Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK : BAYI BARU LAHIR

DENGAN BAYI BERAT LAHIR SANGAT RENDAH (BBLSR)

DISUSUN OLEH :

PUTRI PERTIWI PUSPANINGRUM

17063

AKADEMI KEPERAWATAN

GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI

2019
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS
1. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian Bayi Baru lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia kehamilan
38 - 40 minggu yang mempunyai berat badan 2500 – 4000 gram
(Manuaba, 2007).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menanggis, dan tidak ada kelainan bawaan
(Sholeh, 2007).
b. Klasifikasi Bayi Baru Lahir
Menurut Saifudin (2002), klasifikasi bayi baru lahir :
1. Bayi berat normal, berat lahir 2500 – 4000 gram.
2. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 2500 gram.
3. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000 – 1500
gram.
4. Bayi berat sangat amat rendah (BBLSAR), berat lahir < 1000 gram.
c. Tanda-tanda Bayi Lahir Normal
Menurut Weni (2009), bayi baru lahir memiliki tanda- tanda :
1. Bayi lahir pada umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu.
2. Berat badan lahir 2500 - 4000 gram.
3. Panjang badan 48 - 52 cm.
4. Lingkar dada 30 - 38 cm.
5. Lingkar kepala 33 - 35 cm.
6. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
7. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
8. Kuku telah agak panjang dan lemas.
9. Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan) dan testis sudah turun di skrotum (pada laki-laki).
10. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
11. Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitan kecoklatan.

2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah


a. Pengertian
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir
dengan berat badan di bawah normal kisaran 1000 – 1500 gram
(Indrasanto dkk, 2008).
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir
dengan berat badan di bawah normal kisaran 1000 – 1500 gram pada
usia kehamilan kurang dari 37 minggu (Nelson, 2010).
b. Etiologi
Menurut Sarwono (2005), Bayi Berat Lahir Sangat Rendah
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor ibu :
a) Penyakit : Toxemia gravidarum (keracunan kehamilan),
perdarahan ante partum, trauma fisik atau psikologis, nefritis akut
(peradangan ginjal), diabetes mellitus.
b) Usia ibu : Kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun,
multigravida dengan jarak kehamilan dekat.
c) Keadaan sosial ekonomi rendah.
2. Faktor janin :
Hidramnion, gemeli, kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan :
Radiasi, tinggal di dataran tinggi, zat racun.
c. Klasifikasi BBLSR
1. Prematuritas murni
Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan yang
kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan
untuk usia kehamilan (berat terletak antara persentil ke-10 sampai
persentil ke-90), pada intrauterus growth curve atau disebut :
a) Neonatus Kurang Bulan – Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB -
SMK).
b) Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NCB - SMK).
c) Neonatus Lebih Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NLB - SMK).
2. Dismatur
Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari seharusnya
untuk masa gestasi / kehamilan akibat bayi mengalami retardasi intra
uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa pertumbuhan
(KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan post term
yang terbagi dalam :
a) Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB -
KMK).
b) Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB -
KMK).
c) Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB -
KMK).
(Maryunani, 2013).
d. Tanda-tanda Bayi dengan BBLSR
Menurut Proverawati (2010), Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah mempunyai tanda – tanda :
1. Berat kurang dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
6. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
7. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
8. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
9. Pernapasan 40 – 50 kali/ menit dan nadi 100 - 140 kali/ menit.
10. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
Prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi
dengan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) yaitu bayi baru lahir
dengan berat badan kurang dari 1500 gram juga sering disebut neonates
imatur, jadi tanda – tanda Bayi Berat Lahir Sangat Rendah sama dengan
tanda – tanda bayi berat lahir rendah/ prematur yang membedakan
hanya berat badan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah yaitu kurang dari
1500 gram (Nelson, 2010).
e. Patofisiologi
Terjadinya BBLR/BBLSR dapat dipengaruhi faktor ibu, faktor janin,
faktor plasenta, dan faktor lingkungan. Sehingga dapat menyebabkan
sindrom aspirasi mekonium yaitu bayi bisa mengalami asfiksi intra
uterin, janin gasping dalam uterus, cairan amnion bercampur dengn
mekonium masuk dan lengket di paru janin. Maka janin dapat beresiko
gangguan pertukaran gas dan resiko tidak efektifya jalan nafas. Dapat
terjadi juga imaturitas hepar, gangguan transportasi albumin dan
defesiensi albumin, gangguan pengambilan bilirubin.
f. Pathway
g. Komplikasi
1. Hipotermi
Tanda terjadinya hipotermi pada BBLR adalah :
a. Suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 c
b. Kurang aktif dan tangis lemah
c. Malas minum
d. Bayi teraba dingin
e. Kulit mengeras kemerahan
f. Frekuensi jantung < 100 x/menit
g. Nafas pelan dan dalam
2. Hipoglikemi
Hipoglikemia ditandai dengan :
a. Kadar glukosa darah < 45 mg/dl
b. Kejang, tremor, jitterys, letargi/kurang aktif
c. Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 3
d. Riwayat ibu dengan diabetes
e. Keringat dingin
f. Hipotermia, sianosis, apneu intermitten
3. Ikterus/hiperbilirubin
Hiperbilirubin pada BBLR terjadi karena belum maturnya fungsi
hepar pada bayi premature, bila tidak segera diatasi dapat
menyebabkan kern ikterus yang akan menimbulkan gejala sisa yang
permanen. Hiperbilirubin di tandai dengan :
a. Selera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut dan ekstermitas
berwama kuning
b. Konjungtiva berwama kuning pucat
c. Kejang
d. Kemampuan menghisap menurun
e. Letargi
f. Kadar bilirubin pada bayi premature lebih dari l0 mg/dl
4. Masalah pemberian minum
Hal ini ditandai dengan :
a. Kenaikan berat badan bayi < 20 g/hr selama 3 hari
b. Ibu tidak dapat/tidak berhasil menyusui
5. Infeksi/sepsis
Infeksi pada BBLR dapat terjadi bila ada riwayat ibu demam
sebelum dan selama persalinan, ketuban pecah dini, persalinan
dengan tindakan, terjadinya asfiksia saat lahir dll. Tanda terjadinya
infeksi pada BBLR antara lain :
a. Pada pemeriksaan labomterium terdapat lekositosis atau
lekositopenia dan trombositopenia
b. Bayi malas minum
c. Suhu tubuh bayi hipertermi ataupun hipotermi
d. Terdapat gangguan nafas
e. Letargi
f. Kulit ikterus, sklerema
g. Kejang
6. Gangguan permafasan
a. Deflsiensi surfaktan paru yang mengarah ke sindrom gawat
nafas/RDS
b. Resiko aspirasi akibat belum terkoordiansinya reflek batuk,reflek
menghisap dan reflek menelan
c. Thoraks yang lunak dan 0t0t respirasi yang lemah
d. Pemafasan tidak teratur
7. Penyakit membrane
pada neonates/HDN
Penyebabnya adalah defisiensi faetor koagulasi yang bergantung
pada vitamin K
8. Retinopati of premature
h. Penatalaksanaan
Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinan
yang dapat terjadi pada bayi prematuritas, maka perawatan dan
pengawasan bayi prematuritas ditujukan pada pengaturan panas badan,
pemberian makanan bayi, dan menghindari infeksi.
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/BBLSR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan
badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di
dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus
dengan kain dan di sampingnya ditaruh botol yang berisi air panas,
sehingga panas badannya dapat dipertahankan.
2. Makanan bayi prematur/BBLSR
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan
protein 3 sampai 5gr/kgBB dan kalori 110 kal/kgBB badan, sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3
jam setelah lahir dan didahului dengan mengisap cairan lambung.
Reflek mengisap masih lemah, sehingga pemberian minum
sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih
sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah
yang paling dahulu diberikan. Bila faktor mengisapnya kurang maka
ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan
atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan
yang diberikan sekitar 50 sampai 60 cc/kgBB/hari dan terus
dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari.
3. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak
terjadi persalinan prematuritas (BBLSR). Dengan demikian
perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan
terisolasi dengan baik.
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
i. Pengkajian
1. Biodata bayi : nama, tanggal lahir, jenis persalinan, jenis kelamin, no
register
2. Biodata ibu, ayah : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat
3. Riwayat penyakit : mulai timbul gejala sampai dibawa ke rumah
sakit
4. Riwayat penyakit dahulu : penyakit yang pemah diderita sebelumnya
5. Riwayat prenatal : pemeriksaan kehamilan, kebiasaan ibu, nutrisi
saat hamil, Obat-obatan yang dikonsumsi saat hamil, penyakit yang
diderita (hipertensi, diabetes mellitus, TOREH, TBE), kelahiran
premature sebelumnya, kehamilan kembar, plasenta previa
6. Riwayat natal : umur kehamilan, berat badan lahir, panjang badan,
lingkar kepala, lingkar dada, warna ketuban, kelainan ditemukan,
tindakan persalinan, apsgar score, riwayat KPD, penolong
persalinan.
j. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : letargi, tangis lemah, gerak lemah
2. Tanda-tanda vital : suhu, pernafasan, denyut jantung
3. Kepala : lingkar kepala, ubun-ubun cekung/cembung, sutura
melebar/bertumpukan, adakah cepal hematom, caput sucedenium,
meningocele
4. Mata : secret mata, sclera icterus, konjungtivitis
5. Hidung : secret, atresia acoana
6. Mulut : makroglosi, palatosehisis, monoliasis
7. Bibir : wama bibir, bibir sumbing
8. Telinga : tulang rawan pada daun telinga masih lembek
9. Leher 2 pembesaran kelenjar
10. Dada : bentuk dada, pergerakan nafas (simetris/asimetris), retraksi
dada, frekuensi nafas, pola nafas, suara nafas, denyut jantung
11. Perut : cekung (hernia diafragmatika), rata, distended, bising usus,
keadaan tali pusat (kering/basah, perdarahan, bau), adanya kelainan
(omphalocele, gastroschisis)
12. Inguinal : anus, hernia
13. Genitalia :
Laki-laki : testis belum turun ke serotum, rugae
Perempuan : labia mayor belum menutupi labia minor
14. Punggung : rambut lanugo masih banyak, adanya kelainan (spina
bifida, myelocele)
15. Ekstrimitas : pergerakan lemah, akral hangat/dingin, panjang kuku
belum melewati ujung jari, odema
16. Kulit : warna kulit (merah muda, sianosis, icterus), hangat atau
dingin
17. Reflex : reflex menelan, menghisap, morro, shaking, rooting
k. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif` berhubungan dengan prematuritas organ
pemafasan
2. Potensial terjadinya hipotermi berhubungan dengan fungsi pengatur
suhu tubuh belum sempuma, lemak subkutan dibawah kulit masih
tipis.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan reflek
menghisap dan menelan kurang sempurna
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan lemahnya sistem
kekebalan tubuh bayi dan kemungkinan infeksi silang dari ibu
maupun petugas kesehatan
5. Resiko terjadinya hipoglikemi berhubungan dengan metabolisme
yang meningkat
l. Intervensi keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan prematuritas organ
pernafasan
Tujuan ; Pola nafas efektif.
Kriteria hasil :
a. Pernafasan normal ( 40-60 x/mnt)
b. Tidak ada retraksi dada
c. 6 Tidak ada sianosis
d. Tidak ada periodie apnoe > 20 detik.
e. FJ dalam batas normal ( 100-160 x/mnt)
Rencana tindakan :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
b. Bebaskan jalan nafas dengan pengaturan posisi kepala sedikit
ekstensi dan penghisapan lender,
c. Observasi vital sign dan tanda-tanda gawat nafas.
d. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian oksigenasi dan
management terapi.
e. Kolaborasi dengan medis untuk pemeriksaan thorax foto dan lab
AGD.
Rasionalisasi :
a. Menghindari infeksi nosokomial
b. Kebersihan jalan nafas dapat menjaga keefektifan pola nafas.
c. Untuk mendeteksi adanya kelainan pada pemafasan bayi.
d. Dosis oksigen yang tepat dapat mencegah kerusakan retina pada
neonates.
e. Diagnosa dan terapi yang tepat membantu mempercepat proses
penyembuhan.
2. Potensial terjadinya hipotermi berhubungan dengan fungsi pengatur
suhu tubuh belum sempuma, lemak subkutan dibawah kulit masih
tipis.
Tujuan : Tidak terjadi hipotermi.
Kriteria hasil :
a. Keadaan umum bayi baik.
b. Akral hangat.
c. Vital sign dalam batas normal (suhu : 36,5o - 37,5o C,
FJ 100-160 x/mnt
Rencana tindakan :
a. Rawat bayi dalam lingkungan yang hangat (incubator, infant
warner, box lampu).
b. Jaga lingkungan bayi tetap hangat (Berikan bayi pakaian yang
kering dan hangat, selimut dan tudung kepala bila perlu).
c. Jaga bayi kehilangan panas secara konduksi, konveksi, evaporasi
dan radiasi (Ganti secepatnya bila pakaian basah, mandikan bayi
dengan minyak).
d. Observasi vital sign tiap jam.
e. Observasi keadaan umumnya, perubahan warna kulit, pernafasan,
kejang.
Rasionalisasi :
a. Lingkungan yang hangat dapat mempertahankan suhu tubuh bayi
tetap normal.
b. Mencegah penurunan suhu tubuh.
c. Kehilangan panas yang melebihi produksi panas akan
menyebabkan hipotermi.
d. Deteksi dini terjadinya hipotermi
e. Deteksi dini terhadap terjadinya hipotermi.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan reflek
menghisap dan menelan kurang sempuma.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. ,·
Kriteria hasil :
a. Bayi dapat minum sesuai dengan kebutuhannya.
b. Rooting ada, reflek hisap dan daya telan baik.
c. BB tidak turun lebih dari 10 %g
d. HB dan albumin dalam batas normal.
e. Toleransi minum baik.
f. Capilary Refil Time kurang dari 3 detik.
Rencana tindakan :
a. Latih ibu untuk meneteki bayi sesering mungkin.
b. Berikan minum bayi sesuai dengan kebutuhan.
c. Pantau intake dan output.
d. Motivasi pada ibu agar dengan sabar dan telaten untuk meneteki
bayinya.
Rasionalisasi :
a. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi serta memperlancar produksi
ASI
b. Memenuhi kebutuhan minum sesuai dengan kebutuhan.
c. Deteksi dini terhadap dehidrasi.
d. Reflek menghisap dan menelan pada bayi dengan BBLR atau
prematur kurang sempuma sehingga harus dilatih.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan lemahnya sistem
kekebalan tubuh bayi dan kemungkinan infeksi silang dari ibu
maupun petugas kesehatan
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
a. Suhu tubuh normal 36,5o – 37,5°C
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi (letargis, malas minum,
hipo/hipertermi, tangis lemah atau merintih, retensi/muntah, diare,
ikterus, gangguan nafas, akral dingin, sklerem
c. Leukosit 5000-10000 /UI
Rencana tindakan :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
b. Kaji tanda-tanda infeksi
c. Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi
d. Pertahankan prinsip aseptie sebelum kontak dengan pasien
e. Pakai baju khusus/skort waktu masuk ruang isolasi/kamar bayi
f. Lakukan perawatan tali pusat minimal 2x sehari
g. Jaga kebersihan (badan /pakaian) dan lingkungan bayi
h. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotic
Rasionalisasi :
a. Mencegah penyebaran infeksi nosokomial
b. Deteksi dini adanya kelainan
c. Mencegah terjadinya penularan infeksi
d. Pada bayi baru lahir daya tahan tubuhnya rendah
e. Mencegah masuknya bakteri dari baju petugas ke bayi
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Azizi Alimul.2009.Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC

Saifudin, Adbul Bari.2009.Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal.Jakrta : JNPKKR– POGI

Varney, helen.2008.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakrta :EGC

Winjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan : YBP - SP

Anda mungkin juga menyukai