NIM : D1B120345
KELAS : 05 ALIH JENJANG
MATA KULIAH : PATOLOGI
Organisasi seluler
Modalitas cedera seluler
Sel yang Diserang
Perubahan morfologik pada sel yang cedera sub letal
Kematian seluler
Nasib jaringan nekrotik
Kalsifikasi Patologik
Kematian somatik
1. ORGANISASI SELULER
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Masing-2 sel memerlukan lingkungan internal yang konstan dan terjaga untuk
memberikan sejumlah fungsinya.
Sel harus saling tukar menukar materi dengan lingkungan eksternalnya, dan
mengalami sejumlah reaksi kimia, masing-masing dengan kebutuhan kimiawi yang
spesifik→ supaya tetap hidup dan dapat melakukan fungsinya.
Struktur Sel
Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yg dinamakan organel.
Sel terdiri dari dua bagian utama :
Inti sel.
Sitoplasma keduanya dipisahkan oleh membrane inti.
Sitoplasma dipisahkan dgn cairan sekitarnya oleh membran sel .Berbagai zat yg
membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma
Mekanisme Imun :
Reaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit pada sel.
Antigen penyulut dapat eksogen /endogen.
Antigen endogen ( mis, antigen sel ) menyebabkan penyakit autoimun.
Gangguan genetik Mutasi, dapat menyebabkan:
mengurangi suatu enzim,
kelangsugan hidup sel tidak sesuai,
tanpa dampak yg diketahui.
Ketidakseimbangan Nutrisi :
defisiensi protein-kalori /
avitaminosis/
aterosklerosis/
Obesitas
Penuaan
1.Atropi, yaitu pengecilan ukuran sel bagian tubuh pernah berkembang sempurna dengan
ukuran normal
2. Hipertropi, yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuh
menjadi lebih besar dari pada ukuran normal.
3. Hiperplasia, yaitu dapat disebabkan oleh adanya stimulasi atau keadaan kekurangan secret
atau produksi sel terkait.
4. Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel
matur jenis lain.
5. Displasia, keadaan yang timbul pada sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa
mereda dapat mengalami polarisasi pertumbuhan sel reserve
6. Degenerasi, yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai
perubahan marfologik, akibat jejas non fatal pada sel.
7. Infiltrasi. Bentuk retrogresi dgn penimbunan metabolit sistemik pada sel normal (tdk
mengalami jejas langsung seperti pd degenerasi). Dalam keadaan normal zat metabolit
(glukosa, lipid, asam amino) berada dal sitoplasma, jika zat metabolit tersebut melampaui batas
maka sel akan pecah.
• Jika pengaruh buruk pada sel hebat dan berlangsung lama sel → tidak mampu lagi
beradaptasi proses ireversibel kematian sel → → (nekrosis)
• Nekrosis adalah kematian sel ireversibel yang terjadi ketika sel
cedera berat dalam waktu lama dimana sel tidak mampu beradaptasi
lagi atau memperbaiki dirinya sendiri (hemostasis).
• Jenis nekrosis :
1.Nekrosis koagulativa,biasanya khas pd hipoksia(sel miokard,ginjal,hati organ lain).
2.Nekrosis liquefaktif atau nekrosis kolikuativa,pd infeksi bakteri piogenik dan pada
otak.
3.Nekrose kaseosa, lesi debris amorf pd pasca infeksi tuberculose.
4.Nekrose enzymatik lemak.pd pankreas dan peritoneum.
5.Nekrose gangrenosa. biasanya pada bagian distal kaki atau pada dinding saluran cerna.
Joiner CM, Kogel DVJA, Steel GG. Introduction: the significance of radiobiology and
radiotherapy for cancer treatment. In : Joiner M, Kogel DVA, editors. Basic Clinical
Radiobiology. London: Hodder Arnold; 2009. pp.1-10
Wouters GB. Cell death after irradiation : how, when and why cell die. In : Joiner M, Kogel
DVA, ed. Basic Clinical Radiobiology.4th ed. London: Hodder Arnold; 2009. pp.27-40.