Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama
dengan judul “SHOCK HEMORAGIK”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manfestasi klinis
E. Penatalaksanaan
F. Komplikasi
G. Diagnosa

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHALUAN

A. Latar belakang
Shock ialah suatu keadaan yang di sebabkan oleh defisiensi sirkulasi akibat
disparitas (ketidakseimbangan) antara volume udara dengan ruang suasana vaskuler.
Gejala-gejalanya ialah rasa lesu dan lemas, kulit yang basah, kolaps vena, terutama
vena-vena superfisial, pernafasan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah,
oliguria dan kadang-kadang di setai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat
perdarahan lambung (hematemesis). Apabila keadaan terus progresif, maka penderita
menjadi apatik, kemudian stupor, coma dan akhirnya dapat meninggal. Pada permulaan
shock dalam tubuh timbul berbagi usaha untuk mengkompensasi dan mengurangi
akibat-akibat menurunnya volume darah dengan jalan menguncupkan (vasokontraksi)
arteriol-ateriol yang terjadi secara secara neurogen atau humoral. Hal ini dapat
berlangsung karena terdapat prossoreceptor pada berbagai tempat tertentu (glomus
caroticus) dan hormone adrenalin yang di kelurkan oleh kelenjar adrenal. Pada
permulaan shock (intinal stage) yang di tibulkan secara eksperimental, dapat di
temukan vaseoxcitor material (VEM) dalam darah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan shock hemoragik ?
2. Bagimana etiologi shock hemoragik?
3. Bagaimana patofisiologi shock hemoragik?
4. Bagaimana manifestasi klinis shock hemoragik?
5. Bagimana penatalaksanaan medis shock hemoragik?
6. Bagimana komplikasi shock hemoragik?
7. Asuhan keperawatan shock hemoragik?
B. Tujuan
a. Mengetahui yang dimaksud dengan shock hemoragik
b. Mengetahui etiologi shock hemoragik
c. Mengetahui patofisiologi shock hemoragik
d. Mengetahui manifestasi klinis shock hemoragik
e. Mengetahui penatalaksanaan medis shock hemoragik
f. Mengetahui komplikasi shock hemoragik
g. Mengetahui askep shock hemoragik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Kemudian diikuti
perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan
metabolik selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk
mengantisipasi kemungkinan syok. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk
menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik, kardiogenik,
neurogenik, atau septik syok).
Syok hipovolemik adalah suatu keadaan akut dimana tubuh kehilangan cairan
tubuh, cairan ini dapat berupa darah, plasma, dan elektrolit (Grace, 2006).

B. Etiologi
Penurunan volume intravaskular yang terjadi pada syok hipovolemik dapat
disebabkan oleh hilangnya darah, plasma atau cairan dan elektrolit (Tierney, 2001).
Menurut Sudoyo et al.(2009), penyebab syok hipovolemik, antara lain:
1. Kehilangan darah
a. Hematom subkapsular hati
b. Aneurisma aorta pecah
c. Perdarahan gastrointestinal
d. Trauma
2. Kehilangan plasma merupakan akibat yang umum dari luka bakar, cidera berat dan
inflamasi peritoria
a. Luka bakar luas
b. Pankreatitis
c. Deskuamasi kulit
d. Sindrom Dumping
1. Kehilangan cairan ekstraselular dapat disebabkan oleh hilangnya cairan secara
kelebihan melalui jalur gastrointestinal, urinarius atau kehilanganlainnya tanpa adanya
pengganti yang adekuat.
a. Muntah (vomitus)
b. Dehidrasi
c. Diare
d. Terapi diuretik yang agresif
e. Diabetes insipidus
f. Insufisiensi adrenal

C. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi sistem
fisiologi utama sebagai berikut: sistem hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan sistem
neuroendokrin.
a. Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat dan akut dengan
mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh darah (melalui
pelelepasan tromboksan A2 lokal). Selain itu, platelet diaktivasi (juga melalui
pelepasan tromboksan A2 lokal) dan membentuk bekuan darah immatur pada
sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang
selanjutnya menyebabkan penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah.
Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menyempurnakan fibrinasi dari bekuan
darah dan menjadi bentuk yang sempurna.
b. Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik dengan
meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard, dan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat peningkatan
pelepasan norepinefrin dan penurunan ambang dasar tonus nervus vagus (diatur oleh
baroreseptor di arcus caroticus, arcus aorta, atrium kiri, dan penbuluh darah
pulmonal). Sistem kardiovaskuler juga berespon dengan mengalirkan darah ke otak,
jantung, dan ginjal dengan mengurangi perfusi kulit, otot, dan traktus
gastrointestinal.
c. Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan sekresi renin
dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi
angiotensin I, yang selanjutnya akan dikonversi menjadi angiotensin II di paru-paru
dah hati. Angotensin II mempunyai 2 efek utama, yang keduanya membantu
perbaikan keadaan pada syok hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol otot polos,
dan menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
bertanggungjawab pada reabsorbsi aktif natrium dan akhirnya akan menyebabkan
retensi air.
d. Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan meningkatan
Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH dilepaskan dari glandula pituitari
posterior sebagai respon terhadap penurunan tekanan darah (dideteksi oleh
baroreseptor) dan terhadap penurunan konsentrasi natrium (yang dideteksi oleh
osmoreseptor). Secara tidak langsung ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi
air dan garam (NaCl) pada tubulus distalis, duktus kolektivus, dan lengkung Henle.
D. ManifesatsiKlinis
Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi
premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung. Kecepatan
kehilangan cairan tubuh merupakan faktor kritis respon kompensasi. Pasian muda dapat
dengan mudah mengkompensasi kehilangan cairan dengan jumlah sedang
vasokontriksinya dan takikardia. Kehilangan volume yang cukup besar dalam waktu
lambat, meskipun terjadi pada pasien usia lanjut, masih dapat ditolerir juga
dibandingkan kehilangan dalam waktu yang cepat atau singkat.Apabila syok talah
terjadi, tanda-tandanya akan jelas. Pada keadaan hipovolemia, penurunan darah lebih
dari 15 mmHg dan tidak segera kembali dalam beberapa menit.

Tanda-tanda syok adalah menurut Toni Ashadi, 2006 adalah:

a. Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler selalu
berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
b. Takhikardi: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respon homeostasis
penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah ke homeostasis
penting untuk hopovolemia.peningkatan kecepatan aliran darah ke mikrosirkulasi
berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
c. Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik
dan curah jantung, vasokontriksi perifer adalah faktor yang esensial dalam
mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan
selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg.
d. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik. Oliguria
pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30ml/jam.

E. Penatalaksanaan
a. Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah :
1) memulihkan volume intravascular untuk membalik urutan peristiwa sehingga
tidak mengarah pada perfusi jaringan yang tidak adekuat.
2) meredistribusi volume cairan
3) memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan cairan secepat mungkin.
b. TerapiFarmakologi
Obat anlgetika yang direkomendasikan :
1) Morfin 10-15 mg IM atau 15 mg IV
2) Petidin 50-100 mg per oral
3) Parasetamol 500 mg per oral
4) Parasetamoldancodein 30 mg per oral
5) Tradamol oral atau IM 50 mg atausupossitaria 100 mg
c. Terapi non farmakologi
1) Pengobatan penyebab yang mendasari
Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk menghentikan
perdarahan. Mencakup pemasangan tekanan pada tempat perdarahan atau
mungkin diperlukan pembedahan untuk menghentikan perdarahan internal.
2) Penggantiancairandandarah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan kjarum besar dipasang untuk membuat
akses intra vena guna pemberian cairan. Maksudnya memungkinkan pemberian
secara simultan terapi cairan dan komponen darah jika diperlukan.
Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan
dekstran 6 %).
3) RedistribusiCairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan tungkai
pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan kepala agak
dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi oleh
gaya gravitasi.
4) Military anti syoc trousersn(MAST)
Adalah pakain yang dirancang untuk memperbaiki perdarahan internal dan
hipovolemia dengan memberikan tekanan balik disekitar tungkai dan
abdomen.Alat ini menciptakan tahanan perifer artificial dan membantu menahan
perfusi coroner.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin dan hematokrit
P a d a f a s e a w a l s yo k k a r e n a p e r d a r a h a n k a d a r H b d a n h e m a t o k r i t
masi t i d a k berubah, kadar Hb dan hematokrit akan menurun sesudah
perdarahan berlangsunglama. Karena autotransfusi. Hal ini tergantung dari
kecepatan hilangnya darahyang terjadi. Pada syok karena kehilangan
plasma atau cairan tubuh seperti padademam berdarah dengue atau diare
dengan dehidrasi akan hemokonsentrasi
2. Urin
Produksi urin menurun, lebih gelap dan pekat. Berat jenis urin meningkat sering
didapat adanya proteinuria dan toraks
3. Pemeriksaan gas darah
Ph, PaO2, dan Hco3 darah menurun,. Bila proses berlangsung terus maka proses
kompensasi tidak mampu lagi dan akan mulai tampak
tanda&tanda kegagalan
4. Pemeriksaan elektrolit
s e r u m Pada syok seringkali didapat adanya gangguan keseimbangan
elektrolit sepertihiponatremia, hiperkalemia, dan hipokalsemia pada penderita
dengan asidosis.e . P e m e r i k s a a n f u n g s i g i n j a l Pemeriksaan BU* dan
kreatinin serum penting pada syok terutama bila ada tanda&tanda gagal ginjal.
5 . Pemeriksaan mikrobiologi ya i t u pembiakan kuman ya n g
d i l a k u k a n h a n ya p a d a penderita&penderita yang dicurigaig .
6. Pemeriksaan faal hemostasis
Pemeriksaan&pemeriksaan lain ya n g diperlukan untuk
m e n e n t u k a n p e n ya k i t primer penyebab
G. Komplikasi
Syok hipovolemik dapat menyebabkan sequele neurologis bahkan kematian.
Dan kerusakan organ (misalnya ginjal atau otak), Komplikasi dari syok hipovolemik
meliputi sepsis, sindrom gawat napas akut, koagulasi intravaskular diseminata,
kegagalan multiorgan, hingga kematian (Greenberg, 2005).

H. Diagnosa
Syok hipovolemik didiagnosis ketika ditemukan tanda berupa ketidakstabilan
hemodinamik dan ditemukan adanya sumber perdarahan (Baren et al., 2009).
Ketidakstabilan hemodinamik yang terjadi pada kondisi syok hipovolemik berupa
penurunan curah jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan tahanan pembuluh
darah,dan penurunan tekanan vena sentral (Leksana, 2015).Pemeriksaan fisik yang
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adanya syok hipovolemik tersebut dapat berupa
pemeriksaan pengisian dan frekuensi nadi, tekanan darah, pengisian kapiler yang
dilakukan pada ujung-ujung jari, suhu dan turgor kulit (Hardisman, 2013).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Syok hemoragik disebabkan kehilangan akut dari darah atau cairan tubuh. Cairan
tubuh manusia terdiri dari cairan intraselular dan cairan ekstraseluler terbagi dalam cairan
intravascular, cairan interstitial, dan cairan transelular. Syok hemoragik dapat terjadi pada
keadaan trauma ataupun selama pembedahan. Resusitasi pada syok hemoragik akan
mengurangi angka kematian, dengan tujuan untuk mengembalikan volume sirkulasi, perfusi
jaringan dengan mengoreksi hemodinamik, control perdarahan, optimalisasi transfer
oksigen. Pemberian cairan merupakan hal penting dalam pengelolaan syok hemoragik dimulai
dengan pemberian kristaloid dan koloid dilanjutkan dengan transfuse darah
komponen. Transfusi darah dapat optimal jika pemilihan jenis darah yang digantikan tepat dan
sesuai kondisi pasien, dengan mempertimbangkan komplikasi yang dapat terjadi dalam reaksi
transfuse darah.
Transfusi masif adalah penggantian sejumlah darah yang hilang atau lebih banyak dari total
volume darah pasien dalam waktu <24 jam. Morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat
pada beberapa pasien. bukan disebabkan oleh banyaknya volume darah yang ditransfusikan,
tetapi karena trauma awal, kerusakan jaringan dan organ akibat perdarahan dan hipovolemia.

B. Saran
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Dan penulis berharap semoga karya ini
dapat bermanfaat sesuai yang di harapkan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

h t t p : / / r e p o s i t o r y. u s u . a c . i d / b i t s t r e a m / h a n d l e / 1 2 3 4 5 6 7 8 9 / 5 5 7 8 6 / C h
apter%20II.pdf;jsessionid=CDE3675E8E41BB03259AA26621B371
7A?sequence=4
h t t p s : / / d o c p l a ye r . i n f o / 4 4 5 5 3 3 1 8 - S yo k - s yo k - h i p o v o l e m i k - a -
definisi-b-etiologi.html
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/eb08cef0
948d59698eb055427049e1c3.pdf

Anda mungkin juga menyukai