
menurun 4. Monitor kondisi umum
selama melakukan
ambulasi

 Terapeutik

1. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat, kruk)

2. Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu

3. Libatkan keluarga untuk


membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi

 Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan


prosedur ambulasi
Kerusakan integritas Setelah dilakukan PERAWATAN INTEGRITAS
kulit b.d faktor tindakan keperawatan KULIT (I.11353)
mekanis (penekanan selama 3x24 jam
 Observasi
pada tonjolan diharapkan
1. Identifikasi penyebab
tulang)
Integritas kulit dan
gangguan integritas kulit
jaringan meningkat
(mis. Perubahan sirkulasi,
Dengan kriteria hasil : perubahan status nutrisi,
peneurunan kelembaban,
Definisi :  Perfusi jaringan
suhu lingkungan ekstrem,
Kerusakan kulit meningkat
penurunan mobilitas)
(dermis dan/ataU  Kerusakan
epidermis) atau  Terapeutik
jaringan menurun
jaringan (membran 1. Ubah posisi setiap 2 jam
 Kerusakan
mukosa, kornea, jika tirah baring
lapisan kulit
fasia, otot, tendon,
menurun 2. Lakukan pemijatan pada
tulang, kartilago,
area penonjolan tulang,
kapsul sendi
jika perlu
dan/atau ligamen)
3. Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama periode
diare

4. Gunakan produk
berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering

5. Gunakan produk
berbahan ringan/alami
1. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

 Edukasi

1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)

2. Anjurkan minum air yang cukup

3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

4. Anjurkan meningkat asupan buah dan saur

5. Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime

6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai