Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU HAMIL POST DATE

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

Nama : MIFTAHUL JANNAH


NIM : P031914401021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU


DIII KEPERAWATAN
TK 2A
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr wb.
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang masih
memberikan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dengan
judul “laporan pendahuluan ibu hamil post date”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan inspirator terbesar dalam
segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada para dosen yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.
Laporan pendahuluan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ini. Jika
ada yang kurang dari laporan pendahuluan ini dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca guna penyempurnaan dan
perbaikan pada pembuatan makalah mendatang.

Wassalamu’alaikum.wr.wb

Pekanbaru, 08 Maret 2021


DAFTAR ISI
Laporan Pendahuluan
A. Konsep Medik

1. Definisi
kehamilan postdate terjadi karena adanya gangguan terhadap timbulnya persalinan, sedangkan
timbulnya persalinan sendiri sampai sekarang belum diketahui dengan jelas. Beberapa teori
telah dicoba untuk menjelaskan terjadinya persalinan yaitu teori oksitosin, teori progesteron,
teori kortisol janin, teori prostaglandin, struktur uterus, nutrisi, sirkulasi dan syaraf, mekanisme
penurunan kepala janin (Cunningham et al, 2014).

Kehamilan post date merupakan kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 40 minggu dan
merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu
dan janin. (Prawirohardjo: 2008).

Kehamilan postdate sering dihubungkan dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas
perinatal. Cotzias et al, menghitung risiko kelahiran mati dalam kehamilan yang sedang
berlangsung untuk setiap usia kehamilan dari 35-43 minggu. Risiko lahir mati adalah 1 dari 926
kehamilan yang sedang berlangsung pada usia kehamilan 40 minggu, 1 dari 826 pada 41 minggu,
1 dari 769 pada 42 minggu, dan 1 dari 633 pada 43 minggu (Vadakaluru, 2014).

2. Anatomi dan Fisiologi


Menurut Manuaba (2012:75) proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan
yang terdiri atas:
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang
kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang
dapat mengikuti proses kematangan dan terjadi ovulasi.
b. Spermatozoa
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40–60 juta
spermatozoa setiap cc, dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu
untuk mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk
zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut:
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang mengandung
persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba,
tempat yang paling luas, dindingnya penuh jonjot sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai
waktu hidup terlama dalam ampula tuba.
4) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

d. Proses nidasi atau implantasi


Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa
jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan dengan
pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi
seluruh ruangan dalam ovum dan disebut stadium morula. Pembelahan berjalan terus dan di
dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.
Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi
sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sel trofoblas yang meliputi “primer vili
korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri dalam
endometrium. Proses penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari
ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium,
mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman. (Smith & Segal, 2010:79).
e. Pembentukan Plasenta/Plasentasi
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada
blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga blastula dengan inner cell
mass akan tertanam dalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai
terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Terjadinya nidasi
(implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan
eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain
membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate)terbentuk
diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantong yolk sac. Ruangan amnion dengan cepat
mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan embrio padat dan
berkembang menjadi tali pusat. Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah
Bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga,
terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk(bakal tali pusat).
Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan
ultrasonografi atau sistem Doppler.
Selama sisa kehamilan,fisologi organ menjadi matur dan janin terus memproduksi lemak dan
otot. Sistem saraf terus bermielinisasi hingga cukup bulan.
3. Etiologi

Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab terjadinya kehamilan
post term belum jelas. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut:

a. Pengaruh Progesteron
Penurunan dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endoktrin yang
penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan
sensitivitas uterus terhadap oksitosin. Sehingga menduga bahwa terjadinya kehamilan karena
berlangsungnya pengaruh.

b. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan post term
memberi kesan bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peran penting
dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan dari neurohipofisis ibu
hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut.

c. Teori Kortisol/ ACTH janin


Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi berkurang dan memperbesar
sekresi estrogen selanjutnya berpengaruh
pada meningkatnya produksi prostaglandin. Kadar kortisol rendah
merupakan tidak timbulnya HIS.

d. Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari fleksus Frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak terjadi
tekanan pada fleksus ini seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek, dan
bagian bawah maasih tinggi diduga sebagai penyebab kehamilan posterm.

e. Heriditer
Morgen (1999) seperti dikutip dalam Cuningham, menyatakan bahwa
bilamana seorang ibu mengalami kehamilan post term saat melahirkan
anak perempuan, maka besar kemungkinan anak permpuannya akan
mengalami kehamilan pos term, (Sarwono,2008)
4. PATOFISIOLOGI
Serviks yang akan mengalami persalinan normal secara bertahap akan melunak, menipis,
mudah berdilatasi, dan bergerak anterior mendekati waktu persalinan. Serviks pada wanita
multipara lebih cepat matang dibandingkan, dan pemahaman mengenai paritas penting dalam
menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan serviks pada kehamilan lanjut
(Varney, 2007).

Kehamilan lewat waktu yang disebabkan karena hormonal, kurangnya produksi oksitosin
akan menghambat kontraksi otot uterus secara alami dan adekuat, sehingga mengurangi respons
serviks untuk menipis dan membuka. Akibatnya kehamilan bertahan lebih lama dan tidak ada
kecenderungan untuk persalinan pervaginam (Varney, 2007).

5. PATOFLOWDIAGRAM
6. MANIFESTASI KLINIK
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara
subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10
kali per 30 menit.

b. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
1. Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering,
rapuh dan mudah mengelupas.
2. Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan meconium (kehijauan) di kulit.
3. Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali
pusat.

7. KOMPLIKASI

a. Terhadap ibu Persalinan


Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin
besar dan moulding (moulage) kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus lama,
kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum. Hal ini akan
menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
b. Terhadap janin
Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40
minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh post maturitas
pada janin bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, dan yang berkurang,
sesudah kehamilan 42 minggu . Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan- pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis postdate antara
lain :

- Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan HPHT (jika HPHT diketahuisecara


pasti oleh ibu).

- Pemeriksaan antenatal yang teratur dapat digunakan untuk mengikuti tinggifundus


uteri dan naiknya, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapatmembantu
diagnosis untuk ibu yang tidak mengetahui pasti HPHT atau ibu yangbelum sempat mendapatkan
menstruasi setelah melahirkan anak sebelumnya tapisudah hamil anak selanjutnya.

- Pemeriksaan berat badan janin secara rutin untuk memantau kapan berat badan janin menjadi
berkurang, begitu pula lingkaran perut ibu dan jumlah air ketubanapakah berkurang.

- Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagiandistal femur,


bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cmatau lebih. Kekurangan
pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tidak baiksinar rongten terhadap janin.

- USG untuk mengetahui ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air

ketuban. Dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur

dengan teliti tanpa bahaya.

- Pemeriksaan sitologik air ketuban dilakukan dengan mengambil air ketuban

secara amniosentesis, baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban

akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan

mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat

biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga.

- Amnioskopi untuk melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya

karena dikeruhi mekonium.

- Kardiotografi untuk mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta.

- Uji Oksitosin (stress test) dilakukan dengan infus tetes oksitosin dan diawasi

reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal

ini menunjukkan mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.

-Pemeriksaan kadar estriol dalam urin

- Pemeriksaan sitologik liquoramni dengan amniostopi dan pemeriksaan pH nya jikadidapat hasil
dibawah 7.20 dianggap sebagai tanda gawat janin.
9. PENATALAKSAAN MEDIS

1. Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik –


baiknya,monitoring yang dilakukan antara lain monitoring gerak janin dan detak
jantungjanin.

2. Apabila tidak ada tanda – tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.

3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, bila sudah matangboleh
dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.

4. Ibu dirawat di RS bila :

Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.

- Terdapat hipertensi, pre eklamsi berat atau ringan.

- Kehamilan ini merupakan kehamilan anak pertama karena infertilitas.

- Kehamilan memsuki 40-42 minggu atau lebih tanpa ada tanda persalinan.

5. Tindakan operasi Sectio Caesarea dipertimbangkan pada :

- Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang

- Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama, dan terjadi tanda gawat janin

- Primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, Pre Eklamsia,


Hipertensimenahun, infertilitas dan kesalahan letak janin
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
PengkajianTanggal: tanggal dilakukan pengkajian
Jam: waktu dilakukan pengkajian
Tempat: tempat dilakukan pengkajian
No. Register: nomor urut yang ada di tempat pengkajian.
1.Data Subyektif
 Biodata
-Nama perlu dikaji sehubungan dengan membedakan pasien atau supaya tidak
terjadi kesalahan pasien.
-Umur perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu termasuk dalam usia resiko
tinggi untuk hamil.
-Agama perlu dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan di
dalam asuhan kebidanan.
- Pendidikan perlu dikaji sehubungan dengan tingkatpenangkapan ibu
terhadap pertanyaan yang diajukan, dan kie yang diberikan oleh petugas.
- Pekerjaan perlu dikaji sehubungan dengan tingkat aktifitas ibu dan social
ekonominya.
- Penghasilan untuk mengetahui tingkat social ekonomi yang dapat
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi.
- Alamat untuk mempermudah jika melakukan kunjungan rumah
- Biodata suami untuk mengetahui tingkat social ekonomi sehubungan dengan
pemberian obat atau terapi.
 Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi ibu yang dapat
mempengaruhi jalannya persalinan, membuat intervensi.
 Riwayat haid
Untuk mengetahui HPHT dan TP, meliputi umur menarche, siklus,
jumlah darah serta adakah gangguan waktu haid, misalnya:
dismenorhe, siklus yang tidak teratur.
 Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui riwayat pernikahan
 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Perlu dikaji untuk
mengetahui kehamilan yang keberapa dan bagaimana dengan persalinan yang
lalu, ditolong siapa, jenis persalinannya, tempat persalinan, bagaimana
keadaan setelah persalin, bagaimana keadaan bayi dan KB apa yang
digunakan setelah persalinan yang lalu.
 Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui berapa kali ANC selama hamil ini dan apasaja yang
diperoleh dari ANC.
 Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit kroinis atau penyakit menular
misalnya DM, hipertensi yang dapat berpengaruh pada kehamilannya.
 Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang sedang diderita saat ini.
 Riwayat psikososial dan budaya
Untuk mengetahui keadaan kondisi klien dalam keluarga dan lingkungan
keluarga, mengetahui tradisi yang dianut klien yang berpengaruh pada
kehailan, persalinan, nifas, dan pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
 Riwayat spiritual
Untuk mengetahui kepercayaan dan agama yang dianut klien agar lebih mudah
melakukan pendekatan pada klien.
 Pola kebiasaan sehari-hari
 Pola nutrisi
Untuk mengetahui apakah nutrisi sudah terpenuhi apa belum ada
pantangan apa tidak.
 Pola eliminasi
Untuk mengetahui ibu berapa kali BAB dan BAK
 Pola istirahat
Untuk mengetahui waktu istirahat ibu dalam 24 jam
 Pola aktivitas Aktivitas yang dilakukan apa saja, aktivitasnya berpengaruh
atau tidak terhadap kehamilannya
 Pola kebersihan (personal Hygiene)
Mengetahui tingkat kebersihan klien dengan dikaji berapa kali mandi,
ganti baju dan ganti celana dalam berapa kali sehari.
 Pola hubungan seksual
Untuk mengetahui hubungan seksual yang dilakukan saat hamil dapat
berpengaruh apa tidak pada kehamilannya.
 Kebiasaan lain
Untuk mengetahui kebiasaan lain yang dilakukan oleh ibu yang dapat
membahayakan kehamilannya seperti merokok,minum alcohol dan jamu-
jamuan.

 Data Objektif
 Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum
 K/U: Baik/cukup/lemah
 Kesadaran: Composmentis
 Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
Pada kasus postdate tekanan darah umumnya dalam
keadaan baik.
- Kenaikan systole batasnya 15 mmHg
- Kenaikan diastole batasnya 30 mmHg
- Nadi
Pada kasus postdate nadi umumnya dalam keadaan baik.
- Pernafasan
Pada kasus postdate pernafasaan umumnya dalam keadaan
baik.
- Suhu Tubuh
- Pada kasus postdate suhu tubuh umumnya dalam keadaan
baik.
- BB
Pada kasus postdate BB umumnya dalam keadaan baik.
- TB
Pada kasus postdate TB umumnya dalam keadaan baik.
 Pemeriksaan fisik
Inspeksi
rambut : warna, bersih/tidak, rontok/tidak, lurus/ ikal/ keriting
kepala : tampak ada luka/ tidak, tampak ada benjolan atau tidak
muka : pucat/ tidak, bengkak/ tidak, adakah cloasmagravidarum,
ekspresi wajah
mata : gravidarum, ekspresi wajah simetris/ tidak, konjungtiva pucat/
tidak
hidung : sclera/ kuning/ tidak
adakah pernafasan cuping hidung, adakah pengeluaran scret/
tidak, adakah pembesaran pembesaran polip
mulut : bibir pucat/ tidak, kering/ lembab, stomatis/ tidak, caries/ tidak
leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, adakah retraksi dinding

dada : apakah retraksi dinding dada, payudara simetris/ tidak, bersih/


kotor, tegang/ lembek, putting sus menonjol/ mendatar/
tenggelam, ada benjolan/ tidak
perut : hiperpigmentasi aerola/ tidak, adanya pembesaran perut sesuai
kehamilan/ tidak, ada strie/tidak, ada bekas operasi/ tidak
genetalia: bersih/ tidak
anus ekstermitas atas dan bawah : adakah jaringan pada perineum
oedema/ tidak, adakah hemoroid simetris/ tidak, oedema/ tidak

Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelenjar tyroid/ tidak, teraba bendungan vena
Jugularis/ tidak
Payudara : kolostrum keluar/tidak, ada nyeri tekan/tidak, ada benjolan
Abnormal/ tidak sesuai usia kehamilan
Abdomen : Leopold I : menentukan TFU
Leopald II : menentukan letak janin/ puki
Leopald III: menentukan bagian terbawah janin
Leopald IV: menentukan seberapa jauh bagian terbawah,
Masuk pintu atas pinggul (PAP)
Aukultasi
DJJ: berapa kali per menit, menentukan kesejahteraan janin
Frekuensi : teratur/tidak/bagaimana kekuatannya

2. Diagnosa Keperawatan
1. Ansie/tas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisa dan tampak
tegang

3. Intervensi Keperawatan
Dx. 1 Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisa dan tampak
tegang
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien mampu
mempertahankan kehamilan sampai janin benar-benar viable untuk hidup
Kriteria hasil :·Cemas berkurang·Tidak menunjukan perilaku agresif
Intervensi :
1.Kaji keadaan umum klien.
2.Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
3.Berikan informasi tentang penyakit klien.
4.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat.

Daftar Pustaka

- https://docplayer.info/72827446-Laporan-pendahuluan-kehamilan-post-date.html
- https://fdokumen.com/document/festy-laporan-pendahuluan-kehamilan-post-date.html
- Herdman, Heather T. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta : EGC.
- Wilkinson, M. Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 7. Jakarta:EGC.
- Prawirohajo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT bina pustaka.
- Manjoer, arif. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai