ANTENATAL CARE
DI RUANG POLI KEBIDANAN
RSUD. KABUPATEN TANGERANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Maternitas Keperawatan
Disusun Oleh:
Nama : Siska Martini
NIM : P27901121088
Kelas/Semester : 2B D3-Kep/4
A. Konsep Penyakit
1. Definisi Antenatal Care
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu
hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan
normal (Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal (padila, 2014).
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil secara
berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin, 2006). Pemeriksaan
ANC adalah suatu pr program terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan (Wibowo, 2007).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ANC atau pemeriksaan
kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil dengan
melakukan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi
kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan,
nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
Adaptasi Fisiologis dan Psikologis :
1. Adaptasi Fisiologi
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin. Plasenta dalam perkembangan
mengeluarkan hormon somatomamo tropin, estrogen dan progesterone yang
menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh.
a. Pembesaran Uterus dan jaringan.
b. Kerja hormone kehamilan dan tekanan mekanis.
c. Adaptasi maternal
2
2. Adaptasi Psikologis
Perubahan kognitif reaksi emosional ibu selama kehamilan.
Trimester I : Ambivalen, ketakutan dan fantasi
Trimester II : Ibu merasa lebih nyaman,lebih berkonstrasi dengan ibu
dan janinnya, telah menyadari adanya perilaku atau gerakan
janin,mulai mengenal identitassebagai ibu, serta emosi yang
lebih labil dan mood yang sering berubah.
Trimester III : Mulai mengalami ketidaknyamanan seperti susah tidur,
mulai mengalami ketakutan terhadap kesehatan nya dan
kecemasannya terhadap persalinan
B. Etiologi
Kehamilan normal dan kaitan dengan adanya perubahan sistem
kardiovaskuler maternal yang beradaptasi terhadap pertumbuhan fetus. Baik
volume darah maupun cardiac output meningkat hingga 40-50% melebihi kondisi
tidak hamil selama trimester pertama kehamilan. Terdapat beberapa hipotesis
mengenai etiologi dan faktor resiko preeklamsia antara lain meladaptasi imun dan
faktor genetic danmaternal (sargowo, 2015). Faktor resiko dan berpengaruh
terhadap progresifitas preeklamsia (pribadi,A. et al,2015).
Adanya perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan
sekunder, trauma primer seperti trauma secara spontan, contohnya kecelakaan,
trauma sekunder seperti penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal,
spondilitis, osteoartritis. Ketidakstabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot
Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi, merokok, duduk terlalu lama, kurang
olahraga, depresi /stress.
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
a. Ovum adalah suatu sel dengan diameter kurang lebih 0,1 mm yang terdiri
dari suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida dan kromoson radiata.
3
b. Spermatozo adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum dituba
fallopi.
d. Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
C. Manifestasi Klinis
1) Tanda Presumtif (Dugaan)
a. Menstruasi terlambat
b. Nausea, vomiting, morning sickness
c. Sering buang air kecil
d. Mammae bengkak terasa penuh
e. Quickening (gerakan pertama kali yang dirasakan oleh ibu)
f. Chadwicks (Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu)
g. Pigmen pada kulit (Perubahan warna kulit pada daerah tertentu :
leher,muka, dan areola/putting payudara)
2) Tanda Mungkin
a. Pembesaran abdomen
b. Tanda hegar (Konsistensi rahim menjadi lunak)
c. Ballotemen (ketika uterus ditekan maka janin akan mengalami melenting
di dalam uterus)
d. Perubahan pada serviks
e. Braxton Hicks (Uterus berkontraksi apabila dirangsang/kontraksi palsu)
f. Tes Urine Kehamilan (Tes HCG) positif.
3) Tanda Pasti
a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ).
4
b. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran
janin.
c. Terasa gerakan hamil.
d. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya kerangka janin.
5
⁻ Menjelaskan penyebab kesemutan
⁻ Berbaring rileks
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengkajian
a. Identitas istri dan suami
b. Pemeriksaan umum :
1) Tentang keluhan nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan dan
sebagainya.
2) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama
haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal
persalinan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
⁻ Muka, adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah oedema pada wajah, bagaimana keadaan lidah dan gigi.
⁻ Leher, apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit jantung)
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limpa membengkak.
⁻ Dada, bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan areola mammae,
keadaan putting susu, adakah colostrums.
⁻ Abdomen git, bentuk abdomen warna adakah luka bekas operasi, gregio
hipokandria epilagsrik (gastritis).
⁻ Abdomen obstretik perut membesar kedepan atau kesamping, keadaan pusat
pigmentasi linia alba nampak gerakan anak atau kontraksi uterus, adakah
strie gravidarum atau bekas luka .
⁻ Vulva keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, condiloma, flour
albus
⁻ Anggota bawah adakah varises,oedema, luka, cykatrik pada lipat paha.
b. Palpasi
6
Menentukan besarnya rahim (tuanya kehamilan) dan untuk menentukan
letaknya anak dalam rahim. Macam-macam palpasi, ada tiga macam yaitu
Palpasi menurut Leopold, terdiri atas 4 bagian :
Leopold I
Mengintruksikan klien untuk menekuk kakinya kemudian perawat berdiri
sebelah kanan klien untuk melihat ke arah muka klien. Selanjutnya akan
menentukan bagian apa dari janin yang terdapat dalam fundus uteri. Jika
kepala pasti keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak, kurang
bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong. Variasi
menurut knebel, menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di
fundus dan tangan lain di atas simfisis.
Leopold II
Kedua tangan pindah ke samping dan menentukan batas samping rahim kiri
dan kanan untuk mentukan letak punggung kanan (puka ) punggu kiri( puki)
dan letaknya bagian-bagian kecil janin. Variasi menurut poudin : menentukan
letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus.
Leopold III
Mempergunakan satu tangan saja untuk menentukan bagian bawah yang
ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya. Menentukan apa yang terdapat di
bawah dan apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
atau belum. Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan
pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
Leopold IV
Pemeriksa menintruksikan klien untuk meluruskan kaki klien. Kemudian
memeriksa dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah
symphysis. Mententukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Kemudian jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan : apakah kedua
tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati
7
pintu atas panggul). Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran
terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul). Leopold IV ini untuk
menentukan bagianyang terendah dan berapa masuknya bagian yang bawah
ke dalam rongga panggul.
8
9
G. Komplikasi
1)Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya perdarahan lebih banyak dan lebih berbahaya daripada
perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu.
b. Pre-eklampsia
Pre-cklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan
ocdema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada
mola hidatidosa.
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
Letak Iintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin,
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Letak sungsang merupakan
kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan),
dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih
sukar lahir, karena kepala lahir terakhir.
d. Hidramnion
Hidramnion adalah kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Pada
kehamilan nomal jumlah air ketuban 1/2 sampai 1 liter. Karena rahim sangat
besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
e. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature
(Hamilton, Persis Mary. 2012).
10
2) Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
11
f) Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus.
g) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha,
CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
2. Palpasi
1) Tujuan :
Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
Menentukan letaknya anak dalam rahim.
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis
pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional.
Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atassimpisis.
12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
24 minggu – setinggi pusat
28 minggu – 3 jari diatas pusat
32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
36 minggu – 3 jari dibawah px
40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
1) Leopold I
Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat kearah
muka penderita.
Rahim dibawa ke tengah
Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari
anakyang terdapat dalam fundus
12
2) Leopold II
Keadaan tangan pindah ke samping
Tentukan dimama punggung janin.
Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialahletak
lintang.
3) Leopold III
Dipergunakan satu tangan saja.
Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
4) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah. Jika kita
rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba diluar :
Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul
Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul
3. Auskultasi
a) DJJ terdengar dimana, frekwensi, irama, dengan cara 5 detik
berselang, 30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
b) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan O2).
g. Data Psikologis
Pola Koping.
Pola Komunikasi.
Konsep Diri
13
h. Data Sosial
i. Data Spiritual
j. Data Penunjang
k. Data Therapi
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri,
sakit pinggang dan kaki kram (D.0077)
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Kurang kontrol tidur (D.0055)
c. Ansietas berhubungan dengan Ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat
kehamilan (D.0080)
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawata Kriteria Hasil Keperawatan (SIKI)
n (SLKI)
(SDKI)
Nyeri akut L.08066 L.08233 1. Untuk
berhubungan Setelah Observasi : mengetahui
dengan Agen dilakukan 1. Identifikasi lokasi, lokasi,
pencedera tindakan karakteristik, karakteristik,
fisik d.d keperawatan durasi, intensitas durasi,
mengeluh 1x8 jam nyeri. intensitas nyeri.
nyeri, sakit diharapkan 2. Identifikasi skala 2. Untuk
pinggang dan nyeri dapat nyeri. mengetahui
kaki kram menurun Terapeutik skala nyeri
(D.0077) dengan kriteria 1. Berikan Teknik non yang dirasakan
hasil : farmakologis untuk pasien.
1. Keluhan mengurangi rasa 3. Agar pasien
nyeri nyeri. lebih rileks.
menurun 2. Kontrol lingkungan 4. Lingkungan
14
(4) yang memperberat yang nyaman
2. Ekspresi rasa nyeri. dapat
meringis mengurangi
menurun Edukasi rasa nyeri
(4). 1. Jelaskan strategi pasien.
3. Rasa peredaan nyeri 5. Agar pasien
gelisah Kolaborasi dapat
menurun 1. Kolaborasi mengetahui
(5). pemberian strategi
analgetic. meredakan
nyeri secara
mandiri.
Gangguan L.05045 Pola I.05174 Dukungan 1. Memberikan
pola tidur Tidur Tidur kenyamanan
berhubungan Setelah Observasi : untuk tidur.
dengan dilakukan 1. Identifikasi pola 2. Untuk
Kurang intervensi aktifitas dan tidur. mengendalika
kontrol tidur diharapkan 2. Identifikasi faktor n relaksasi
(D.0055) gangguan pola pengganggu tidur. tidur.
tidur teratasi, Terapeutik 3. Memberikan
dengan kriteria 1. Modifikasi informasi
hasil : lingkungan. tidur yang
1. Keluhan 2. Fasilitasi efektif
sulit tidur menghilangkan 4. Memberikan
menurun stress sebelum tidur. edukasi
2. Keluhan 3. Tetapkan jadwal terjadinya
pola tidur tidur. kurang tidur.
berubah 4. Lakukan prosedur
meningkat untuk meningkatkan
3. Keluhan kenyamanan.
istirahat 5. Sesuaikan jadwal
15
tidak pemberian obat
cukup untuk menunjang
meningkat siklus tidur terjaga.
Edukasi
1. Jelaskan
pentingnya tidur
cukup
2. Anjurkan
menghindari
makanan/minuma
n yang
mengganggu
tidur.
3. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap
gangguan pola
tidur.
4. Ajarkan relaksasi
otot autogenic
atau cara
nonfarmakologis
lainnya.
Ansietas L.09093 Reduksi Ansietas 1. Untuk
berhubungan Tingkat Observasi: mengetahui
dengan Ansietas 1. Identifikasi saat perubahan
Ancaman Setelah tingkat ansietas tingkat
terhadap dilakukan berubah. ansieata pada
konsep diri intervensi 1x8 2. Identifikasi klien.
sekunder jam kemampuan 2. Untuk
16
akibat diharapkan mengambil mengetahui
kehamilan ansietas keputusan . tanda ansietas
(D.0080) menurun, 3. Monitor tanda- pada klien.
dengan kriteria tanda ansietas. 3. Untuk dapat
hasil: Terapeutik menumbuhkan
1. Verbalisasi 1. Ciptakan suasana kepercayaan
khawatir terapeutik untuk klien kepada
akibat menunmbuhkan perawat.
kondisi kepercayaan. 4. Untuk
yang 2. Temani pasien mengetahui
dihadapi untuk mengurangi keluhan dari
menurun. kecemasan. klien.
2. Perilaku 3. Pahami situasi 5. Untuk
gelisah yang membuat mengetahui
menurun. ansietas. situasi apa saja
3. Konsentras 4. Gunakan yang memicu
i membaik. pendekatan yang ansietas.
4. Pola tidur tenang dan
membaik. meyakinkan.
5. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan.
Edukasi
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang dialami.
2. Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis,
17
pengobatan dan
prognosis.
3. Anjurkan keluarga
untuk tetap Bersama
pasien.
4. Melatih teknik
relaksasi
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan sesi aksi dalam proses keperawatan dimana
wajib memerlukan pelaksanaan intelektual, interpersonal, serta teknis.
Implementasi keperawatan merupakan suatau aksi keperawatan yang tadinya
sudah di rencanakan pada intervensi keperawatan. Sehabis melaksanakan
implementasi hendaklah perawat memandang reaksi subjektif ataupun objektif
penderita.
5. Evaluasi Keperawatan
Penilaian merupakan sesi akhir proses keperawatan yang meliputi
penilaian proses (formatif) serta penilaian hasil (sumatif) serta mencakup evaluasi
hasil aksi asuhan keperawatan yang sudah dicoba. Penilaian formatif merupakan
evalusi yang dicoba setelah perawat melaksanakan aksi keperawatan yang dicoba
terus menerus sampai menggapai tujuan. Penilaian somatif merupakan penilaian
yang dicoba tiap hari setelah seluruh aksi cocok diagnosa keperawatan. Penilaian
somatif terdiri dari SOAP (subjek, objektif, analisis serta planing). Subjek berisi
reaksi yang diungkapkan oleh penderita serta objektif berisi reaksi nonverbal dari
penderita respon-reaksi tersebut didapat setelah perawat melaksanakan aksi
keperawatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19