Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATERNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN


“Nutrisi Ibu Menyusui”

Disusun Oleh :

Astri Ilafi Millenia (1811001)


Annisa Marini (1811002)
Arvyan Eka Yudha Pratama (1811003)
Delvia Aisyah Supriadi (1811004)
Elisa Oktaviana Firdausi (1811006)
Eva Kartika Putri (1811007)
Fatma Susanti (1811008)
Gracia Lucas Victory (1811009)
Guruh Galih Bhuwana (1811010)
Nurisma Diana Agresta (1811014)
Riska Nasiron Maulida (1811015)
Shinta Maudi Herista (1811017)
Silvy Sinta Saphira (1811018)
Yudhaty Andra Nugraheni (1811020)

Program Studi S1 Pendidikan Ners 2020


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Patria Husada Blitar
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


NUTRISI IBU MENYUSUI
Tanggal 2020

Oleh :
Astri Ilafi Millenia
Annisa Marini
Arvyan Eka Yudha Pratama
Delvia aisyah supriadi
Elisa Oktaviana Firdausi
Eva kartika putri
Fatma susanti
Gracia lucas victory
Guruh galih bhuwana
Nurisma diana agresta
Riska nasiron maulida
Shinta Maudi Herista
Silvy sinta saphira
Yudhaty andra nugraheni

Mengetahui,

Pembimbing Institusi,

(...............................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik : Nutrisi Ibu Menyusui


Pokok Bahasan : Kebutuhan Nutrisi Bagi Ibu Menyusui
Sasaran : Ibu menyusui
Tempat : Di rumah masing-masing via zoom meeting
Hari / Tgl :
Pelaksana : Mahasiswa Keperawatan Semester VI

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, ibu menyusui dan
semua peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan dapat memahami
tentang kebutuhan-kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi pada ibu yang sedang
menyusui.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit, ibu menyusui dan
semua peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan mengerti apa yang telah
disampaikan dengan kriteria hasil :
1. 1 Peserta dapat menyebutkan 3 alasan nutrisi yang baik untuk ibu menyusui
2. Peserta dapat menyebutkan 3 dari 5 syarat syarat makanan bagi ibu menyusui.
3. Peserta dapat menyebutkan minimal 3 macam zat nutrisi yang harus dikonsumsi
ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama menyusui.
4. Peserta dapat menyebutkan jenis jenis makanan yang mengandung nutrisi dan
harus dikonsumsi oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama menyusui.
5. Peserta dapat menyebutkan takaran makanan yang harus dipenuhi perhari untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi selama menyusui.

C. Materi :
Terlampir

D. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. Media, Alat, dan Bahan


1. Media : Zoom Meeting, Powerpoint (leaflet softfile)
2. Alat : laptop / handphone masing
3. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam  Menjawab
2. Menjelaskan nama dan salam
akademi  Mendegar
3. Menyebutkan materi kan /
yang diberikan memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan dari
materi yang diberikan
5. Kontrak waktu
6. Menanyakan kesiapan
peserta
2. Pengembangan 20 menit Pelaksanaan :  Mendengar /
1. Penyampaian materi memperhatikan
- Menanyakan pemahaman  Bertanya
tentang nutrisi bagi ibu
menyusui
- Menjelaskan pengertian
tentang Gizi, Nutrisi, dan ASI
- Menjelaskan tentang manfaat
ASI
- Menjelaskan tentang faktor
yang mempengaruhi produksi
ASI
- Menjelaskan dampak dari
kekurangan zat gizi saat
menyusui
2. Tanya jawab
- Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
3. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan materi  Mendenga
penyuluhan rkan /
2. Melakukan evaluasi memperhatikan
sumatif  Merespon/
3. Melakukan refleksi mengulangi
perasaan peserta  Merespon
4. Mengucapkan  Menjawab
terimakasih dan salam
mengucapkan salam
4. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) SAP sudah siap sebelum dilaksanakan kegiatan.
2) Alat dan tempat siap.
3) Perencanaan pendidikan kesehatan yang sesuai dan tepat.
4) Penyuluh dan peserta sudah siap.
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan sesuai rencana.
2) Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan awal kegiatan hingga selesai.
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat menyebutkan berbagai macam manfaat dari ASI.
2) Peserta mampu menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
produksi ASI.
3) Peserta dapat menyebutkan apa saja dampak dari kekurangan zat gizi saat
menyusui.
4) Peserta dapat menyebutkan jenis jenis makanan mengandung nutrisi dan
harus dikonsumsi oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama
menyusui dengan benar.
5) Penyuluh dapat melaksanakan tugas sesuai peran.
DASAR TEORI
Nutrisi bagi Ibu Menyusui

A. Pengertian
1. Gizi
Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza, yang berarti “makanan”. Ilmu gizi
bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris “food”
menyatakan makanan, pangan, dan bahan makanan. Pengertian gizi terbagi secara
klasik dan masa sekarang yaitu :
a. Secara klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk
menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, dan mengatur
proses-proses kehidupan dalam tubuh (Almatsier,2009:3).
b. Masa sekarang : selain untuk kesehatan, gizi juga dikaitkan dengan potensi
ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar, dan produktivitas kerja (Almatsier,2009:3).
2. Nutrisi Ibu Menyusui
Nutrisi adalah substansi oraganik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang diperoses oleh tubuh. Menyusui adalah
proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari
payudara ibu.
Pengertian nutrisi ibu menyusui adalah makanan yang didalamnya terkandung
banyak zat – zat yang bermanfaat bagi bayi seperti vitamin, karbonhidrat, protein,
lemak, dan mineral yang dibutuhkan bayi. ASI sangat penting bagi perkembangan
bayi untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan kegunaan lainnya.
3. ASI (Air Susu Ibu)
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam – garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar ibu yang berguna sebagai
makanan bagi bayi. ASI merupakan makanan alamiah yang disediakan untuk
bayi, sehingga mempunyai komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan
bayi sehat dan nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi.

B. Manfaat ASI
1. ASI kaya akan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi
ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi
seperti: DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasilus, vitamin A,
kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin, dan lisozim yang dalam takaran dan
komposisi yang seimbang untuk bayi. Oleh karena itu, ASI jauh lebih baik
dibandingkan dengan susu formula.
2. ASI sebagai sarana untuk mendekatkan sang ibu dengan sang buah hati
ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan jiwa antara sang ibu dan
sang anak. Bayi yang mendapatkan ASI ekslusif dari sang ibu cenderung
mempunyai kedekatan dan hubungan yang lebih baik dibandingkan dengan bayi
yang tidak mendapatkan asupan ASI.
3. ASI memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi
ASI memiliki banyak keunggulan kandugan zat – zat penting yang terkandung
didalamnya yang membuat bayi berkembang dengan optimal. ASI juga berperan
dalam pembentukan sistem imun sang bayi. Sistem imum merupakan sistem
kekebalan tubuh yang membuat bayi kebal terhadap penyakit. Bayi yang
mendapatkan asupan ASI mempunyai sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
yang lebih baik.
4. ASI tidak basi dan selalu segar
Tidak seperti susu yang lain, ASI tidak akan basi karena ASI dihasilkan dari
payudara ibu tanpa dicampur dengan bahan kimia. Selama asupan makanan yang
dikonsumsi oleh ibu bergizi, seimbang, dan tepat, maka ASI yang dihasilkan akan
memiliki kualitas yang baik.
5. ASI lebih higenis dibandingkan dengan susu lain
ASI yang tersimpan di payudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril dengan
suhu yang tepat sesuai kebutuhan sang buah hati. Kesterilan dari susu yang
memerlukan alat bantu berupa botol dot perlu dipertimbangkan, karena dalam
proses pembuatan susu dan memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan
bahwa susu telah tercemar dengan kuman.
6. ASI menjadi pelindung yang baik
ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit atau
insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan pencernaan, diare,
infeksi telinga, dan lain-lain.
7. ASI akan berubah sesuai kebutuhan bayi
ASI memiliki cara kerja yang sangat unik, karena dengan sendirinya komponen
ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang bayi.
8. ASI merupakan pelindung dari berbagai alergi makanan
ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal terhadap
berbagai bahan makanan. Namun, keragaman dan keseimbangan makanan yang
dikonsumsi oleh sang ibu juga menentukan kualitas ASI yang diproduksi.
9. ASI makanan yang tepat untuk bayi
ASI sangat penting terutama untuk bayi yang berusia 0-6 bulan, karena di usia
ini ASI merupakan makanan wajib bagi bayi untuk perkembangan dan
pertumbuhan tubuh.
10. ASI bermanfaat untuk ibu dan bayi
Manfaat ASI tidak hanya untuk sang bayi akan tetapi untuk sang ibu, karena
dengan menyusui sang ibu dapat melepaskan ketegangan yang ada pada
payudaranya. Selain itu memperkecil resiko sang ibu terkena kanker ovarium
dibandingkan dengan wanita yang tidak memberikan ASI.

C. Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI


Ibu yang normal dapat menghasilkan ASI sekitar 550 – 1.000 ml setiap hari,
jumlah ASI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang
mempengaruhi produksi ASI, antara lain:
1. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, karena
kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang
cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, ada beberapa zat gizi atau
makanan yang cukup bagi ibu menyusui, yaitu :
a. Kebutuhan energi harus memenuhi jumlah kalori 500 kkal/hari. Kebutuhan ini
akan jauh lebih banyak lagi apabila menyusui bayi kembar, dibutuhkan sebesar
700 kkal/hari (6 bulan pertama menyusui). Untuk 6 bulan kedua dibutuhkan
sekitar rata – rata 500 kkal/hari dan pada tahun kedua dianjurkan tambahan
sebanyak 400 kkal/hari.
Contoh makanan : nasi, kentang, roti, biskuit, daging, telur, udang, tahu, tempe,
kacang hijau.
b. Protein (penambahan 15 – 20 gram protein/sehari).
Contoh makanan : ikan, seafood, unggas, daging sapi, daging domba, hati dan
telur. Sumber lain adalah semua jenis kacang dan serealia. Susu dan produk
olahannya seperti keju dan yogurt juga kaya protein.
c. Zat besi, terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh
karena itu, perlu penambahan zat besi untuk kebutuhan sehari-hari. Rata-rata
kebutuhan zat besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari.
Sehingga memerlukan tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
Contoh makanan : daging merah, hati ayam, ceker ayam, ikan, telur, bayam,
brokoli dan pisang.
d. Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karena
dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsium dalam
ASI agar tetap dalam kondisi normal walaupun kalsium dalam tubuh cukup
atau kurang. Jika kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam
produksi ASI akan diambil dari simpanan kalsium yang ada pada tubuh ibu,
termasuk dalam tulang.
Contoh makanan : susu dan produk olahannya, ikan salmon dan sarden
bertulang, serta bayam.
e. Vitamin A, sangant penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta fungsi mata.
Contoh makanan : hati, telur, dan keju.
f. Vitamin D, sangat diperlukan untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.
Contoh makanan : Ikan, hati, dan kuning telur
g. Vitamin B6
Berfungsi sebagai metabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan
sel, mendukung syaraf, dan sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat dibutuhkan
bagi produksi sel darah merah dan putih.
Contoh makanan : daging, hati, padi-padian, kacang polong, dan kentang.
h. Folic Acid (Asam folat), berguna untuk mensintesis DNA dan membantu
dalam pembelahan sel.
Contoh makanan : hati, dan sayur warna hijau, jeruk dan semangka.
i. Vitamin B12, berfungsi untuk mendukung sistem saraf dan produksi sel darah
merah.
Contoh makanan : daging merah, hati ayam, ceker ayam, ikan, telur, bayam,
brokoli dan pisang.
j. Zinc (Seng), berguna untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan
penting dalam penyembuhan luka.
Contoh makanan : seafood, hati dan daging.
k. Cairan
Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu
dengan cepat, hampir 90% air susu ibu terdiri dari air. Dianjurkan bagi ibu
yang sedang menyusui untuk meminum 8 – 12 gelas/hari.
k. Asam lemak dokosahexsaenoat (DHA)
Contoh makanan : Telur, otak, hati, dan ikan. Beberapa minuman yang
diformulasikan secara khusus, seperti S-26 MAMA.
l. Dan jangan lupa penambahan suplemen, seperti : suplemen S-26 MAMA untuk
kecukupan asupan vitamin D, dll.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui,
yaitu :
a. Makanan yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.
b. Makanan yang membuat kembung, seperti : ubi, singkong, kol, sawi dan daun
bawang.
c. Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
2. Emosi dan keadaan psikis
Emosi dan keadaan psikis ibu sangat mempengaruhi refleks pengaliran susu.
Karena refleks ini mengontrol perintah yang dikirim oleh hipotalamus pada
kelenjar bawah otak. Bila dipengaruhi ketegangan, cemas, takut, dan
kebingungan, air susu pun tidak akan turun dari alveoli menuju puting. Hal ini
sering terjadi pada hari – hari pertama menyusui ketika refleks pengaliran susu
belum sepenuhnya berfungsi. Refleks pengaliran susu dapat berfungsi baik
apabila ibu merasa rileks, tenang, tidak tegang, dan tidak cemas. Mendengar suara
tangis bayi atau memikirkan bayi bisa menyebabkan refleks pengaliran susu
bekerja, sehingga susu pun bisa memancar.
3. Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang sedang menyusui, penggunaan alat kontrasepsi hendaknya
diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
jumlah produksi ASI.
4. Perawatan payudara
Perawatan payudara bisa dilakukan sejak masa kehamilan. Karena perawatan
yang benar akan memperlancar produksi ASI. Dengan merangsang payudara akan
mempengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormon progesteron, estrogen, dan
oksitosin. Hormon oksitosin akan menimbulkan kontraksi pada sel – sel sekitar
alveoli yang mengakibatkan susu mengalir turun ke arah puting, sehingga bisa
dikonsumsi oleh bayi.
5. Anatomi payudara
Bila jumlah lobus dalam payudara berkurang, maka lobulus berkurang
sehingga produksi ASI juga berkurang karena sel – sel acini yang menghisap
zat – zat makan dari pembuluh darah akan berkurang.
6. Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin yang merupakan
hormon laktogenik yang menentukan jumlah air susu dan mempertahankan
sekresi air susu.
7. Faktor obat – obatan
Diperkirakan obat – obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon
prolaktin dan oksitosin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI.
Apabila hormon – hormon ini terganggu, maka akan mempengaruhi pembentukan
dan pengeluaran ASI.

D. Dampak Kekurangan Zat Gizi Saat Menyusui


Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu
dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit,
mudah terkena infeksi, dan kekurangan zat – zat esensial menimbulkan berbagai
masalah gizi. Masalah gizi yang sering dialami oleh ibu menyusui diantaranya :
1. Anemia gizi
Penyebab utama anemia gizi adalah kekurangan zat besi (Fe) dan asam folat.
Asupan folat yang cukup penting untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi. Hal
ini juga terlibat dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. Seorang
wanita menyusui menbutuhkan 280 mikrogram/hari.
2. Kekurangan vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu
selama masa menyusui. Pada bulan – bulan pertama kehidupannya, bayi sangat
bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Anak – anak yang sama
sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia1.
3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Yodium merupakan nutrisi penting untuk memastikan perkembangan normal dari
otak dan sistem saraf pada bayi dan anak – anak muda. Gangguan akibat
kekurangan yodium mengakibatkan terjadinya gondok atau pembengkakan
kelenjer tiroid di leher dan kretinisme. Pada ibu menyusui, kekurangan yodium
dapat mengakibatkan pengaruh negatif pada sistem otak dan saraf bayi dan
menghasilkan IQ lebih rendah.
4. Kurang Energi Protein (KEP) / Protein Energi Malnutrition (PEM) adalah
penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pada kondisi
ringan menyebabkan pertumbuhan kurang. Sedangkan pada kondisi berat akan
menyebabkan penyakit kwashiorkor, marasmus, dan marasmik – washiorkor
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai