Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

IBU HAMIL POST DATE

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

Nama : MIFTAHUL JANNAH


NIM : P031914401021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU


DIII KEPERAWATAN
TK 2A
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr wb.
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang masih memberikan
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dengan judul “laporan
pendahuluan ibu hamil post date”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak
lupa penulis sampaikan terima kasih kepada para dosen yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan laporan pendahuluan ini.
Laporan pendahuluan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ini. Jika ada
yang kurang dari laporan pendahuluan ini dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca guna penyempurnaan dan perbaikan
pada pembuatan makalah mendatang.

Pekanbaru, 12 Maret 2021


DAFTAR ISI
Laporan Pendahuluan

A. Konsep Medik
1. Definisi

kehamilan postdate terjadi karena adanya gangguan terhadap timbulnya persalinan,


sedangkan timbulnya persalinan sendiri sampai sekarang belum diketahui dengan jelas.
Beberapa teori telah dicoba untuk menjelaskan terjadinya persalinan yaitu teori oksitosin,
teori progesteron, teori kortisol janin, teori prostaglandin, struktur uterus, nutrisi, sirkulasi
dan syaraf, mekanisme penurunan kepala janin (Cunningham et al, 2014).

Kehamilan post date merupakan kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 40 minggu
dan merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi
pada ibu dan janin. (Prawirohardjo: 2008).

Kehamilan postdate sering dihubungkan dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas
perinatal. Cotzias et al, menghitung risiko kelahiran mati dalam kehamilan yang sedang
berlangsung untuk setiap usia kehamilan dari 35-43 minggu. Risiko lahir mati adalah 1 dari
926 kehamilan yang sedang berlangsung pada usia kehamilan 40 minggu, 1 dari 826 pada 41
minggu, 1 dari 769 pada 42 minggu, dan 1 dari 633 pada 43 minggu (Vadakaluru, 2014).

2. Anatomi dan Fisiologi


Menurut Manuaba (2012:75) proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri atas:
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang
kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum
yang dapat mengikuti proses kematangan dan terjadi ovulasi.
b. Spermatozoa
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40–60 juta
spermatozoa setiap cc, dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi.
Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari,
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut:
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida. Konsepsi terjadi pada pars ampularis
tuba, tempat yang paling luas, dindingnya penuh jonjot sel yang mempunyai silia. Ovum
mempunyai waktu hidup terlama dalam ampula tuba.
4) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

d. Proses nidasi atau implantasi


Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan
dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan
sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum dan disebut stadium morula. Pembelahan
berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang
disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sel trofoblas
yang meliputi “primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga
dapat menanamkan diri dalam endometrium. Proses penanaman blastula yang disebut
nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat
tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut
tanda Hartman. (Smith & Segal, 2010:79).
e. Pembentukan Plasenta/Plasentasi
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang.
Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga blastula dengan
inner cell mass akan tertanam dalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan
endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.
Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang
dekat dengan ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning
telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio
(embryonal plate)terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantong yolk sac.
Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat
diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat. Awalnya yolk sac
berfungsi sebagai pembentuk darah Bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang.
Pada minggu kedua sampai ketiga, terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya
yang menuju body stalk(bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada
minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.
Selama sisa kehamilan,fisologi organ menjadi matur dan janin terus memproduksi lemak
dan otot. Sistem saraf terus bermielinisasi hingga cukup bulan.

3. Etiologi

Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab terjadinya
kehamilan post date belum jelas. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut:
a. Pengaruh Progesteron
Penurunan dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endoktrin yang
penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan
sensitivitas uterus terhadap oksitosin. Sehingga menduga bahwa terjadinya kehamilan karena
berlangsungnya pengaruh.

b. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postdate memberi kesan
bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peran penting dalam menimbulkan persalinan
dan pelepasan dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut.

c. Teori Kortisol/ ACTH janin


Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi berkurang dan
memperbesar sekresi estrogen selanjutnya berpengaruh pada meningkatnya produksi
prostaglandin. Kadar kortisol rendah merupakan tidak timbulnya HIS.

d. Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari fleksus Frankenhauser akan membangkitkan
kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak terjadi tekanan pada fleksus ini seperti
pada kelainan letak, tali pusat pendek, dan bagian bawah maasih tinggi diduga sebagai
penyebab kehamilan posterm.

e. Heriditer
Morgen (1999) seperti dikutip dalam Cuningham, menyatakan bahwa bilamana
seorang ibu mengalami kehamilan post term saat melahirkan anak perempuan, maka
besar kemungkinan anak permpuannya akan mengalami kehamilan pos term,
(Sarwono,2008)

4. PATOFISIOLOGI
Serviks yang akan mengalami persalinan normal secara bertahap akan melunak,
menipis, mudah berdilatasi, dan bergerak anterior mendekati waktu persalinan. Serviks pada
wanita multipara lebih cepat matang dibandingkan, dan pemahaman mengenai paritas
penting dalam menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan serviks pada
kehamilan lanjut (Varney, 2007).

Kehamilan lewat waktu yang disebabkan karena hormonal, kurangnya produksi


oksitosin akan menghambat kontraksi otot uterus secara alami dan adekuat, sehingga
mengurangi respons serviks untuk menipis dan membuka. Akibatnya kehamilan bertahan
lebih lama dan tidak ada kecenderungan untuk persalinan pervaginam (Varney, 2007).

5. PATOFLOWDIAGRAM
6. MANIFESTASI KLINIK
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara
subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari
10 kali per 30 menit.

b. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
1. Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering,
rapuh dan mudah mengelupas.
2. Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan meconium (kehijauan) di
kulit.
3. Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali
pusat.

7. KOMPLIKASI

a. Terhadap ibu Persalinan


Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin
besar dan moulding (moulage) kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus lama,
kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum. Hal ini akan
menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
b. Terhadap janin
Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40
minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh post maturitas
pada janin bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, dan yang berkurang,
sesudah kehamilan 42 minggu . Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan- pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis postdate


antara lain :

- Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan HPHT (jika HPHT


diketahuisecara pasti oleh ibu).

- Pemeriksaan antenatal yang teratur dapat digunakan untuk mengikuti


tinggifundus uteri dan naiknya, mulainya gerakan janin dan besarnya janin
dapatmembantu diagnosis untuk ibu yang tidak mengetahui pasti HPHT atau ibu yangbelum
sempat mendapatkan menstruasi setelah melahirkan anak sebelumnya tapisudah hamil anak
selanjutnya.

- Pemeriksaan berat badan janin secara rutin untuk memantau kapan berat badan janin
menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut ibu dan jumlah air ketubanapakah berkurang.

- Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagiandistal


femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cmatau lebih.
Kekurangan pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tidak baiksinar rongten terhadap
janin.

- USG untuk mengetahui ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air
ketuban. Dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur

dengan teliti tanpa bahaya.

- Pemeriksaan sitologik air ketuban dilakukan dengan mengambil air ketuban

secara amniosentesis, baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban

akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan

mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat

biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga.

- Amnioskopi untuk melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya

karena dikeruhi mekonium.

- Kardiotografi untuk mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta.

- Uji Oksitosin (stress test) dilakukan dengan infus tetes oksitosin dan diawasi

reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini
menunjukkan mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.

-Pemeriksaan kadar estriol dalam urin

- Pemeriksaan sitologik liquoramni dengan amniostopi dan pemeriksaan pH nya jika didapat
hasil dibawah 7.20 dianggap sebagai tanda gawat janin.

9. PENATALAKSAAN MEDIS

1. Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik –


baiknya,monitoring yang dilakukan antara lain monitoring gerak janin dan detak jantung
janin.

2. Apabila tidak ada tanda – tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, bila sudah matang boleh
dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.

4. Ibu dirawat di RS bila :

Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.

- Terdapat hipertensi, pre eklamsi berat atau ringan.

- Kehamilan ini merupakan kehamilan anak pertama karena infertilitas.

- Kehamilan memsuki 40-42 minggu atau lebih tanpa ada tanda persalinan.

5. Tindakan operasi Sectio Caesarea dipertimbangkan pada :

- Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang

- Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama, dan terjadi tanda gawat janin

- Primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, Pre Eklamsia,


Hipertensimenahun, infertilitas dan kesalahan letak janin
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
PengkajianTanggal: tanggal dilakukan pengkajian
Jam: waktu dilakukan pengkajian
Tempat: tempat dilakukan pengkajian
No. Register: nomor urut yang ada di tempat pengkajian.
1.Data Subyektif
 Biodata
-Nama perlu dikaji sehubungan dengan membedakan pasien atau supaya tidak
terjadi kesalahan pasien.
-Umur perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu termasuk dalam usia resiko
tinggi untuk hamil.
-Agama perlu dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan di dalam
asuhan kebidanan.
- Pendidikan perlu dikaji sehubungan dengan tingkatpenangkapan ibu
terhadap pertanyaan yang diajukan, dan kie yang diberikan oleh petugas.
- Pekerjaan perlu dikaji sehubungan dengan tingkat aktifitas ibu dan social
ekonominya.
- Penghasilan untuk mengetahui tingkat social ekonomi yang dapat berpengaruh
terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi.
- Alamat untuk mempermudah jika melakukan kunjungan rumah
- Biodata suami untuk mengetahui tingkat social ekonomi sehubungan dengan
pemberian obat atau terapi.
 Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi ibu yang dapat
mempengaruhi jalannya persalinan, membuat intervensi.
 Riwayat haid
Untuk mengetahui HPHT dan TP, meliputi umur menarche, siklus, jumlah
darah serta adakah gangguan waktu haid, misalnya: dismenorhe, siklus
yang tidak teratur.
 Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui riwayat pernikahan
 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Perlu dikaji untuk mengetahui
kehamilan yang keberapa dan bagaimana dengan persalinan yang lalu, ditolong
siapa, jenis persalinannya, tempat persalinan, bagaimana keadaan setelah
persalin, bagaimana keadaan bayi dan KB apa yang digunakan setelah persalinan
yang lalu.
 Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui berapa kali ANC selama hamil ini dan apasaja yang diperoleh
dari ANC.
 Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit kroinis atau penyakit menular misalnya
DM, hipertensi yang dapat berpengaruh pada kehamilannya.
 Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang sedang diderita saat ini.
 Riwayat psikososial dan budaya
Untuk mengetahui keadaan kondisi klien dalam keluarga dan lingkungan
keluarga, mengetahui tradisi yang dianut klien yang berpengaruh pada kehailan,
persalinan, nifas, dan pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
 Riwayat spiritual
Untuk mengetahui kepercayaan dan agama yang dianut klien agar lebih mudah
melakukan pendekatan pada klien.
 Pola kebiasaan sehari-hari
 Pola nutrisi
Untuk mengetahui apakah nutrisi sudah terpenuhi apa belum ada
pantangan apa tidak.
 Pola eliminasi
Untuk mengetahui ibu berapa kali BAB dan BAK
 Pola istirahat
Untuk mengetahui waktu istirahat ibu dalam 24 jam
 Pola aktivitas Aktivitas yang dilakukan apa saja, aktivitasnya berpengaruh
atau tidak terhadap kehamilannya
 Pola kebersihan (personal Hygiene)
Mengetahui tingkat kebersihan klien dengan dikaji berapa kali mandi, ganti
baju dan ganti celana dalam berapa kali sehari.
 Pola hubungan seksual
Untuk mengetahui hubungan seksual yang dilakukan saat hamil dapat
berpengaruh apa tidak pada kehamilannya.
 Kebiasaan lain
Untuk mengetahui kebiasaan lain yang dilakukan oleh ibu yang dapat
membahayakan kehamilannya seperti merokok,minum alcohol dan jamu-
jamuan.

 Data Objektif
 Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum
 K/U: Baik/cukup/lemah
 Kesadaran: Composmentis
 Tanda-tanda vital
- Tekanan darah: Normal 110/70 mmHg-120/80 mmHg
- Kenaikan systole batasnya 15 mmHg
- Kenaikan diastole batasnya 30 mmHg
- Nadi: Normal 70-90 mmHg
- Pernafasan : Normal 16-24 x/menit
- Suhu Tubuh: Normal 36 oC-37 Oc
- BB :Pertambahan BB lebih dari ½ kg perminggu
diwaspadai kemungkinan PE, hingga akhir kehamilan
pertambahan
- BB normal 9-10 kg.
- TB: Kurang dari 145 waspadai CPD
 Pemeriksaan fisik
Inspeksi
rambut : warna, bersih/tidak, rontok/tidak, lurus/ ikal/ keriting
kepala : tampak ada luka/ tidak, tampak ada benjolan atau tidak
muka : pucat/ tidak, bengkak/ tidak, adakah cloasmagravidarum,
ekspresi wajah
mata : gravidarum, ekspresi wajah simetris/ tidak, konjungtiva pucat/
tidak
hidung : sclera/ kuning/ tidak
adakah pernafasan cuping hidung, adakah pengeluaran scret/
tidak, adakah pembesaran pembesaran polip
mulut : bibir pucat/ tidak, kering/ lembab, stomatis/ tidak, caries/ tidak
leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, adakah retraksi dinding

dada : apakah retraksi dinding dada, payudara simetris/ tidak, bersih/


kotor, tegang/ lembek, putting sus menonjol/ mendatar/
tenggelam, ada benjolan/ tidak
perut : hiperpigmentasi aerola/ tidak, adanya pembesaran perut sesuai
kehamilan/ tidak, ada strie/tidak, ada bekas operasi/ tidak
genetalia: bersih/ tidak
anus ekstermitas atas dan bawah : adakah jaringan pada perineum
oedema/ tidak, adakah hemoroid simetris/ tidak, oedema/ tidak

Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelenjar tyroid/ tidak, teraba bendungan vena
Jugularis/ tidak
Payudara : kolostrum keluar/tidak, ada nyeri tekan/tidak, ada benjolan
Abnormal/ tidak sesuai usia kehamilan
Abdomen : Leopold I : menentukan TFU
Leopald II : menentukan letak janin/ puki
Leopald III: menentukan bagian terbawah janin
Leopald IV: menentukan seberapa jauh bagian terbawah,
Masuk pintu atas pinggul (PAP)
Aukultasi
DJJ: berapa kali per menit, menentukan kesejahteraan janin
Frekuensi : teratur/tidak/bagaimana kekuatannya
 Pemeriksaan penunjang
USG: untuk mengetahui kondisi janin
 Pemeriksaan khusus
VT: untuk mengetahui kemajuan persalinan.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisa dan tampak tegang

3. Intervensi Keperawatan
Dx. 1 Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisa dan tampak
tegang
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien mampu
mempertahankan kehamilan sampai janin benar-benar viable untuk hidup
Kriteria hasil :·Cemas berkurang·Tidak menunjukan perilaku agresif
Intervensi :
1.Kaji keadaan umum klien.
2.Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
3.Berikan informasi tentang penyakit klien.
4.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat.
C. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Pengkajian Tanggal: 10 – Maret - 2021
Jam: 08.00 wib
Tempat: Ruang VK
No. Register: 240988
1.Data Subyektif
 Biodata Pasien
-Nama : Ny. R
-Umur : 21 Tahun
-Agama : Islam
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
- Alamat : Dusun Manggis
 Biodata suami
-Nama : Sucipto
-Umur : 28 Tahun
-Agama : Islam
-Pendidikan :SMP
-Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun Manggis

 Keluhan utama
Ansietasa (merasa cemas)
 Riwayat haid
HTHP: 14-05-2000
TTP: 21-02-2021
 Riwayat pernikahan
1 Tahun
 Riwayat kehamilan sekarang
HTHP : 14-05-2000
TTP: 21-02-1-2021
Pergerakan Fetus pertama x : 24 minggu
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam terakhir:
10-20x
Keluhan pada:
Trimester I: Normal
Trimester II: Sering BAK
Trismeter III : Nyeri dibagian perut dekat panggul ibu
 Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak ada Riwayat Kesehatan yang lalu
 Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang sedang diderita saat ini.
 Riwayat psikososial dan budaya
Ibu dan keluarga menganut adat Jawa, melakukan upacara selamatan brokohan
untuk menyambut kelahiran bayi, upacara 7 bulan (tingkepan)dan dalam keluarga
tidak ada adat berpantang terhadap satu makan tertentu, tidak pernah pijat
kedukun, tidak minum jamu-jamuan dalam pengambilan keputusan dilakukan
oleh suami, bila sakit ibu dan keluarga berobat kepetugas kesehatan
 Riwayat spiritual
Ibu dan keluarga beragama Islam, selalu taat beribadah dan berdo’a kepada Allah
agar bayinya cepat lahir sehat dan selamat.
 Pola kebiasaan sehari-hari
 Pola nutrisi
Sebelum hamil:
Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi cukup terdiri dari
nasi,sayur(sawi,kangkong,bayam),lauk(tempe,daging, telur, tahu) buah,
minum air putih 6-7 gelas/hari kadang minum susu atau the manis 1 gelas/hari
Saat Hamil:
Ibu makan 3 kali dengan porsi cukup terdiri dari nasi, sayur (sawi, kangkong,
bayam) lauk (tempe, telur, tahu)buah, minum air putih 6-7 gelas/hari, minum
susu 2x sehari.
 Pola eliminasi
Sebelum hamil: BAB 1x sehari dan BAK 4-5x sehari
Selama hamil BAB 1x sehari dan BAK 6-7 sehari
 Pola istirahat
Sebelum hamil : ibu istirahat cukup, tidur malam mulai jam 21.00 bangun jam
05.00 pagi. Tidur siang 1 jam mulai jam 13.00- 14.00.
Saat hamil :
Ibu mengatakan istirahat cukup, tidur malam mulai jam 21.00 bangun jam
05.00 pagi. Tidur siang 1 jam mulai jam 13.00-14.00
 Pola aktivitas
Sebelum dan selama hamil ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, memasak, dll
 Pola kebersihan (personal Hygiene)
Sebelum hamil : mandi 2x/hari sekali, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan
celana dalam 2x/hari.
Saat hamil : mandi 2x/hari, keramas 2 hari sekali, gosok gigi 2 x/hasi, ganti
baju dan celana dalam 2x/hari atau setiap kali terasa basah
 Pola hubungan seksual
Sebelum hamil : ibu melakukan hubungan seksual dengan suaminya 3-4x
dalam seminggu
Selama hamil : ibu mengatakan jarang melakukan hubungan seksual karena
ibu merasa tidak nyaman dan takut bila terjahi sesuatu. Pada 3 bulan pertama
ibu melakukan hubungan seks dengan suaminya 1x dalam seminggu.dan saat
usia kehamilan 6 bulan keatas ibu melakukan hanya 1x dalam sebulan. Setelah
melahirkan ibu akan melakukan hubungan seks dengan suaminya setelah 40
hari setelah melahirkan.
 Data Objektif
 Pemeriksaan umum
 K/U: Baik
 Kesadaran: Composmentis
 Tanda-tanda vital
- Tekanan darah: 110/80 mmhg
- Nadi: 85x/i
- Pernafasan:18x/i
- Suhu Tubuh:36,5c
- BB sebelum hamil: 60kg
- BB sekarang: 84kg
- TB:155
 Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
rambut : rambut warna hitam, kulit kepala tampak bersih, rambut tidak
rontok, keriting.
kepala : tidak ada luka, tidak odema.
muka : tidak pucat, tidak ada , tidak tampak cloasmagravidarum,
mata : sklera putih, simetris, konjungtiva tidak pucat.
hidung : tidak ada sclera, tidak ada pengeluaran scret tidak ada pembesaran
polip.
mulut : bibir tidak tampak pucat,bibir lembab,tidak ada stomatis,tidak ada
caries, gusi tidak berdarah.
Telinga : bersih
leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening
dada : payudara simetris, bersih, putting susu menonjol, tidak ada benjolan.
perut : hiperpigmentasi aerola/ tidak, adanya pembesaran perut sesuai
kehamilan/ tidak, ada strie/tidak, ada bekas operasi.
-TFU: 33
genetalia: bersih. tidak ada oedema, simetris, tidak ada varices, tidak ada luka,
tidak ada kemerahan, tidak ada rabas.
Anus: tidak ada hemoroid, dan tidak ada kelainan

b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba bendungan vena
Jugularis
Payudara : kolostrum keluar, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Abnormal
Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Ny.R pada bagian fundus teraba bokong.
Leopald II : pada perut sebelah kiri teraba bagian keras seperti papan
(punggung), dibagian kanan teraba bagian kecil janin.
Leopald III: pada bagian bawah teraba dan tidak dapat digoyangkan
Leopald IV: kepala bayi belum masuk pintu atas pinggul (PAP)
c. Aukultasi
DJJ: 144x/i
Frekuensi : teratur
d. Perkusi
Reflek patella kanan kiri (+/+)

4. Diagnosa Keperawatan
 Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisa dan
tampak tegang.
Ds: Ny.R mengatakan merasa khawatir mengalami kegagalan
DO:
 ibu tampak gelisa
 suhu: 36,5 c
5. Intervensi Keperawatan

No Diagnose keperawatan Tujuan & kriteria Hasil Intervensi


.
1. • Ansietas b.d Tujuan : setelah 1. jelaskan pada ibu
kekhawatiran mengalami dilakukan asuhan ibu tentang kehamilan
kegagalan d.d tampak gelisa mengerti tentang post date.
dan tampak tegang. kehamilan post date dan - menambah
Ds: Ny.R mengatakan cara persalinnya. Selama pengetahuan ibu dan
merasa khawatir mengalami 1x7 jam. ibu mengerti tentang
kegagalan Kriteria Hasil : kehamilan post date
DO: - ibu mengerti tentang sehingga ibu lebih
 ibu tampak penjelasan yang telah kooperatif dalam
gelisa diberikan oleh bidan semua Tindakan.
 suhu: 36,5 c tentang kehamilan 2. beritahu ibu
postdate. tentang hasil
- ibu mengerti tentang pemeriksaan
kemungkinan 3. jelaskan pada ibu
bersalinnya. dan suami tentang
kemungkinan cara
persalinan
4. lakukan
pemantauan ttv dan
djj untuk mengetahui
keadaan ibu dan
perkembangan janin.
5. memotivasi dan
memberi dukungan
pada ibu.
6. anjurkan pada ibu
untuk selalu berdo’a
untuk meminta agar
persalinnya berjalan
lancer.
6. Implementasi Keperawatan

No. Hari/tanggal Jam Implementasi paraf


1. Rabu /10/03/2021 09.00 wib Melakukan ttv pada pada ibu MIFTAH
Ny.R
TD: 110/80 MMHG
Suhu : 36,5c
RR : 18/menit
HR : 80x/menit

11.00 wib Leopold I : TFU 3 jari dibawah


Ny.R pada bagian fundus teraba
bokong.

Leopald II : pada perut sebelah


kiri teraba bagian keras seperti
papan (punggung), dibagian
kanan teraba bagian kecil janin.

Leopald III: pada bagian bawah


teraba dan tidak dapat
digoyangkan.

Leopald IV: kepala bayi belum


masuk pintu atas pinggul (PAP)
DDJ: 144x/i

7. Evaluasi Keperawatan

No Hari/ Tanggal Jam Evaluasi Paraf


.
1. Rabu ,10-03-2021 09.00 wib S: ibu mengataka Miftah
sudah mulai paham

O:
11.00 wib Leopold I : TFU 3 jari
dibawah Ny.R pada
bagian fundus teraba
bokong.

Leopald II : pada
perut sebelah kiri
teraba bagian keras
seperti papan
(punggung), dibagian
kanan teraba bagian
kecil janin.

Leopald III: pada


bagian bawah teraba
dan tidak dapat
digoyangkan.

Leopald IV: kepala


bayi belum masuk
pintu atas pinggul
(PAP)
DDJ: 144x/i

a. Masalah
tidak terjadi
P: intervensi
dilanjutkan

Daftar Puskata
66699666

Anda mungkin juga menyukai