DISUSUN OLEH :
TINGKAT : IA
AKADEMI KEPERAWATAN
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-
Nya. Alhamdulillah, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah patofisiologiI dengan judul ‘Akibat
kematian jaringan nekrosis bagi organ dan kelangsungan hidup organ’ . Karena terbatasnya
ilmu yang dimiliki oleh penulis, maka makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kaitan nya dengan pertumbuhan dan perkambangan sel, kematian menjadi salah
satu aspek yang tidak terelakkan. Beberapa faktor dapat ,menjadi alasan kematian, yaitu
akibat penuaan, kematian terprogram, dan pengaruh dari lingkungan luar.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut
Nekrosis. Nekrosis biasa nya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain
karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kaetian sel
yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Akibat kematian jaringan nekrosis bagi organ dan kelangsungan hidup organ
C. Manfaat Penulisan
Untuk mendapat pengetahuan tentang Akibat kematian jaringan nekrosis bagi organ dan
kelangsungan hidup organ’
BAB II
PEMBAHASAN
Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel
akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengkompensasi tuntutan
perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-
enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan
membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan
secara morfologis.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut nekrosis.
Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena stimulus
patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel yang sudah
terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini
disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi
apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.
2. Apoptosis
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah suatu
komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada
organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari beragam stimulus dan
selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang
teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu,
menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel. Kemudian sel
akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi
sehingga sel yang mati menghilang.
Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma
(mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis), dimana
kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel,
adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang
serius.
a. Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel lainnya.
Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan
berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin
yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan
menghilang (kariolisis).
b. Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada jaringan yang
nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik akan mempertahankan
bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu.
Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai
darah. Contohnya gangren.
Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan proses ini
disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada jaringan otak,
jaringan otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang berisi cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada tempatnya
selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa dicerna. Jaringan nekrotik
ini tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa, contohnya
pada tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis nekrosis lain.
Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit atau trauma maka getah
pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan adiposa (oleh lipase) menghasilkan
asam berlemak yang bergabung dengan ion-ion logam seperti kalsium membentuk endapan
seperti sabun. Nekrosis ini disebut nekrosis lemak enzimatik.
B. Dampak Nekrosis
2. Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik untuk
bakteri tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.
4. Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel yang
mati.
1. Penyebab nekrosis
a. Iskhemi
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk suatu alat tubuh
terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian jaringan akibat penyumbatan pembuluh
darah. Penyumbatan dapat terjadi akibat pembentukan trombus.
b. Agens biologik
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dan trombosis.
Toksin ini biasanya berasal dari bakteri - bakteri yang virulen, baik endo maupun eksotoksin.
c. Agens kimia
Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga merupakan juga zat
yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium danglukose, tapi kalau konsentrasinya tinggi
dapat menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan kosmotik sel. Beberapa zat
tertentu dalam konsentrasi yang rendah sudah dapat merupakan racun dan mematikan sel,
sedang yang lain baru menimbulkan kerusakan jaringan bila konsentrasinya tinggi.
d. Agens fisik
Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga listrik, cahaya
matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul kerusakan potoplasma
akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehingga timbul kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.
e. Kerentanan (hypersensitivity)
Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara di dapat (acquired) dan menimbulkan
reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap obat-obatan sulfa dapat timbul
nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia makan obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul
nekrosis pada pembuluh-pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman dan
reaksi Arthus.
2. Akibat Nekrosis
- infeksi - syok
- dehidrasi
Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan:
- Abroptio placenta
- Placenta previa
- Pendarahan rahim
- pre-eklamsi(tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air kemih atau
penimbunan cairan selama kehamilan)
a. Autolisis
Sebuah proses dimana jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim dari lisosom.
Tubuh yang mati akan mencair, kecuali jika dilakukan pengawetan atau pendinginan
Terjadi 30 menit setelah kematian dan mencapai puncaknya setelah 6 hingga 10 jam.
Lebam mayat akan mudah terlihat pada tubuh bagian bawah .
d. Algor Mortis
Terjadi 24 - 48 jam setelah kematian dimana suhu tubuh menjadi dingin sesuai suhu
lingkungan akibat proses metabolisme terhenti. Di lingkungan yang dingin maka akan
lebih cepat dingin, tetapi di lingkungan yang panas akan lebih lambat.
e. Pembusukan
Terjadi 1 – 2 minggu setelah kematian. Ditandai kulit kehijauan dan jaringan tubuh
hancur karena invasi bakteri.
Pengobatan Nekrosis
Terapi standar nekrosis (luka,luka baring, lukabakar, dll) adalah bedah pengangkatan
jaringan nekrotik. Tergantung pada beratnya nekrosis, ini bisa berkisar dari penghapusan
patch kecil dari kulit, untuk menyelesaikan amputasi anggota badan yang terkena atau organ.
Kimia penghapusan, melalui enzimatik agen debriding, adalah pilihan lain. Dalam kasus
pilih, khusus belatung terapi telah digunakan dengan hasil yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma, dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan
rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah suatu
komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada
organisme multiseluler.
B. Saran
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau trauma,
di mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol. Maka kita harus mempraktekkan
gaya hidup sehat, dengan makan makanan yang sehat dan melakukan aktivitas yang teratur
sebelum mendapatkan hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
(Online),(http://denfirman.blogspot.com/2009/09/infak-nekrosis-dan-gangren.html), diakses
06 Mei 2013
(Online),(http://dentistrymolar.wordpress.com/2011/03/04/nekrosis-liquefaktif/), diakses 06
Mei 2013