Oleh :
Wowor P Timbul, S.ked. (110.2005.295)
Identitas Pasien
Nama
Usia
Pekerjaan
Agama
Alamat
No. CM
Pembiayaan
Tanggal Berobat
Ruangan
: Ny. O
: 47 tahun
: Ibu rumah tangga
: Islam
: Cilegon
: -- -- -: JPS
: 02-09-2012
: Nusa Indah RSUD Cilegon
Anamnesa
- Keluhan Utama :
Perut mual.
Demam.
Batuk
RPS
Pasien datang ke IGD RSUD Cilegon dengan keluhan nyeri dada
sejak 7 hari yang lalu. Pasien jugamengatakan nyeri tersebut
menjalar hingga punggung. Awalnya pasien mengeluh batuk yang
tidak kunjung sembuh. Selain itu pasien juga mengeluh mual dan
demam sejak 3 hari yang lalu. Demam yang dirasakan pasien naik
turun. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemah dan kurang nafsu
makan sejak 1 bulan SMRS. Penurunan berat badan tidak diketahui
oleh pasien, keluhan keringat malam diakui. Pasien belum pernah
berobat sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
VITAL SIGNS:
- Kesadaran
: Compos mentis
- Keadaan Umum
: Sakit Sedang
- Tekanan Darah
: 140/80 mmHg
- Nadi
: 92 kali/menit
- Respirasi
: 24 kali/menit
- suhu
: 37,6 0C
- TB/BB
: tidak dilakukan.
STATUS GENERALIS
Kulit
Kepala
Rambut
Alis
STATUS GENERALIS
Mata
ikterik
STATUS GENERALIS
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Nilai Normal
Hb
9,4 g/dl
14 - 18 g/dl
Ht
28,0 %
40 48 %
Leukosit
21.780 /ul
5000-10.000 /ul
Trombosit
590.000
/ul
GDS
282 mg/dl
Tanggal
Follow up
Terapi
03-09-2012
O/ ku : sedang ks : CM
Non farmakologis :
Tirah baring
IVFD RL 20 tpm
R : 22 x/menit
S : 36C
Farmakologis :
inj
Lansoprazol
Ambroxol 3x1c
Abd : I : Flat,simetris
Curcuma 3x1
P : Supel,NTE (-),H/L tidak
pembesaran
Pe : Timphani
Au : BU (+) N
Ext : akral hangat,edema (-)
A/ TB paru + dispepsia.
teraba
04-09-2012
O/ ku : sedang ks : CM
Terapi lanjut
R : 24 x/menit
S : 37C
teraba
06-09-2012
ceftriaxone 2x200mg.
O/ ku : sedang ks : CM
Cefotaxim 1 amp.
Lepas rawat.
R : 24 x/menit
S : 37C
teraba
Diagnosis
Diagnosis Kerja: TB paru + dispepsia
Dasar diagnosis : Anamnesis : ditemukan keluhan nyeri dada.
Sebelumnya diawali dengan demam dan batuk. Perut mual dan
keringat malam hari diakui. Keluhan sesak nafas dan nyeri saat
bernafas diakui.
Pemeriksaan fisik : thorak : paru : rhonki +/+ pada apeks paru
Pemeriksaan lab : LED meningkat, leukositosis
Pemeriksaan radiologis : kesan sangat mungkin TB paru aktif
Farmakologis inj:
Cefotaxim 2x1 gram (iv)
Asam traneksamat 3 x 1
IX. Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam
Analisa kasus
1.Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat ?
Pada pasien diatas didiagnosis sebagai hemoptisis ec TB paru sudah tepat dengan dasar gejala klinis dan
gambaran rontgen thoraks yang sesuai gambaran TB paru.Pada saat perjalanan penyakitnya pasien
mengeluh dada terasa panas,mual,merasa tidak enak pada perut, nyeri ulu hati selama 3hari sehingga
didiagnosis sebagai dyspepsia.
2. Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah tepat
Pada pasien ini diberikan rencana pengobatan TB paru dengan kategori 1 dikarenakan pada pasien ini
masuk kategori TB paru dengan kelainan paru luas berdasarkan pemeriksaan radiologis.
R 450 mg/H 300 mg/Z 2 x 500 mg /E 1000 mg
Curcuma sebagai hepatoprotector
Untuk dyspepsia diberikan golongan pompa proton inhibitor yaitu Lansoprazole 1-0-1 dan obat golongan
H2 Histamin reseptor bloker yaitu ranitidine.
Cara penularan :
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
Pada waktu batuk atau bersin.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana
percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak,
makin menular pasien tersebut.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman
TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut.
Sedian
sputumnya
positif
disertai
kelainan radiologis yang sesuai dengan
gambaran TB paru aktif, atau
Pasien
dengan
pemeriksaan
sputumnya negatif, tetapi pada
biakan kuman positif.
Tahap Lanjutan
Pada
tahap
lanjutan
pasien
mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang
lebih lama
Tahap
lanjutan
penting
untuk
membunuh
kuman
persisten
sehingga
mencegah
terjadinya
kekambuhan
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung
aktif
Obat sisipan
Obat ini diberikan apabila pada akhir tahap intensif dari pengobatan
dengan kategori 1 atau kategori 2, hasil pemeriksaan sputum masih
BTA positif
Obatsisipan
Nama obat
Dosis harian
Dosis
berkala 3x
seminggu
IlmuBBPenyakit
dalam,2006
< 50 kg
BB > 50 kg
Isoniazid
300 mg
400 mg
600 mg
Rifampisin
450 mg
600 mg
600 mg
Pirazinamid
1000 mg
2000 mg
2-3g
Streptomisin
750 mg
1000 mg
1000 mg
Etambutol
750 mg
1000 mg
1 1,5 g
Etionamid
500 mg
750 mg
PAS
99
10 g
Efek samping
Kontra indikasi
Rifampisin
Hipersensitif
INH
Hipersensitif
Pirazinamid
Etambutol
Ggn ginjal
Streptomisin
Ggn vestibuler,
menurunkan fungsi
ginjal, hipersensitif
Ggn ginjal
Hamil
PENCEGAHAN
Imunisasi BCG
Kemoprofilaksis
Penyuluhan
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
DISPEPSIA
DEFINISI
DISPEPSIA adalah istilah non spesifik yang dipakai
pasien untuk menjelaskan keluhan perut bagian atas.
Gejala tersebut bisa berupa nyeri atau tidak nyaman di
epigastrium, mual, muntah, kembung, banyak flatus,
rasa penuh, bersendawa, cepat kenyang, regurgitasi,
dan rasa panas yang menjalar di dada
Gejala ini bisa akut, intermiten atau kronis.
KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya :
1. Kelainan organik
peptikum
Keganasan
sphincter Odii
Kelainan pankreas
Pankreatitis
Keganasan
2. Kelainan sistemik
Diabetes melitus
Penyakit tiroid
Gagal ginjal
Kehamilan
Penyakit jantung iskemik
3. Obat-obatan
Anti inflamasi non steroid
Teofilin
Digitalis
Antibiotik
4. Gangguan fungsional
Dispepsia fungsional
Sindrom kolon iritabel
Terapi Farmakologi
Antasida
H2 blocker
Proton pump inhibitor
Obat golongan sitoproteksi :
sukralfat,misoprostol
Metoklopramid
Domperidon
Cisapride
Agonis motilin