Laborarotium Ilmu Bedah RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
Infected Non union Fraktur Tibia Sinistra
Laporan kasus Identitas Pasien Nama : An. K Umur : 12 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Pelajar Agama : Islam Alamat : Donomulyo Status perkawinan : belum menikah Suku : Jawa
Keluhan utama: Luka bekas operasi kaki kiri bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli orthopedi RSUD Kanjuruhan pada tanggal 23 febuari 2014 diantar oleh keluarga dengan keluhan luka bekas operasi kaki kiri bawah. Kemudian pasien MRS di rawat di ruang Emputantular untuk dilakukan operasi tambal tulang pada luka bekas operasi . Pada awalnya pasien jatuh pada saat belajar sepeda motor di jalan raya di depan rumah dengan kakaknya pada tanggal 8 Juni 2013 jam 12.00 .
Pada saat itu pasien duduk didepan memegang kemudi sedangkan kakaknya duduk dibelakang sambil sms dengan temannya, kemudian pasien pada saat belajar motor menghindari kendaraan yang ada di depanya karena panik pasien akhirnya jatuh dan kaki kiri bawah pasien tertimpa sepeda motor. Pasien merasakan nyeri yang hebat pada kaki kirinya kemudian pasien oleh keluarga langsung dibawah ke RSUD Kanjuruhan dan sampai di RSUD Kanjuruhan jam 13.00 ( 1 jam setelah kejadian).
Menurut keluarga pasien habis mengalami operasi tambal kulit pada luka operasi sebanyak 1 kali yang pertama bulan juli 2013 yang kedua bulan febuari 2014. Setelah operasi pasien sering kontrol ke poli orthopedi RSUD Kanjuruhan dan tidak pernah pergi ke sangkal putung
Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit DM (-) Riwayat penyakit HT (-) Riwayat penyakit TBC disangkal Riwayat pengobatan Obat anti nyeri dari RS Kanjuruhan
Riwayat Keluarga Trauma (-) Operasi (-) DM (-) Hipertensi (-) TBC (-)
Keadaan umum: kesadaran compos mentis (GCS E 4 V 5 M 6 )
Tanda vital : Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 96 x / menit, reguler Pernafasan : 20 x /menit, regular Suhu : 36,4 0 C
Regio Tibia (Cruris) Sinistra
Look :edema (+), hiperemi (+), tampak luka di tibia sinistra (+): diameter 4 cm dengan kedalaman 2 cm, tepi tidak rata, tampak terpasang OREF (+). Angulasi (+), luka pin track (+)
Feel :Nyeri tekan tulang (+), pulsasi arteri dorsalis pedis (+), ,sensibilitas (+), suhu rabaan hangat di sekitar luka, kapiler refil (+). Krepitasi (-)
Move :Gerakan aktif dan pasif terhambat, fleksi 0- 60abduksi 0-40, False of movement (+)
An. K usia 12 tahun di rawat di RSUD Kanjuruhan dengan keluhan dengan keluhan luka bekas operasi kaki kiri bawah. Pada awalnya pasien jatuh pada saat belajar sepeda motor di jalan raya di depan rumah dengan kakaknya pada tanggal 8 Juni 2013 jam 12.00 karena panik pasien akhirnya jatuh dan kaki kiri bawah pasien tertimpa sepeda motor. Pasien merasakan nyeri yang hebat pada kaki kirinya kemudian pasien oleh keluarga langsung dibawah ke RSUD Kanjuruhan dan sampai di RSUD Kanjuruhan jam 13.00 ( 1 jam setelah kejadian). Menurut keluarga pasien habis mengalami operasi tambal kulit pada luka operasi sebanyak 1 kali yang pertama bulan juli 2013 yang kedua bulan febuari 2014
Pada pemeriksaan fisik: edema (+), hiperemi (+)tampak luka di tibia sinistra (+): diameter 4 cm dengan kedalaman 2 cm, tepi tidak rata, tampak terpasang OREF (+).Angulasi (+), luka pin track Nyeri tekan tulang (+)pulsasi arteri dorsalis pedis (+), ,sensibilitas (+), suhu rabaan hangat di sekitar luka, kapiler refil (+),Gerakan aktif dan p pasif terhambat, fleksi 0-60abduksi 0- 40, False of movement (+)
DIAGNOSA KERJA Infected non union fraktur tibia sinistra
Planning Diagnosa - Pemeriksaan darah lengkap Hb, leukosit, eritrosit, trombosit, LED, diff count, CRP. - Pemeriksaan kimia darah SGOT, SGPT - Pemeriksaan radiologi foto rontgen thorax dan rontgen tibia AP- Lateral sinistra.
Planning Terapi Non Operatif Non Medikamentosa Rawat luka setiap hari Menjaga kebersihan kaki Medikamentosa Antibiotic Analgesik Antipiretik
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang , tulang rawan sendi tulang rawan epifisis baik bersifat total/ parsial Fraktur ekstremitas bawah adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang terjadi pada ekstremitas bawah,seperti pada tulang tibia dan tulang fibula yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya . Penyembuhan dari fraktur dipengaruhi oleh beberapa faktor lokal dan faktor sistemik (Jay. R. liberman, M. D. and Gary E Friedlaender, 2005)
a. Lokasi fraktur b. Jenis tulang yang mengalami fraktur. c. Reposisi anatomis dan immobilasi yang stabil. d. Adanya kontak antar fragmen. e. Ada tidaknya infeksi. f. Tingkatan dari fraktur.
a. Keadaan umum pasien b. Umur c. Malnutrisi d. Penyakit sistemik.
Fase Reaktif a. Fase hematom dan Inflamasi b. Pembentukan jaringan granulasi Fase Reparatif a. Fase pembentukan callus b. Pembentukan tulang lamellar Fase Remodelling Remodelling ke bentuk tulang semula FASE PENYEMBUHAN
Penyembuhan cara ini terjadi internal remodelling (Harversian System) yang meliputi upaya langsung oleh korteks untuk membangun kembali dirinya ketika kontinuitas terganggu.
Ada 3 persyaratan untuk remodeling Haversian pada tempat fraktur adalah: 1. Pelaksanaan reduksi yang tepat 2. Fiksasi yang stabil 3. Eksistensi suplay darah yang cukup
Penyembuhan sekunder meliputi respon dalam periostium dan jaringan-jaringan lunak eksternal. Proses penyembuhan fraktur ini secara garis besar dibedakan atas 5 fase, yakni fase hematom (inflamasi), fase proliferasi, fase kalus, osifikasi dan remodelling.
Tahap hematoma: darah menembus luar melalui pembuluh darah yang robek membentuk haematoma diantara atau disekitarnya permukaan perpatahan. Dan itubisa terjadi selama 7 sampai dengan 24 jam pendarahan. Tahap Proliferasi: Pada tahap ini terjadi proliferasi dari sel-sel. Periosteum dan endoesteum adaiah poliferasi dari sel-sel dari permukaan dalam periosteum yang menutupi fraktur. (12 - 24 minggu.) Tahap Calsifikasi: Seperti jaringan seluler yang tumbuh keluar masing-masing fragmen yang sudah matang sel- seldasar memberikan perlengketan untuk osteoblast dan cendroblast, membentuk callus yang belum matang. (6-12 minggu) Tahap Consolidasi: Callus yang belum matang akan membentuk callus utama secara bertahap serta berubah dan adanya aktivitas osteoblast menjadi tulang yang lebih kuat dan masa strukturalnya berlapis. (12-24 minggu) Tahap Remodeling: Pada waktu tulang membentuk atau sambung dengan baik biasanya tulang dibentuk berlebihan mengelilingi daerah fraktur di luar maupun di dalam canalismedularis.
Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang terbentuk angulasi, varus / valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna. MAL UNION
Fraktur tanpa pengobatan Pengobatan yang tidak adekuat Reduksi dan imobilisasi yang tidak baik Pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada awal pengobatan Osifikasi premature pada lempeng epifisis karena adanya trauma ETIOLO GI Deformitas dengan bentuk yang bervariasi Gangguan fungsi anggota gerak Nyeri dan keterbatasan pergerakan sendi Ditemukan komplikasi seperti paralysis tardi nervus ulnaris Osteoarthritis apabila terjadi pada daerah sendi Bursitis atau nekrosis kulit pada tulang yang mengalami deformitas
Pada foto roentgen terdapat penyambungan fraktur tetapi pada posisi yang tidak sesuai dengan keadaan yang normal.
- KONSERVATIF
- OPERATIF PENGOBATAN Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 -5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah)
Nyeri anggota gerak pada pergerakan dan waktu berjalan. Terdapat pembengkakan Nyeri tekan Terdapat gerakan yang abnormal pada daerah fraktur Pertambahan deformitas Tidak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur Gambaran kista pada ujung-ujung tulang karena adanya dekalsifikasi tulang Gambaran kalus yang kurang disekitar fraktur.
Konservatif Operatif Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga didapat pseudoarthrosis (sendi palsu). Pseudoarthrosis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi sama-sama dengan infeksi disebut infected pseudoarthrosis. Beberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan ujung-ujung fragmen tulang: Hipertrofik Atrofik (Oligotrofik)
Nyeri ringan atau sama sekali tidak ada Gerakan abnormal pada daerah fraktur yang membentuk sendi palsu yang disebut pseudoarthrosis. Nyeri tekan atau sama sekali tidak ada. Pembengkakan bisa ditemukan dan bisa juga tidak terdapat pembengkakan sama sekali Pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua fragmen.
Terdapat gambaran sklerotik pada ujung- ujung tulang Ujung-ujung tulang berbentuk bulat dan halus Hilangnya ruangan meduler pada ujung- ujung tulang Salah satu ujung tulang dapat berbentuk cembung dan sisi lainnya cekung (psedoarthrosis)
Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft Eksisi fragmen kecil dekat sendi. Misalnya kepala radius, prosesus stiloid ulna Pemasangan protesis, misalnya pada fraktur leher femur Stimulasi elektrik untuk mempercepat osteogenesis
Vaskularisasi pada ujung-ujung fragmen yang kurang Reduksi yang tidak adekuat Imobilisasi yang tidak adekuat sehingga terjadi gerakan pada kedua fragmen. Waktu imobilisasi yang tidak cukup Infeksi Distraksi pada kedua ujung karena adanya traksi yang berlebihan Interposisi jaringan lunak diantara kedua fragmen tulang Terdapat jarak yang cukup besar antara kedua fragmen Destruksi tulang misalnya oleh karena tumor atau osteomielitis (fraktur patologis) Disolusi hematoma fraktur oleh jaringan sinovia (fraktur intrakapsuler) Kerusakan periosteum yang hebat sewaktu terjadi fraktur atau operasi Fiksasi interna yang tidak sempurna Delayed union yang tidak diobati Pengobatan yang salah atau sama sekali tidak dilakukan pengobatan Terdapat benda asing diantara kedua fraktur, misalnya pemasangan screw diantara kedua fragmen.
Skin graft adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari satu tempat ke tempat lain supaya hidup di tempat yang baru tersebut dan dibutuhkan suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut.
1. Asalnya a. Autograft : berasal dari individu yang sama (berasal dari tubuh yang sama) b. Homograft : berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh lain c. Heterograft (Xenograft) : graft berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies
2. Ketebalannya a. Split Thickness Skin Graft (STSG) b. Full Thicness Skin Graft (FTSG)
Jaringan yang di ambil Lapisan epidermis dan dermis dengan beberapa variasi ketebalan Kulit donor terjadi reepitelisasi yang dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman Efek penyembuhan menyebabkan kontraksi (tidak elastis) sehingga kadang estetik jelek Penempatan Untuk luka yang luas dan tidak terlalu memperhatikan kosmetik Keuntungan Kemungkinan hidup lebih banyak, karena vaskularisasi baik Kerugian Lebih rapuh, terutama jika soft tissue yang ada di permukaan bawahnya minimal Jaringan yang diambil Keseluruhan dari lapisan epidermis dan dermis Kulit donor Sembuh sendiri secara primer Efek penyembuhan Tidak menyebabkan kontraksi, karena masih mempertahankan tekstur/kontur kulit Penempatan Untuk luka kecil dengan nilai kosmetik yang penting Keuntungan mempertahankan kontraktur normal dari kulit ( warna, tekstur) Kerugian Angka kegagalan lebih tinggi