LAKESPRA SARYANTO
MODUL SUSDOKBANGAN
MATERI AJAR 1221
DISORIENTASI RUANG
1 TUJUAN INSTRUKSIONAL :
a. Agar siswa dapat mengungkapkan fisiologi orientasi ruang dengan benar.
b. Agar siswa dapat mengungkapkan dasar-dasar fisiologi disorientasi ruang
dengan benar.
c. Agar siswa dapat mengungkapkan antisipasi dan penanggulangannya
dengan benar.
2 WAKTU
a Pengajaran
1) Teori ; 8 JP
2) Praktek ; - JP
b Evaluasi
1) Materi ; 2
2) Metode ; Tertulis
3 POKOK BAHASAN
a Fisiologi Orientasi Ruang.
1
Khususnya bagi seorang penerbang militer yang harus melaksanakan tugas
penerbangan yang cukup kompleks dalam kondisi cuaca apapun. Fenomena ini
merupakan suatu masalah yang tidak boleh dianggap enteng. Dengan
mengetahui mekanisme pilot's vertigo maupun macam ilusi yang dapat dialami
oleh seorang penerbang diharapkan dapat diambil langkah-langkah pencegahan
demi keamanan dan keselamatan penerbang, pesawat dan orang lain.
Pengertian dari Spatial Disorientation adalah, ketidak mampuan seseorang awak
pesawat untuk menentukan sikap tubuhnya dengan benar terhadap pesawatnya
sendiri, atau terhadap pesawat lain, atau terhadap horizontal bumi pada saat
terbang dalam cuaca buruk, atau terbang malam, atau terperangkap diawan,
atau saat medan yang belum familiar dikenal.
3
b. Dasar-Dasar Fisiologi Disorientasi Ruang.
Mekanisme Ilusi.
SDO AND
ILLUSION
4
Gambar 2. Grave Yard Spin dan Grave Yard Spiral
2) Coriolis Illusion
Ini terjadi apabila endolymph dari satu set saluran semi-sirkuler kiri
telah mencapai kecepatan yang sama dengan dinding saluran, kemudian
ada gerakan dari satu set lainnya dalam dinding bidang yang lain dari set
pertama. Akibatnya ialah suatu perasan seolah-olah badan berputar dalam
bidang di luar bidang tersebut misalnya bila ada gerakan yawing dengan
kecepatan yang konstan, maka dengan gerakan pitching dari kepala akan
terasa seolah-olah badan mengalami roll. Coriolis illusion paling berbahaya
dan biasanya terjadi sewaktu dalam manuver yang relatif rendah (Ilustrasi
Lihat Gambar 3)
5
Make the instruments read right !
Rely on the flight instruments – never on your perception.
Ignore your internal instruments.
6
Ilusi ini analog dengan oculo gyral illusion bukan akibat rangsangan
dari saluran semisirkuler tetapi rangsangan pada otolith. Ilusi terjadi pada
waktu terbang datar dengan high performance aircraft dengan kecepatan
akselerasi yang tinggi sehingga menimbulkan rasa seolah-olah pesawat
dalam nose-up attitude. Bila penerbang mengadakan koreksi, maka ia akan
dive dan berakibat crash. Ilusi ini sering terjadi bila terbang malam atau
dalam cuaca buruk, dan tidak terjadi bila di luar ada visual reference yang
adekuat.
5) Elevator Illusion
Ilusi ini juga terjadi akibat makin besarnya gaya gravitasi seperti waktu
akselerasi ke atas. Hal ini mengakibatkan suatu refleks bola mata ke
bawah sehingga kelihatan seolah-olah panel instrumen dan hidung
pesawat naik ke atas. (Ilustrasi Lihat Gbr 5a, dan Gbr 5b)
Gamb
ar 5a. Ilustrasi Elevator Illusion
7
Gamb
ar 5b. Ilustrasi Efek dari Akselerasi dan Decelerasi
6) The Leans
8) Kacau antara bumi dan langit bila terbang malam dan cukup gelap
maka lampu-lampu landasan dilihat sebagai bintang-bintang. Hal ini
membahayakan karena horizon yang diterimanya kelihatan lebih rendah
dari horizon yang sesungguhnya. Akibatnya pesawat akan diarahkan ke
bawah. (Ilustrasi Lihat Gambar 8)
9
Terbang di atas daerah yang tidak rata (di atas kaki gunung) atau
awan yang miring permukaannya mengakibatkan terbang tidak lurus dan
tidak datar.
Bila pesawat membelok maka arah gaya sentrifugal dan gravitasi selalu
menuju ke arah lantai pesawat. Dengan demikian si penerbang dengan
pressure sensors tersebut sukar mengetahui posisi bawah. Di samping itu
perasaan ini dapat menguatkan oculogravic illusion yang terjadi akibat
akselerasi linear pada high performance aircraft. (Ilustrasi Lihat Gambar 9)
c. Mabuk Udara
Mabuk udara adalah sebagian dari motion sickness yang disebabkan oleh
penerbangan. Mabuk udara ini terjadi karena pengaruh Gaya G yang kecil tetapi
terjadi secara berulang-ulang yang menyerang alat keseimbangan. Jadi
sebenarnya mabuk udara termasuk kelainan akibat pengaruh penerbangan pada
alat keseimbangan. Sekitar 16% penerbang selama belajar terbang pernah
mengalami mabuk udara ini dan sekitar 5% siswa penerbang mengalami secara
10
berulang-ulang. Mabuk udara ini akan menurun dengan pengalaman dan
peningkatan kepercayaan pada diri sendiri. Mabuk udara juga dialami oleh awak
pesawat yang lain dan para penumpang pesawat angkut. Gejala mabuk udara
adalah pusing, sakit kepala, perasaan tidak nyaman pada lambung, mual,
muntah-muntah, pucat dan sebagainya. Berat ringannya gejala ini tergantung
pada kepekaan seseorang terhadap rangsangan pada alat keseimbangan.
Gejala ini akan memperberat bila orang tersebut telah lelah, kurang sehat,
gangguan pencernaan, mencium bau-bauan yang ekstrim, alkoholism atau takut
terbang. Sebaliknya gejala ini dapat melihat benda-benda di luar pesawat
sebagai titik acuan.
11
penelitian dari fisiologi organ vestibuler dengan penekanan khusus pada
masalah bagaimana cara otak memproses informasi sensori pada keadaan
terbang yang berbeda-beda. Upaya untuk mendapatkan data epidemiologis yang
benar dari disorientasi ruang adalah salah satu dari hal yang penting untuk
dilakukan secara terus-menerus oleh dokter penerbangan dan pelatih fisiologi.
Akhirnya peralatan latihan telah dikembangkan, yang diharapkan akan
merupakan faktor yang efektif dalam menghilangkan kecelakaan pesawat
terbang karena disorientasi ruang.
Tindakan Pencegahan
12
9) Tidak boleh mengandalkan perasaan namun percaya pada instrument
pesawat.
e. Praktikum.
Praktikum untuk topik SDO ini dilaksanakan dengan menggunakan
peralatan simulasi Basic Orientation Trainer (BOT), Advance Orientation Trainer
(AOT) dan alat Barany Chair (BC) untuk praktik Mabuk Gerak di Lakespra
Saryanto. Alat BOT, AOT dan BC dapat dilihat dalam Gambar dibawah.
(Petunjuk Latihan dapat dilihat dalam Juknis ILA, 2013)
Gambar 10. Alat BOT dengan kemampuan putaran 15 RPM, buatan ETC, USA
1980.
13
4) Ilusi Lean
5) Ilusi Grave Yard Spin dan Grave Yard Spiral
6) Ilusi Oculo Gyral
7) Ilusi Oculo Gravic
8) Ilusi Autokinesis
4 DAFTAR PUSTAKA
a. Kep Kasau No Kep/909/X/2015; Kurikilum Pendidikan Susdokbangan,
Jakarta, 2015
b. Modul Dikkualsus Kesehatan Penerbangan Tentang Aerofisiologi Unit 1-13,
Jakarta, 2015.
14