Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di
dengan pemberian penyuluhan, diskusi, dan lain-lain. Semua ini tidak lepas dari
kerja sama yang baik antar mahasiswi kebidanan, bidan desa, kepala desa dan
masyarakat Desa kutalimbaru, sehingga PKL ini dapat berjalan dengan lancar.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
KabupatenDeli Serdang
ii
3. Maida Pardosi, SKM,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
4. Bidan Desa yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada kami.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Hormat Saya,
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah…………………….............................................3
C. Tujuan……………………………………………….........................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................44
LAMPIRAN………………………………………..................................…45
iv
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN).............................................46
MATERI PENYULUHAN.......................................................................49
DOKUMENTASI.....................................................................................52
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Poltekkes Kemenkes Medan dalam hal ini jurusan Kebidanan Medan memiliki
Sebagai institusi penghasil tenaga kesehatan yang unggul dan kompeten, maka
dalam bidang kebidanan komunitas, khususnya bagi Program Studi (Prodi) D-III
Kebidanan Medan.Program kegiatan ini dapat juga dijadikan sebagai lahan bagi
vi
D-III Kebidanan Semester V, dilaksanakan selama 2 minggu.Sehubungan dengan
kesatuan yang utuh melalui proses asuhan kebidanan untuk meningkatkan fungsi
untuk dapat memberi pelayanan KIA dan kesehatan wanita yang bersifat promotif,
kesehatan ibu dan anak, serta kespro remaja sesuai dengan prinsip Primary Health
Care (PHC).
vii
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumusan bagaimana asuhan
C. Tujuan Penulisan
- Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
- Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampaun keluarga dalam mengidentifikasi masalah
remaja
tepat.
1. Bagi Penulis
RI Medan.
viii
2. Bagi Klien
1) Bagi anak remaja
Sebagai bahan informasi kepada Ibu serta anak remaja tentang pentingnya
kesehatan remaja .
2) Bagi keluurga
ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berikut ini.
1) Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya,
x
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta
mampu memecahkan masalahnya secara mandiri
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
xi
Bidan lebih mengutamakan langkah promotif dalam setiap asuhannya,
kembang di posyandu.
b. Pencegahan (preventif)
adalah pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.
xii
(AIDS), kehamilan tidak diinginkan (KTD), kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), prostitusi, korban perkosaan, dan injecting drug user
(IDU).
B. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu atap dalam
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
Sudiharto (2007).
2. Struktur Keluarga
1. Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
xiii
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peran Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
3. Peran Anak
3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1999) dalam Sudiharto (2007), adalah
sebagai berikut.
1. Fungsi Afektif
kebutuhan psikososial.
2. Fungsi Sosialisasi
xiv
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan keluarga
perkembangan anak.
3. Fungsi Reproduksi
daya manusia.
4. Fungsi Ekonomi
tempat tinggal.
dan kebutuhan.
xv
Asuh : Memelihara dan merawat anggota keluarga agar tercapai kondisi
C. Teori atau Konsep Dasar Komunitas
1. Pengertian Kebidanan Komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan
masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau
bangsa.
sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti kekuarga , konsep sehat ,
maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan di cerminkan daklam perilaku keluarga
maupun di kelompok tertentu. Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka dalam
pada pelayanan kesehatan ibu dan anak ,Kesehatan Reproduksi termasuk usia
xvi
masyarakat, lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada
pengetahuan yang dimilikai dan kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan ibu dan
bayi, kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat
manusia.
yang diakui oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk
Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah
atau area tertentu.Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan
masyarakat.
xvii
Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan
Masa remaja (usia 11 – 20 tahun) adalah masa yang khusus dan penting,
karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Masa remaja
disebut juga masa pubertas,merupakan masa transisi yang unik ditandai dengan
berbagai perubahan fisik, emosi danpsikis.Remaja berada dalam situasi yang
sangat peka terhadap pengaruh nilai baru,terutama bagi mereka yang tidak
mempunyai daya tangkal. Mereka cenderung lebih mudah melakukan penyesuaian
dengan arus globalisasi dan arus informasi yang bebas yang dapatmenyebabkan
terjadinya perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai-nilai
yang datang dari luar. Masalah yang paling menonjol dilakangan remaja saat
ini,misalnya masalah seksualitas, sehingga hamil di luar nikah dan melakukan
xviii
aborsi. Kemudian rentan terinfeksi penyakit menular seksual (IMS), HIV dan
AIDS serta penyalahgunaan Narkoba. Adanya motivasi dan pengetahuan yang
memadai untuk menjalani masa remaja secara sehat, diharapkan remaja mampu
untuk memelihara kesehatan dirinya sehingga mampu memasuki masa kehidupan
berkeluarga dengan reproduksi sehat.
Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang
besar dari penduduk dunia, WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia
adalah remaja. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Di
Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar
22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan
(dikutip dari Nancy P, 2002).Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan
seksual. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak
termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga termasuk golongan dewasa.
Perkembangan biologis dan psikologis remaja dipengaruhi oleh perkembangan
lingkungan dan sosial. Oleh karena itu remaja akan berjuang untuk melepaskan
ketergantungannya kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian
sehingga mereka dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Memasuki
masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja
akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat
menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya
perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja.
Selain itu kematangan seksual juga mengakibatkan remaja mulai tertarik terhadap
anatomi fisiologi tubuhnya. Selain tertarik kepada dirinya, juga mulai muncul
perasaan tertarik kepada teman sebaya yang berlawanan jenis. Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS), Bappenas dan UNFPA tahun 2010,sebagian dari 63
juta jiwa remaja di Indonesia rentan berperilaku tidak sehat. Tingginya kehamilan
tidak diinginkan (KTD) erat kaitannya dengan aborsi. Dari estimasi jumlah aborsi
per tahun di Indonesia bisa mencapai 2,4 juta, sekitar 800.000 diantaranya terjadi
di kalangan remaja. Penyebab hamil di luar nikah di kalangan remaja semakin
xix
bervariasi. Penggunaan drug, permen memabukkan, lem hisap seringkali menjadi
alat ”coba-coba”kaum remaja untuk mendapat rangsangan tertentu.
1 DEFINISI
xx
mempunyai batas yang jelas, karenaproses tumbuh kembang berjalan
secara berkesinambungan.Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan
somatik pada remaja, yaitu peningkatanmassa tulang, otot, massa
lemak, kenaikan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadipada
kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun
polanya berbeda.Selain itu terdapat kekhususan (sexspecific), seperti
pertumbuhan payudara pada remajaperempuan dan rambut muka
(kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.
Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting
dalam kesehatanreproduksi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang
sangat cepat untukmencapai kematangan, termasuk organ-organ reproduksi
sehingga mampu melaksanakanfungsi reproduksinya. Perubahan yang terjadi
yaitu :
1) Munculnya tanda-tanda seks primer; terjdi haid yang pertama (menarche)
pada remajaperempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki.
2) Munculnya tanda-tanda seks sekunder, yaitu :
A. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah
besar, dada lebih besar, badan berotot, tumbuh kumis diatas bibir,
cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
B. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, tumbuhrambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara
membesar.
4. HAK-HAK REMAJA TERKAIT DENGAN KESEHATAN
REPRODUKSI
1) Selain kebutuhan-kebutuhan tersebut, remaja juga memiliki hak-
hak mendasar terkaitkesehatan reproduksinya. Hak-hak itu juga
harus terpenuhi sebagai kebutuhan dasarmereka. Hak-hak itu
xxi
adalah :
Hak hidup. Ini adalah hak dasar setiap individu tidak terkecuali
remaja, untuk terbebasdari resiko kematian karena kehamilan,
khususnya bagi remaja perempuan.
2) Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan. Termasuk dalam
hal ini adalah perlindungan privasi, martabat, kenyamanan, dan
kesinambungan.
3) Hak atas kerahasiaan pribadi. Artinya, pelayanan kesehatan
reproduksi bagi remaja dansetiap individu harus menjaga
kerahasiaan atas pilihan pilihan mereka.
4) Hak atas informasi dan pendidikan. Ini termasuk jaminan
kesehatan dan kesejahteraanperorangan maupun keluarga dengan
adanya informasi dan pendidikan kesehatanreproduksi yang
memadai tersebut.
5) Hak atas kebebasan berpikir. Ini termasuk hak kebebasan
berpendapat, terbebas daripenafsiran ajaran yang sempit,
kepercayaan, tradisi, mitos-mitos, dan filosofi yangdapat
membatasi kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan
reproduksi danseksual.
6) Hak berkumpul dan berpartisipasi dalam politik. Hal ini termasuk
mendesak pemerintah dan parlemen agar menempatkan masalah
kesehatan reproduksi menjadiprioritas kebijakan negara.
7) Hak terbebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk. Hal ini
terutama bagi anak-anakdan remaja untuk mendapatkan
perlindungan dari eksploitasi, pelecehan, perkosaan,penyiksaan,
dan kekerasan seksual.
8) Hak mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan terbaru. Yaitu
hak mendapatkanpelayan kesehatan reproduksi yang terbaru, aman,
dan dapat diterima.
9) Hak memutuskan kapan punya anak, dan punya anak atau tidak.
xxii
10) Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. Ini
berarti setiapindividu dan juga remaja berhak bebas dari segala
bentuk diskriminasi termasukkehidupan keluarga, reproduksi, dan
seksual.
11) Hak untuk memilih bentuk keluarga. Artinya, mereka berhak
merencanakan, membangun, dan memilih bentuk keluarga (hak
untuk menikah atau tidakmenikah).
12) Hak atas kebebasan dan keamanan. Remaja berhak mengatur
kehidupan seksual danreproduksinya, sehingga tidak seorang pun
dapat memaksanya untuk hamil, aborsi,ber-KB dan sterilisasi.
xxiii
memperbesarkemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV
(Human ImmunoDeficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker
pada rahim remajaperempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun
mengalami perubahanaktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas
biasanya juga dibarengidengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan
remaja. Sehingga hal ini akansemakin memperparah persoalan yang dihadapi
remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
3. Kehamilan Tidak Diinginkan
Hubungan seks pranikah di kalangan remajadidasari pula oleh mitos-mitos
seputar masalah seksualitas.Misalnya saja, mitosberhubungan seksual dengan
pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwaberhubungan seksual hanya sekali
tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahalhubungan seks sekalipun hanya
sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama siremaja perempuan dalam
masa subur.
4. Aborsi.
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum
waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori
aborsiprovokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun
begitu, adajuga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini
terjadi karenaberbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang
mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial
ia belum siap menjalanikehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan
berdampak pula padakesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan
kehamilan.
5. Perkawinan dan kehamilan dini.
Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan.Dibeberapa daerah, dominasi
orang tua biasanya masih kuat dalam menentukanperkawinan anak dalam hal ini
remaja perempuan.Alasan terjadinya pernikahan diniadalah pergaulan bebas
seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi.Remajayang menikah dini,
baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untukmemiliki anak
sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan.
xxiv
Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilansering
mengalami kekurangan gizi dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan
distribusimakanan yang tidak merata, antara janin dan ibu yang masih dalam
tahap proses
pertumbuhan.
6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan
HIV/AIDS.
IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui
hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri
bisa menulardengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya.
Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan
organ reproduksi,keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hinggacacat pada
bayi dan kematian.
xxv
BAB III
PENGKAJIAN DATA
A. Data Desa
Wilayah Desa
- Luas : 92.000 Ha
- Keadaan Geografis : Dataran Tinggi
- Fasilitas Kesehatan : Tenaga Medis, Sanitasi dan Sumber Air
Bersih
Penduduk
- Jumlah : 3.637 jiwa
- Jumlah dusun : 3 dusun
- Sebelah utara berbatasan dengan desa suka rende
- Sebelah selatan berbatasan dengan desa kuala lau
- Sebelah selatan berbatasan dengan desa pasar x
- Sebelah barat berbatasan dengan desa sampe cinta
- Mata Pencaharian
1. Petani : 54%
2. Pedagang : 19%
3. Pegawai negri : 12%
4. Karyawan : 8%
5. Buruh harian lepas : 3%
- Angka kelahiran :8%
- Mata Pencaharian : Petani, Perkebunan dan Perternakan
xxvi
DUMMY TABEL KELUARGA (5 KK)
DESA KUTALIMBARU KECAMATAN KUTALIMBARU
KABUPATEN DELI SERDANG
Hasil Survey
Tabel 2
Distribusi Kepala Keluarga berdasarkan Umur di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO KELOMPOK JENIS KELAMIN TOTAL
UMUR Lakilaki perempuan
f % f % f %
1 > 20-35 thn
2 >35 – 49 tahun 4 80% 1 20% 5 100%
3 >49 – 60 tahun
4 60 tahun
Total 5 100%
Tabel 3
Distribusi Kepala keluarga berdasarkan agama di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Agama JUMLAH
f %
1 ISLAM 4 80%
2 KRISTEN KATHOLIK 1 20%
Tabel 4
Distribusi Kepala Keluarga berdasarkan Suku di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Suku JUMLAH
f %
xxvii
1 JAWA 1 20%
2 KARO 3 60%
3 BATAK 1 20%
Tabel 5
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Kelamin di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
NO PENDIDIKAN JUMLAH
f %
Tidak Tamat SD 1 20%
SD 1 20%
SLTP 1 20%
SLTA 2 40%
Akademi/Perguruan Tinggi
Total 5 100%
Tabel 6
Distribusi kepala keluarga berdasarkan Pekerjaan di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Pekerjaan F %
1. PNS
2. Pegawai Swasta
3. Pensiunan
4. Wiraswasta 2 40%
5. Buruh
6. Petani
7. Pekerja Musiman 2 40%
8. Tidak Bekerja 1 20%
9. TNI
10. BUMN
11. Supir
12. Pedagang
13. Total 5 100%
Tabel 7
Distribusi kepala keluarga berdasarkan Usia Menikah di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Umur (Suami/Istri) F %
1. < 20 Thun
2. 20 – 35 tahun 3 60%
3. 35 – 49 taahun 1 20%
4. 49 – 60 tahun 1 20%
5. 60 tahun
6. Total 4 80%
Tabel 8
xxviii
Distribusi Anggota Keluarga Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
NO KELOMPOK JENIS KELAMIN TOTAL
UMUR Laki-Laki Perempuan
f % F % %
1. 0-1 tahun
2. 1 -2 tahun 1 7,69% 7,69%
3. 2 -3
tahun
4. 3 -5tahun 1 7,69% 7,69%
5. 5 -6tahun
6. >6 -12tahun 3 23,07% 23,07%
7. >12 -15tahun 1 7,69% 7,69%
8. >15 -20tahun 1 7,69% 1 7,69% 15,38%
9. >20 -35tahun 1 7,69% 7,69%
10. >35 -49tahun 3 23,07% 23,07%
11. >49 -60tahun 1 7,69% 7,69%
12. 60 tahun
TOTAL 99,97%
NO Pendidikan JUMLAH
F %
1. Tidak Tamat SD
2. SD 4 30,76%
3. SLTP 1 7,69%
4. SLTA 1 7,69%
5. Akademi/PT 3 23,07%
6. Belum Sekolah 4 30,76%
Total 13 99,97%
NO Pekerjaan F %
1. PNS
2. Pegawai Swasta
3. Pensiunan
4. Wiraswasta 2 40%
5. Buruh
6. Petani 2 40%
7. Pekerja Musiman
8. Pedagang
9. Mahasiswa
10. BUMN
11. Tidak Bekerja 1 20%
12. IRT
13. Total 5 100%
NO Umur (Suami/Istri) F %
1. Diare
2. Tipus
xxix
3. DBD
4. Malaria
5. DM
6. Jantung
7. Hipertensi 1 50%
8. Demam
9. Lambung 1 50%
Total 2 100%
Tabel 12
Distribusi Status Upaya Masyuarakat Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan di
Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Upaya JUMLAH
f %
1. Mengobati sendiri dengan obat
yang dijual bebas
2. Mengobati ke Puskesmas 1 50%
3. Berobat ke RS/Klinik 1 50%
4. Dokter
TOTAL 2 100%
Tabel 4.2.1
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur dan Paritas di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Umur (TAHUN) PARITAS Total
Primigr Sekundigravida Multigravida Grandemultigravida
avida
f % F % f % f % F %
< 20
>20-35
>35
Total
Tabel 4.2.2
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur dan Paritas di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Usia Jumla AN Jumlah Tot
kehamil h Ibu C Kunjungan al
an Hamil K1 K K K Belum lengkap Lengka f %
2 3 4 p
F % F % F % F %
TM I
TM II
TM III
TOTAL
xxx
Tabel 4.2.3
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Memiliki/Tidaknya Buku KIA di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Buku KIA F %
Punya
Tidak Punya
Total
Tabel 4.2.4
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur dan Paritas di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Tabel 4.2.5
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan
Kehamilan di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Tingkat pengetahuan F %
Baik
Sedang
Kurang
Total
Tabel 4.3.2
xxxi
Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan IMD saat bersalin di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
IMD F %
Ya
Tidak
Total
Usia Bayi Pemberian ASI Total
Ya Tidak Menetek
< 6 bulan F % F % F %
6-12 bulan
12-24 bulan
Total
Masalah F %
ASI tidak cukup
Bayi tidak mau menyusui
Total
PUS F %
Ikut KB
Tidak KB 1 100%
Total 1 100%
xxxii
Distribusi PUS berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Alat Kontrasepsi F %
Pil
IUD
Implant
Suntik
MOW
MAL
Kondom 1 100%
Total 1 100%
Tabel 4.5.2
Distribusi PUS berdasarkan Alasan Tidak Memakai KB di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Alasan F %
Dilarang Suami
Tidak Mau
Takut gemuk 1 100%
Program Hamil
Total 1 100%
Tabel 4.6.2
Distribusi Kesehatan Remaja berdasarkan Sumber Informasi Tentang Kespro di
Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Sumber Informasi F %
Petugas Kesehatan
Lingkungan
Media massa 5 100%
Dari ke 3 sumber
Total
Tabel 4.6.3
Distribusi Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Desa
Kutalimbaru
xxxiii
Tahun 2021
Pengetahuan Remaja F %
Baik
Sedang 2 100%
Kurang
Total
Tabel 4.7.1
Distribusi wanita menopause berdasarkan tingkat pengetahuan di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Tingkat Pengetahuan F %
Baik
Sedang
Kurang
Total
Tabel 4.8.2
Distribusi WUS berdasarkan Pernah/Tidak MelakukanTest IVA di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Pernah melakukan Test IVA F %
Ya
Tidak 5 100%
Total
xxxiv
>2-4 bulan
>4-9 bulan
>9-12 bulan
12 bulan
Total
Tabel 4.9.2
Distribusi Bayi dan Balita Status Gizi Berdasarkan Usia di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Kelompok Status Gizi Total
Usia Baik Kurang Obesitas
F % F % F % F %
1-2 bulan
>2-4 bulan
>4-9 bulan
>9-12 bulan
12 bulan
Total
Tabel 4.9.3
Distsribusi Bayi dan Balita Berdasarkan Pemberian Imunisasi di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Kelompok Imunisasi Lanjutan Total
Usia Lengkap Belum Tidak Lengkap
Lengkap
F % F % F % F % F %
1-2 tahun
>2-5 tahun
TOTAL
Tabel 4.9.4
Distribusi Bayi dan Balita Status Gizi Berdasarkan Usia di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Kelompok Status Gizi Total
Usia Baik Kurang Obesitas
F % F % F % F %
1-2 tahun
>2-5 tahun
Total
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA
xxxv
PKL KEBIDANAN KOMUNITAS MAHASISWA PRODI D-III JURUSAN
KEBIDANAN MEDAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN 2021
I. Identitas Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Elia Sembiring
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 54 Tahun
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Karo
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun I, Kutalimbaru
2. Riwayat pernikahan
a. usia pertama kali menikah
Suami : 29 tahun
Istri : 26 tahun
b. Jumlah pernikahan
Suami : 1 kali
Istri : 1 kali
Hub.
N Jenis Pendidi Ket
Nama Umur Keluarg Pekerjaan
o Kelamin kan
a
1. Notimi P 51 Thn Istri SLTA IRT Ada
Br
Tarigan
xxxvi
4 Keren P 14 Thn Anak Belum Belum/Tidak Ada
Tamat bekerja
SD/Sede
rajat
5 L 10 Thn Anak Tidak/ Belum/Tidak Ada
John BLM bekerja
Weslley Sekolah
ANALISA DATA
RUMUSAN MASALAH
Bagaimna seorang mahasiswa memberikan penyuluhan dan pendekatan yang baik
kepada keluarga Tn. E khususnya pada anak remajanya yang bernama Ira
Novefranda Br Sembiring.
Perhitunga Skoring
n
xxxvii
masalah untuk cukup mudah diubah karena
dicegah adanya penyuluhan yang
diberikan, diharapkan anak dapat
mengerti
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepadakeluarga melalui konseling bahwa keadaan
remaja.
remaja
reproduksi, dll.
xxxviii
6. Memberikan keluarga penkes tentang pentingnya cukup umur dalam
Istri : 26 Tahun
- Lama Pernikahan : ± 24tahun
Alamat : Desa Kutalimbaru
1.2 Anggota Keluarga
Hub.
N Jenis Pendidi Ket
Nama Umur Keluarg Pekerjaan
o Kelamin kan
a
1 Notimi P 51 Istri SLTA IRT Ada
. Br Thn
Ginting
xxxix
Sembirin h
g
4 Keren P 14 Anak Belum Belum/ Ada
Thn Tamat Tidak
SD/ bekerja
Sederaj
at
5 John L 10 Anak Tidak/ Belum/ Ada
Weslley Thn Blm Tidak
Sekolah bekerja
1. Ny.Pmengatakan akan membina anak remaja nya
2. Ny.N dan Tn.E mengatakan Kurang pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi remaja.
xl
Jawaban: pada usia 15 tahun
e. Apakah remaja dapat melakukan atau menjaga kespro dalam
masa peralihan ini ?
Jawaban Ny.N :sudah mulai terbiasa menjaga kebersihan dan
kesehatan reproduksinya.
xli
Alasan: Tidak tau
e. Apa Manfaat menjadi Aseptor KB ?
Alasan: Tidak banyak anak
f. Berapa jumlah anak yang disepakati dalam program
KB ?
Alasan: Maksimal 4
xlii
PLANNING OF ACTION (RENCANA KEGIATAN)
40
BAB V
PEMBAHASAN
A. Keluarga Tn. E/ Ny. N
Dari pengkajian yang telah dilakukan oleh penulis pada keluarga Tn.E
kesehatan reproduksi remaja dan pentinnya tentang KB. Sebagai evaluasi, ibu
dan anak remaja telah mengerti tentang materi yang diberikan dibuktikan
dengan ibu dan anak remaja dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
41
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengkajian data yang dilakukan pada keluarga Tn.E Desa
binaan.
maka dari itu keluarga sudah mengerti tentang masalahnya dan bersedia
B. Saran
mewujudkan kesehatan.
42
2. Diharapkan kepada petugas kesehatan masyarakat secara optimal dan tetap
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
45
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA
V. Metode Pelaksanaan
Ceramah, dan Tanya Jawab
45
VII. Strategi Pelaksanaan
Pembagian
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa
Waktu
Pendahuluan 5 menit - Salam pembuka - Menjawab salam
- Memperkenalkan - Mendengarkan
kelompok
- Menjelaskan maksud - Mendengarkan
dan tujuan - Menjawab
- Apersepsi
Penyajian 30 menit
- Menjelaskan materi
tentang : - Mendengarkan dan
memperhatikan
a. kesehatan
reproduksi
b. perubahan-
perubahan pada
Penutup 10 menit remaja
c. Alat reproduksi yang
ada pada pria - Bertanya dan
maupun wanita menjawab pertanyaan
d. fungsi alat - Menjawab pertanyaan
reproduksi - Memperhatikan
e. Cara menjaga alat - Menjawab salam
kelamin
f. Seks dan kehamilan
pada remaja
- Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
- Melakukan evaluasi
- Membuat kesimpulan
- Menutup dengan salam
45
VIII. Evaluasi
Soal :
45
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja
khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang
kesiapanya sudah dimulai sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama
pada remaja perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki.
45
c. Badan mulai membentuk “segi tiga”, urat-urat pun jadi kuat, dan muka
bertambah persegi.
2. Wanita
a. Pinggul semakin besar dan melebar.
b. Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak).
c. Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi.
d. Muka menjadi bulat dan berisi.
45
2. Tanda berfungsinya alat reproduksi pada perempuan
a. Ditandai dengan datangnya haid pertama
b. Bila sudah terjadi menarche berarti sudah menghasilkan seltelur yang
dapat dibuahi oleh sperma melalui hubungan seksual
45
DOKUMENTASI
45
3. DOKUMENTASI PENYULUHAN
46
46