Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGUKURAN DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST

(DDST) DAN ANTROPOMETRI PADA ANAK USIA 0-6 TAHUN

Disusun oleh:

1. Dewi Pebriani (17045)


2. Gita Pratiwi (17048)
3. Putri Pertiwi Puspaningrum (17063)

AKADEMI KEPERAWATAN

GIRI SATRIA HUSADA

WONOGIRI

2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya
makalah ini. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
KEPERAWATAN ANAK pada prodi D3 keperawatan di AKPER GIRI SATRIA HUSADA
WONOGIRI.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun terutama dari
pembimbing dan teman-teman.

Wonogiri, 18 Mei 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang paling penting. Mengetahui
dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya melihat dari satu aspek saja, pemberian
nutrisi atau gizi pada anak, tetapi lebih dari itu tumbuh kembang anak juga harus dilihat dari
berbagai aspek, seperti faktor keturunan, kejiwaan, aturan dalam keluarga dan proses
pembelajaran termasuk didalamnya pendidikan keluarga dan agama.
Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi sel dan
bertambahnya jumlah zat interseluler.oleh karena itu, pertumbuhan dapat diukur dalam
sentimeter atau inch dandalam kilogram atau pound.Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang.
Perkembangan digunakan untuk menunjukan bertambahnya keterampilan dan fungsi
yang kompleks.Seseorang berkembang dalam pengaturan neuromuskuler, berkembang dalam
mempergunakan tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya.Maturasi dan
diferensiasi sering dipergunakan sebagai sinonim untuk perkembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Pertumbuhan dan Perkembangan?
2. Apakah pengertian DDST?
3. Bagaimanakah cara melakukan pengukuran DDST ?
4. Apakah pengertian Antropometri?
5. Bagaimanakan cara melakukan pengukuran Antropometri?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pertumbuhan dan Perkembangan.
2. Untuk mengetahui pengertian DDST.
3. Untuk mengetahui cara pengukuran DDST.
4. Untuk mengetahui pengertian Antropometri.
5. Untuk mengetahui cara pengukuran Antropometri.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai
meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-
perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.
Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch), bekerja dalam suatu proses perubahan
yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan
kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai dari massa konsepsi samppai
mati Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti
berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang
semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani
lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan
pematangan fisik.
Selanjutnya Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti
perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada
suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan". Selain itu
perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah perkembangan dapat
mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang
menampak.Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis.
Perubahan dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam
ukuran; (2) perubahan dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama;
dan (4) berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru. Soesilo Windradini (1995: 2)
menyatakan bahwa perkembangan individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi
perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu: (1) heriditas, (2)
lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, dan (4) aktivitas anak sebagai subyek bebas
yang berkemauan, dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui

4
serta mempunyai emosi. Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan
perkembangan diantaranya adalah:
a. Seifert dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai “long-term changes in a
person’s growth, feelings, pattents of thinking, sosial relationship and motor skills.”
b. C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan
dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.
c. A.E. Sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk pada kuantitatif, yaitu yang
dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh.
d. Ahmad Thonthowi mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang
meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan
(multiplication) sel-sel.
e. Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.
f. F.J. Monks menyatakan perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.

Dari beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh
serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan
dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan
fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur
sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati
adanya pertumbuhan.

B. Pengukuran DDST (Denver Developmental Screening Test)


1. Pengertian
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian
yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6
tahun.Manfaat pengkajian perkembangan dengan menggunakan DDST bergantung pada usia
anak. Pada bayi baru lahir, tes ini dapat mendeteksi berbagai masalah neurologis, salah
satunya serebral palsi.

5
2. Cara Pengukuran
Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:
a. Tentukan usia anak saat pemeriksaan
b. Tarik garis pada lembar DDST II sesuai usia yang telah di tentukan
c. Lakukan pengukuran pada anak tian komponen dengan batasan garis yang ada mulai
motorik kasar, bahsa, motorik halus dan personal social
d. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan atau abnormal
 Dikatakan meragukan apabila terdapat 2 keterlambatan/ lebih pada 2 sektor atau 2
keterlambatan/ lebih pada 1 sektor ditambah 1 keterlambatan pada 1 sektor/ lebih
 Dikatakan meragukan apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 1 sektor atau
terdapat 1 keterlambatan pada 1 sektor/lebih
 Dapat juga dengan menentukan ada tidaknyya keterlambatan pada masing-masing
sector bila menilai setiap sector atau tidak menyimpulkan gangguan perkembangan
keseluruhan.
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak,
tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat
diandalkan dan menunjukkkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah
dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan
anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up”
selanjutnya ternyta 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-
6 tahun kemudian.
1. Aspek perkembangan yang dinilai
Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur
dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yag meliputi :
- Personal Social ( perilaku sosial )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
- Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
- Language ( bahasa )

6
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah ddan berbicara
spontan.
- Gross Motor ( gerakan motorik kasar )
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.Setiap tugas ( kemampuan )
digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horisontal yang berurutan menurut umur,
dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap
kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama
hanya sekitar 15-20 menit saja.

2. Alat yang di gunakan


- Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning, hijau-
biru,
permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,kertas dan pensil.
- Lembar formulir DDST.
- Buku petunjuk sebagai refensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.

3. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap :


Tahap I : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
- 3-6 bulan
- 9-12 bulan
- 18-24 bulan
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
Tahap II : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap I. Kemudian dilanjutkan pad eveluasi diagnostik yang lengkap.

4. Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian
apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No.Opportunity = N.O). Kemudian digaris berdasarkan umur kronologis
yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah dihitung
pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, elanjutnya berdassarkan
7
pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable)
dan tidak dapat dites ( Untestable ).
 Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau
lebih
dengan 1 keterlambatan dan apad 1 sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak
yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
 Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak
ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis verikal usia.
- Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
 Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.Dalam pelaksanaan skrining degan
DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari
untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari
dibulatkan kebawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.

C. Pengukuran Antropometri
1. Pengertian
Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti tubuh
manusia dan ilmu. Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran).
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia. Artinya
Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri
adalah konsep pertumbuhan. Antropometri dilakukan pada anak-anak untuk menilai tumbuh
kembang anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal atau
tidak.

8
Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi
tubuh manusia yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk
kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia. Data antropometri sangat diperlukan
untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat
bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka
dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah,
nyeri, pusing.
Antropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh
manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat /
benda-benda yang digunakan manusia.
Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu:
a. Antropometri Statis, dimana pengukuran pada manusia dilakukan dalam posisi diam
dan linier pada permukaan tubuh.
b. Antropometri Dinamis, dimana pengukuran dilakukan dengan memerhatikan gerakan-
gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksankan kegiatannya.

2. Cara pengukuran
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai
untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
Berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari
berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum
diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya
berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000
gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 –
450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan
akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan.
Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat
badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi
pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt)
Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan
rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :
9
Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg

Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :

Umur (bulan) + 9 = n + 9
2 2

Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :

( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8

Keterangan : n adalah usia anak

Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :

Umur (tahun) X 7 – 5

Cara pengukuran berat badan anak adalah :

Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup
pakaian dalam saja.
Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin,
masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila
dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi.
Ketika menimbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi
(tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya
lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat
badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :
BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu
Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.
Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku,
yaitu apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini
juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak
berada pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah.

10
Tinggi Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada
bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama,
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut
akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru
pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 –
25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.

Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari
Behram (1992), yaitu :

Perkiraan panjang lahir : 50 cm

Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir

Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir

Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun

Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir

Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun

11
Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):

Lahir : 50 cm

Umur 1 tahun : 75 cm

2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77

Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :

Usia kurang dari 2 tahun :

Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran)
Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi)
Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak
kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita
pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1
Usia 2 tahun atau lebih :
Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.
Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan
posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar 2.

12
Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak
dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala
normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat
dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah + 10 cm.

Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :

Siapkan pita pengukur (meteran)

Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior
menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya (lihat Gambar 1)

Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

13
Lingkar Lengan Atas (Lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya
ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang
tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan
pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :

Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri,
yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan
sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.
Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat
digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur

Catat hasil pada KMS

14
Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius(
insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak
yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.

Cara pengukuran lingkar dada adalah :

Siapkan pita pengukur

Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada

Catat hasil pengukuran pada KMS

15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengkajian dasar
1. Identitas Anak
Nama : Jonathan Aryo Christian Wardhana
Umur / tanggal lahir : 2 tahun 10 bulan / 15 Agustus 2016
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sukoharjo

2. Identitas Ortu
Nama : Yuliana Setyarini
Umur :
Pekerjaan : PNS
Alamat : Semarang

B. Hasil Pengukuran
1. Hasil pengukuran DDST
Anak dapat melakukan semua item yang diminta dengan baik sehingga anak
dinyatakan lulus (P). Pada beberapa item yang dilakukan, anak mengalami
perkembangan lebih. Walaupun ada beberapa item anak gagal (F), namun masih
dalam batas normal.
2. Hasil pengukuran Antropometri
Berat badan : 15 kg
Tinggi badan : 91 cm
Lingkar kepala : 48 cm
Lingkar lengan atas : 17 cm

C. Pembahasan
1. DDST
Saat awal dilakukan test DDST anak tidak tertarik untuk mengikuti instruksi
dari pemeriksa dan sibuk bermain sendiri. Cara mengatasi kendala tersebut
pemeriksa mencoba untuk BHSP terlebih dahulu dengan cara mengajak bermain

16
bersama dan memberi mainan kesukaannya seperti bolpoin dan kertas untuk
menulis dan video-video tentang lagu anak-anak.
2. Antropometri
Saat dilakukan pengukuran antropometri anak sedikit susah untuk diukur dan
sering sibuk mainan sendiri. Saat pemeriksa mengukur menggunakan metlin, anak
mencoba menolak dengan menyingkirkan metlin dari tangan pemeriksa. Untuk
mengatasi kendala tersebut pemeriksa mencoba memberi waktu anak bermain
terlebih dahulu, sambil mengajak bermain pemeriksa sembari mengukur
antropometri pada anak dengan dibantu ibu dari anak tersebut.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi sel dan
bertambahnya jumlah zat interseluler.oleh karena itu, pertumbuhan dapat diukur dalam
sentimeter atau inch dandalam kilogram atau pound.Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang.
Perkembangan digunakan untuk menunjukan bertambahnya keterampilan dan fungsi
yang kompleks.Seseorang berkembang dalam pengaturan neuromuskuler, berkembang dalam
mempergunakan tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya.Maturasi dan
diferensiasi sering dipergunakan sebagai sinonim untuk perkembangan.
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian
yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun.
Antropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh
manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat /
benda-benda yang digunakan manusia.

B. Saran
Anak sudah mengalami perkembangan yang normal. Walaupun begitu diharapkan
kepada orang tuanya untuk selalu mengawasi perkembangan anaknya agar tidak terjadi
kesalahan dan orangtua juga harus menuntun anaknya dalam beberapa item yang belum
mereka pahami seperti berdiri dengan satu kaki.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Buku Saku Pratikum Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Donna, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.

19
Lampiran

20
21

Anda mungkin juga menyukai