IMUNOPATOBIOLOGI GIZI
Disusun Oleh:
Vina Dinata Kamila Aryani
NIM : S532008037
Kelas : Human Nutrition (HN)
b. Struktur Sel
Struktur sel dibagi menjadi struktuk sel prokariotik dan eukariotik :
1) Struktur Sel Prokariotik
Semua sel prokariotik mempunyai membram plasma, nukleoid (berupa
DNA dan RNA), dan sitoplasma yang mengandung ribosom. sel
prokariotik tidak memiliki membram inti. karena tidak mempunyai
membram inti maka bahan inti yang berada di dalam sel mengadakan
kontak langsung dengan protoplasma.ciri lain dari sel prokariotik adalah
tidak memiliki sistem endomembram (membram dalam),sepert reticulum
endoplasma dan komplek golgi.selain itu, sel prokariotik juga tidak
memiliki mitokondria dan kloropas, namun mempunyai struktur yang
berfungsi sama, yaitu mesosom dan kromatofor.
Gambar 1.2 Sel prokariotik
b. Contoh-Contoh Hipersensitif
1) Hipersensitif Tipe I
Reaksi hipersensitif tipe I pada kulit dapat dicontohkan seperti biduran
(urticaria) dan eksim, sedangkan reaksi pada mata dapat dicontohkan
seperti penyakit konjungtivitis. Contoh reaksi hipersensitif tipe I pada
nasofaring adalah rinorea dan rinitis. Ditinjau dari cara kejadiannya asma
dapat dimasukkan pada hipersensitif tipe I.
2) Hipersensitif Tipe II
Reaksi hipersensitif tipe II dapat dicontohkan seperti pemfigus, anemia
hemolitik autoimun, dan sindrom goodpasture. Pemfigus adalah reaksi IgG
dengan senyawa intraseluler di antara sel epidermal. Anemia hemolitik
autoimun dapat dipicu oleh obat-obatan seperti penicilin. Sindrom
goodpasture IgG akan berikatan dengan membran sel yang menyusun
glomerulus sehingga terjadi kerusakan ginjal.
3) Hipersensitif Tipe III
Reaksi hipersensitif tipe III dapat dicontohkan pada Serum Sickness
yaitu serangan yang tertuju pada seluruh organ, sedang contoh serangan
yang mempunyai target organ adalah systemic lupus erythematosus (SLE)
dan reaksi Arthus. Contoh lain yang mempunyai target organ adalah lupus
nefritis (pada ginjal), aspergillosis (pada paru), poliarteritis (pada
pembuluh darah), dan rheumatoid arthritis (pada sendi).
3. Soal :
Jelaskan apa yang disebut dengan coping mekanisme?
Jawaban :
a. Pengertian Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk
menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, luka, kehilangan, atau
ancaman (Siswanto, 2007).
Mekanisme koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk
mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan
emosi. Penyesuaian diri dalam mengahadapi stres, dalam konsep kesehatan
mental dikenal dengan istilah koping (Lubis, 2006)
Jadi menurut Siswanto dan Lubis mekanisme koping adalah cara yang
digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang
terjadi, dan situasi yang mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku.
b. Penggolongan Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (Stuart
dan Sundeen, 1995 dalam Nasir, 2010) yaitu:
1) Mekanisme koping adaptif
Adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara
dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi,
latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.
2) Mekanisme koping maladaptive
Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan atau tidak makan,
bekerja berlebihan, menghindar.
Mekanisme koping juga dibedakan menjadi dua tipe menurut (Kozier,
2004) yaitu :
1) Mekanisme koping berfokus pada masalah (problem focused coping),
meliputi usaha untuk memperbaiki suatu situasi dengan membuat
perubahan atau mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk
mengatasi ancaman pada dirinya. Contohnya adalah negosiasi, konfrontasi
dan meminta nasehat.
2) Mekanisme koping berfokus pada emosi (emotional focused coping),
meliputi usaha-usaha dan gagasan yang mengurangi distress emosional.
Mekanisme koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi
seseorang sering merasa lebih baik.
c. Faktor yang Mempengaruhi Strategi koping
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi koping, yaitu (Lazarus dan
Folkman, 1984 dalam Nasir dan Muhith, 2011) :
1) Kesehatan fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha
mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup
besar.
2) Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti
keyakinan akan nasib (external locus of control) yang mengerahkan
individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan
menurunkan kemampuan strategi koping tipe : problem-solving focused
coping.
3) Keterampilan memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif
tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya
melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
4) Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan
bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku dimasyarakat.
5) Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota
keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.