Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN SECTIO


CAECAREA
DI RUANG NEONATUS

Untuk memenuhi tugas


Praktik Klinik Maternitas

Oleh:
NAMA :IQLIMA SINTA NURIYA
NIM :P17230193074

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan ini telah di responsi dan disetujui pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :
Judul :

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

Ratih Novitasari,SST.,MPH. Susanti Dwi Rahayu.,S.Kep.,NS


NIP. NPR.11030042

Laporan Pendahuluan
Bayi Baru Lahir dengan Sectio caecarea

BAB I

1. PENGERTIAN

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan BB lahir 2500 gr sampai 4000 gr.
Sectio caecarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding rahim. (kapita selekta,2008)

2. ETIOLOGI
1) Janin besar melebihi 4000g
2) Malpresentasi janin
Malpresentasi adalah kondisi di mana bagian anatomi janin yang masuk terlebih dahulu
ke pelvic inlet adalah bagian lain selain vertex. 
3) Partus tidak maju
4) Gameli
Gemeli merupakan istilah medis dari kehamilan kembar atau lebih dari satu janin
5) Preeklampsi
 Preeklamsia adalah gangguan kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi
dan kandungan protein yang tinggi dalam urine.
6) Adanya riwayat SC

3. MANIFESTASI KLINIS
1) Lahir aterm antara 37- 42 minggu
2) Berat badan 2500 – 4000 gram
3) Panjang lahir 48 – 52 cm.
4) Lingkar dada 30 – 38 cm.
5) Lingkar kepala 33 – 35 cm.
6) Lingkar lengan 11-12.
7) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit.
8) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9) Rambut kepala biasanya telah sempurna.
10) Kuku agak panjang dan lemas.
11) Nilai APGAR >7.
12) Gerakan aktif.
13) Bayi lahir langsung menangis kuat.
14) Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada 1 skrotum
dan penis yang berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora.
15) Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
16) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
17) Refleks grasping sudah baik. Gerakan ini dikenal dengan
istilah refleks menggenggam (grasp reflex). Umumnya, refleks menggenggam
pada tangan akan menghilang ketika Si Kecil berusia 5–6 bulan.
18) Refleks morro.Refleks Moro sering disebut dengan refleks kejut sebab biasanya
akan muncul ketika bayi merasa terkejut.
19) Eliminasi baik,urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

4. PATOFISIOLOGIS
Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal atau spontan, misalnya janin besar
melebihi 4000 gram, malpersentasi janin, partus tidak maju, gemeli, preeklamsi, dan
adanya riwayat sc.
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi
yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat
dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar
kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang
lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan
kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode
adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.
Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan
sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa.

Pathway
Persalinan

Bayi Baru Lahir

Insisi tali pusat Jaringan lemak Tertelan air


subkutan tipis ketuban

Fungsi organ
tubuh belum baik Pemaparan Peningkatan suhu
dengan suhu tubuh
normal
Daya tahan tubuh
Resiko hipotermi Meningkatnya
rendah
metabolisme
tubuh
Penurunan daya
tahan tubuh Peningkatan
kebutuhan
oksigen
Resiko infeksi

Jalan napas tidak


efektif

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2) Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai
61%.
3) Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi
hemolitik.
4) Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

6. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir,
adalah:
1) Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah
lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan
nafas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan hidung,
rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain.
2) Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah
plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi,
kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi
perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat
dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong
tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah
terjadinya perdarahan.
3) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4) Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru
lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3
hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1
mg I.M.
5) Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru
lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum.
Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi
salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual).
6) Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
b. penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi. Alat yang
digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai,
tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal
lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. d. Di setiap tempat
tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi.
7) Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan
serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir
meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah.
b. Bayi tampak aktif atau lunglai.
c. Bayi kemerahan atau biru
7. KOMPLIKASI
a. Sebore
Suatu kondisi kulit yang menyebabkan bercak bersisik dan kulit merah,
terutama pada kulit kepala.
b. Ruam
Munculnya lesi kulit berwarna merah, menonjol, bersisik, atau gatal, yang
bersifat sementara dan mungkin disertai lepuhan atau bilur.
c. Moniliasis / candidiasis
Infeksi jamur biasanya pada kulit atau selaput lendir yang disebabkan oleh
candida.
d. Ikterus fisiologi
Ikterus disebut normal (fisiologis) jika muncul setelah 24–72 jam dan
menghilang sebelum usia 2 minggu.

BAB II
MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan
riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung)
4) Intra Partum event :
(1) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
(2) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II
KPD 24 jam.
(3) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
(4) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x
sampai dengan 140 x / menit.
(5) Penggunaan analgesic
(6) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak
kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung
sambil mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
2) Dada Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi
untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam
atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali
pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.

d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR

f. Pengkajian
1) Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-
koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Sirkulasi Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam,
meningkat sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran). Nadi perifer
mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi, TD
berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik) Tali pusat
diklem dengan aman tanpa pengeringan rembesan dalam 1-2
darah,menunjukan jam kelahiran tanda-tanda mengerut dan menghitam
pada hari ke 2 atau ke 3.
3) Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah
per 24 jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
4) Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram. Penurunan berat badan di awal 5%-
10% Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh
cekung adalah normal palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin
ada.
5) Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar,
Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan
kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka
sering ada. Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus
mata(telinga tersusun rendah menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik)
Pemeriksaan neurologis:adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan
babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral
menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis),gerakan
bergulung sementara mungkin terlihat.Tidak adanya
kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.
6) Pernapasan
Takipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong. Pola
pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada
dan abdomen(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan
abdomen menunjukan distress pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping
hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi
atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi).
7) Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada, kemerahan atau area ekomotik
dapat tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai
akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran Sefalohematoma tampak
sehari setelah kelahiran Ekstremitas: gerakan rentang sendi normal
kesegala arah, gerakan menunduk ringan atau rotasi medial dari
ekstremitas bawah,tonus otot baik.
8) Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda
vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas
berdarah sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali
pusat.
2) Risti hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu
3) Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mukus
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali pusat
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada tali pusat
Intervensi :
(1) Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusat
R : Cairan pada tali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi
(2) Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol
R : Alcohol dapat mencegah infeksi yang terjadi pda tali pusat
(3) Ganti nouvel gauze pada tali pusat setiap habis mandi
R : Nouvel gauze diganti untuk mencegah terjadinya infeksi
(4) Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh,
kemerahan disekitar tali pusat.
R : Peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitartali pusat dapat
menunjukkan adanya infeksi
(5) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R : mencuci dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial
(6) Jaga lingkungan tetap bersih
R : Lingkungan yang bersih dapat menjaga kesehatan janin
2) Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu
Tujuan : hipotermi tidak menjadi aktual
Intervensi :
(1) Segera bungkus bayi dengan selimut kering.
R : Mencegah penguapan suhu melalui evaporasi
(2) Observasi suhu bayi tiap 4jam
R : Deteksi dini bila terjadi hipotermi
(3) Jaga lingkungan tetap hangat dan kering
R : Mencegah penguapan suhu
(4) Dekatkan bayi dengan ibu sesering mungkin
R : Dekapan ibu membuat bayi merasa hangat
3) Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucus
Tujuan : pola nafas efektif
Intervensi :
(1) Bersihkan muka dengan kasa/ kain bersih dari darah dan lendir segera
setelah kepala bayi lahir.
R: Mengurangi resiko terjadinya aspirasi dan usaha untuk membebaskan
jalan nafas bayi.
(2) Hisap lendir dengan menggunakan penghisap lendir atau kateter pada sisi
mulut atau hidung.
R : Membersihkan jalan nafas sehingga kebutuhan O2 dapat terpenuhi
dengan pola nafas yang efektif.
(3) Miringkan bayi kekanan untuk mencegah regurgitasi
R : Mencehah terjadinya aspirasi yang dapat menimbulkan terjadinya
gagal nafas pada bayi.
(4) Bersihkan jalan nafas
R : Membebaskan jalan nafas bayi.
(5) Pertahankan suplai oksigen adekuat
R : Memeuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan bayi.

4. IMPLEMENTASI
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
Implementasi adalah pengolahan dari perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan

5. EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. Jakarta :
EGC.
Carpenio.2001.Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif. Jakarta : EGC.
Mansjoer,A. 2002. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Manuapa, Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC
Muchtar. 2005. Obsetri Patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC.
Sarwono Prawirohayo.2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 cetakan II. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka.
Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sulityawati, Ari dan Nugraheny, Esti.2010.Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin.Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Kriebs, Jan M dan Gegor, Carolyn.L.2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney.
Jakarta: EGC
Saifudin, Abdul Bari. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai