BAB II
PEMBAHASAN
Total protein merupakan semua jenis protein yang terdapat dalam serum
atau plasma yang terdiri dari albumin (60%) dan globulin (40%) . Protein dalam
merupakan protein utama yang memiliki struktur sederhana dengan jumlah sedikit
oleh sistem kekebalan tubuh. Albumin berfungsi untuk menjaga darah supaya
tidak bocor keluar dari pembuluh darah, membantu membawa obat atau zat lain
sedangkan globulin berfungsi untuk mengangkut logam, seperti zat besi dalam
darah dan membantu melawan infeksi. Globulin terdiri dari tipe protein yang
1. Fungsi Protein
berat kering sel yang mempunyai peranan penting dalam struktur dan fungsi
organisme. Protein terbentuk dari satu atau lebih polipeptida yang berperan dalam
Protein mempunyai fungsi khas yaitu membangun serta memelihara sel dan
jaringan tubuh. Protein juga mempunyai peranan spesifik untuk tubuh, seperti
(antibodi), pembawa sifat turunan, pengangkut oksigen dalam tubuh, dan sumber
energi apabila konsumsi makanan berenergi tinggi yaitu lemak dan karbohidrat
2. Metabolisme Protein
Metabolisme protein merupakan deskripsi dari proses fisik dan kimia yang
mengubah sintesis asam amino menjadi protein dan katabolisme protein menjadi
asam amino. Asam amino yang disintesis dalam sel maupun yang dihasilkan dari
proses penguraian protein di dalam hati dibawa oleh darah untuk digunakan di
hati yang berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah dan
produksi panas dan energi. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan
karbon diubah menjadi lemak yang disimpan dalam tubuh. Kekurangan protein
yang dibuat plasma atau serum. Pembuatan plasma dari darah vena akan
air meninggalkan sel dan memasuki plasma, sehingga menipiskan plasma dan
menurunkan konsentrasi. Pengaruh efek ini tergantung dari jenis dan konsentrasi
serum dari lipoprotein akan didapatkan hasil yang lebih akurat sesuai dengan
adalah cairan yang tersisa setelah darah dibiarkan menggumpal di dalam sebuah
tabung. Serum menyerupai plasma yang membedakan hanya fibrinogen dan faktor
menggunakan metode biuret yang dilihat dari reaksi warna antara reagen tembaga
alkali dan rantai peptida CO-NH yang menghasilkan warna ungu. Metode ini
berdasarkan jumlah rantai CO-NH yang tetap per satuan massa protein. Prinsip
kerja metode ini adalah persamaan warna dengan ion tembaga, di mana protein
dalam serum bereaksi dengan ion tembaga dalam suasana alkalis (basa), sehingga
pasien dan persiapan sampel saat pemeriksaan kadar total protein (Nourmayany,
2017).
Kadar total protein yang dipengaruhi oleh persiapan pasien yaitu pola
makan. Kelebihan protein dalam tubuh karena sering mengonsumsi makanan yang
makanan yang mengandung protein juga dapat menurunkan kadar total protein
(Sumardjo, 2008).
menjadi lebih tinggi 3–5% karena pengaruh fibrinogen dalam plasma (Sugiyati,
2016). Penggunaan tourniquet juga meningkatkan kadar total protein dalam darah
karena pembendungan terlalu lama dengan tekanan yang keras saat pengambilan
dalam jaringan. Faktor lain yang mempengaruhi kadar total protein yaitu berat
keadaan tertentu bisa membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Keadaan-
keadaan tersebut seperti pemilihan vena yang tidak tepat dan penusukan jarum ke
bahan non lateks atau karet sintetis. Tourniquet berbentuk panjang digunakan
untuk mengikat lengan tangan atas untuk sementara, sehingga menahan aliran
darah. Tourniquet berfungsi untuk mengontrol dan membendung aliran darah pada
vena atau arteri dengan cara menekan atau melepas dalam rentang waktu tertentu
tahap pra analitik pada pengambilan darah vena. Waktu penggunaan tourniquet
untuk pembendungan maksimal satu menit, jika lebih dapat mengubah hasil
dan cairan dari lumen vena ke jaringan sekitar yang mengakibatkan protein tidak
2
dapat melewati membran pada pembuluh darah, sehingga konsentrasi total protein
tourniquet lebih dari satu menit akan menghasilkan pemeriksaan yang kurang
akurat. Penggunaan tourniquet yang terlalu lama dapat menyebakan aliran darah
lokal dihentikan, sehingga cairan dalam plasma akan memasuki jaringan sekitar
dan menghasilkan nilai tinggi palsu untuk berbagai hasil analit dalam darah
vena yang besar, vena yang mudah diraba, dan bukan vena basilika. Standart
2.5. Hemokonsentrasi
terlalu lama dengan tekanan yang keras. Pembendungan yang terlalu lama
hambatan aliran darah yang melintasi pembuluh darah sehingga terjadi venostasis
lokal. Aliran dalam pembuluh darah tersebut dipengaruhi oleh tekanan yang
cenderung mendorong air keluar dari plasma sehingga tekanan osmotik koloid
menarik air dari rongga jaringan sekitar. Aliran darah akan menghambat cairan
besar yang tidak dapat menembus dinding kapiler. Pemeriksaan yang berpengaruh
terlalu lama akan menghasilkan nilai tinggi palsu untuk berbagai hasil analit
DAFTAR PUSTAKA
Aldi Y, Mahyudin, Handayani D (2013). Uji aktivitas beberapa subfraksi etil asetat dari
herba meniran (Phyllanthus niruri Linn.) terhadap reaksi
hipersensitivitas kutan aktif. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi,
18(1): 9- 16.
Pagana, K.D., dan Pagana, T.J. 2010. Mosby’s Manual of Diagnostic and Laboratory
Tests. 4th ed. St. Louis: Mosby Elsevier.
Campbell, N.A. 2002. Biologi. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Ambarwati, D. 2015. Rahasia Inti Biologi. Jakarta: Ozproduction.
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nourmayany, R. 2017. Perbandingan Kadar Kolesterol Total antara Lama
Pembendungan Darah Vena 1 dengan 3 Menit. Skripsi. Poltekkes
Bandung.
Page, D.S. 2007. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Sugiyati, N. 2016. Pemeriksaan Kadar Total Protein. (htt://www.scribd.com/
mobile/document/347877746/Pemeriksaan-Kadar-Total-Protein).
Diakses tanggal 10 Mei 2017.
Irfan dan Choliq, C. 2014. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Profil Protein Total,
Albumin, Globulin dan Rasio Albumin Globulin Sapi Pejantan. 19(2):
123-129.
Lippi, Salvagno M, dkk 2006. Laboratorium Klinik. Review Issues and Quality
Improvemenr in Result of Laboratory Testing. 52.
Maulana,Setyoningsih, dkk. 2013. Tourniquet. Surabaya: Poltekkes Surabaya.
CLSI. 2013. CLSI Document H3-A6. Procedures For The Collection
of Diagnostic Blood Specimen by Vennipuncture Approved Standart
Sixth Edition. 27(26).
Ghina, T.P. 2016. Pengaruh Lama Penggunaan Tourniquet terhadap Kadar Kolesterol.
Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Serdar, M.A., dkk. 2008. Turk Biyokimya Dergisi (Turkish Journal of Biochemistry-
Turk J Biochem). Tourniquet Application Time During Phlebotomy
and The Influence on Clinical Chemistry Testing: Is It Negligible?.
33(3): 85-88.
2