D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Wassalamu’alaikum.wr.wb
1. Definisi
kehamilan postdate terjadi karena adanya gangguan terhadap timbulnya persalinan, sedangkan
timbulnya persalinan sendiri sampai sekarang belum diketahui dengan jelas. Beberapa teori
telah dicoba untuk menjelaskan terjadinya persalinan yaitu teori oksitosin, teori progesteron,
teori kortisol janin, teori prostaglandin, struktur uterus, nutrisi, sirkulasi dan syaraf, mekanisme
penurunan kepala janin (Cunningham et al, 2014).
Kehamilan post date merupakan kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 40 minggu dan
merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu
dan janin. (Prawirohardjo: 2008).
Kehamilan postdate sering dihubungkan dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas
perinatal. Cotzias et al, menghitung risiko kelahiran mati dalam kehamilan yang sedang
berlangsung untuk setiap usia kehamilan dari 35-43 minggu. Risiko lahir mati adalah 1 dari 926
kehamilan yang sedang berlangsung pada usia kehamilan 40 minggu, 1 dari 826 pada 41 minggu,
1 dari 769 pada 42 minggu, dan 1 dari 633 pada 43 minggu (Vadakaluru, 2014).
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab terjadinya kehamilan
post term belum jelas. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut:
a. Pengaruh Progesteron
Penurunan dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endoktrin yang
penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan
sensitivitas uterus terhadap oksitosin. Sehingga menduga bahwa terjadinya kehamilan karena
berlangsungnya pengaruh.
b. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan post term
memberi kesan bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peran penting
dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan dari neurohipofisis ibu
hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut.
d. Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari fleksus Frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak terjadi
tekanan pada fleksus ini seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek, dan
bagian bawah maasih tinggi diduga sebagai penyebab kehamilan posterm.
e. Heriditer
Morgen (1999) seperti dikutip dalam Cuningham, menyatakan bahwa
bilamana seorang ibu mengalami kehamilan post term saat melahirkan
anak perempuan, maka besar kemungkinan anak permpuannya akan
mengalami kehamilan pos term, (Sarwono,2008)
4. PATOFISIOLOGI
Serviks yang akan mengalami persalinan normal secara bertahap akan melunak, menipis,
mudah berdilatasi, dan bergerak anterior mendekati waktu persalinan. Serviks pada wanita
multipara lebih cepat matang dibandingkan, dan pemahaman mengenai paritas penting dalam
menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan serviks pada kehamilan lanjut
(Varney, 2007).
Kehamilan lewat waktu yang disebabkan karena hormonal, kurangnya produksi oksitosin
akan menghambat kontraksi otot uterus secara alami dan adekuat, sehingga mengurangi respons
serviks untuk menipis dan membuka. Akibatnya kehamilan bertahan lebih lama dan tidak ada
kecenderungan untuk persalinan pervaginam (Varney, 2007).
5. PATOFLOWDIAGRAM
6. MANIFESTASI KLINIK
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara
subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10
kali per 30 menit.
b. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
1. Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering,
rapuh dan mudah mengelupas.
2. Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan meconium (kehijauan) di kulit.
3. Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali
pusat.
7. KOMPLIKASI
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan- pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis postdate antara
lain :
- Pemeriksaan berat badan janin secara rutin untuk memantau kapan berat badan janin menjadi
berkurang, begitu pula lingkaran perut ibu dan jumlah air ketubanapakah berkurang.
- USG untuk mengetahui ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air
ketuban. Dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur
akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan
mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat
biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga.
- Uji Oksitosin (stress test) dilakukan dengan infus tetes oksitosin dan diawasi
reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal
- Pemeriksaan sitologik liquoramni dengan amniostopi dan pemeriksaan pH nya jikadidapat hasil
dibawah 7.20 dianggap sebagai tanda gawat janin.
9. PENATALAKSAAN MEDIS
2. Apabila tidak ada tanda – tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, bila sudah matangboleh
dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
- Kehamilan memsuki 40-42 minggu atau lebih tanpa ada tanda persalinan.
- Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama, dan terjadi tanda gawat janin
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum
K/U: Baik/cukup/lemah
Kesadaran: Composmentis
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
Pada kasus postdate tekanan darah umumnya dalam
keadaan baik.
- Kenaikan systole batasnya 15 mmHg
- Kenaikan diastole batasnya 30 mmHg
- Nadi
Pada kasus postdate nadi umumnya dalam keadaan baik.
- Pernafasan
Pada kasus postdate pernafasaan umumnya dalam keadaan
baik.
- Suhu Tubuh
- Pada kasus postdate suhu tubuh umumnya dalam keadaan
baik.
- BB
Pada kasus postdate BB umumnya dalam keadaan baik.
- TB
Pada kasus postdate TB umumnya dalam keadaan baik.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
rambut : warna, bersih/tidak, rontok/tidak, lurus/ ikal/ keriting
kepala : tampak ada luka/ tidak, tampak ada benjolan atau tidak
muka : pucat/ tidak, bengkak/ tidak, adakah cloasmagravidarum,
ekspresi wajah
mata : gravidarum, ekspresi wajah simetris/ tidak, konjungtiva pucat/
tidak
hidung : sclera/ kuning/ tidak
adakah pernafasan cuping hidung, adakah pengeluaran scret/
tidak, adakah pembesaran pembesaran polip
mulut : bibir pucat/ tidak, kering/ lembab, stomatis/ tidak, caries/ tidak
leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, adakah retraksi dinding
Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelenjar tyroid/ tidak, teraba bendungan vena
Jugularis/ tidak
Payudara : kolostrum keluar/tidak, ada nyeri tekan/tidak, ada benjolan
Abnormal/ tidak sesuai usia kehamilan
Abdomen : Leopold I : menentukan TFU
Leopald II : menentukan letak janin/ puki
Leopald III: menentukan bagian terbawah janin
Leopald IV: menentukan seberapa jauh bagian terbawah,
Masuk pintu atas pinggul (PAP)
Aukultasi
DJJ: berapa kali per menit, menentukan kesejahteraan janin
Frekuensi : teratur/tidak/bagaimana kekuatannya
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ansie/tas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisa dan tampak
tegang
3. Intervensi Keperawatan
Dx. 1 Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisa dan tampak
tegang
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien mampu
mempertahankan kehamilan sampai janin benar-benar viable untuk hidup
Kriteria hasil :·Cemas berkurang·Tidak menunjukan perilaku agresif
Intervensi :
1.Kaji keadaan umum klien.
2.Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
3.Berikan informasi tentang penyakit klien.
4.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat.
Daftar Pustaka
- https://docplayer.info/72827446-Laporan-pendahuluan-kehamilan-post-date.html
- https://fdokumen.com/document/festy-laporan-pendahuluan-kehamilan-post-date.html
- Herdman, Heather T. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta : EGC.
- Wilkinson, M. Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 7. Jakarta:EGC.
- Prawirohajo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT bina pustaka.
- Manjoer, arif. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Aesculapius