D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Wassalamu’alaikum.wr.wb
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
Laporan Pendahuluan
A. Konsep Medik
1. Definisi
Kehamilan postdate terjadi karena adanya gangguan terhadap timbulnya
persalinan, sedangkan timbulnya persalinan sendiri sampai sekarang belum diketahui
dengan jelas. Beberapa teori telah dicoba untuk menjelaskan terjadinya persalinan
yaitu teori oksitosin, teori progesteron, teori kortisol janin, teori prostaglandin,
struktur uterus, nutrisi, sirkulasi dan syaraf, mekanisme penurunan kepala janin
(Cunningham et al, 2014).
Kehamilan post date merupakan kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 40
minggu dan merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat
terjadi komplikasi pada ibu dan janin. (Prawirohardjo: 2008).
Kehamilan postdate sering dihubungkan dengan peningkatan risiko morbiditas dan
mortalitas perinatal. Cotzias et al, menghitung risiko kelahiran mati dalam kehamilan
yang sedang berlangsung untuk setiap usia kehamilan dari 35-43 minggu. Risiko lahir
mati adalah 1 dari 926 kehamilan yang sedang berlangsung pada usia kehamilan 40
minggu, 1 dari 826 pada 41 minggu, 1 dari 769 pada 42 minggu, dan 1 dari 633 pada
43 minggu (Vadakaluru, 2014).
1
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut:
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang
disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida. Konsepsi
terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas, dindingnya penuh
jonjot sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama
dalam ampula tuba.
4) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
3. Etiologi
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab
terjadinya kehamilan post term belum jelas. Beberapa teori diajukan antara lain
sebagai berikut:
a. Pengaruh Progesteron
Penurunan dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan
endoktrin yang penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan
meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin. Sehingga menduga bahwa
terjadinya kehamilan karena berlangsungnya pengaruh.
b. Teori Oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan post term
memberi kesan bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peran penting dalam
menimbulkan persalinan dan pelepasan dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang
pada usia kehamilan lanjut.
c. Teori Kortisol/ ACTH janin
Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi berkurang dan
memperbesar sekresi estrogen selanjutnya berpengaruh pada meningkatnya
produksi prostaglandin. Kadar kortisol rendah merupakan tidak timbulnya HIS.
3
d. Saraf Uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari fleksus Frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak terjadi tekanan pada
fleksus ini seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek, dan bagian bawah
maasih tinggi diduga sebagai penyebab kehamilan posterm.
e. Heriditer
Morgen (1999) seperti dikutip dalam Cuningham, menyatakan bahwa bilamana
seorang ibu mengalami kehamilan post term saat melahirkan anak perempuan,
maka besar kemungkinan anak permpuannya akan mengalami kehamilan pos
term, (Sarwono,2008)
4. PATOFISIOLOGI
Serviks yang akan mengalami persalinan normal secara bertahap akan melunak,
menipis, mudah berdilatasi, dan bergerak anterior mendekati waktu persalinan. Serviks
pada wanita multipara lebih cepat matang dibandingkan, dan pemahaman mengenai
paritas penting dalam menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemeriksaan
serviks pada kehamilan lanjut (Varney, 2007).
Kehamilan lewat waktu yang disebabkan karena hormonal, kurangnya produksi
oksitosin akan menghambat kontraksi otot uterus secara alami dan adekuat, sehingga
mengurangi respons serviks untuk menipis dan membuka. Akibatnya kehamilan
bertahan lebih lama dan tidak ada kecenderungan untuk persalinan pervaginam
(Varney, 2007).
4
5. PATOFLOWDIAGRAM
6. MANIFESTASI KLINIK
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang jarang,
yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara obyektif dengan
KTG kurang dari 10 kali per 30 menit.
b. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
1. Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit
kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2. Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan meconium
(kehijauan) di kulit.
3. Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit
dan tali pusat.
5
7. KOMPLIKASI
a. Terhadap ibu Persalinan
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak
terkoordinir, janin besar dan moulding (moulage) kepala kurang. Maka akan
sering dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan
perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
b. Terhadap janin
Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari
kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin.
Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi: berat badan janin dapat bertambah
besar, tetap, dan yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu . Ada pula yang
bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan- pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
postdate antara lain :
Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan HPHT (jika HPHT
diketahuisecara pasti oleh ibu).
Pemeriksaan antenatal yang teratur dapat digunakan untuk mengikuti
tinggifundus uteri dan naiknya, mulainya gerakan janin dan besarnya
janin dapatmembantu diagnosis untuk ibu yang tidak mengetahui pasti HPHT
atau ibu yangbelum sempat mendapatkan menstruasi setelah melahirkan anak
sebelumnya tapisudah hamil anak selanjutnya.
Pemeriksaan berat badan janin secara rutin untuk memantau kapan berat badan
janin menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut ibu dan jumlah air
ketubanapakah berkurang.
Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada
bagiandistal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental
9,8 cm atau lebih. Kekurangan pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh
tidak baiksinar rongten terhadap janin.
USG untuk mengetahui ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air
ketuban. Dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur
dengan teliti tanpa bahaya.
6
Pemeriksaan sitologik air ketuban dilakukan dengan mengambil air
ketuban secara amniosentesis, baik transvaginal maupun transabdominal.
Air ketubanakan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin
setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh
dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan
berwarna jingga.
Amnioskopi untuk melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut
warnanya karena dikeruhi mekonium.
Kardiotografi untuk mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta.
Uji Oksitosin (stress test) dilakukan dengan infus tetes oksitosin dan
diawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang
baik, hal ini menunjukkan mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
Pemeriksaan sitologik liquoramni dengan amniostopi dan pemeriksaan pH nya
jikadidapat hasil dibawah 7.20 dianggap sebagai tanda gawat janin.
9. PENATALAKSAAN MEDIS
1. Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya,
monitoring yang dilakukan antara lain monitoring gerak janin dan detak jantung
janin.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat ditunggu
dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, bila sudah
matangboleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
4. Ibu dirawat di RS bila :
- Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.
- Terdapat hipertensi, pre eklamsi berat atau ringan.
- Kehamilan ini merupakan kehamilan anak pertama karena infertilitas.
- Kehamilan memsuki 40-42 minggu atau lebih tanpa ada tanda persalinan.
5. Tindakan operasi Sectio Caesarea dipertimbangkan pada :
- Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
- Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama, dan terjadi tanda gawat janin
7
- Primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, Pre Eklamsia,
Hipertensimenahun, infertilitas dan kesalahan letak janin
8
Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui riwayat pernikahan
Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui berapa kali ANC selama hamil ini dan apasaja yang
diperoleh dari ANC.
Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit kroinis atau penyakit menular
misalnya DM, hipertensi yang dapat berpengaruh pada kehamilannya.
Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang sedang diderita saat ini.
Riwayat psikososial dan budaya
Untuk mengetahui keadaan kondisi klien dalam keluarga dan lingkungan
keluarga, mengetahui tradisi yang dianut klien yang berpengaruh pada
kehailan, persalinan, nifas, dan pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
Riwayat spiritual
Untuk mengetahui kepercayaan dan agama yang dianut klien agar lebih mudah
melakukan pendekatan pada klien.
Pola kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi
Untuk mengetahui apakah nutrisi sudah terpenuhi apa belum ada
pantangan apa tidak.
Pola eliminasi
Untuk mengetahui ibu berapa kali BAB dan BAK
Pola istirahat
Untuk mengetahui waktu istirahat ibu dalam 24 jam
Pola aktivitas Aktivitas yang dilakukan apa saja, aktivitasnya berpengaruh
atau tidak terhadap kehamilannya
Pola kebersihan (personal Hygiene)
Mengetahui tingkat kebersihan klien dengan dikaji berapa kali mandi,
ganti baju dan ganti celana dalam berapa kali sehari.
Pola hubungan seksual
Untuk mengetahui hubungan seksual yang dilakukan saat hamil dapat
berpengaruh apa tidak pada kehamilannya.
9
Kebiasaan lain
Untuk mengetahui kebiasaan lain yang dilakukan oleh ibu yang dapat
membahayakan kehamilannya seperti merokok,minum alcohol dan jamu-
jamuan.
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum
K/U: Baik/cukup/lemah
Kesadaran: Composmentis
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
Pada kasus postdate tekanan darah umumnya dalam keadaan baik.
- Kenaikan systole batasnya 15 mmHg
- Kenaikan diastole batasnya 30 mmHg
- Nadi
Pada kasus postdate nadi umumnya dalam keadaan baik.
- Pernafasan
Pada kasus postdate pernafasaan umumnya dalam keadaan baik.
- Suhu Tubuh
- Pada kasus postdate suhu tubuh umumnya dalam keadaan baik.
- BB
Pada kasus postdate BB umumnya dalam keadaan baik.
- TB
Pada kasus postdate TB umumnya dalam keadaan baik.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
rambut : warna, bersih/tidak, rontok/tidak, lurus/ ikal/ keriting
kepala : tampak ada luka/ tidak, tampak ada benjolan atau tidak
muka : pucat/ tidak, bengkak/ tidak, adakah cloasmagravidarum,
ekspresi wajah
mata : gravidarum, ekspresi wajah simetris/ tidak, konjungtiva pucat/
tidak
10
hidung : sclera/ kuning/ tidak
adakah pernafasan cuping hidung, adakah pengeluaran scret/
tidak, adakah pembesaran pembesaran polip
mulut : bibir pucat/ tidak, kering/ lembab, stomatis/ tidak, caries/ tidak
leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, adakah retraksi dinding
11
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan klien mampu
mempertahankan kehamilan sampai janin benar-benar viable untuk hidup
Kriteria hasil : ·Cemas berkurang·Tidak menunjukan perilaku agresif
Intervensi :
1. Kaji keadaan umum klien.
2. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
3. Berikan informasi tentang penyakit klien.
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi yang tepat.
Daftar Pustaka
- https://docplayer.info/72827446-Laporan-pendahuluan-kehamilan-post-date.html
- https://fdokumen.com/document/festy-laporan-pendahuluan-kehamilan-post-date.html
- Herdman, Heather T. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta : EGC.
- Wilkinson, M. Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 7. Jakarta:EGC.
- Prawirohajo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT bina pustaka.
- Manjoer, arif. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Aesculapius
12