Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOKIMIA GIZI

PROTEIN PLASMA

Dosen Pengampu : Yuwono Setiadi, SST, M.Gizi

DISUSUN OLEH

Putri Yunita Rahmawati (P1337431119007)


D III GIZI REGULER A
SEMESTER III
TAHUN AJARAN 2020/2021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JALAN WOLTER MONGINSIDI NO. 155

KOTA SEMARANG

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Biokimia Gizi dengan judul “Protein
Plasma”

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Ponorogo, 27 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH……………………………………..………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………...………...………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………..…………….……………………………….3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………….…………………… ………......4
A. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………4
BAB 2 ISI……………………………………………………………………………….…….5
A. MACAM-MACAM PROTEIN PLASMA……………………..………..……………5
B. BATAS NORMAL PROTEIN PLASMA…………………………………………….6
C. UJI BIOKIMIA DARAH……………………………………………………………...7
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………….………9
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………...…...9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..……………………….….…10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur C, H, O, N dan
pada beberapa jenis protein mengandung unsur S (belerang) dan F (fosfor). Zat yang
disintesis di hati ini penting untuk menyusun sel, keratin, kolagen, hormone, enzyme, dan
juga protein transporter seperti hemoglobin dan mioglobin. Dalam darah manusia,
Albumin merupakan jenis protein yang penting untuk menjaga tekanan onkotik.
Protein tersusun atas beberpa subunit yang yang disebut asam amino(Mckee and
McKee, 1996: 78). Antara asam amino yang satu dengan lainnya digabungkan melalui
ikatan peptida. Dua puluh asam amino yang saat ini umum dikenali berbeda satu sama
lain tergantung dari rantai sampingnya.
Kedua puluh asam amino yang terdapat pada protein bersifat esensial bagi
kesehatan. Dari 12 asam amino yang secara nutrisional nonesensial, 9 buah di antaranya
dibentuk dari zat amfibolik dan 3 buah (sistein, tirosin, dan hidroksilin) dibentuk dari
asam amino yang esensial secara nutrisional. Identifikasi 12 asam amino yang dapat
disintesis oleh manusia terutama didasarkan pada data yang berasal dari diet dengan
protein yang digantikan oleh asam amino murni.
Untuk dapat berfungsi secara fisiologis, suatu protein minimal harus bersifat 3
dimensi (tersier). Beberapa molekul asam amino berikatan membentuk protein. Protein-
protein yang saling berikatan akan membentuk ikatan primer. Dua ikatan primer protein
akan membentuk ikatan sekunder (2-dimensi), dan apabila antarrantai samping tiap
protein tersebut saling berikatan, dia akan membentuk protein 3 dimensi atau protein
tersier. Protein tersier yang berikatan dengan mineral makro akan membentuk protein
kuartener. Misalnya hemoglobin, protein tersier yang berikatan dengan Fe.
Pengukuran kadar protein sangatlah penting untuk menentukan kondisi kesehatan
seorang pasien, karena minimnya jumlah protein dalam tubuh seseorang dapat menjadi
indicator dari penyakit-penyakit, seperti penyakit hati.

4
BAB II

ISI

A. MACAM  –  MACAM PROTEIN PLASMA


Protein Plasma dibedakan menjadi:
a. Fibrinogen
Fibrinogen adalah salah satu protein yang disintesis oleh hati yang merupakan
reaktan fasa akut berbentuk globulin beta. Protein ini berguna untuk proses hemostatis
yang menstimulasi pembentukan thrombus. Rasio plasma normal yang berkisar antara
200-400 mg/dL.
b. Albumin (69 kDa)
Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia ( 3,4-4,7g/dL) dan
membentuk sekitar 60% protein plasma total. Sekitar 40% albumin terdapat dalam
plasma dan 60% sisanya terdapat di ruang ekstrasel. Hati menghasilkan sekitar 12 g
albumin /hari, yaitu sekitar 25% dari semua sintesis protein oleh hati dan separuh
jumlah protein yang disekresikannya. Sintesis albumin berkurang pada beragam
penyakit terutama penyakit hati.
c. Globulin
Menurut Harrow et al (1962), Globulin merupakan salah satu golongan protein
yang tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam larutan
garam dan membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang tinggi. Glubolin
disusun oleh dua komponen yaitu legumin dan vicilin. Suhardi (1989) menambahkan
bahwa dengan ultrasentrifugasi ditemukan protein utama golongan 2S, 7S, 11S dan
15S. Fraksi terbesar adalah globulin 7S yang merupakan glikoprotein. Protein
globulin dapat mencapai 70% dari total protein. Fraksi 11S sampai sekarang baru
dikenal sebagai protein tunggal sedangkan frakti 15S belum dapat diidentifikasikan
senyawa penyusunnya.
d. Protombin
Sejenis glikoprotein yang dibentuk oleh dan dsimpan dalam hati. Sekresi
protombin ke dalam plasma darah, terjadi Karena stimulasi dari tromboplastin dan ion
kalsium pada proses koagulasi. Dalam proses tersebut, protobin kemudian dikonfrensi

5
menjadi thrombin oleh protrombinase lebih lanjut. Thrombin akan memkonfrensi
fibrinogen menjadi fibrin.

B. BATAS NORMAL PROTEIN PLASMA


Serum protein (bahasa Inggris:  globular protein, spheroprotein) merupakan salah
satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan
koloidal di dalam plasma darah. Protein (bahasa Yunani: πρωτεϊνη - proteios) berarti
utama (bahasa Inggris: first rank).
Serum protein tidak mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein)
sehingga dapat terlarut. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar
7% dari volume darah keseluruhan dengan berbagai kegunaan:
 Sirkulasi molekul lipida, hormon, vitamin dan zat besi
 Enzim, komponen komplemen, protease inhibitor  dan kinin precursor
 Regulasi aktivitas, fungsional non seluler dalam sistem kekebalan. 
Total serum protein dapat melonjak karena: Infeksi kronis (termasuk
tuberkolosis, Adrenal cortical hypofunction, disfungsi hati, Collagen Vascular Disease
(Rheumatoid Arthritis, Systemic Lupus, Scleroderma) , gejala hipersensitivitas,
Sarcoidosis  , dehidrasi (diabetic acidosis, chronic diarrhea, dll.), Respiratory distress,
Hemolisis,Cryoglobulinemia, Alcoholism, Leukemia dan menurun antara lain disebabkan
oleh:
Malnutrition   dan malabsorption    (insufficient intake and/or digestion of
proteins ), Liver disease   (insufficient production of proteins ), Diare (loss of protein
through the GI tract  ), Severe burns   (loss of protein through the skin ), Hormone
Imbalances that favor breakdown of tissue  , Loss through the urine in severe kidney
disease (proteinuria), Kehamilan (dilution of protein due to extra fluid held in the
vascular system)

Terdapat dua jenis protein yang utama di dalam serum, yaitu albumin dan
globulin.  Albumin dibuat di dalam hati, merupakan protein yang paling menonjol dan
bermuatan negatif yang terkuat guna mengikat molekul kecil untuk diedarkan melalui
darah. Albumin juga berguna untuk menjaga tekanan osmosis darah.

Beberapa jenis globulin diproduksi di dalam hati, sementara yang lain diproduksi


di dalam sistem kekebalan. Semua jenis serum protein yang lain diproduksi di dalam hati.
Arti kata globulin menunjukkan sekelompok protein heterogen dengan berat molekul

6
tertentu yang cukup tinggi, dengan kecepatan terlarut (en:solubility rate) dan laju migrasi
elektroforetik (en:electrophoretic migration rate) yang lebih rendah daripada
albumin. Rasio normal di dalam darah sekitar 2 hingga 3,5 g/dl.

Protein darah Kadar normal % Kegunaan


level
Serum albumin 3.5-5.0 g/dl 60% memelihara tekanan osmosis
dan
pengusung molekul lain
Immunoglobulin  1.0-1.5 g/dl 18% membentuk  sistem kekebalan
tubuh
Fibrinogen  0.2-0.45 g/dl 4% koagulasi darah

alfa-1
fetoprotein 

Protein <1% mengatur ekspresi genetik


wewenang 

C. UJI BIOKIMIA DARAH


1. Uji Pengendapan Globulin
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Siapkan serum dan pipet tetes. Ambil serum sebanyak 10 tetes dengan
menggunakan pipet tetes kedalam tabung reaksi yang sudah disiapkan.
c. Tambahkan Amonium Sulfat (NH4)2SO4 padat secukupnya. Kemudian
goyangkan tabung reaksi tersebut hingga terbentuk endapan.
d. Siapkan kertas saring, corong dan tabung reaksi untuk menyaring endapan
tersebut.
e. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat, yaitu endapan pada kertas saring dan filtrat
(yang dapat melewati kertas saring)
f. Filtrat diberi akuades dan digoyangkan hingga larut. Setelah larut, filtrat diberi
akuades lagi hingga terbentuk endapan. Endapan tersebut disebut globulin.
2. Uji Pengendapan Albumin

7
a. Hasil endapan pada uji pengendapan globulin tadi diberi amonium sulfat
secukupnya hingga terbentuk suatu endapan yang disebut albumin.
b. Siapkan kertas saring, corong, dan tabung reaksi untuk menyaring endapan
tersebut.
c. Setelah disaring akan didapatkan 2 zat yaitu endapan pada kertas saring tersebut
dan filtrat (yang dapat melewati kertas saring).
d. Filtrat diberi akuades hingga larut.
3. Uji Pengendapan Protein
a. Siapkan tabung reaksi serta peralatan dan bahan lainnya yang dibutuhkan.
b. Siapkan serum dan pipet tetes, kemudian masukkan serum sebanyak 10 tetes
menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, tambahkan 20 tetes
akuades kedalam tabung reaksi tersebut dengan menggunakan pipet tetes.
c. Panaskan tabung reaksi tersebut didalam gelas beker berisi air mendidih hingga
larutan didalam didalam tabung reaksi tersebut mendidih

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Macam-macam protein plasma adalah fibrinogen, albumin (69 kDa), globulin, dan
protombin. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl[2] atau sekitar 7% dari
volume darah. Serum albumin dalam keadaan normal memiliki kadar 3.5-5.0 g/dl,
Immunoglobulin dalam keadaan normal memiliki kadar 1.0-1.5 g/dl, fibrinogen dalam
keadaan normal memiliki kadar 0.2-0.45 g/dl, serta alfa-1 fetoprotein dan protein
wewenang kadarnya kurang dari 1%.

9
DAFTAR PUSTAKA

_________. _______. Makalah Biokimia Darah, (Online), (


https://fdokumen.com/document/makalah-biokimia-darah-dan-plasma-darah-2-
5617dbde124e1.html ) diakses tanggal 25 November 2020.

Devi, Erlisa, dkk. 2009. Penentuan Kadar Protein Total, Albumin, dan Globulin Serum
dengan Metode Kingsley. Laporan Praktikum. Jember : Universitas Jember.

Sari, Ismaya Aria, dkk. 2017. Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan
Senyawa Dalam Darah. Laporan Praktikum. Semarang : Universitas
Muhammadiyah Semarang.

10

Anda mungkin juga menyukai