Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PERIODE ANTENATAL (ANC)

OLEH :

PUTU AYU MAHAPATNI MKP


NIM. P07120320024

KELAS A / PROFESI NERS

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN PERIODE ANTENATAL (ANC)

A. KONSEP DASAR ANTENATAL CARE (ANC)


1. Definisi
Periode antenatal atau kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terahir. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke 2 dari bulan
keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3 dari bulan ketuju sampai 9 bulan
(Pelayanan kesehatan material dan neonatal (Doengoes, 2001).
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan
saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan wanita hamil
agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar, 2010). Selain itu
pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya komplikasi obstretri dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin (Saifuddin, dkk, 2012).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2011).
Adapun tujuan asuhan antenatal antara lain:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan socialibu dan
bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan secara selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan nomal dengan pemberian ASI
eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifudin Abdul Bari, 2002)
2. Tanda dan Gejala
a. Presumtif (Bukti Subjektif)
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel
de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena perlu
diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan
dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan
saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur
kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit
terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi   : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
b) Perut   : - Striae livide
Striae albican, Linea alba makin menghitam
c) Payudara  : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh estrogen dan
progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi
disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Probabilitas (Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan dan perubahan uterus
2) Tanda hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)
3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5) Perubahan abdomen
6) Pembesaran abdomen
c. Absolut (Bukti Positif)
1) Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2) Terdengar denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
d. Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Sumber : Mocthar, 1998

3. Penyebab
Penyebab kehamilan yaitu merupakan suatu proses pada coitus (persetubuhan)
air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak ± 3 cc yang didalamnya
terkandung spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak ± 100-120 juta setiap cc. Jika pada
saat ini terjadi ovulasi, maka fertilasi berlangsung. Jika tidak terjadi ovulasi maka
kehamilan tidak akan terjadi. Maka jelas bahwa koitus saat masa ovulasi yang dapat
menghasilkan kehamilan.Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi,
sedangkan sel mani dalam badan wanita masih kuat membuahi selam 1-3
hari.Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dari persenyawaan antara sel telur(ovum)
dan sel mani (spermatozoa) yang disebut zygote
4. Pathway
Kehamilan
(Konsepsi dan nidasi)

Perubahan hormonal
(peningkatan hormon estrogen progesteron)

Metabolisme
Meningkat Aktifitas kelenjar Pembesaran Penekakan pada Tonus otot saluran Perubahan
meningkat uterus vesika urinaria pencernaan menurun psikologis

Cardiak out Produksi Hcl


put meningkat lambung dan saliva Diafragma Peran baru
Frekuensi miksi Motilitas usus
meningkat tertekan dalam keluarga
meningkat menurun

Frekuensi nadi Rangsangan Pengembangan diafragma Keterbatasan


meningkat Inhibisi refluks spingter kognitif
terhadap medula tidak optimal
menurun
vomiting center
meningkat
Intake nutrisi
Sisa pencernaan Cemas
berkurang Ekspansi paru tertahan lama pada
Mual dan muntah menurun usus
Kelemahan Gangguan pola
fisik tidur dan
Aktifitas Kekurangan Pola napas tidak istirahat
Konstipasi
intoleras volume cairan efektif
5. Pemeriksaan Fisik
Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T berfungsi untuk memberikan
pelayanan kepada Ibu hamil  yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan, standar
pelayanan antenatal sudah direkomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak tahun
2009. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Pemeriksaan Tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan aTas)
4) Pemeriksaan Tinggi fundus uteri (puncak rahim)
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
1. Pemeriksaan fisik umum
a) Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit.
a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu, berat
badan.Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)
1) Inspeksi
a. Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah),
selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
b. Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
c. Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu, adakah
coloctrum.
d. Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba, Nampak
gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas
luka.
e. Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
f. Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha
2) Palpasi
Untuk menentukan :
a) Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan (UK)
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
c) Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang membesar
Pemeriksaan Leopold
a. LEOPOLD I
Tujuan : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang terdapat
di fundus.
a. Bila kepala :bulat, keras dan dapat digerakkan (baloemen).
b. Bila bokong :lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak
dari kepala, tidak dapat digerakkan serta fundus terasa penuh.
c. Bila letak lintang :palpasi di daerah fundus akan terasa kosong.
d. Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar

i. Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas
symphisis
ii. Akhir bulan IV(16 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan symphisis
iii. Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat
iv. Akhir bulan VI (24 mg): tinggi fundus uteri setinggi pusat
v. Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat
vi. Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan prosesus
xipoideus dan pusat
vii. Akhir bulan IX (36 mg): tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
prosesus xipoideus
viii. Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg), setelah
bulan ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai
turun ke dalam rongga panggul. Pada seorang multigravida yang
berbaring, fundus uteri tetap setinggi arcus costarium dan menonjol ke
depan.

b. LEOPOLD II
Tujuan : Untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana
letaknya bagian-bagian kecil
c. LEOPOLD III
Tujuan : Untuk menentukan apakah bagian bawah sudah masuk PAP (Pintu
Atas Panggul) atau belum.
d. LEOPOLD IV
Tujuan: Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah masuk PAP

3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound (doptone).
Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang berasal :
a) Dari anak
(1) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per menit)
dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima. Dengan stetoskop
ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau bunyi jantung <120
kali permenit atau >160 kali permenit atau tidak teratur, maka anak
dalam asphyxia (kekurangan oksigen). Cara menghitung bunyi jantung
adalah dengan mendengarkan bunyi jantung selama 3 x 5 detik kemudian
dikalikan 4.

Misalnya :
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
Dijumlahkan Interpretasi
I III V 4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur, bayi normal

10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak teratur, asphyxia

8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur, aspyxia

(2) Bising tali pusat


Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun sering ilang karena
posisi atau sering mengubah sikap ibu.
(3) Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim.
b) Dari ibu
(1) Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Disebabkan arteria uterina.
(2) Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
(3) Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus ibu.
(Mohctar, 2008)

6. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi-kondisi diperlukan tanda pasti hamil, letak anak tidak
dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi,mencari sebab dari hidraamnion
dan untuk menentukan kelainan anak.
b. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk,
2010)
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Normal Diagnosis Masalah Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negative
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, orange,Diabetes
urin coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing
ova/telur cacing
dan parasite

2) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)


3) Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks)
7. Diagnosis / Kriteria Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan adalah
tanda pasti kehamilan :
a. Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan dengan
funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110-120 kali
permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
b. Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
c. Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata adanya
kehamilan.

8. Penatalaksanaan
Untuk menghindari komplikasi wanita hamil memerlukan paling sedikitnya 4 kali
kunjungan pada periode antenatal :
a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 – 28minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah minggu 36)
Kunjungan Waktu Infomasi penting
Trimester I Sebelum 14 a) Membangun hubungan saling percaya
minggu antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
b) Mendeteksi masalah dan menanganinya
c) Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatus, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
d) Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
e) Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat, dsb.)
Trimester II 14 – f) Sama seperti di atas , ditambah
28minggu kewaspadaan khusus mengenai pre-
eklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala
pre-eklamsia, pantau tekanan darah,
evaluasi edema, periksa untuk mengetahui
proteinuria)
Trimester III 28 - 36 g) Sama seperti di atas, ditambah palpasi
minggu abdominal untuk mengetahui apakah
kehamilan ganda
Trimester IV sesudah h) Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak
minggu 36 bayi tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit

9. Komplikasi
Yang sering ditemukan pada antenatal care :
a. Anemia
b. Penyakit
c. Hiperemis gravidarum
d. Perdarahan dalam kehamilan
e. Kelainan letak
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
g. Kegelisahan menjelang persalinan

10. Informasi pada Periode Antenatal


a. Gizi
Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang mengandung
protein, zat besi, minum cukup cairan.
b. Kegiatan harian
Normal, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologi (normal) yang akan terjadi :
1) Peningkatan berat badan
2) Breast change
3) Penurunan tenaga
4) Mual dan muntah serta punggung kiri di trimester I
5) Rasa panas
6) Varises
7) Oedema
d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda bahaya, seperti :
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala luar biasa
3) Gangguan penglihatan
4) Pembengkakan pada wajah ataupun tangan
5) Nyeri abdomen
6) Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)
e. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran
f. Menjaga kebersihan diri
Seperti perawatan gigi, pakaian, mandi, dan perawatan vulva.
g. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersipkan untuk fungsi unuknya dalam
menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
h. Memberikan zat besi
i. Pemberian Tetanus Toksoid (I, II atau Ulang) 0,5 ml.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Anamnesa
1) Keluhan Utama/ Alasan ke Poliklinik
2) Keluhan saat Dikaji
3) Riwayat obstetri, meliputi :
a) Riwayat Menstruasi : Usia menarch, banyaknya menstruasi, siklus
menstruasi, lamanya menstruasi, HPHT, keluhan saat menstruasi
b) Riwayat pernikahan : menikah berapa kali, lama perkawinan
c) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
• Berat badan bayi baru lahir dan usia gestasi
• Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan dan
penolong persalinan
• Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
• Komplikasi maternal seperti : diabetes, hipertensi, infeksi, dan
perdarahan
• Komplikasi pada bayi
d) Riwayat kehamilan saat ini
Status Obstetrikus : GAPAH, UK, TP (Tafsiran Persalinan; ditentukan
berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP
berdasarkan HPTP dapat digunakan rumus Naegle, yaitu : hari pertama
ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun disesuaikan), ANC kehamilan
sekarang
e) Riwayat kontrasepsi
Akseptor KB, Jenis KB, Lama penggunaan KB, Masalah dalam
penggunaan KB
4) Riwayat Penyakit
• Riwayat penyakit klien
• Riwayat penyakit keluarga
5) Pola Kebutuhan Sehari-hari
1. Bernafas
Mengkaji frekuensi pernafasan ibu sebelum dan sesudah hamil, apakah
ibu mengalami sesak nafas atau kesulitan bernafas saat hamil
2. Nutrisi (makan dan minum)
Mengkaji asupan nutrisi makanan ibu sebelum dan sesudah hamil,
mengkaji pola makan dan minum ibu sebelum dan sesudah hamil
3. Eliminasi (BAB&BAK)
Mengkaji BAB pasien sebelum dan sesudah hamil, apakah lancar atau
tidak, warna dan konsistensi feses. Mengkaji BAK pasien sebelum dan
sesudah hamil, frekuensi BAK, warna dan bau urin.
4. Gerak badan
Mengkaji pasien apakah sering melakukan gerak badan dan mengikuti
kelas ibu hamil
5. Istirahat dan Tidur
Mengkaji lamanya pasien tidur dan apakah ada gangguan saat tidur
sebelum dan sesudah hamil, dan penghantar tidur pasien
6. Berpakaian
Mengkaji pasien apkah menggunakan pakaian yang sopan dan
nyaman, apakah pasien sering mengganti pakaian dalam pasien.
7. Rasa Nyaman/Aman
Mengkaji pasien apakah pasien mengalami nyeri atau tidak selama
kehamilan. Mendapatkan rasa aman dari keluarga
8. Kebersihan Diri
Mengkaji pasien berapa kali pasien mandi dalam satu hari dan berapa
kali melakukan vulva hygine dalam sehari.
9. Pola Komunikasi/ Hubungan dengan Orang Lain
Mengkaji pasien apakah selama kehamilan ini mendapat dukungan
dan tetap berinteraksi dengan baik pada keluarga, suami maupun
kerabat dekat.
10. Ibadah
Mengkaji bagaimana pasien meyakini kehamilannya ini dalam
kepercayaannya
11. Produktivitas
Mengkaji pasien apakah selama hamil pasien tetap melakukan
pekerjaannya sebagai IRT atau pekerja lainnya.
12. Rekreasi
Mengkaji pasien apakah pasien selama hamil sering melakukan
rekreasi.
13. Kebutuhan belajar
Mengkaji pasien apakah pasien mengerti dan memahami mengenai
kehamilan yang sedang pasien alami.
6) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
1. Muka: adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat
atau merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2. Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran
kelenjar gondok dan limpe.
3. Dada : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu, keadaan puting susu, adakah kolostrum
4. Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas
operasi apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran
hepar), epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien),
lumbal kanan dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis),
hipokondria, iliaka kiri (scibala).
5. Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping,
keadaan pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau
kontraksi uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6. Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus..
7. Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat
paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan
dehidrasi.
b) Palpasi
1. Untuk menentukan besarnya rahim dan dengan ini
menentukan usia kehamilan, menentukan letaknya anak dalam Rahim
2. Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis
pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3. Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU
secara internasional
1) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
2) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
3) 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
4) 24 minggu – setinggi pusat
5) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
6) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
7) 36 minggu – 3 jari dibawah px
8) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4. Menurut Leopold
1) Leopold I
Untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa yang
di fundus.
2) Leopold II
Untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil.
3) Leopold III
Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu atas
panggul.
4) Leopold IV
• Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
• Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
• Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.

• Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian


terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
 Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
 Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
 Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul
• Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
c. Auskultasi
• Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
• Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit
atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2)

7) Data Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan USG
8) Diagnosis Medis
9) Pengobatan

2. ANALISA DATA (DIAGNOSA KEPERAWATAN)


a. Risiko difisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
b. Nausea berhubungan dengan kehamilan
c. Risiko hypovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan, kekurangan intake
cairan
d. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kurang informasi
e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
f. Konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan asupan serat, ketidakadekuatan
asupan cairan
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh
h. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
i. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
j. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih

3. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi
Indonesia (SLKI) Keperawatan Indonesia
(SLKI)
1 Risiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Gangguan
keperawatan selama Makan
Definisi: …… x …….… maka Observasi
Berisiko mengalami asupan  Monitor asupan dan
Status Nutrisi Membaik
nutrisi tidak cukup untuk keluarnya makanan dan
dengan kriteria hasil:
memenuhi kebutuhan cairan serta kebutuhan
metabolism.  Porsi makanan yang kalori
dihabiskan meningkat (5)

Faktor risiko:  Berat badan meningkat (5) Terapeutik


 Ketidakmampuan menelan  Timbang berat badan
 Frekuensi makan membaik
makanan secara rutin
(5)
 Ketidakmampuan  Diskusikan perilaku
mencerna makanan  Nafsu makan membaik (5) makan dan jumlah
 Ketidakmampuan aktivitas fisik yang sesuai
mengabsorbsi nutrient  Lakukan kontrak perilaku
 Peningkatan kebutuhan Nafsu Makan Membaik (mis. Target berat badan)
metabolism dengan kriteria hasil:

 Faktor ekonomi (mis.  Keinginan makan membaik Edukasi


Finansial tidak (5)  Ajarkan pengaturan diet
mencukupi) yang tepat
 Asupan makanan membaik
 Faktor psikologis (mis.  Ajarkan keterampilan
(5)
Stress, keengganan untuk koping untuk penyelesaian
makan) masalah perilaku makan
Kolaborasi
Kondisi klinis terkait  Kolaborasi dengan ahli
 Stroke gizi tentang target berat
 Parkinson badan, kebutuhan kalori,
 Mobius syndrome dan pilihan makanan

 Cerebral palsy
 Cleft lip
Manajemen Nutrisi
 Cleft palate
Observasi
 Amyotropic lateral  Identifikasi status nutrisi
sclerosis  Identifikasi alergi dan
 Kerusakan neuromuscular intoleransi makanan
 Luka bakar  Identifikasi makanan yang
 Kanker disukai
 Infeksi  Identifikasi kebutuhan
 AIDS kalori dan jenis nutrient

 Penyakit Crohn’s  Monitor asupan makanan

 Enterokilitis  Monitor berat badan

 Fibrosis kistik  Monitor hasil pemeriksaan


laboratorium

Terapeutik
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu

Edukasi
 Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

2 Nausea Setelah dilakukan asuhan Manajemen Mual


keperawatan selama Observasi
Definisi: …… x …….… maka  Identifikasi pengalaman
Perasaan tidak nyaman pada mual
Tingkat Nausea Menurun
bagian belakang tenggorok  Identifikasi faktor
dengan kriteria hasil:
atau lambung yang dapat penyebab mual
 Nafsu makan meningkat (5)
mengakibatkan muntah  Monitor mual
 Keluhan mual menurun (5)
 Monitor asupan nutrisi dan
 Perasaan ingin muntah
Penyebab: kalori
menurun (5)
 Gangguan biokimiawi
(mis. Uremia, ketoasidosis Terapeutik
Kontrol Mual/Muntah
diabetic)  Kendalikan faktor
Meningkat dengan kriteria
 Gangguan pada esophagus lingkungan penyebab
hasil:
 Distensi lambung mual
 Kemampuan mengenali
 Iritasi lambung  Kurangi atau hilangkan
gejala meningkat (5)
 Gangguan pancreas faktor penyebab mual
 Kemampuan mengenali
 Peregangan kapsul limpa  Berikan makanan dalam
penyebab/pemicu
 Tumor terlokalisasi (mis. jumlah kecil dan menarik
meningkat (5)
Neuroma akustik, tumor  Berikan makanan dingin,
 Kemampuan melakukan
otak primer atau sekunder, cairan bening, tidak
tindakan untuk mengontrol
metastasis tulang di dasar berbau, dan tidak
mual/muntah meningkat (5)
tengkorak) berwarna, jika perlu
 Menghindari faktor
 Peningkatan tekanan penyebab/pemicu
intraabdominal (mis. Edukasi
meningkat (5)
Keganasan intraabdomen)  Anjurkan makanan tinggi
 Peningkatan tekanan karbohidrat dan rendah
intracranial Nafsu Makan Membaik lemak
 Peningkatan tekanan dengan kriteria hasil:  Ajarkan penggunaan
intraorbital (mis. teknik nonfarmakologis
 Keinginan makan membaik
Glaucoma) untuk mengatasi mual
(5)
 Mabuk perjalanan
 Asupan makanan membaik Manajemen Muntah
 Kehamilan
(5) Observasi
 Aroma tidak sedap
 Rasa makanan/minuman  Kemampuan menikmati  Identifikasi karakteristik

yang tidak enak makanan membaik (5) muntah

 Stimulus penglihatan tidak  Periksa volume muntah

menyenangkan  Identifikasi faktor


Status Nutrisi Membaik
 Faktor psikologis (mis. dengan kriteria hasil: penyebab muntah

Kecemasan, ketakutan,  Monitor efek manajemen


 Porsi makanan yang
stress) muntah secara menyeluruh
dihabiskan meningkat (5)
 Efek agen farmakologis  Monitor keseimbangan
 Berat badan meningkat (5) cairan dan elektrolit
 Efek toksin
 Frekuensi makan membaik
Gejala dan Tanda Mayor: (5) Terapeutik

Subjektif  Control faktor penyebab


 Nafsu makan membaik (5)
 Mengeluh mual muntah

 Merasa ingin muntah  Kurangi atau hilangkan


keadaan penyebab muntah
 Tidak berminat makan
 Berikan kenyamanan

Objektif: selama muntah

Tidak tersedia  Berikan cairan yang tidak


mengandung karbonasi

Gejala dan Tanda Minor: minimal 30 menit setelah

Subjektif: muntah

 Merasa asam di mulut


Edukasi
 Sensasi panas/dingin
 Anjurkan membawa
 Sering menelan
kantong plastic untuk
Objektif: menampung muntah
 Saliva meningkat  Anjurkan memperbanyak
 Pucat istirahat
 Diaphoresis  Ajarkan penggunaan
 Takikardia teknik nonfarmakologis

 Pupil dilatasi untuk mengelola muntah

Kondisi klinis terkait: Kolaborasi

 Meningitis
 Labirinitis
 Uremia
 Ketoasidosis diabetic
 Ulkus peptikum
 Penyakit esophagus
 Tumor intraabdomen
 Penyakit Meniere
 Neuroma akustik
 Tumor otak
 Kanker
 Glaucoma
3 Risiko Hipovolemia Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipovolemia
keperawatan selama
Observasi
Definisi : … x … jam diharapkan risiko
 Periksa tanda dan gejala
Berisiko mengalami penurunan hipovolemia membaik dengan
hipovolemia (mis.
volume cairan intravascular, kriteria hasil :
Frekuensi nadi meningkat,
interstisial, dan/atau
nadi teraba lemah, tekanan
intraselular. Status Cairan :
darah menurun, tekanan
 Kekuatan nadi meningkat
Faktor risiko : nadi menyempit, turgor
(5)
 Kehilangan cairan kulit menurun, membrane
 Turgor kulit meningkat (5)
secara aktif mukosa kering, volume
 Output urine meningkat (5)
 Gangguan absorbs urine menurun, hematocrit
 Pengisian vena meningkat
cairan (5) meningkat, haus, lemah)
 Usia lanjut  Ortopnea menurun (5)  Monitor intake dan output
 Kelebihan berat badan  Dyspnea menurun (5) cairan
 Status hipermetabolik  Paroxysmal nocturnal
 Kegagalan mekanisme dyspnea (PND) menurun Terapeutik

regulasi (5)  Hitung kebutuhan cairan

 Evaporasi  Edema anasarka menurun  Berikan posisi modified

 Kekuraangan intake (5) trendelenburg

cairan  Edema perifer menurun (5)  Berikan asupan cairan oral

 Efek agen  Berat badan menurun (5)


faarmakologi  Distensi vena jugularis Edukasi

menurun (5)  Anjurkan memperbanyak


Kondisi klinis terkait  Suara napas tambahan asupan cairan oral

 Penyakit addison menurun (5)  Anjurkan menghindari

 Trauma/perdarahan  Kongesti paru menurun (5) perubahan posisi mendadak

 Luka bakar  Perasaan lemah menurun


(5) Kolaborasi
 AIDS
 Keluhan haus menurun (5)  Kolaborasi pemberian
 Penyakit crohn
cairan IV isotonis (mis.
 Muntah  Konsentrasi urine menurun
NaCl, RL)
 Diare (5)
 Kolaborasi pemberian
 Kolitis ulseratif  Frekuensi nadi membaik
cairan Iv hipotonis (mis.
(5)
Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
 Tekanan darah membaik
 Kolaborasi pemberian
(5)
cairan koloid (mis.
 Tekanan nadi membaik (5)
Albumin, plasmanate)
 Membran mukosa membaik
 Kolaborasi pemberian
(5)
produk darah
 Jugular venous pressure
(JVP) membaik (5)
Pemantauan cairan
 Kadar Hb membaik (5)
 Kadar Ht membaik (5)
Observasi
 Cental venous pressure
 Monitor frekuensi dan
membaik (5)
 Refluks hepatojugular kekuatan nadi
membaik (5)  Monitor frekuensi napas
 Berat badan membaik (5)  Monitor tekanan darah
 Hepatomegali membaik (5)  Monitor berat badan
 Oliguria membaik membaik  Monitor waktu pengisian
(5) kapiler
 Intake cairan membaik (5)  Monitor elastisitas atau
 Status mental membaik turgor kulit
membaik (5)  Monitor jumlah, warna dan
Suhu tubuh membaik membaik berat jenis urine
membaik (5)
 Monitor kadar albumin dan
protein total
 Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas
serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
 Monitor intake dan output
cairan
 Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor
kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun, hematocrit
meningkat, hasu, lemah,
konsentrasi urine
meningkat, berat badan
menurun dalam waktu
singkat)
 Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia (mis.
Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP meningkat,
reflex hepatojugular positif,
berat badan menurun dalam
waktur singkat)
 Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan
(mis. Prosedur pembedahan
mayor, trauma?perdarahan,
luka bakar, aferesis,
obstruksi intestinal,
peradangan pancreas,
penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal)

Terapeutik
 Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
4 Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan asuhan Reduksi Ansietas
keperawatan selama
Definisi: Observasi
…… x …….… maka
Kondisi emosi dan
 Identifikasi saat tingkat
pengalaman subyektif individu Tingkat Ansietas Menurun
ansietas berubah (mis.
terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi dengan kriteria hasil: Kondisi, waktu, stressor)
bahaya yang memungkinkan  Identifikasi kemampuan
1. Verbalisasi kebingungan
individu melakukan tindakan mengambil keputusan
menurun (5)
untuk menghadapi ancaman  Monitor tanda-tanda
2. Verbalisasi khawatir akibat
ansietas (verbal dan
kondisi yang dihadapi
Penyebab: nonverbal)
menurun (5)
 Krisis situasional
3. Perilaku gelisah menurun Terapeutik
 Kebutuhan tidak (5)
terpenuhi  Ciptakan suasana
4. Perilaku tegang menurun (5)
 Krisis maturasional terapeutik untuk
5. Konsentrasi membaik (5)
 Ancaman terhadap konsep menumbuhkan kpercayaan
6. Pola tidur membaik (5)
diri  Temani pasien untuk
Dukungan Sosial Meningkat mengurangi kecemasan,
 Ancaman terhadap
dengan kriteria hasil: jika memungkinkan
kematian
 Kekhawatiran mengalami 1. Kemampuan meminta  Pahami situasi yang

kegagalan bantuan pada orang lain membuat ansietas

 Disfungsi system keluarga meningkat (5) dengarkan dengan penuh

2. Bantuan yang ditawarkan perhatian


 Hubungan orang tua-anak
tidak memuaskan oleh orang lain meningkat  Gunakan pendekatan yang
(5) tenang dan meyakinkan
 Faktor keturunan
(temperamen, mudah 3. Dukungan emosi yang  Tempatkan barang pribadi

teragitasi sejak lahir) disediakan oleh orang lain yang memberikan


meningkat (5) kenyamanan
 Penyalahgunaan zat
 Motivasi mengidentifikasi
 Terpapar bahaya
situasi yang memicu
lingkungan (mis. Toksik,
kecemasan
polutan, dan lain-lain)
 Diskusikan perencanaan
 Kurang terpapar informasi
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Gejala dan Tanda Mayor:
Subjektif: Edukasi
 Merasa bingung
 Jelaskan prosedur,
 Merasa khawatir dengan
termasuk sensasi yang
akibat dari kondisi yang
dihadapi mungkin dialami
 Sulit berkonsentrasi  Informasikan secara
Objektif: faktual mengenai
 Tampak gelisah diagnosis, pengobatan, dan
 Tampak tegang prognosis

 Sulit tidur  Anjurkan keluarga untuk


bersama pasien, jika perlu

Gejala dan Tanda Minor:  Anjurkan melakukan


Subjektif: kegiatan yang tidak

 Mengeluh pusing kompetitif, sesuai

 Anoreksia kebutuhan

 Palpitasi  Anjurkan mengungkapkan


perasaan dan persepsi
 Merasa tidak berdaya
 Latih kegiatan pengalihan
Objektif:
untuk mengurangi
 Frekuensi nadi meningkat
ketegangan
 Frekuensi napas
 Laruhan penggunaan
meningkat
mekanisme pertahanan diri
 Tekanan darah meningkat
yang tepat
 Diaphoresis
 Latih teknik relaksasi
 Tremor
 Muka tampak pucat Kolaborasi
 Suara bergetar
 Kolaborasi pemberian obat
 Kontak mata buruk antlansietas, jika perlu
 Sering berkemih
 Berorientasi pada masa
lalu Terapi Relaksasi

Observasi
Kondisi Klinis Terkait:
 Penyakit kronis progresif  Identifikasi penurunan

(mis. Kaner, penyakit tingkat energy,

autoimun) ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala
 Penyakit akut
lain yang mengganggu
 Hospitalisasi kemampuan kognitif
 Rencana operasi  Identifikasi teknik
 Kondisi diagnosis relaksasi yang pernah
penyakit belum jelas efektif digunakan

 Penyakit neurologis  Identifikasi kesediaan,

 Tahap tumbuh kembang kemampuan, dan


penggunaan teknik
sebelumnya
 Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
 Monitor respons terhadap
terapi relaksasi

Terapeutik

 Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
 Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
 Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi

 Jelaskan tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. Music,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
 Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
 Anjurkan mengambil
posisi nyaman
 Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
 Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
 Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis.
Napas dalam, peregangan,
atau imajinasi terbimbing)

Dukungan Emosional

Observasi

 Identifikasi fungsi maarah,


frustasi, dan amuk bagi
pasien
 Identifikasi hal yang telah
memicu emosi

Terapeutik
 Fasilitasi mengungkapkan
perasaan cemas, marah,
atau sedih
 Buat pernyataan suportif
atau empati selama fase
berduka
 Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
(mis. Merangkul,
menepuk-nepuk)
 Tetap bersama pasien dan
pastikan keamanan selama
ansietas, jika perlu
 Kurangi tuntutan berpikir
saat sakit atau lelah

Edukasi

 Jelaskan konsekuensi tidak


menghadapi rasa bersalah
dan malu
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan yang dialami
(mis. Ansietas, marah,
sedih)
 Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola
respons yang biasa
digunakan
 Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
Kolaborasi

 Rujuk untuk konseling,


jika perlu

5 Defisit Pengetahuan (D.0111) Setelah dilakukan tindakan Bimbingan Sistem Kesehatan


tentang: keperawatan selama .... X ....
Observasi
jam menit diharapkan Tingkat
 Kehamilan dan Persalinan
Pengetahuan Meningkat  Identifikasi masalah
 Kesehatan maternal pasca
dengan kriteria hasil : kesehatan individu,
persalinan
keluarga dan masyarakat
 Kesehatan maternal Tingkat Pengetahuan :
 Identifikasi inisiatif
prekonsepsi  Perilaku sesuai anjuran individu, keluarga dan
Definisi: meningkat (5) masyarakat
Keadaan atau kurangnya  Kemampuan menjelaskan  Libatkan kolega atau
informasi kognitif yang pengetahuan tentang suatu teman untuk membimbing
berkaitan dengan topic tertentu topik meningkat (5) dalam pemenuhan
 Perilaku sesuai dengan kebutuhan kesehatan
Penyebab: pengetahuan meningkat (5)  Siapkan pasien untuk
 Keterbatasan kognitif mampu berkolaborasi dan
 Gangguan fungsi kognitif bekerjasama dalam
Tingkat Kepatuhan
 Kekeliruan mengikuti pemenuhan kebutuhan
 Verbalisasi kemampuan kesehatan
anjuran
mematuhi program
 Kurang terpapar informasi
perawatan atau pengobatan
 Kurang minat dalam Terapeutik
 Perilaku mengikuti
belajar
program perawatan  Fasilitasi pemenuhan
 Kurang mampu
 Perilaku menjalankan kebutuhan kesehatan
mengingat
anjuran  Fasilitasi pemenuhan
 Ketidaktahuan
kebutuhan kesehatan
menemukan sumber
mandiri
informasi
Edukasi

Gejala dan Tanda Mayor:  Bimbing untuk


Subjektif: bertanggung jawab
 Menanyakan masalah mengidentifikasi dan
yang dihadapi mengembangkan
Objektif: kemampuan memecahkan
 Menunjukkan perilaku masalah kesehatan secara
tidak sesuai anjuran mandiri
 Menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap
Edukasi Kesehatan
masalah
Observasi

Gejala dan Tanda Minor:  Identifikasi kesiapan dan


Subjektif: kemampuan menerima
Tidak tersedia informasi
Objektif:  Identifikasi faktor-faktor
 Menjalani pemeriksaan yang dapat meningkatkan
yang tidak tepat dan menurunkan motivasi
 Menunjukan perilaku perilaku hidup bersih dan
berlebihan (mis. Apatis, sehat
bermusuhan, agitasi,
Terapeutik
hysteria)
 Sediakan materi dan media
Kondisi Klinis Terkait: pendidikan kesehatan
 Kondisi klinis yang baru  Jadwalkn pendidikan
dihadapi oleh klien kesehatan sesuai
 Penyakit akut kesepakatan
 Penyakit kronis  Berikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi

 Jelaskan faktor risiko yang


dapat mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

Edukasi Dehidrasi

Observasi

 Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi

Terapeutik

 Persiapkan materi, media,


dan alat serta formulir
balance cairan
 Tentukan waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
 Berikan kesempatan
pasien dan keluarga
bertanya

Edukasi

 Jelaskan tanda gejala


dehidrasi
 Anjurkan tidak hanya
minum air saat haus, jika
sedang berolahraga atau
beraktivitas berat
 Anjurkan memperbanyak
minum
 Anjurkan memperbanyak
konsumsi buah yang
mengandung banyak air
(mis. Semangka, papaya)
 Ajarkan cara pemberian
oralit, jika perlu
 Ajarkan menilai status
hidrasi berdasarkan warna
urine

Edukasi Keamanan Bayi

Observasi

 Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi

Terapeutik

 Persiapkan materi dan


media pendidikan
kesehatan
 Tentukan waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
 Berikan kesempatan
pasien dan keluarga
bertanya

Edukasi

 Anjurkan selalu
mengawasi bayi
 Anjurkan tidak
meninggalkan bayi
sendirian
 Anjurkan menjauhkan
benda yang berisiko,
membahayakan bayi (mis.
Kantung plastic, karet, tali,
kain, benda-benda kecil,
benda tajam, pembersih
lantai)
 Anjurkan memasang
penghalang pada sisi
tempat tidur
 Anjurkan menutup sumber
listrik yang terjangkau
oleh bayi
 Anjurkan mengatur
perabotan rumah tangga di
rumah
 Anjurkan memberikan
pembatas pada area
berisiko (mis. Dapur,
kamar mandi, kolam)
 Anjurkan menggunakan
kursi dan sabuk pengaman
khususnya saat bayi
berkendara
 Anjurkan penggunaan
sabuk jenganan pada
stroller (kursi dorong
bayi), kursi khusus bayi
dengan aman
 Anjurkan tidak meletakkan
bayi pada tempat tidur
yang tinggi

6 Konstipasi Setelah dilakukan asuhan Manajemen ELeminasi Fekal


keperawatan selama (1.04151)
Definisi :
…… x …….… maka konstipasi Observasi
Penurunan defekasi normal
teratasi dengan kriteria hasil:
yang disertai pengeluaran feses  Identifikasi masalah
sulit dan tidak tuntas serta  Kontrol pengeluaran usus dan penggunaan
feses kering dan banyak. feses meningkat (5) obat pencahar
 Keluhan defekasi lama  Identifikasi pengobatan
Penyebab :
dan sulit menurun (5) yang berefek pada
Fisiologis :
 Mengejan saat defekasi kondisi gastrointestinal
 Penurunan motilitas menurun (5)  Monitor buang air besar
gastrointestinal  Konsistensi feses (mis. warna, frekuensi,
 Ketidakadekuatan membaik (5) konsistensi, volume)
pertumbuhan gigi  Frekuensi defekasi  Monitor tanda dan
 Ketidakcukupan diet membaik (5) gejala diare, konstipasi

 Ketidakcukupan  Peristaltik usus membaik atau impaksi

asupan serat (5) Terapeutik

 Ketidakcukupan 
 Berikan air hangat
asupan cairan setelah makan
 Aganglionik (mis.  Jadwalkan waktu
Penyakit Hircsprung) defekasi bersama pasien
 Kelemahan otot  Sediakan makanan
abdomen. tinggi serat
Psikologis : Edukasi

 Konfusi  Jelaskan jenis makanan


 Depresi yang membantu
 Gangguan emosional meningkatkan
Situasional : keteraturan peristaltic
usus
 Perubahan kebiasaan
makan (mis. Jenis  Anjurkan mencatat
makanan, jadwal warna, frekuensi,
makan ) konsistensi , volume
 Ketidakadekuatan feses
toileting.  Anjurkan meningkatkan
 Aktivitas fisik harian aktifitas fisik sesuai
kurang dari yang toleransi
dianjurkan  Anjurkan pengurangan
 Penyalahgunaan asupan makanan yang
laksatif meningkatkan
 Efek agen farmakologis pembentukan gas
 Ketidakteraturan  Anjurkan mengkonsumi
kebiasaan defekasi makanan yang
 Kebiasaan menahan mengandung tinggi
dorongan defekasi serat
 Kebiasaan menahan  Anjurkan meningkatkan
dorongan defekasi asupan cairan, jika
 Perubahan lingkungan tidak ada

Gelaja dan tanda mayor : kontraindikasi


Kolaborasi
Subjektif :
 Kolaborasi pemberian
 Defekasi kurang dari 2
obat supositoria anal,
kali seminggu
jika perlu
 Pengeluaran feses lama
Manajemen konstipasi
dan sulit
(1.0415)
Objektif :
Observasi
 Feses keras
 Peristaltic usus  Periksa tanda dan gejala

menurun konstipasi

Gejala dan tanda minor :  Periksa pergerakan


usus, karakteristik feses
Subjektif :
(konsistensi, bentuk ,
 Mengejan saat defekasi volume, dan warna)
Objektif :  Identifikasi faktor
resiko konstipasi (mis.
 Distensi abdomen
obat – obatan, tirah
 Kelemahan umum ]
baring dan diet rendah
teraba massa pada
serat)
rektal.
 Monitor tanda dan
Kondisi klinis terkait :
gejala rupture usu dan
 Lesi / cedera pada atau peritonitis
medulla spinalis Terapeutik
 Spina bifida
 Anjurkan diet tinggu
 Stroke
serat
 Sklerosis multipel
 Lakukan masase
 Penyakit Parkinson
abdomen, jika perlu
 Demensia
 Lakukan evakuasi feses
 Hiperparatiroidisme
secara manual , jika
 Hipoparatiroidisme perlu
 Ketidak seimbangan  Berikan enema atau
elektrolit irigasi, jika perlu
 Hemoroid Edukasi
 Obesitas
 Jelaskan etiologi
 Pasca operasi obstruksi
masalah dan alasan
bowel
tindakan
 Kehamilan
 Anjurkan peningkatam
 Pembesaran prostat
asupan cairan ,jika tidak
 Abses rektal
ada kontraindikasi
 Fisura anorektal
 Latih buang air besar
 Striktura anorektal secara teratur
 Prolaps rektal  Ajarkan cara mengatasi
 Ulkus rektal konstipasi/ impaksi
 Rektokel Kolaborasi
 Tumor
 Konsultasi dengan tim
 Penyakit Hircsprung
medis tentang
 Impaksi feses. penurunan /
peningkatan frekuensi
suara usus
 Kolaborasi penggunaan
obat pencahar, jika
perlu
7 Gangguan Citra Tubuh Setelah dilakukan asuhan Promosi Citra Tubuh
(D.0083) keperawatan selama
Observasi
…… x …….… maka
Definisi:
 Identifikasi harapan citra
Perubahan persepsi tentang Citra Tubuh Meningkat
tubuh berdasarkan tahap
penampilan, struktur, dan dengan kriteria hasil:
perkembangan
fungsi fisik individu
1. Melihat bagian tubuh  Identifikasi budaya,
membaik (5) agama, jenis kelamin, dan
Penyebab:
2. Verbalisasi perasaan umur terkait citra tubuh
 Perubahan struktur/bentuk
negative tentang perubahan  Identifikasi perubahan
tubuh (mis. Amputasi,
tubuh menurun (5) citra tubuh yang
trauma, luka bakar,
3. Menyembunyikan bagian mengakibatkan isolasi
obesitas, jerawat)
tubuh berlebihan menurun social
 Perubahan fungsi tubuh
(5)  Monitor frekuensi
(mis. Proses penyakit,
pernyataan kritik terhadap
kehamilan, kelumpuhan)
diri sendiri
 Perubahan fungsi kognitif Berat Badan Membaik dengan
 Monitor apakah pasien
 Ketidaksesuaian budaya, kriteria hasil:
bisa melihat bagian tubuh
keyakinan atau system
1. Berat badan membaik (5) yang berubah
nilai
2. Tebal lipatan kulit membaik
 Transisi perkembangan Terapeutik
(5)
 Gangguan psikososial  Diskusikan perubahan
3. Indeks massa tubuh
 Efek tindakan/pengobatan membaik (5) tubuh dan fungsinya
(mis. Pembedahan,  Diskusikan perbedaan
kemoterapi, terapi radiasi) penampilan fisik terhadap
Harga Diri Meningkat dengan harga diri
Gejala dan Tanda Mayor: kriteria hasil:  Diskusikan perubahan
Subjektif: akibat pubertas,
1. Penilaian diri positif
 Mengungkapkan meningkat (5) kehamilan, dan penuaan
kecacatan/kehilangan 2. Perasaan memiliki  Diskusikan kondisi stress
bagian tubuh kelebihan atau kemampuan yang mempengaruhi citra
Objektif: positif meningkat (5) tubuh (mis. Luka,
 Kehilangan bagian tubuh 3. Penerimaan penilaian positif penyakit, pembedahan)
 Fungsi/struktur tubuh terhadap diri sendiri  Diskusikan cara
berubah/hilang meningkat (5) mengembangkan harapan
Gejala dan Tanda Minor: 4. Minat mencoba hal baru citra tubuh secara realistis
Subjektif: meningkat (5)  Diskusikan persepsi pasien
 Tidak mau 5. Berjalan menampakkan dan keluarga tentang
mengungkapkan wajah meningkat (5) perubahan citra tubuh
kecacatan/kehilangan 6. Postur tubuh menampakkan
Edukasi
bagian tubuh wajah meningkat (5)

 Mengungkapkan perasaan 7. Perasaan malu menurun (5)  Jelaskan kepada keluarga

negative tentang 8. Perasaan bersalah menurun tentang perawatan

perubahan tubuh (5) perubahan citra tubuh

 Mengungkapkan 9. Perasaan tidak mampu  Anjurkan mengungkapkan

kekhawatiran pada melakukan apapun menurun gambaran diri terhadap

penolakan/reaksi orang (5) citra tubuh

lain  Anjurkan menggunakan


Meremehkan kemampuan
 Mengungkapkan alat bantu (mis. Pakaian,
mengatasi masalah menurun (5)
perubahan gaya hidup wig, kosmetik)

Objektif:  Anjurkan mengikuti

 Menyembunyikan/ kelompok pendukung

menunjukkan bagian (mis. Kelompok sebaya)

tubuh secara berlebihan  Latih fungsi tubuh yang

 Menghindari melihat dimiliki

dan/atau menyentuh  Latih peningkatan


bagian tubuh penampilan diri (mis.

 Focus berlebihan pada Berdandan)

perubahan tubuh  Latih pengungkapan

 Respon nonverbal pada kemampuan diri kepada

perubahan dna persepsi orang lain maupun


tubuh kelompok
 Focus pada penampilan
dan kekuatan masa lalu
 Hubungan social berubah

Kondisi Klinis Terkait:


 Mastektomi
 Amputasi
 Jerawat
 Parut atau luka bakar
yang terlihat
 Obesitas
 Hiperpigmentasi pada
kehamilan

9 Pola Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Napas
keperawatan selama ….. x ….. (I.01011)
Penyebab maka pola napas membaik Tindakan:
□ Depresi pusat pernapasan dengan kriteria hasil: Observasi:
□ Hambatan upaya napas □ Monitor pola napas
□ Defomitas dinding dada Pola napas L.01004 (frekuensi, kedalaman,
□ Defomitas tulang dada □ Dispnea menurun (5) usaha napas)
□ Gangguan neuromuskular □ Penggunaan otot bantu □ Monitor bunyi napas
□ Gangguan neurologis napas menurun (5) tambahan (mis. gurgling,
□ Imaturitas neurologis □ Pemanjangan fase mengi, wheezing, ronchi
□ Penurunan energi ekspirasi menurun (5) kering)
□ Obesitas □ Ortopnea menurun (5) □ Monitor sputum (jumlah,
□ Posisi tubuh yang □ Pernapasan cuping hidung warna, aroma)
meghambat ekspansi paru menurun (5)
□ Sindrom hipoventilasi □ Frekuensi napas membaik Terapeutik:
□ Kerusakan inervasi (5) □ Pertahankan kepatenan
diafragma □ Kedalaman napas jalan napas dengan head-
□ Cedera pada medula membaik (5) tilt dan chin-lift (jaw-thrust
spinalis jika curiga trauma servical)
□ Efek agen farmakologis □ Posisikan semi-fowler atau
□ Kecemasan fowler
□ Berikan minum hangat
Gejala dan Tanda Mayor □ Lakukan fisioterapi dada,
Subjektif jika perlu
□ Dispnea □ Lakukan penghisapan
Objektif lendiri kurang dari 15 detik
□ Penggunaan otot bantu jalan □ Lakukan hiperoksigenasi
pernapasan sebelum penghisapan
□ Fase ekspirasi memanjang endotrakeal
□ Pola napas abnormal □ Keluarkan sumbatan
benda pada dengan forsep
Gejala dan Tanda Minor McGill
Subjektif □ Berikan oksigen, jika
□ Ortopnea perlu
Objektif
□ Pernapasan pursed-lip Edukasi:
□ Pernapasan cuping hidung □ Anjurkan asupan cairan
□ Diameter thoraks anterior- 2000 ml/hari, jika tidak
posterior meningkat kontraindikasi
□ Ventilasi semenit menurun □ Ajarkan tehnik batuk
□ Kapasitas vital menurun efektif
□ Tekanan Kolaborasi:
ekspirasi menurun □ Kolaborasi pemberian
□ Tekanan bronkodilator, ekspektoran,
inspirasi menurun mukolitik, jika perlu
□ Ekskursi dada berubah.
Pemantauan Respirasi
Kondisi Klinis Terkait I.01014
□ Depresi sistem saraf Tindakan:
□ Cedera Kepala Observasi:
□ Trauma thoraks □ Monitor frekuensi, irama,
□ Gullian bare sydrome kedalam dan upaya napas
□ Mutiple sclerosis □ Monitor kemampuan batuk
□ Myasthenia gravi efektif
□ Stroke □ Monitor adanya produksi
□ Kuadriplegia sputum
□ Intosikasi alkohol □ Monitor adanya sumbatan
jalan napas
□ Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
□ Monitor pola napas
□ Monitor saturasi oksigen
□ Monitor AGD
□ Monitor x-ray thoraks

Terapeutik:
□ Atur internal pemantau
respirasi sesuai kondisi
pasien
□ Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi:
□ Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan.

10 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


keperawatan selama .... X ....
Observasi
jam menit diharapkan
Definisi:  Identifikasi lokasi,
Tingkat Nyeri Menurun
karakteristik, durasi,
Pengalaman sensorik atau (L.08066) dengan kriteria hasil :
frekuensi, kualitas ,
emosional yang berkaitan
 Keluhan nyeri (5) intensitas nyeri
dengan kerusakan jaringan
 Identifikasi skala nyeri
actual atau fungsional dengan  Meringis (5)
onset mendadak atau lambat  Sikap protektif (5)  Identifikasi respons nyeri

dan berintensitas ringan hingga  Gelisah (5) non verbal

berat yang berlangsung kurang  Frekuensi nadi (5)  Identifikasi faktor yang
dari 3 bulan. memperberat nyeri dan
Kontrol Nyeri Meningkat memperingan nyeri
(L.08063) dengan kriteria hasil :  Identifikasi pengetahuan
Penyebab:  Melaporkan nyeri terkontrol dan keyakinan tentang

 Agen pencedera fisiologis (5) nyeri

(mis. Inflamasi, iskemia,  Kemampuan menggunakan  Identifikasi pengaruh


neoplasma) teknik non-farmakologis (5) budaya terhadap respon

 Agen pencedera kimiawi nyeri

(mis. Terbakar, bahan  Identifikasi pengaruh nyeri


kimia iritan) pada kualitas hidup

 Agen pencedera fisik  Monitor keberhasilan


(mis. Abses, amputasi, terapi komplementer yan
terbakar, terpotong, sudah diberikan
mengangkat berat,  Monitor efek samping
prosedur operasi, trauma, penggunaan analgetik
latihan fisik berlebihan) Terapeutik

 Berikan teknik
Gejala dan Tanda Mayor
nonfarmakologis untuk
Subjektif mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
 Mengeluh nyeri*
akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
Objektif
aromaterapi, teknik
 Tampak meringis
imajinasi terbimbing,
 Bersikap protektif (mis.
kompres hangat/dingin,
Waspada, posisi
terapi bermain)
menghindari nyeri)
 Kontrol lingkungan yang
 Gelisah
memperberat rasa nyeri
 Frekuensi nadi meningkat
(mis. Suhu ruangan,
 Sulit tidur pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitas istirahat dan tidur
Gejala dan Tanda Minor  Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
Subjektif pemilihan strategi
meredakan nyeri
Tidak tersedia

Objektif
Edukasi
 Tekanan darah meningkat
 Jelaskan penyebab,
 Pola napas berubah
periode, dan pemicu
 Nafsu makan berubah
 Jelaskan strategi
 Proses berpikir terganggu
meredakan nyeri
 Menarik diri
 Anjurkan memonitor nyeri
 Berfokus pada diri sendiri
secara mandiri
 Diaphoresis
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Kondisi klinis terkait
 Ajarkan teknik
 Kondisi pembedahan nonfarmakologis untuk
 Cedera traumatis mengurangi rasa nyeri

 Infeksi
 Sindrom coroner akut Kolaborasi
 Glaucoma
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Pemberian Analgesik

Observasi

 Identifikasi karakteristik
nyeri (mis. Pencetus,
pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi,
durasi)
 Identifikasi riwayat alergi
obat
 Identifikasi kesesuaian
jenis analgesic (mis.
Narkotika, non narkotika,
atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
 Monitor tanda tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
 Monitor efektifitas
analgesik

Terapeutik

 Diskusikan jenis analgesic


yang disukai untuk
mencapai analgesia
optimal, jika perlu
 Pertimbangkan
penggunaan infus kontinu,
atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
 Tetapkan target efektifitas
analgesik untuk
mengoptimalkan respon
pasien
 Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi

 Jelaskan efek terapu dan


efek samping obat
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
11 Ganguan eliminasi Urine Setelah diberikan asuhan Manajemen Eliminasi Urine
keperawatan selama ….x….. (I.04152)
Difinisi
jam diharapkan gangguan Observasi
Disfungsi eliminasi urin eliminasi urine menurun dengan □ Identifikasi tanda dan
kriteria hasil : gejala retensi urine atau
Penyebab
 Peningkatan sensasi berkemi inkontenensia urine
□ Penurunan kapasitas (5) □ Identifikasi faktor yang
kandung kemih  Penurunan desakan kandung menyeebabkan retensi urine
kemih (5) dan inkontenesia urine
□ Iritasi kandung kemih
 Penurunann distensi kandung □ Monitor eliminasi urine
□ Penurunan kemampuan kemih (5) ( frekuensi, konsistensi,

 Peningkatan pengeluaran aroma, volume dan warna


menyadari tanda-tanda
urin Terapeutik
gangguan kandung kemih
(1) □ Catat waktu dan haluaran
□ Peningkatan frekuensi BAK berkemih
□ Efek tindakan medis
Membaik (5) □ Batasi asupan cairan
dan diagnostik (mis. operasi □ Karakteristik urin membaik
□ Ambil sampel urine
ginjal , operasi saluran (5) Edukasi

kemih, anestesi, dan obat- □ Apakah ada tanda gejala


obatan) saluran infeksi saluran
kemih
□ Kelemahan otot pelvis □ Ajarakan mengukur asupan
cairan dan haluaran urine
□ Ketidakmampuan
□ Ajarkan mengambil
mengakses toilet (mis. specimen urine

imobilitas) □ Ajarkan mengenali tanda


berkemih dan waktu yang
□ Hambatan lingkungan tepat untuk berkemih
□ Ajarkan terapi modalitas
□ Ketidakmampuan
penguatan otot-otot
mengkomunikasikan panggul
kebutuhan eliminasi □ Anjurkan minum yang
cukup
□ Outlet kandung kemih □ Anjurkan mengurangi
tidak lengkap (mis. anomali minum sebelm tidur
Kolaborasi
saluran kemih kongenital)
□ Kolaborasi pemberian obat
□ Imaturitas (pada anak suposituria uretra jika perlu
usia < 3 tahun) Dukungan perawatan diri
BAK/BAB (I.11349)
Gejala dan Tanda Mayor Observasi
 Identifikasi kebiasaan
Subjektif BAB/BAK sesuai usia
1. Desekan berkemih  Monitor integritas kulit
(Urgensi) pasien
2. Urin menetas Terapeutik

(dribbling)  Buka pakaian yang


diperlukan untuk
3. Sering buang air kecil
memudahkan eliminasi
 Dukung penggunaan
4. Nokturia
toilet/commode/pispot/urina
5. Mengompol l secara konsisten
 Jaga privasi selama
6. Enuresis eliminasi
 Ganti pakaian pasien
Objrktif setelah eliminasi jika perlu
1. Distensi kandung  Bersihkan alat bantu
BAB/BAK setelah
kemih
digunakan
2. Berkemih tidak tuntas  Latih BAB/BAK sesuai
(Hesitancy) jadwal jika perlu
 Sediakan alat bantu (misal
3. Volume residu urin
kateter eksternal, urinal )
meingkat
Gejala dan Tanda Minor jika perlu

Subjektif Edukasi
(tidak tersedia)
 Anjurkan BAB/BAK secara
 
rutin
Objektif
 Anjurkan ke kamar
(tidak tersedia)
 Kondisi Klinis Terkait mandi/toilet jika perlu
1. Infeksi ginjal dan Dukungan perawatan diri :
berpakaian (I.11350)
saluran kemih
Observasi
2. Hiperglikemi
 Identifikasi usia dan budaya
3. Trauma
dalam membantu
berpakaian/berhias
4. Kanker
Terapeutik
5. Cedera/tumor/infeksi
 Sediakan pakaian pada
medula spinalis tempat yang mudah
dijangkau
6. Neuropati diabetikum
 Sediakan pakaian pribadi
sesuai kebutuhan
7. Neuropati alkoholik
 Fasilitasi mengenakan
8. Stroke pakaian jika perlu
 Fasilitasi berhias (mis
9. Parkinson menyisir rambut, merapikan
kumis/jenggot)
10. Skeloris multipel
 Jaga privasi selama
11. Obat alpha adrenergik berpakaian
 Tawarkan untuk laundry
jika perlu
 Berikan pujian terhadap
kemampuan berpakaian
secara mandiri
 
Edukasi
 Informasikan pakaian yang
tersedia untuk dipilih jika
perlu
 Ajarkan mengenakan
pakaian jika perlu

4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaannya, perawat menerapkan pengetahan, sikap dan keterampilan berdasarkan
ilmu keperawatan dan ilmu yang terkait secara terintegrasi. Implementasi merupakan
rencana tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari kriteria hasil yang dibuat.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan, evaluasi dapat berupa
evaluasi struktur, proses, dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif menghasilkanumpan balik selama program berlangsung, sedangkan
evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi efektifitas
pengambilan keputusan. Evaluasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk Subjektif, Objektif, Assesment, dan Planning (SOAP).
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Bari Saiffudin, ed. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustak Sarwono Prawirohardjo
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
dan Laporan Nasional 2013.Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Doenges, Marilynn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi 2. Jakarta :
EGC
Mitayani. 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Mochtar, R. 1998.Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rusman. 2008. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
Saifuddin,dkk.2012.Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus.
Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
Denpasar, 01 September 2020
Mengetahui
Clinical Teacher / CT Mahasiswa

(Dra. I.D.A Ketut Surinati, S.kep., Ns., M.Kes.) Putu Ayu Mahapatni MKP
NIP: 196412311985032010 NIM: P07120320024

Anda mungkin juga menyukai