Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

Kata pengantar

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan modul ini.

Kami sebagai Penulis menyadari bahwa dalam menyusun modul ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga modul ini
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.

Modul keterampilan dasar praktik Kebidanan ini membahas tentang Konsep

Persiapan dan pemeriksaan pada feses.Setelah mempelajari modul keterampilan

dasar praktik kebidanan, diharapkan Anda mampu mendiskripsikan

tentangKonsepPersiapan dan pemeriksaan feses.

Medan, Maret 2020

Penyusun

Page 1 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………….………………………………………………….…. 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. 2

BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………………...……………. 4

A. DESKRIPSI SINGKAT….………………………………………………………….….... 4
B. RELEVANSI….……………………………………………………………………....…. 5
C. TUJUAN PEMBELAJARAN...…………………………………………………..……... 5
D. PETUNJUK BELAJAR…………………………………………………………………...5
E. PENGANTAR…………………………………………………………………………….6
F. INDIKATOR PEMBELAJARAN………………………………………………………...6

BAB II: URAIAN MATERI………………………………………………………7

A. PENGERTIAN………………………………………………………7

B. MANFAAT.................................................................7

C. PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN FESES.............. 8

D. INDIKASI PEMERIKSAAN FESES................................. 8

E. PERINGATAN PEMERIKASAAN FESES......................... 9

F. SYARAT PENGAMBILAN FESES....................................9

G. WAKTU......................................................................9

H. PROSEDUR PEMERIKSAAN FESES................................9

I. JENIS PEMERIKSAAN FESES.........................................12

J. ANALISIS JENIS SPESIMEN..........................................13

K. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN......................14

Page 2 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

BAB III : PENUTUP...................................................................... 20

A. LATIHAN............................................................................ 19

B. RANGKUMAN………………………………………………………………20

TES FORMATIF………………………………………………………………….21

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF………………………………………..24

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..25

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

Page 3 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

DESKRIPSI SINGKAT

odul ini mendekripsikan tentang Konsep Persiapan dan Pengambilan feses. Sekarang ini,
banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi,
penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang paling sering menyerang manusia.

Penyakit infeksi yang ditimbul sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen.
Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnese guna
menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan diagnosa guna menemukan
mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan
spesimen.

Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah Cara


Pengambilan/Penyimpanan/Pengiriman specimen . Adapun tujuan dari pemahaman cara
pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil yang akurat dalam
pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam rentang waktu
pengiriman ke laboratorium.

Salah satu hal paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu harus
diperhatikan tujuan pengambilan spesimen. Spesimen diambil apakah untuk pemeriksaan
mikrobiologi/patologi klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini harus diperhatikan sebab
prosedur pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda.

RELEVANSI

Page 4 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

Materi dalam modul ini berkaitan dengan KDK, keterampilan dasar kebidanan,
dalam hal ini Konsep pengambilan dan pemeriksaan spesimen sangat penting apalagi
menyangkut masalah kebidanan, yang sangat penting bagi Ibu dan Anak . Dalam
modul ini akan menjelaskan mengenai tujuan dan pelaksanaan spesimen seperti :
PEMERIKSAAN FESES

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar diharapkan mahasiswa dapat serta


memahami ruang lingkup keterampilan dasar kebidanan. Dimana tujuannya untuk
mengasah keterampilan seorang bidan apabila di tempat kan ke suatu tempat, untuk
mengetahuan tingkat kesehatan seseorang melalui keterampilan kebidanan ini.

 PETUJUK BELAJAR

Agar Anda berhasil dengan baik mempelajari modul ini, ikuti petunjuk belajar sebagai berikut:

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai Anda mampu menguraikan apa, untuk
apa dan bagaimana mempelajari modul ini.

3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan
tukar pikiran dengan teman anda, Dosen atau tutor anda

4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi mengenai pengalaman simulasi dan demonstrasi
dalam kelompok kecil atau klasikal pada saat tutorial.

5. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang materi modul untuk membantu anda lebih
mampu menguraikan materi yang anda pelajari.

6. Jawablah latihan dan tugas formatif yang ada didalam modul , untuk menguji kemampuan
anda .

Page 5 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

KONSEP PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN


FESES

PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami kelompok 3 dapat menyelesaikan modul kami yang berjudul
“KONSEP PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN” dengan lancar.
Maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
Keterampilan dasar Kebidanan.Modul ini disusun untuk menyempurnakan pemahaman dalam
mengetahui pengambilan spesimen.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih memiliki kekurangan.Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari
Dosen Pengampu dan segenap pembaca demi perbaikan untuk modul berikutnya.

INDIKATOR PEMBELAJARAN

 Mahasiswa memiliki kemampuan mengemukakan persiapan dan pengambilan feses


 Mahasiswa mampu mengemukakan persiapan pemeriksaan feses
 Mahasiswa mampu mengemukakan persiapan pemeriksaan pemeriksaan reduksi urine

URAIAN MATERI

PEMERIKSAAN FESES

Page 6 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

A.PENGERTIAN

Pemeriksaan faeses yaitu pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan


tertentu.Macam pemeriksaan tinja adalah pemeriksaan lengkap yang meliputi
warna,bau,konsistensi,lendir,darah dan telur cacing.Pada pasien yang tidak dapat BAB ,tidak
boleh dilakukan secara huknah/clisma atau diberi obat pencahar,tetapi harus diambil langsung
dengan cara diambil dengan jari(cara touch).

B.MANFAAT

Tujuan dari pemeriksaan spesimen feaces ini adalah untuk pemeriksaan laboratorium untuk
membantu menegakan diagnosa.

C.PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN FAESES

a) Persiapan alat
b) Hand scoon bersih
c) Vasseline
d) Botol bersih dengan penutup
e) Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya

Page 7 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

f) Bengkok
g) Perlak pengalas
h) Tissue
i) Tempat bahan pemeriksaan
j) Sampiran

D. INDIKASI PEMERIKSAAN FESES

Dokter akan mempertimbangkan pemeriksaan feses pada kondisi-kondisi seperti:

 Alergi atau peradangan pada saluran pencernaan. Misalnya, alergi susu pada bayi.
 Infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, atau virus yang menyerang
saluran cerna.
 Perdarahan di saluran pencernaan.
 Mengalami gejala-gejala gangguan saluran cerna, seperti mual, muntah, perut kembung,
nyeri atau kram perut, BAB berlendir, demam, serta diare.
 Sebagai pemeriksaan penyaring kanker usus besar dengan melihat ada atau tidaknya
darah pada tinja.
 Gangguan penyerapan gizi atau sindrom malabsorbsi.
 Membantu dalam mengidentifikasi penyakit hati, pankreas, atau saluran pencernaan.
Dalam kondisi ini, dokter akan memeriksa enzim pada tinja pasien untuk memastikan
normal atau tidaknya fungsi pankreas.

E. PERINGATAN PEMERIKSAAN FESES

 Hindari pemeriksaan feses jika mengalami siklus menstruasi atau perdarahan aktif yang
disebabkan oleh wasir.
 Jangan menggunakan sampel tinja yang telah jatuh ke dasar kloset, terkena urine atau
peralatan di kamar mandi.
 Beri tahu dokter jika baru-baru ini menjalani foto Rontgen yang menggunakan zat
kontras barium. Zat ini dapat mempengaruhi hasil tes.

Page 8 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

 Informasikan kepada dokter jika baru-baru ini berpergian, terutama berpergian ke luar
negeri, selama beberapa minggu atau bulan.
 Sebelum pemeriksaan, beri tahu dokter mengenai obat-obat yang sedang digunakan,
termasuk obat resep, obat bebas, herba, atau suplemen.

F. SYARAT PENGUMPULAN FESES

a. Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30 – 40 menit sejak dikeluarkan.
Bila pemeriksaan ditunda simpan pada almari es.
b. Pasien dilarang menelan Barium, Bismuth, dan Minyak dalam 5 hari sebelum
pemeriksaan.
c. Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan.
d. Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher
e. Pasien konstipasi

G.WAKTU
Pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya
sebelum pemberian anti biotik. Feses yang diambil dalam keadaan segar.

H. PROSEDUR PEMERIKSAAN FESES

Pengambilan sampel tinja bisa dilakukan di rumah sakit atau secara mandiri di rumah. Di
rumah sakit, petugas laboratorium akan memberikan wadah khusus untuk menampung sampel
feses. Wadah ini biasanya berupa pot plastik berbentuk tabung, dengan ukuran yang bervariasi
dan kedap udara. Pastikan wadah tersebut dalam keadaan bersih.

Berikut ini tahapan yang bisa Anda lakukan dalam mengambil sampel tinja:

 Gunakan plastik pembungkus untuk mengambil sampel tinja yang kering atau kertas
koran yang diletakkan di kloset saat BAB.
 Pastikan tinja tidak berceceran atau jatuh menyentuh dasar kloset untuk mencegah
kontaminasi.
Page 9 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

 Gunakan sendok khusus atau spatula yang disediakan bersama wadah, untuk mengambil
sampel feses kira-kira seukuran biji kurma, dan pindahkan ke dalam wadah.
 Cegah sampel tinja bercampur bersama urine.
 Setelah sampel tinja terkumpul di dalam wadah, segera masukkan dan tutup rapat di
dalam kantong plastik.
 Cuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih. Jangan lupa untuk menyiram sisa
kotoran yang berada di dalam kloset.
 Segera bawa wadah yang berisi sampel feses ke laboratorium, sebaiknya tidak lebih dari
24 jam untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan mengaburkan hasil pemeriksaan.

Tuliskan nama, tanggal lahir, dan tanggal pengambilan sampel pada label wadah sampel untuk
mencegah wadah tertukar.

Pengambilan feses bisa dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya pada tes untuk mengetahui
adanya parasit atau cacing yang menempel di tinja, pengambilan sampel bisa dilakukan sebanyak
dua kali atau lebih. Pada pemeriksaan feses untuk mengetahui ada atau tidaknya lemak,
pengambilan sampel tinja dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Jika mengalami gejala
gangguan saluran cerna setelah berpergian ke luar negeri, dokter akan menyarankan pengambilan
sampel tinja dilakukan selama 7-10 hari berturut-turut.

Pengambilan sampel tinja umumnya tidak menyebabkan rasa sakit, kecuali pada pasien dengan
konstipasi yang akan kesulitan dan sakit ketika mengejan.

Prosedur pengambilan feses pada dewasa :


1. Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
2. Menyiapkan alat yang diperlukan
3. Meminta ibu untuk defekasi di pispot, hindari kontak dengan urine
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5. Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah specimen kemudian
tutup dan bungkus
6. Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing dan adanya parasit pada sampel
7. Buang alat dengan benar

Page 10 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

8. Cuci tangan
9. Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
10. Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai

Prosedur pengambilan feses pada dewasa dalam keadaan tidak mampu defekasi
sendiri:
1. Mendekatkan alat
2. Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
3. Mencuci tangan
4. Memasang perlak pengalas dan sampiran
5. Melepas pakaian bawah pasien
6. Mengatur posisi dorsal recumbent
7. Memakan hand scoon
8. Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas kemudian
diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
9. Setelah dapat , dikeluarkan perlahan – lahan lalu dimasukkan ke dalam tempatnya.
10. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.
11. Melepas hand scoon
12. Merapikan pasien
13. Mencuci tangan

Prosedur pengambilan feses pada bayi :


1. Jelaskan prosedur pada ibu bayi dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
pada bayinya
2. Menyiapkan alat yang diperlukan
3. Memantau feses yang dikeluarkan oleh bayi di popoknya, hindari kontak dengan urine
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5. Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah specimen kemudian
tutup dan bungkus
6. Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing dan adanya parasit pada sampel

Page 11 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

7. Buang alat dengan benar


8. Cuci tangan
9. Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
10. Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai

I. JENIS PEMERIKSAAN FESES


Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan
sebesar-besarnya untuk menemui kelainan umpamanya bagian yang tercampur darah atau lendir
dan sebagainya. Oleh Karen unsur-unsur patologik biasanya tidak terdapat merata, maka hasil
pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi
tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.

1. Pemeriksaan feces lengkap merupakan pemeriksaan feces yang terdiri atas :


- Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: konsistensi, warna, darah,
lendir). Adanya darah dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi
karena amuba atau bakteri shigella.
- Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit, epitel,
amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna
terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari
infeksi parasit tersebut.
- Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya Darah Samar, Urobilin, Urobilinogen,
Bilirubin dalam feses / tinja

2. Pemeriksaan feces kultur merupakan pemeriksaan feces melalui biakan


Tujuan : mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan
feses rutin
Waktu : pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya sebelum
pemberian anti biotik.
Alat-alat : -lidi kapas steril
-pot tinja

Page 12 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

Cara kerja :
a) Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh boleh
tercemar urine
b) intruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja ( kira kira
5gram )
c) tutup pot dengan rapat
d) Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan feses :


Umumnya dilakukan di rumah/laboratorium (Bila di rumah, feses sebaiknya dibawa ke
laboratorium, kurang dari 1 jam)

J. ANALISIS SPESIMEN FESES


Analisa specimen feses dapat memberikan informasi meliputi proses tentang kondisi
kesehatan. Beberapa tujuan pemeriksaan feses meliputi :
a. Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat terjadi akibat
adanya ulkus,penyakit inflamasi atau tumor. Pemeriksaan samar sering disebut sebagai tes uji
guaiase, dapat dilakukan dengan cepat oleh perawat di klinik atau klien di rumah. Kertas guaiase
yang di gunakan untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam feses. Makanan
tertentu,obat dan vitamin c dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat. Hasil positif palsu dapat
terjadi bila klien baru memakan daging merah,sayuran atau buah-buahan mentah atau obat-
obatan tertentu yang mengiritasi mukosa lambung dan mengakibatkan perdarahan, seperti aspirin
atau abat anti inflamasi nonsteroid (Nonsteroidal antI-inflamatory drugs/NSAID) yang
lain,steroid,sediaan besi dan anti koagulan. Hasil negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi
lebih dari 50 mg vitamin c/hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen 3 hari sebelum
pengukuran –sekalipun njika ada perdarahan.
b. Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh, jumlah lemak yang
berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus.
Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati dan kandung

Page 13 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim
seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sempel yang sedikit.
c. Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. ketika mengumpulkan spesimen untuk
pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga
spesimen feses yang di evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme
sehingga dapet disusun pengobatan yang sesuai.
d. Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan sedikit
feses karena spesimen tersebut akan di kultur. Wadah atau penampung harus steril dan teknik
aseptik digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium.
Perawat perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan
antibiotik.

K. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Penyimpanan
a) Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
b) Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium, ataupun Pepton water
c) Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4°C
Pengiriman
a) Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
b) Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur pada media Tetra Thionate
Broth
f. Mengumpulkan spesimen feses
Alat :
ü Pispot yang bersih
ü Sarung tangan
ü Wadah spesimen dari plastik berlebel dengan penutup, hapusan steril pada tabung untuk kultur
feses
ü Dua spatel
ü Tissue
ü Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lenkap

Page 14 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

ü Penyegar udara
Pemeriksaan feses untuk darah samar
Alat:
ü Pispot yang bersih
ü Sarung tangan
ü Dua spatel
ü Tissue
Persiapan perawat sebelum pemeriksaan :
a. Kumpulkan peralatan yang di perlukan
b. Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan spesimen feses sesuai waktu
c. Pelaksanaan
d. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut harus dilakukan
dan apakah klien dapat bekerjasama.
e. Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang dapet berjalan
f. Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat mebantu
mengumpulkannya
g. Defekasi pada pispot yang bersih
h. Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi. Jika
memungkinkan klien berkrmih dulu sebelum mengumpulkan spesimen
i. Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena kandungan kertas dapat
mempengaruhian alisis laboratorium
j. Beritahu perawat secepat mungkin setelah defekasi terutama setelah mendapatkan
spesimen dan segera dikirim ke laboratorium
k. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai. Ketika
mengambil sampel feses yaitu saat membawa pispot klien, saat memindahkan sampel feses ke
wadah spesimen, saat membuang sisa pada pispot, perawat melakukan teknik aseptik dengan
cermat.
l. Berikan privasi klien
m. Bantu klien yang memerlukan bantuan

Page 15 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

n. Bantu klien memakai pispot yang diletakkan di atas kursi di samping tempat tidur atau di
bawah dudukan toilet di kamar mandi
o. Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk mengurangi rasa bau dan malu pada
klien
p. Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada tangan dan bersihkan klien
sesuai dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus untuk memeriksa adanya iritasi bila klien sering
defekasi dan fesesnya cair.
q. Pindahkan sejumlah feses yang diperlukan ke dalam wadah feses
r. Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau semua feses ke dalam
wadah spesimen, hati-hati agar tidak mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah desse yang
dikirim bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses. Biasanya pemeriksaan cukup
membutuhkan 2 ,5 cm feses yang berbentuk atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa spesime
waktu,seluruh feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah yang terlihat
harus disertakan pada sampel.
s. Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan swab kedalam tabung
periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
t. Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum membuangnya kedalam
wadah pembuangan. Tindakan ini membantu mencegah penyebaran mikroorganisme melui
kontak dengan benda lain
u. Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah
v. Pastikan klien dalam keadaan nyaman
w. Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkan kembali ke tempatnya
x. Lepaskan sarung tangan
y. Gunakan penyegar udara untuk mrenghilangkan bau kecuali dikontra indikasikan untuk
klien (misalmnya semprotan yang meningkatkan dispenia)
z. Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium
aa. Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan pada label
yang melekat di wadah specimen
bb. Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau pemeriksaan parasit perlu
segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa

Page 16 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan bakteriologis terjadi pada spesimen feses
dalam suhu ruangan. Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang berisi
makanan dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi.

Sebelum Pemeriksaan Feses

Ada beberapa hal yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan sebelum pemeriksaan
feses, tergantung dari bentuk tes feses yang akan dijalani.

Pada pemeriksaan feses yang bertujuan menemukan darah, tanyakan kepada dokter mengenai
jenis-jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi 2-3 hari sebelum tes dimulai.

Beberapa jenis obat dapat mengubah hasil tes. Obat-obatan tersebut umumnya adalah antibiotik,
antidiare, antiparasit, pencahar, obat maag antasida, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Oleh karena itu, tanyakan kepada dokter mengenai obat-obat yang pemakaiannya harus
dihentikan.

Setelah Pemeriksaan Feses

Hasil tes umumnya diberikan setelah 1-3 hari. Jika hasil tes tidak langsung diberikan, pasien
diperbolehkan untuk pulang ke rumah dan diminta kembali menemui dokter setelah hasil tes
sudah ada.

Berikut ini ciri-ciri hasil pemeriksaan feses yang dinyatakan normal:

 Tinja berwarna coklat, bertekstur lembut, dan bentuk keseluruhan yang konsisten.
 Pada tinja tidak ditemukan bakteri berbahaya, jamur, parasit, virus, darah, lendir, nanah,
atau serat daging yang tidak tercerna dengan baik.
 Tinja mengandung 2-7 gram lemak dalam satu hari atau per 24 jam.
 Kadar gula dalam tinja kurang dari 0,25 g/dL.

Page 17 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

Sejumlah kondisi dapat mengubah hasil pemeriksaan feses. Diskusikan hasil tes dengan dokter.
Apabila ditemukan ketidaknormalan pada feses pasien, dokter akan melakukan penanganan atau
pengobatan sesuai hasil tes. Misalnya, memberikan obat antibiotik jika pada pemeriksaan
ditemukan bakteri, atau memberikan obat cacing bila ditemukan telur cacing pada tinja pasien.

Rangkaian tes diawali dengan pengambilan sampel tinja pasien untuk disimpan dalam wadah
bersih. Sampel tinja selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Pemeriksaan
laboratorium umumnya terdiri dari tes kimia, mikroskopik, dan mikrobiologi.

Sampel tinja akan dinilai konsistensi, warna, dan baunya, serta adanya lendir atau tidak. Selain
itu, tes ini juga memeriksa ada tidaknya bakteri, cacing, atau parasit penyebab infeksi, darah,
lemak, cairan empedu, gula, sel darah putih, dan serat daging, serta mengukur tingkat keasaman
pada sampel tinja pasien.

Ada beberapa jenis pemeriksaan feses tambahan, tergantung dari tujuan dan hasil yang ingin
diketahui dokter untuk menilai kondisi pasien. Di antaranya adalah:

 Tes darah samar. Untuk menemukan ada atau tidaknya darah yang tercampur dalam
tinja, melalui reaksi kimia.
 Kultur feses. Bertujuan untuk menemukan pertumbuhan bakteri yang tidak normal, yang
menyebabkan infeksi di dalam saluran pencernaan.

LATIHAN
Page 18 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

1. Apa tujuan dari pengambilan spesimen ?


2. Bagaimana cara penyimpanan fases yang akan digunakan untuk pemeriksaan?
3. Spesimen apa yang bisa disimpan dalam 2 jam yang sesuai dengan suhu ruangan !
4. Berapakah volume fases yang dibutuhkan saat pemeriksaan spesimen fases?
5. Penyakit apa yang bisa di diagnosa dengan pemeriksaan fases?

RANGKUMAN

 Pemeriksaan faeses yaitu pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan tertentu

Page 19 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

 Macam pemeriksaan tinja adalah pemeriksaan lengkap yang meliputi


warna,bau,konsistensi,lendir,darah dan telur cacing.Pada pasien yang tidak dapat
BAB ,tidak boleh dilakukan secar huknah/clisma atau diberi obat pencahar,tetapi harus
diambil langsung dengan cara diambil dengan jari(cara touch).(Yuni
Kusmiyati,Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan,2010)
 Tujuan dari pemeriksaan spesimen feaces ini adalah untuk pemeriksaan laboratorium
untuk membantu menegakan diagnosa.
 Ada beberapa jenis pemeriksaan feses tambahan, tergantung dari tujuan dan hasil yang
ingin diketahui dokter untuk menilai kondisi pasien. Di antaranya adalah:
-Tes darah samar. Untuk menemukan ada atau tidaknya darah yang tercampur dalam
tinja, melalui reaksi kimia.
-Kultur feses. Bertujuan untuk menemukan pertumbuhan bakteri yang tidak normal,
yang menyebabkan infeksi di dalam saluran pencernaan.

 Penyimpanan
a) Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
b) Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium, ataupun Pepton
c) Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4°C
Pengiriman

TES
FORMATIF
1. Berikut ini adalah tujuan di lakukannya pemeriksaan fases kecuali
a. Mendeteksi virus dan bakteri

Page 20 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

b. Mendeteksi telur cacing dan parasite


c. Mendeteksi adanya zat berbahaya
d. Melihat ada tidaknya darah

2.Macam pemeriksaan tinja adalah pemeriksaan lengkap yang meliputi….


a. warna
b. bau
c. konsistensi
d. lendir
e. gula

3. Dibawah ini syarat yang harus dipenuhi dalam pengambilan feses, kecuali….
a. Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30 – 40 menit sejak
dikeluarkan. Bila pemeriksaan ditunda simpan pada almari es.
b. Pasien dilarang menelan Barium, Bismuth, dan Minyak dalam 5 hari sebelum
pemeriksaan.
c. Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan.
d. Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher
e. Berpuasa
4. pemeriksaan spesimen feaces ini adalah untuk pemeriksaan laboratorium untuk membantu
menegakan diagnose merupakan pengertian dari….

a. manfaat
b. jenis
c. pengertian
d. kelainan
e. tujuan

5. dibawah ini merupakan periksaan faeces yang hasilnya normal, kecuali….

a. Tinja berwarna coklat, bertekstur lembut, dan bentuk keseluruhan yang konsisten.

Page 21 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

b. Pada tinja tidak ditemukan bakteri berbahaya, jamur, parasit, virus, darah, lendir, nanah,
atau serat daging yang tidak tercerna dengan baik.
c. Tinja mengandung 2-7 gram lemak dalam satu hari atau per 24 jam.
d. Kadar gula dalam tinja kurang dari 0,25 g/dL.
e. Ditemukan darah dalam faeces

6. Bertujuan untuk menemukan pertumbuhan bakteri yang tidak normal, yang menyebabkan
infeksi di dalam saluran pencernaan….

a. Kultur feses
b. Tes darah samar
c. Tes urin
d. Pemeriksaan feses
e. Pemeriksaan specimen

7. dibawah ini yang merupakan indikasi pemeriksaan feses adalah….

a. Alergi atau peradangan pada saluran pencernaan. Misalnya, alergi susu pada bayi.
b. Infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, atau virus yang menyerang
saluran cerna.
c. Perdarahan di saluran pencernaan.
d. Mengalami gejala-gejala gangguan saluran cerna, seperti mual, muntah, perut kembung,
nyeri atau kram perut, BAB berlendir, demam, serta diare.
e. A, B, C dan D jawaban benar

8. alat yang digunakan untuk mengumpulkan feses adalah….

a. Nierbekken
b. Pispot
c. Wadah specimen
d. Baki instrument
e. Spuit

Page 22 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

9. hal hal yang harus diperhatikan perawat adalah, kecuali….

a. Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang


b. Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium, ataupun Pepton water
c. Penyimpanan lebih dari 2 jam
d. penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4°C Pengiriman
e. Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang

10. persiapan yang dilakukan oleh perawat adalah, kecuali….


a. Kumpulkan peralatan yang di perlukan
b. Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan spesimen feses sesuai waktu
c. Pelaksanaan
d. Biarkan pasien mengumpulkan fesesnya agar perawat tidak terinfeksi
e. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut harus dilakukan
dan apakah klien dapat bekerjasama.

Kunci Jawaban
1. D 6. A

Page 23 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

2. E 7. E

3. E 8. C

4. E 9. C

5. E 10. D

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/pemeriksaan-feses

Page 24 of 25
Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan

http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/10/
vbehaviorurldefaultvmlo.htmlahmadmuzaki47.blogspot.com/2012/04/
pemeriksaanfeses.htmlhttp://mimintriwa.blogspot.com/p/42-persiapan-dan-pengambilan-
specimen.html
http://maratus-soliha.blogspot.co.id/2013/12/pemeriksaan-feses.html?m=1
http://rizkimurtafiah.blogspot.co.id/2013/06/pemeriksaan-feses-lengkap.html?m=1
http://boieducation10.blogspot.co.id/2012/11/protozoa_11.html?m=1
http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.co.id/2013/05/pemeriksaan-faeces.html?m=1

Page 25 of 25

Anda mungkin juga menyukai