PROTEIN PLASMA
DISUSUN OLEH
KOTA SEMARANG
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Biokimia Gizi dengan judul “Protein
Plasma”
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH……………………………………..………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………...………...………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………..…………….……………………………….3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………….…………………… ………......4
A. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………4
BAB 2 ISI……………………………………………………………………………….…….5
A. MACAM-MACAM PROTEIN PLASMA……………………..………..……………5
B. BATAS NORMAL PROTEIN PLASMA…………………………………………….6
C. UJI BIOKIMIA DARAH……………………………………………………………...7
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………….………9
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………...…...9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..……………………….….…10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur C, H, O, N dan
pada beberapa jenis protein mengandung unsur S (belerang) dan F (fosfor). Zat yang
disintesis di hati ini penting untuk menyusun sel, keratin, kolagen, hormone, enzyme, dan
juga protein transporter seperti hemoglobin dan mioglobin. Dalam darah manusia,
Albumin merupakan jenis protein yang penting untuk menjaga tekanan onkotik.
Protein tersusun atas beberpa subunit yang yang disebut asam amino(Mckee and
McKee, 1996: 78). Antara asam amino yang satu dengan lainnya digabungkan melalui
ikatan peptida. Dua puluh asam amino yang saat ini umum dikenali berbeda satu sama
lain tergantung dari rantai sampingnya.
Kedua puluh asam amino yang terdapat pada protein bersifat esensial bagi
kesehatan. Dari 12 asam amino yang secara nutrisional nonesensial, 9 buah di antaranya
dibentuk dari zat amfibolik dan 3 buah (sistein, tirosin, dan hidroksilin) dibentuk dari
asam amino yang esensial secara nutrisional. Identifikasi 12 asam amino yang dapat
disintesis oleh manusia terutama didasarkan pada data yang berasal dari diet dengan
protein yang digantikan oleh asam amino murni.
Untuk dapat berfungsi secara fisiologis, suatu protein minimal harus bersifat 3
dimensi (tersier). Beberapa molekul asam amino berikatan membentuk protein. Protein-
protein yang saling berikatan akan membentuk ikatan primer. Dua ikatan primer protein
akan membentuk ikatan sekunder (2-dimensi), dan apabila antarrantai samping tiap
protein tersebut saling berikatan, dia akan membentuk protein 3 dimensi atau protein
tersier. Protein tersier yang berikatan dengan mineral makro akan membentuk protein
kuartener. Misalnya hemoglobin, protein tersier yang berikatan dengan Fe.
Pengukuran kadar protein sangatlah penting untuk menentukan kondisi kesehatan
seorang pasien, karena minimnya jumlah protein dalam tubuh seseorang dapat menjadi
indicator dari penyakit-penyakit, seperti penyakit hati.
4
BAB II
ISI
5
menjadi thrombin oleh protrombinase lebih lanjut. Thrombin akan memkonfrensi
fibrinogen menjadi fibrin.
Terdapat dua jenis protein yang utama di dalam serum, yaitu albumin dan
globulin. Albumin dibuat di dalam hati, merupakan protein yang paling menonjol dan
bermuatan negatif yang terkuat guna mengikat molekul kecil untuk diedarkan melalui
darah. Albumin juga berguna untuk menjaga tekanan osmosis darah.
6
tertentu yang cukup tinggi, dengan kecepatan terlarut (en:solubility rate) dan laju migrasi
elektroforetik (en:electrophoretic migration rate) yang lebih rendah daripada
albumin. Rasio normal di dalam darah sekitar 2 hingga 3,5 g/dl.
alfa-1
fetoprotein
7
a. Hasil endapan pada uji pengendapan globulin tadi diberi amonium sulfat
secukupnya hingga terbentuk suatu endapan yang disebut albumin.
b. Siapkan kertas saring, corong, dan tabung reaksi untuk menyaring endapan
tersebut.
c. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat yaitu endapan pada kertas saring tersebut
dan filtrat (yang dapat melewati kertas saring).
d. Filtrat diberi akuades hingga larut.
3. Uji Pengendapan Protein
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Siapkan serum dan pipet tetes, kemudian masukkan serum sebanyak 10 tetes
menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, tambahkan 20 tetes
akuades kedalam tabung reaksi tersebut dengan menggunakan pipet tetes.
c. Panaskan tabung reaksi tersebut didalam gelas beker berisi air mendidih hingga
larutan didalam didalam tabung reaksi tersebut mendidih
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Macam-macam protein plasma adalah fibrinogen, albumin (69 kDa), globulin, dan
protombin. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl[2] atau sekitar 7% dari
volume darah. Serum albumin dalam keadaan normal memiliki kadar 3.5-5.0 g/dl,
Immunoglobulin dalam keadaan normal memiliki kadar 1.0-1.5 g/dl, fibrinogen dalam
keadaan normal memiliki kadar 0.2-0.45 g/dl, serta alfa-1 fetoprotein dan protein
wewenang kadarnya kurang dari 1%.
9
DAFTAR PUSTAKA
Devi, Erlisa, dkk. 2009. Penentuan Kadar Protein Total, Albumin, dan Globulin Serum
dengan Metode Kingsley. Laporan Praktikum. Jember : Universitas Jember.
Sari, Ismaya Aria, dkk. 2017. Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan
Senyawa Dalam Darah. Laporan Praktikum. Semarang : Universitas
Muhammadiyah Semarang.
10