Anda di halaman 1dari 7

Fraktur Antebrachii

Definisi
Adanya diskontinuitas pada tulang di regio antebrachii (radius-ulna). Biasanya fraktur
antebrachii terjadi karena posisi tangan yang menyangga beban tubuh ketika seseorang terjatuh.
Klasifikasi
Fraktur pada regio antebrachii dapat bermanifestas menjadi 5 macam fraktur:
1. Fraktur diafisis radius dan ulna
Fraktur bagian diafisis radius dan ulna. Biasanya keduanya. Fraktur yang terjadi hanya
pada salah satu tulang sangat jarang terjadi
2. Fraktur montegia
Fraktur pada sisi proximal ulna disertai dengan dislokasi radius
3. Fraktur Galeazi
Fraktur pada bagian distal radius disertai dengan dislokasi ulna
4. Fraktur Colles
Fraktur pada sisi distal radius
5. Fraktur Smith
Gejala Klinis
Seperti fraktur pada umumnya, akan ditemukan gejala seperti nyeri, edema, penurunan
range of movement dan krepitasi sehingga tanpa foto rontgen, fraktur diafisis, fraktur montegia
dan fraktur galeazi didiagnosis dengan melokalisasi secara palpasi untuk mencari krepitasi
sebagai penanda lokasi fraktur tetapi metode ini sebisa mungkin dihindari karena akan
menimbulkan nyeri hebat pada pasien.
Diagnosis fraktur Colles dan fraktur Smith relatif lebih mudah karena memberikan
gambaran khusus sehingga pada umumnya dapat terdiagnosis dengan inspeksi saja. Fraktur
Colles akan menimbulkan dinner fork deformity. Fraktur Smith akan menimbulkan garden spade
deformity.

Pemeriksaan Penunjang
Dapat dilakukan foto rontgen untuk menunjang diagnosis. Foto dilakukan mengikuti rule
of two:
1. 2 lapang pandang
Dilakukan foto AP dan lateral karena kadang ada fraktur yang tidak terlihat bila hanya
dari satu lapang pandang
2. 2 sendi
2 sendi di sisi proximal dan distal harus difoto untuk melihat ada atau tidaknya dislokasi
karena apabila dislokasi tidak terdeteksi, fraktur tidak akan mengalami union
3. 2 ekstremitas
Terutama pada anak-anak, karena epifisis masih imatur, ditakutkan akan ada salah
interpretasi sehingga harus dibandingkan dengan sisi yang normal
4. 2 trauma
Seringkali trauma ekstremitas tidak hanya mengakibatkan trauma di ekstremitas saha
tetapi juga di regio lain. Kasus paling sering, fraktur femur yang diikuti dengan injuri
pada pelvis
5. 2 kali
Dilakukan foto kedua setelah jeda 1-2 minggu untuk mengantisipasi fraktur yang
mungkin belum terlihat pada pemeriksaan awal
Gambaran rontgen fraktur antebrachii:
1. Fraktur diafisis radius dan ulna

2. Fraktur monteggia

3. Fraktur galeazi
AP

Lateral

4. Fraktur Colles

AP

Lateral

5. Fraktur Smith
Lateral

Penatalaksanaan
1. Fraktur diafisis radius dan ulna
Pada pasien dewasa dilakukan fiksasi interna hingga 8-12 minggu. Pada pasien
anak, fraktur diafisis termasuk fraktur yang sulit dikerjakan karena adanya resiko
malrotasi yang besar. Penatalaksanaan dilakukan dengan fiksasi eksterna. Hal
yang perlu diperhatikan pada kasus anak:
a. Pemasangan gips dari axilla hingga ke metakarpal untuk mencegah
terjadinya rotasi
b.
Siku fleksi 90
c.Apabila fraktur ada di sekitar m. pronator teres (sekitar 1/3 proksimal),
posisi supinasi. Pada 2/3 distal, posisi netral
d.
Setelah 1 minggu dilakukan foto rontgen lagi untuk evaluasi. Bila
hasil tidak memuaskan, bisa rekoreksi. Rekoreksi maksimal dilakukan
pada minggu ke 3 karena setelah minggu ke 3 mulai ada calus. Apabila
hasil memuaskan, fiksasi dipertahankan hingga 6-8 minggu
e.Apabila anak berumur lebih dari 10 tahun atau fragmen tidak stabil,
dilakukan fiksasi interna
2. Fraktur Monteggia dan Galeazzi
Prinsip penatalaksanaan fraktur monteggia dan galeazzi adalah mengembalikan
tulang yang fraktur ke panjang semula serta melakukan reposisi pada bagian yang
mengalami dislokasi. Fiksasi interna menggunakan plate-screw pada umumnya
dipertahankan hingga 6 minggu.
3. Fraktur Colles

Dilakukan fiksasi menggunakan dorsal splint selama 3-4 hari hingga edema
berkurang lalu dilakukan pemasangan gips hingga 4 minggu. Apabila tidak stabil
dilakukan
4. Fraktur Smith
Apabila stabil, setelah direduksi diimobilisasi dengan gips selama 6 minggu.
Apabila tidak stabil harus dilakukan fiksasi interna dengan plate atau
pericutaneus wire.
Daftar Pustaka
radiologymasterclass.co.uk
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: Yarsif Watampone.
Salter, R. B. 1999. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system: An
introduction to orthopaedics, fractures, and joint injuries, rheumatology, metabolic bone
disease, and rehabilitation. Lippincott Williams & Wilkins.
Solomon, L., Warwick, D., & Nayagam, S. (Eds.). 2010. Apley's system of orthopaedics and
fractures ed. 9. CRC Press.

Anda mungkin juga menyukai