Anda di halaman 1dari 9

ASKEP Meniere

BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya
belum

diketahui

dan

mempunyai

trias

gejala

yang

khas,yaitu

gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta


Edisi 3).
Penyakit Meiere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan
vertigo, tinnitus dan berkurangnya pendengaran secara progresif.
B. Etiologi
Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga
adalah merupakan :
1. Pengaruh neurokimia dan hormone abnormal pada aliran darah yang
menuju ke labirin.
2. Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
3. Reaksi alergi
4. Ganguan autoimun
C. Manifestasi Klinis
Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :
1. Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif dan fluktuatif.
2. Mual muntah.
3. Tinitus atau suara berdenging yang bisa hilang dan timbul.
4. Veritgo yang tidak tertahankan.
5. Telinga terasa penuh dan adanya tekanan pada telinga.
D. Klasifikasi
1. Penyakit meniere vestibuler :
Ditandai dengan adanya vertigo episodic, sehubungan dengan
tekanan dalam telinga tanpa gejala koklear.

Tanda dan gejala : Vertigo bersifat episodic, penurunan respon


vestibuler atau tidak ada respon total pada telinga yang sakit, tidak
ada gejala koklear, tidak ada kehilangan pendengaran progresif.
2. Meniere klasik
Tanda dan gejala : Mengeluh vertigo, kehilangan pendengaran
sensoneural berfluktuasi, tinnitus, penyakit meniere koklear.
3. Meniere koklea : Dikenal dengan adanya pendengaran sensoneural
progresif sehubungan dengan tinnitus dan tekanan dalam telinga
tanpa temuan gejala vestibuler.
Tnda dan gejala : Kehilangan pendengaran berfluktuasi, tekanan
atau rasa penuh pada telinga, kehilangan pendengaran terlihat
pada hasil uji, tidak ada vertigo, uji labirin vestibular normal, kelak
akan menderita gejala dan tanda vestibuler.
E. Patofisiologi
Gejala klinis penyakit meniere disebabkan oleh adanya hidrops
endolimfa pada koklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak
dan hilang timbul diduga disebabkan oleh :
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri.
2. Berkurangnya tekanan osmotic di dalam kapiler.
3. Meningkatnya tekanan osmotic di dalamekstra kapiler.
4. Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi
penimbunan cairan endolimfa.
Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal, ditemukan pelebaran
dan perubahan morfologi pada membrane Reissner. Terdapat
penonjolan ke dalam skala vestibulli terutama di daerah apeks kolkea
helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan
utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala media dilulai di daerah apeks
koklea kemudian dapat meluas ke bagian tengah dan basal koklea. Hal
ini dapat menjelaskan terjadinya tuli saraf rendah pada penyakit
meniere.
F. Pathway

G. Komplikasi
1. Neuronitis vestibularis.
2. Labirinitis.
3. Tuli total.
4. Vertigo posisi paroksimal jinak (VJJP).
5. Vertigoservical.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes gliserin
Pasien diberi minum gliserin 1,2 ml/ kg BB setelah diperiksa kalori
dan audiogram. Setelah 2 jam diperiksa kembali dan dibandingkan.
Perbedaan bermakna menunjukkan adanya hidrops endolimfatikus.
2. Audiogram
Tulisensorineural, terutama nada rendah dan selanjutnya dapat
ditemukan rekrutmen.
3. Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang
menderita penyakit meniere.
4. Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan
respons vestibuler.
5. CT scan atau MRI kepala
6. Elektroensefalografi

7. Stimulasi kalorik
I. Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang
meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian
diuretik

ringan.obat-obatan

sistomatik

anti

vertigo

seperti

dimenhidrinat 3x50 mg atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator


perofer seperti papaverin dan betahistin,atau operasi shunt.dapat
pulah diberikan obat antiiskemia dan neurotonik.adaptasi dengan
latihan dan fisioterapi.
Penatalaksanaan diet pada klien meniere banyak dilakukan
dengan mematuhi diet rendah garam ( 2000 mg / hari ). Jumlah
natrium merupakan salah satu faktor yang mengatur keseimbangan
cairan dalam tubuh. Retensi natrium dan cairan dapat memutuskan
keseimbangan halus antara endolimfe dan perilimfe di dalam telinga
dalam.
Tindakan untuk fertigo terdiri atas antihistamin seperti meklizin
( antivert ), yang menekan sistem vestibuler. Transquilizer seperti
diazepam ( valium ) dapat digunakan pada kasus akut untuk
membantu mengontrol vertigo, namun sifat adiktifnya tidak dapat
membantu sebagai pengobatan jangka panjang. Antiemetik seperti
supositoria prometazin ( phenergan ) tidak hanya mengurangi mual
dan muntah tetapi juga dapat mengurangi vertigi karena efek
antihistaminnya. Diuretik seperti Dyazide atau hidroklortiazid kadang
dapat membantu mengurangi penyakit meniere dengan mengurangi
tekanan pada sindrom sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk
makan makanan yang mengandung kalium, seperti pisang, dan jeruk
ketika menggunakan diuretik yang dapat menyebabkan kalium.
Dekompresi sakus endolimfatikus atau pintasan secara teoritis
akan menyeimbangkan tekanan dalam ruangan endolimfe. Pirau atau
drain

dipasang

postaurikuler.

di

dalam

sakus

endolimfatikus

melalui

insisi

Obat ortotoksik, seperti strepstomisin atau gentamisin, dapat


diberikan kepada pasien dengan injeksi sistemik atau infus ke telinga
tengan atau dalam.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a. Anamnesa
1. Mengeluh telinga berdenging.
2. Perasaan penuh pada telinga dalam.
3. Kepala berputar-putar.
4. Mual muntah.
b. Pola pengkajian
1. Aktivitas : lemah, malaise.
2. Sirkulasi : takikardi.
3. Eliminasi : saluran pencernaan normal.
4. Makanan/ cairan : anoreksia, mual muntah.
5. Nyeri/ kenyamanan : nyeri di telinga, kepala terasa berputar.
6. Pernapasan : takipnea.
7. Keamanan : terganggu sehubungan dengan gangguan
keseimbangan.
8. Pembelajaran :kilen dan keluarga diberi pengertian untuk
meminimalisir factor cidera.
II. Diagnose Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori b/d gangguan pendengaran
2. Resiko tinggi cedera b/d perubahan mobilitas karena gangguan cara
jalan dan vertigo.
3. Ansietas b/d ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek
ketidakmampuan vertigo.
4. Resiko terhadap trauma b/d kesulitan keseimbangan

Tgl/

Diagnosa

Tujuan dan KH

Intervensi

jam

Keperawatan
1.
Gangguan
1. Monitor tingkat
Gangguan persepsi
persepsi
sensori
kelemahan persepsi
sensori dapat
b/d
gangguan
klien
teratasi
pendengaran
2. Memperbaiki

Rasional

komunikasi : berbicara
tegas dan jelas tanpa
berteriak
3. Mengurangi kegaduhan
lingkungan
4. Ajarkan cara
berkominikasi yang
tepat
5. Berkomunikasi dng
menggunakan tanda
nonverbal (ekspresi
wajah,menunjuk dan
2.

Resiko
cedera

b/d

berkaitan dengan

mobilitas

ketidakseimbangan

karena
gangguan cara
vertigo.

Tetap bebas dari


cedera yang

perubahan

jalan

sikap tubuh)
1. Kaji vertigo yang

tinggi

dan/jatuh

dan

meliputi riwayat,
amitan, gambaran
serangan, durasi,
frekuensi, dan adanya
gejala telinga yang
terkait kehilangan
pendengaran, tinitus,
rasa penuh di telinga.
2. Kaji luasnya
ketidakmampuan

Riwayat m

dasar untu

selanjutny

Kaji luasny

ketidakma

hubungan

aktivitas h
hari.

dalam hubungannya
dengan aktivitas hidup
sehari-hari.
3. Ajarkan atau tekankan

Luasnya

ketidakma

menurunk

terapi
vestibular/keseimbang
an sesuai ketentuan
4. Berikan atau ajari cara
pemberian obat anti
vertigo aaaaaadan
atau obat peneang
vestibular serta beri
petunjuk pada pasien
mengenai efek
sampingnya.
5. Dorong pasien untuk

Ajarkan

terapi

vestibular/
sesuai
Latihan

kompensa
dapat
vertigo

cara jalan.

Menghilan

akut vertig

berbaring bila merasa

pusing,dengan pagar Menguran


tempat tidur

kemungkin

dinaikkan.

cedera.

6. Letakkan bantal pada


kedua sisi kepal untuk
membatasi gerakkan
3.

Ansietas

b/d

ancaman,atau
perubahan
status

memperbe

1. Kaji tingkat ansietas.


Mengurangi atau
tidak mengalami
ansietas

Bantu pasien
mengidentifikasi
keterampilan koping

kesehatan dan

yang telah dilakukan

efek

dengan berhasil pada

ketidakmampu

masa lalu.

an vertigo.

Gerakkan

2. Beri upaya

Memanduk

terapeutik

partisipati

perawatan

keterampi

pada masa

menguran

kenyamanan dan
hindari aktivitas yang
menyebebkan stress
3. Ajarkan pasien teknik
penatalaksanaan
stress atau lakukan
rujukan bila perluh.
4. Dorong pasien

Situasi pen

dapat mem

gejala kon

Memperba
stress,
frekwensi

serangan f

mendiskusikan
ansietas dan gali

Meningkat

keprihatinan

dan

mengenai serangan

hubungan

vertigo.

antietas da

5. Beri informasi
mengenai vertigo dan
penanganannya.
6. Instruksikan pasien
dalam aspek program
pengobatan

Meningkat

pengetahu

menguran

pengetahu

membantu
ansietas.

4. Resiko terhadap
trauma

b/d

kesulitan
keseimbangan

Mengurangi resiko
trauma dengan
mengadaptasi
lingkungan rimah
dan dengan
menggunakan alat
rehabilitatif bila
perlu.

DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta


Robert Priharjo, S.Kp, M. Sc, RN (2002), Pengkajian Fisik Keperawatan Edisi 2,
EGC, Jakarta.
http: www. techni.org.
http://dediaminoto.blogspot.com/2010/07/askep-meniere.html

asasasasasa

http://kumpulanbahankesehatan.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-sindromemeniere-kmb.html

Anda mungkin juga menyukai