Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KELUARGA BINAAN PADA KEGIATAN

PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS DENGAN KELUARGA


TN.E DAN NY. N
DI DUSUN I DESA KUTALIMBARU KECAMATAN
KUTALIMBARU
KABUPATEN DELI SERDANG
TANGGAL 08 NOVEMBER - 20 NOVEMBER 2021

Disusun Oleh :

PUTRI RAHAYU WIJAYATI


NIM : P07524119072

Dosen Pembimbing : Maida Pardosi,SKM,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


PRODI D-III KEBIDANAN MEDAN
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS DI DESA
KUTAMLIMBARU KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN
DELI SERDANG

TANGGAL08 NOVEMBER –20 NOVEMBER 2021

KEPALA DUSUN 1 DOSEN PEMBIMBING KELBIN

(SOPIANTA SINULINGGA) (MAIDA PARDOSI,SKM.M.Kes)


NIP:196312191986032002

KETUA PRODI D - III KEBIDANAN

(ARIHTA SEMBIRING SST,M.Kes)


NIP: 197002131998032001

MENGETAHUI DAN MENYETUJUI


KETUA JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

(BETTY MANGKUJI, SST, M.Keb)


NIP. 196609101994032001

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di

Desa kutalimbaru Kecamatan kutalimbaru Kabupaten Deli serdang.

Laporan ini merupakan permasalahan dari hasil pendataan selama PKL,

penulis menemukan suatu prioritas masalah kesehatan keluarga yaitu tentang

kesehatan remaja serta pergaulan remaja. Permasalahan ini dapat ditanggulangi

dengan pemberian penyuluhan, diskusi, dan lain-lain. Semua ini tidak lepas dari

kerja sama yang baik antar mahasiswi kebidanan, bidan desa, kepala desa dan

masyarakat Desa kutalimbaru, sehingga PKL ini dapat berjalan dengan lancar.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku direktrur Poltekes RI Medan Betty

Mangkuji, SST, M.Keb, sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Poltekes RI

Medan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan

Praktek Kerja Lapangan di Desa kutalimbaruKecamatan kutalimbaru

KabupatenDeli Serdang

2. Arihta Sembiring , SST, M.Kes, sebagai Kaprodi D-III Kebidanan Poltekkes

RI Medan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa kutalimbaru Kecamatan

kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

ii
3. Maida Pardosi, SKM,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan masukan sehingga sehingga Praktek Kerja

Lapangan ini dapat berjalan dengan lancar .

4. Bidan Desa yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada kami.

5. Kepala Desa kutalimbaru Kecamatan kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

6. Seluruh mahasiswa Kebidanan Poltekes Medan atas kerjasama dalam

menyelesaikan laporan ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Hormat Saya,

Putri Rahayu Wijayati

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah…………………….............................................3
C. Tujuan……………………………………………….........................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................5


A. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas.............................................5
B. Konsep Keluarga............................................................................8
C. Teori atau Konsep Dasar Komunitas..............................................11
D. Masalah Kespro Remaja.................................................................18
E. Penanganan Kespro Remaja...........................................................20

BAB III PENGKAJIAN DATA...............................................................21


BAB IV ASUHAN KEBIDANAN............................................................32
A. Pengkajian......................................................................................32
B. Analisa Data...................................................................................33
C. Perumusan Masalah........................................................................33
D. Prioritas Masalah.............................................................................33
E. Intervensi........................................................................................34
F. Implamentasi..................................................................................34
G. Evaluasi..........................................................................................37

PLANNING OF ACTION (RENCANA KEGIATAN)............................40


BAB V PEMBAHASAN............................................................................41
BAB VI PENUTUP....................................................................................42
A. Kesimpulan.....................................................................................42
B. Saran...............................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA................................................................................44
LAMPIRAN………………………………………..................................…45

iv
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN).............................................46
MATERI PENYULUHAN.......................................................................49
DOKUMENTASI.....................................................................................52

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Poltekkes Kemenkes Medan dalam hal ini jurusan Kebidanan Medan memiliki

peran penting dan strategis untuk berkontribusi secara langsung pada

pembangunan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat sehingga dapat

meningkatkan daya ungkit dalam program pembangunan kesehatan.

Sebagai institusi penghasil tenaga kesehatan yang unggul dan kompeten, maka

dibutuhkan salah satunya pengalaman praktik kerja lapangan bagi mahasiswa

dalam bidang kebidanan komunitas, khususnya bagi Program Studi (Prodi) D-III

Kebidanan Medan.Program kegiatan ini dapat juga dijadikan sebagai lahan bagi

pengembangan tridharma perguruan tinggi yaitu salah satunya adalah kegiatan

penelitian dan pengabdian masyarakat.

Praktik kerja lapangan Kebidanan Komunitas merupakan bagian dari

kegiatan pembelajaran praktek Kebidanan Komunitas I yaitu masyarakat di desa,

yang merupakan penjabaran dari kegiatan pembelajaran pendidikan Diploma III

Kebidanan sehingga diharapkan mahasiswa akan memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan kompetensi yang

dibutuhkan. Sasaran kegiatan PKL Kebidanan Komunitas adalah mahasiswa Prodi

vi
D-III Kebidanan Semester V, dilaksanakan selama 2 minggu.Sehubungan dengan

adanya pandemi Covid -19 sehingga dasar pertimbangan penunjukan lahan

praktek disesuiakan dengan wilayah domisili dari masing-masing mahasiswa

disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian keterampilan mahasiswa D-III

Kebidanan. Kebidanan Komunitas adalah suatu bidang dalam kebidanan yang

merupakan perpaduan antara kebidanan dan kesehatan masyarakat serta

mengutamakan pelayanan Promotif, preventif serta berkesinambungan tanpa

mengabaikan Pelayanan kuratif dan Rehabilitative serta menyeluruh dan terpadu,

yang ditujukan kepada individu, keluarga kelompok masyarakat sebagai satu

kesatuan yang utuh melalui proses asuhan kebidanan untuk meningkatkan fungsi

kehidupan secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.

Praktik di komunitas merupakan bagian yang tidak terpisahakan dari peran

dan fungsi bidan.Mahasiswa D-III kebidanan diturunkan di desa-desa guna

melaksanakan praktik kebidanan komunitas di masyarakat.Mahasiswa dituntut

untuk dapat memberi pelayanan KIA dan kesehatan wanita yang bersifat promotif,

preventif dan mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam upaya

kesehatan ibu dan anak, serta kespro remaja sesuai dengan prinsip Primary Health

Care (PHC).

Berkaitan dengan hal tersebut, saya telah melaksanakan praktik kebidanan

komunitas di Desakutalimbaru Kecamatan kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

kepada Bayi, Ibu, remaja dan serta masyarakat desa .

vii
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumusan bagaimana asuhan

kebidanan yang diberikan dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan komunitas pada keluarga Tn. E

C. Tujuan Penulisan
- Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam

meningkatkan, mencegah dan memelihara kesehatan mereka sehingga status

kesehatanya semakin meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas

mereka secara produktif.

- Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampaun keluarga dalam mengidentifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan kesehatan

remaja

2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah

kesehatan dasar dalm keluarga.

3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang

tepat.

4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan peayanan


terhadap anggota keluarga yang sakit.
D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pengalaman, serta penerapan ilmu-

ilmu kesehatan yang telah didapat selama pendidikan di Poltekkes Kemenkes

RI Medan.

viii
2. Bagi Klien
1) Bagi anak remaja

Sebagai bahan informasi kepada Ibu serta anak remaja tentang pentingnya

kesehatan remaja .

2) Bagi keluurga

Sebagai bahan informasi kepada keluarga untuk mengetahui pemilihan

dan pengaruh yang akan akan terjadi.

3. Bagi Instusi Kesehatan


1. Menambah pengetahuan dan pengalaman institusi pendidikan dalam

pelaksanaan praktik kebidanan komunitas  bagi mahasiswa.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu

pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah.

3. Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan

antara teori dan praktek sebagai bahan analisa untuk pendidikan praktik

kebidanan komunitas  yang akan datang.

ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas

1. Pengertian Kebidanan Komunitas


Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada

aspek-aspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyarakat

sekitar).Maka seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang

bersifat individual maupun kelompok.Untuk itu bidan perlu dibekali dengan

strategi-strategi untuk mengatasi tantangan/kendala seperti berikut ini.

1) Sosial budaya seperti ketidak adilan gender, pendidikan, tradisi yang

merugikan ekonomi, seperti kemiskinan.

2) Politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial.

3) Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan.

4) Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah

yang terisolir), kumuh, padat, dll. Ukuran keberhasilan bidan dalam

menghadapi tantangan/kendala di atas adalah bangkitnya/ lahirnya

gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan

kesehatan serta kualitas hidup perempuan di lokasi tersebut.

2. Tujuan kebidanan komunitas


Tujuan kebidanan komunitas mencakup tujuan umum dan tujuan khusus

berikut ini.

1) Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya,

x
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta
mampu memecahkan masalahnya secara mandiri
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai

dengan tanggung jawab bidan.

b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,

perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.

c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko

kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.

d. Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.

e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh

masyarakat setempat atau terkait.

3. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan di Komunitas


Pelayanan/asuhan kebidanan komunitas merupakan salah satu area

praktik bidan, yang pelayanannya diberikan baik pada individu, keluarga,

maupun masyarakat luas dengan memperhatikan dan menghargai budaya dan

nilai-nilai masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup

perempuan dan keluarganya. Dalam praktiknya menggunakan pendekatan

pemecahan masalah yang dikenal dengan proses/manajemen kebidanan.

Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai


berikut:
a. Peningkatan kesehatan (promotif)

xi
Bidan lebih mengutamakan langkah promotif dalam setiap asuhannya,

seperti ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

di tenaga kesehatan.Bayi dan balita dilakukan pemantauan tumbuh

kembang di posyandu.

b. Pencegahan (preventif)

Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang dapat dilakukan

adalah pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.

c. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan.

Bidan diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini

komplikasi melalui keterampilan tambahan yang dimiliki untuk

menangani kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal sehingga

dalam proses rujukan tidak mengalami keterlambatan.

d. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan.

Dalam memberikan asuhan bidan melakukan pendekatan secara

fisiologis, dengan meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai

dengan kondisi klien

e. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi).


Pada masa pemulihan bidan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
(dokter kandungan) untuk mengobservasi kemajuan kesehatan klien.
Sebagai contoh adalah bidan melakukan perawatan pasca operasi pada
klien dengan tindakan persalinan caesar.
f. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi
sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk
mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Terutama pada kondisi bahwa stigma masyarakat perlu dikurangi seperti
Tuberculosis (TB), kusta, Acquired Immune Deficiency Syndrome

xii
(AIDS), kehamilan tidak diinginkan (KTD), kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), prostitusi, korban perkosaan, dan injecting drug user
(IDU).
B. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di satu atap dalam

keadaan saling ketegantungan

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

keluarga sebagai berikut:

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,

perkawinan atau adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap

memperhatikan satu sama lain

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing

mempunyai peran sosial: suami, istri, anak (kakak dan adik)

Sudiharto (2007).

4. Mempunyai tujuan: menciptakan dan mempertahankan budaya,

meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota

2. Struktur Keluarga

1. Ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

xiii
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya.

2. Peran Ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peran Anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1999) dalam Sudiharto (2007), adalah

sebagai berikut.

1. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan krluarga.fungsi aktif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial.

2. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu

keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan

di lingkungan sosial. Contohnya adalah sebagai berikut.

a. Membina sosialisasi pada anak

xiv
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan keluarga

perkembangan anak.

c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber

daya manusia.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota seperti memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, dan

tempat tinggal.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya ganggua kesehatan dan atau

merawat anggota keluarga yang sakit.

Meskipun banyak fungsi – fungsi keluarga seperti disebutkan di

atas, pelaksanaan fungsi keluarga di Indonesia secara singkat dapat

disebutkan sebagai berikut (Andarmoyo, 2014):

Asih : Memberi kasih sayang perhatian, rasa aman, hangat kepada

seluruh anggota keluarga sehingga dapat berkembang sesuai usia

dan kebutuhan.

Asah : Memenuhi pendidikan anak sehingga tiap menjadi manusia

dewasa, mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan masa depan.

xv
Asuh : Memelihara dan merawat anggota keluarga agar tercapai kondisi

yang sehat fisik, mental, sosial dan spiritual.

C. Teori atau Konsep Dasar Komunitas
1. Pengertian Kebidanan Komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah  mengikuti program pendidikan

bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku.

Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti

kesamaan,  publik ataupun banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan sebagai

masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau

bangsa.

Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana

seseoprang tinggal beserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individu

dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu

sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti kekuarga ,  konsep sehat , 

maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan di cerminkan daklam perilaku keluarga

maupun di kelompok tertentu. Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka dalam

pemeliharaan kesehatan maupun perawatan ketika sakit. Masyarakat adalah

sekelompok manusia yangterbesar yang mempunyai kebiasaaan,  tradisi,  sikap

dan perasaan persatuan yang sama.

Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada

masyarakat baik individu,  keluaraga, kelompok dan  masyarakat yang terfokus

pada pelayanan kesehatan ibu dan anak  ,Kesehatan Reproduksi termasuk usia

wanita adi yuswa secara paripurna. Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas

di dasarkan pada 4 konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia,

xvi
masyarakat, lingkungan,  kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada

konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga di harapkan

tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarak

2. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas


  Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian

tertentu.Kebidanan berasal dari kata “Bidan”.  Kebidanan adalah mencankup

pengetahuan yang dimilikai dan kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan ibu dan

bayi, kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat

manusia.

Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan

yang diakui oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi

kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk

melakukan praktik kebidanan.

Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah

atau area tertentu.Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga

dan masyarakat diwilayah tertentu.Kebidanan komunitas adalah konsep dasar

bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk

pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan

masyarakat.

 Tujuan Asuhan Kebidanan Dikomunitas


1.  Tujuan umum

xvii
Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan

perempuan diwilayah kerja bidan.

2.  Tujuan khusus

a) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai

tangguang jawab bidan

b) Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan,

perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu

c) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko

kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal

d) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan

angka kematian ibu dan anak

e) Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh

masyarakat setempat atau terkait.

PRIORITAS MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


KELUARGA BINAAN TN. E

Masa remaja (usia 11 – 20 tahun) adalah masa yang khusus dan penting,
karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Masa remaja
disebut juga masa pubertas,merupakan masa transisi yang unik ditandai dengan
berbagai perubahan fisik, emosi danpsikis.Remaja berada dalam situasi yang
sangat peka terhadap pengaruh nilai baru,terutama bagi mereka yang tidak
mempunyai daya tangkal. Mereka cenderung lebih mudah melakukan penyesuaian
dengan arus globalisasi dan arus informasi yang bebas yang dapatmenyebabkan
terjadinya perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai-nilai
yang datang dari luar. Masalah yang paling menonjol dilakangan remaja saat
ini,misalnya masalah seksualitas, sehingga hamil di luar nikah dan melakukan

xviii
aborsi. Kemudian rentan terinfeksi penyakit menular seksual (IMS), HIV dan
AIDS serta penyalahgunaan Narkoba. Adanya motivasi dan pengetahuan yang
memadai untuk menjalani masa remaja secara sehat, diharapkan remaja mampu
untuk memelihara kesehatan dirinya sehingga mampu memasuki masa kehidupan
berkeluarga dengan reproduksi sehat.
Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang
besar dari penduduk dunia, WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia
adalah remaja. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Di
Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar
22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan
(dikutip dari Nancy P, 2002).Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan
seksual. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak
termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga termasuk golongan dewasa.
Perkembangan biologis dan psikologis remaja dipengaruhi oleh perkembangan
lingkungan dan sosial. Oleh karena itu remaja akan berjuang untuk melepaskan
ketergantungannya kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian
sehingga mereka dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Memasuki
masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja
akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat
menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya
perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja.
Selain itu kematangan seksual juga mengakibatkan remaja mulai tertarik terhadap
anatomi fisiologi tubuhnya. Selain tertarik kepada dirinya, juga mulai muncul
perasaan tertarik kepada teman sebaya yang berlawanan jenis. Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS), Bappenas dan UNFPA tahun 2010,sebagian dari 63
juta jiwa remaja di Indonesia rentan berperilaku tidak sehat. Tingginya kehamilan
tidak diinginkan (KTD) erat kaitannya dengan aborsi. Dari estimasi jumlah aborsi
per tahun di Indonesia bisa mencapai 2,4 juta, sekitar 800.000 diantaranya terjadi
di kalangan remaja. Penyebab hamil di luar nikah di kalangan remaja semakin

xix
bervariasi. Penggunaan drug, permen memabukkan, lem hisap seringkali menjadi
alat ”coba-coba”kaum remaja untuk mendapat rangsangan tertentu.
1 DEFINISI

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan


social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistim reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh
kaarah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan
fisiksaja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,
emosidan psikis.Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ
reproduksimanusia, dan sering disebut masa peralihan.Masa remaja
merupakanperiode peralihandari masa anak ke masa dewasa.
2 TAHAPAN REMAJA
a) Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual,semua remaja akan melewati tahapan berikut :
Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun.
Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya,
mulai berfikir abstrakdan lebih banyak memperhatikan keadaan
tubuhnya.
b) Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun.
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk
berkencan, berkhayaltentang seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.
c) Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun.
Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam
mencari teman sebaya,mempunyai citra jasmani dirinya, dapat
mewujudkan rasa cinta, pengungkapankebebasan diri.Tahapan ini
mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu.
Walaupunsetiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak

xx
mempunyai batas yang jelas, karenaproses tumbuh kembang berjalan
secara berkesinambungan.Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan
somatik pada remaja, yaitu peningkatanmassa tulang, otot, massa
lemak, kenaikan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadipada
kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun
polanya berbeda.Selain itu terdapat kekhususan (sexspecific), seperti
pertumbuhan payudara pada remajaperempuan dan rambut muka
(kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.

3 PERUBAHAN FISIK PADA MASA REMAJA

Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting
dalam kesehatanreproduksi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang
sangat cepat untukmencapai kematangan, termasuk organ-organ reproduksi
sehingga mampu melaksanakanfungsi reproduksinya. Perubahan yang terjadi
yaitu :
1) Munculnya tanda-tanda seks primer; terjdi haid yang pertama (menarche)
pada remajaperempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki.
2) Munculnya tanda-tanda seks sekunder, yaitu :
A. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah
besar, dada lebih besar, badan berotot, tumbuh kumis diatas bibir,
cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
B. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, tumbuhrambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara
membesar.
4. HAK-HAK REMAJA TERKAIT DENGAN KESEHATAN
REPRODUKSI
1) Selain kebutuhan-kebutuhan tersebut, remaja juga memiliki hak-
hak mendasar terkaitkesehatan reproduksinya. Hak-hak itu juga
harus terpenuhi sebagai kebutuhan dasarmereka. Hak-hak itu

xxi
adalah :
Hak hidup. Ini adalah hak dasar setiap individu tidak terkecuali
remaja, untuk terbebasdari resiko kematian karena kehamilan,
khususnya bagi remaja perempuan.
2) Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan. Termasuk dalam
hal ini adalah perlindungan privasi, martabat, kenyamanan, dan
kesinambungan.
3) Hak atas kerahasiaan pribadi. Artinya, pelayanan kesehatan
reproduksi bagi remaja dansetiap individu harus menjaga
kerahasiaan atas pilihan pilihan mereka.
4) Hak atas informasi dan pendidikan. Ini termasuk jaminan
kesehatan dan kesejahteraanperorangan maupun keluarga dengan
adanya informasi dan pendidikan kesehatanreproduksi yang
memadai tersebut.
5) Hak atas kebebasan berpikir. Ini termasuk hak kebebasan
berpendapat, terbebas daripenafsiran ajaran yang sempit,
kepercayaan, tradisi, mitos-mitos, dan filosofi yangdapat
membatasi kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan
reproduksi danseksual.
6) Hak berkumpul dan berpartisipasi dalam politik. Hal ini termasuk
mendesak pemerintah dan parlemen agar menempatkan masalah
kesehatan reproduksi menjadiprioritas kebijakan negara.
7) Hak terbebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk. Hal ini
terutama bagi anak-anakdan remaja untuk mendapatkan
perlindungan dari eksploitasi, pelecehan, perkosaan,penyiksaan,
dan kekerasan seksual.
8) Hak mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan terbaru. Yaitu
hak mendapatkanpelayan kesehatan reproduksi yang terbaru, aman,
dan dapat diterima.
9) Hak memutuskan kapan punya anak, dan punya anak atau tidak.

xxii
10) Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. Ini
berarti setiapindividu dan juga remaja berhak bebas dari segala
bentuk diskriminasi termasukkehidupan keluarga, reproduksi, dan
seksual.
11) Hak untuk memilih bentuk keluarga. Artinya, mereka berhak
merencanakan, membangun, dan memilih bentuk keluarga (hak
untuk menikah atau tidakmenikah).
12) Hak atas kebebasan dan keamanan. Remaja berhak mengatur
kehidupan seksual danreproduksinya, sehingga tidak seorang pun
dapat memaksanya untuk hamil, aborsi,ber-KB dan sterilisasi.

D. MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu akan
berdampak pada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan seksualitas
terintegrasikan kedalam kurikulum pendidikan. Sekalipun sejak reformasi bergulir
hal ini telah diupayakanoleh sejumlah pihak seperti organisasi-organisasi non
pemerintah (NGO), dan jugapemerintah sendiri (khususnya Departemen
Pendidikan Nasional), untuk memasukkanseksualitas dalam mata pelajaran
’Pendidikan Reproduksi Remaja’; namun hal ini belumsepenuhnya mampu
mengatasi problem riil yang dihadapi remaja.Faktanya, masalah terkait seksualitas
dan kesehatan reproduksi masih banyakdihadapi oleh remaja. Masalah-masalah
tersebut antara lain :
1. Perkosaan.
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya.Korbannya
tidak hanyaremaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan
rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk
menunjukkan bukti cinta.
2. Free sex.
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti.
Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat

xxiii
memperbesarkemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV
(Human ImmunoDeficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker
pada rahim remajaperempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun
mengalami perubahanaktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas
biasanya juga dibarengidengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan
remaja. Sehingga hal ini akansemakin memperparah persoalan yang dihadapi
remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
3. Kehamilan Tidak Diinginkan
Hubungan seks pranikah di kalangan remajadidasari pula oleh mitos-mitos
seputar masalah seksualitas.Misalnya saja, mitosberhubungan seksual dengan
pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwaberhubungan seksual hanya sekali
tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahalhubungan seks sekalipun hanya
sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama siremaja perempuan dalam
masa subur.
4. Aborsi.
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum
waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori
aborsiprovokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun
begitu, adajuga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini
terjadi karenaberbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang
mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial
ia belum siap menjalanikehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan
berdampak pula padakesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan
kehamilan.
5. Perkawinan dan kehamilan dini.
Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan.Dibeberapa daerah, dominasi
orang tua biasanya masih kuat dalam menentukanperkawinan anak dalam hal ini
remaja perempuan.Alasan terjadinya pernikahan diniadalah pergaulan bebas
seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi.Remajayang menikah dini,
baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untukmemiliki anak
sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan.

xxiv
Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilansering
mengalami kekurangan gizi dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan
distribusimakanan yang tidak merata, antara janin dan ibu yang masih dalam
tahap proses
pertumbuhan.
6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan
HIV/AIDS.
IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui
hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri
bisa menulardengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya.
Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan
organ reproduksi,keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hinggacacat pada
bayi dan kematian.

E. PENANGANAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Ruang lingkup masalah kesehatan reproduksi perempuan dan laki-laki


menggunakan pendekatan siklus kehidupan. Berdasarkan masalah yang terjadi
pada setiap fase kehidupan, maka upaya-upaya penanganan masalah kesehatan
reproduksi remaja sebagai berikut :
1. Gizi seimbang.
2. Informasi tentang kesehatan reproduksi.
3. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.
4. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA.
5. Pernikahan pada usia wajar.
6. Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.
7. Peningkatan penghargaan diri.
8. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman

xxv
BAB III
PENGKAJIAN DATA

A. Data Desa
 Wilayah Desa
- Luas : 92.000 Ha
- Keadaan Geografis : Dataran Tinggi
- Fasilitas Kesehatan : Tenaga Medis, Sanitasi dan Sumber Air
Bersih
 Penduduk
- Jumlah : 3.637 jiwa
- Jumlah dusun : 3 dusun
- Sebelah utara berbatasan dengan desa suka rende
- Sebelah selatan berbatasan dengan desa kuala lau
- Sebelah selatan berbatasan dengan desa pasar x
- Sebelah barat berbatasan dengan desa sampe cinta
- Mata Pencaharian
1. Petani : 54%
2. Pedagang : 19%
3. Pegawai negri : 12%
4. Karyawan : 8%
5. Buruh harian lepas : 3%
- Angka kelahiran :8%
- Mata Pencaharian : Petani, Perkebunan dan Perternakan

xxvi
DUMMY TABEL KELUARGA (5 KK)
DESA KUTALIMBARU KECAMATAN KUTALIMBARU
KABUPATEN DELI SERDANG
Hasil Survey

a. Data Umum Kepala Keluarga dan Anggota Keluarga


Tabel 1
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO JENIS KELAMIN JUMLAH
f %
1 LAKI-LAKI 4 80%
2 PEREMPUAN 1 20%

Tabel 2
Distribusi Kepala Keluarga berdasarkan Umur di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO KELOMPOK JENIS KELAMIN TOTAL
UMUR Lakilaki perempuan
f % f % f %
1 > 20-35 thn
2 >35 – 49 tahun 4 80% 1 20% 5 100%
3 >49 – 60 tahun
4  60 tahun
Total 5 100%

Tabel 3
Distribusi Kepala keluarga berdasarkan agama di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Agama JUMLAH
f %
1 ISLAM 4 80%
2 KRISTEN KATHOLIK 1 20%

Tabel 4
Distribusi Kepala Keluarga berdasarkan Suku di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Suku JUMLAH
f %

xxvii
1 JAWA 1 20%
2 KARO 3 60%
3 BATAK 1 20%

Tabel 5
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Kelamin di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
NO PENDIDIKAN JUMLAH
f %
Tidak Tamat SD 1 20%
SD 1 20%
SLTP 1 20%
SLTA 2 40%
Akademi/Perguruan Tinggi
Total 5 100%

Tabel 6
Distribusi kepala keluarga berdasarkan Pekerjaan di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Pekerjaan F %
1. PNS
2. Pegawai Swasta
3. Pensiunan
4. Wiraswasta 2 40%
5. Buruh
6. Petani
7. Pekerja Musiman 2 40%
8. Tidak Bekerja 1 20%
9. TNI
10. BUMN
11. Supir
12. Pedagang
13. Total 5 100%

Tabel 7
Distribusi kepala keluarga berdasarkan Usia Menikah di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Umur (Suami/Istri) F %
1. < 20 Thun
2.  20 – 35 tahun 3 60%
3.  35 – 49 taahun 1 20%
4.  49 – 60 tahun 1 20%
5.  60 tahun
6. Total 4 80%

Tabel 8

xxviii
Distribusi Anggota Keluarga Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
NO KELOMPOK JENIS KELAMIN TOTAL
UMUR Laki-Laki Perempuan
f % F % %
1. 0-1 tahun
2.  1 -2 tahun 1 7,69% 7,69%
3.  2 -3
tahun
4.  3 -5tahun 1 7,69% 7,69%
5.  5 -6tahun
6. >6 -12tahun 3 23,07% 23,07%
7. >12 -15tahun 1 7,69% 7,69%
8. >15 -20tahun 1 7,69% 1 7,69% 15,38%
9. >20 -35tahun 1 7,69% 7,69%
10. >35 -49tahun 3 23,07% 23,07%
11. >49 -60tahun 1 7,69% 7,69%
12.  60 tahun
TOTAL 99,97%
NO Pendidikan JUMLAH
F %
1. Tidak Tamat SD
2. SD 4 30,76%
3. SLTP 1 7,69%
4. SLTA 1 7,69%
5. Akademi/PT 3 23,07%
6. Belum Sekolah 4 30,76%
Total 13 99,97%

NO Pekerjaan F %
1. PNS
2. Pegawai Swasta
3. Pensiunan
4. Wiraswasta 2 40%
5. Buruh
6. Petani 2 40%
7. Pekerja Musiman
8. Pedagang
9. Mahasiswa
10. BUMN
11. Tidak Bekerja 1 20%
12. IRT
13. Total 5 100%
NO Umur (Suami/Istri) F %
1. Diare
2. Tipus

xxix
3. DBD
4. Malaria
5. DM
6. Jantung
7. Hipertensi 1 50%
8. Demam
9. Lambung 1 50%
Total 2 100%

Tabel 12
Distribusi Status Upaya Masyuarakat Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan di
Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
NO Upaya JUMLAH
f %
1. Mengobati sendiri dengan obat
yang dijual bebas
2. Mengobati ke Puskesmas 1 50%
3. Berobat ke RS/Klinik 1 50%
4. Dokter
TOTAL 2 100%

Tabel 4.2.1
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur dan Paritas di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Umur (TAHUN) PARITAS Total
Primigr Sekundigravida Multigravida Grandemultigravida
avida
f % F % f % f % F %
< 20
>20-35
>35
Total

Tabel 4.2.2
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur dan Paritas di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Usia Jumla AN Jumlah Tot
kehamil h Ibu C Kunjungan al
an Hamil K1 K K K Belum lengkap Lengka f %
2 3 4 p
F % F % F % F %
TM I
TM II
TM III
TOTAL

xxx
Tabel 4.2.3
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Memiliki/Tidaknya Buku KIA di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Buku KIA F %
Punya
Tidak Punya
Total

Tabel 4.2.4
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur dan Paritas di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021

Masalah Jumlah UsiaKehamilan


Ibu TM I TM II TM III
Hamil ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
f % F % F % F % f % f %
Suntik
TT
Tablet Fe
TOTAL

Tabel 4.2.5
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan
Kehamilan di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Tingkat pengetahuan F %
Baik
Sedang
Kurang
Total

C. Data Riwayat Persalinan


Tabel 4.3.1
Distribusi ibu bersalin berdasarkan Penolong Persalinan dan Usia Kehamilan di
Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Usia Kehamilan Pengolong Persalinan
Non Nakes Nakes
F % F %
Preterm
Aterm
Post Term
Total

Tabel 4.3.2

xxxi
Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan IMD saat bersalin di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
IMD F %
Ya
Tidak
Total
Usia Bayi Pemberian ASI Total
Ya Tidak Menetek
< 6 bulan F % F % F %
 6-12 bulan
 12-24 bulan
Total
Masalah F %
ASI tidak cukup
Bayi tidak mau menyusui
Total
PUS F %
Ikut KB
Tidak KB 1 100%
Total 1 100%

xxxii
Distribusi PUS berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Alat Kontrasepsi F %
Pil
IUD
Implant
Suntik
MOW
MAL
Kondom 1 100%
Total 1 100%

Tabel 4.5.2
Distribusi PUS berdasarkan Alasan Tidak Memakai KB di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Alasan F %
Dilarang Suami
Tidak Mau
Takut gemuk 1 100%
Program Hamil
Total 1 100%

f. Data Kesehatan Remaja


Tabel 4.6.1
Distribusi Kesehtan Remaja berdasarkan Pernah /Tidaknya Mendapatkan
Informasi Kespro di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Mendapat informasi tentang F %
kespro
Pernah 5 100%
Tidak Pernah
Total

Tabel 4.6.2
Distribusi Kesehatan Remaja berdasarkan Sumber Informasi Tentang Kespro di
Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Sumber Informasi F %
Petugas Kesehatan
Lingkungan
Media massa 5 100%
Dari ke 3 sumber
Total

Tabel 4.6.3
Distribusi Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Desa
Kutalimbaru

xxxiii
Tahun 2021
Pengetahuan Remaja F %
Baik
Sedang 2 100%
Kurang
Total

g. Data Kesehatan reproduksi wanita dalam masa klimakterium/menopause

Tabel 4.7.1
Distribusi wanita menopause berdasarkan tingkat pengetahuan di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Tingkat Pengetahuan F %
Baik
Sedang
Kurang
Total

h. Data Skreening Keganasan pada wanita usia subur


Tabel 4.8.1
Distribusi WUS berdasarkan Pernah/Tidak Melakukan Sadari di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Pernah melakukan Sadari F %
Ya
Tidak 5 100%
Total

Tabel 4.8.2
Distribusi WUS berdasarkan Pernah/Tidak MelakukanTest IVA di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Pernah melakukan Test IVA F %
Ya
Tidak 5 100%
Total

i. Tabel Imunisasi dan Status Gizi Bayi dan Balita


Tabel 4.9.1
Distribusi Bayi dan Balita Berdasasrkan Pemberian Imunisasi di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Kelompok Usia Imunisasi Dasar Total
Lengkap Belum Tidak Tidak
Lengkap lengkap Imunisasi
F % F % F % F % f %
1-2 bulan

xxxiv
>2-4 bulan
>4-9 bulan
>9-12 bulan
 12 bulan
Total

Tabel 4.9.2
Distribusi Bayi dan Balita Status Gizi Berdasarkan Usia di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Kelompok Status Gizi Total
Usia Baik Kurang Obesitas
F % F % F % F %
1-2 bulan
>2-4 bulan
>4-9 bulan
>9-12 bulan
12 bulan
Total

Tabel 4.9.3
Distsribusi Bayi dan Balita Berdasarkan Pemberian Imunisasi di Desa
Kutalimbaru
Tahun 2021
Kelompok Imunisasi Lanjutan Total
Usia Lengkap Belum Tidak Lengkap
Lengkap
F % F % F % F % F %
1-2 tahun
>2-5 tahun
TOTAL

Tabel 4.9.4
Distribusi Bayi dan Balita Status Gizi Berdasarkan Usia di Desa Kutalimbaru
Tahun 2021
Kelompok Status Gizi Total
Usia Baik Kurang Obesitas
F % F % F % F %
1-2 tahun
>2-5 tahun
Total

BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA

xxxv
PKL KEBIDANAN KOMUNITAS MAHASISWA PRODI D-III JURUSAN
KEBIDANAN MEDAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN TAHUN 2021

I. Identitas Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Elia Sembiring
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 54 Tahun
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Karo
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun I, Kutalimbaru

2. Riwayat pernikahan
a. usia pertama kali menikah
Suami : 29 tahun
Istri : 26 tahun
b. Jumlah pernikahan
Suami : 1 kali
Istri : 1 kali

Hub.
N Jenis Pendidi Ket
Nama Umur Keluarg Pekerjaan
o Kelamin kan
a
1. Notimi P 51 Thn Istri SLTA IRT Ada
Br
Tarigan

2 Desi P 25 Thn Anak SLTA Belum/Tidak Ada


Krismast bekerja

3 Ira P 20 Thn Anak Tidak/ Belum/Tidak Ada


Novfrand Blm bekerja
a Br Sekolah
Sembirin
g

xxxvi
4 Keren P 14 Thn Anak Belum Belum/Tidak Ada
Tamat bekerja
SD/Sede
rajat
5 L 10 Thn Anak Tidak/ Belum/Tidak Ada
John BLM bekerja
Weslley Sekolah

ANALISA DATA

Keluarga Binaan prioritas masalah kesehatan reproduksi remaja

RUMUSAN MASALAH
Bagaimna seorang mahasiswa memberikan penyuluhan dan pendekatan yang baik
kepada keluarga Tn. E khususnya pada anak remajanya yang bernama Ira
Novefranda Br Sembiring.

MENENTUKAN PERIORITAS MASALAH


Dari rumusan masalah yang ditemukan tentukan perioritas masalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja.
No Kriteria Nilai Pembenaran

Perhitunga Skoring
n

1 Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan bagi remaja,


ancaman jika tidak menjaga kebersihan
kebersihan reproduksinya.

2 Kemungkinan ½x2 2 Masalah dapat teratasi dengan


masalah dapat memberikan penyuluhan
diubah mengenai pentingnya menjaga
kesehatan reproduksi pada
remaja dan menunda pernikahan
dini.

3 Potensial 2/3x1 1 Keluarga menyadari masalah

xxxvii
masalah untuk cukup mudah diubah karena
dicegah adanya penyuluhan yang
diberikan, diharapkan anak dapat
mengerti

4 Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga menganggap masalah


masalah kurangnya pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi remaja di
desa kutalimbaru dan pernikahan
dini merupakan masalah yang
harus segera ditangani

Total Skor 2 1/3

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepadakeluarga melalui konseling bahwa keadaan

kesehatan reproduksi remaja sangat penting dan sangat berbahaya apabila

salah langka dalam remaja yang sangat berpengaruh dalam reproduksi

remaja.

Evaluasi: keluarga telah menerima konseling

2. Memberitahukan bahwa bahaya adanya pernikaha dini bagi kesehatan

remaja

Evaluasi :keluarga telah mengetahui keadaannya normal

3. Menganjurkan keluarga untuk menjaga personal hygiene

4. Mengingatkan keluarga kembali untuk memakan makanan bergizi dan

asupan nutrisi yang cukup untuk metabolisme tubuh dalam kesehatan

reproduksi, dll.

Evaluasi: keluarga bersedia memakan makanan bergizi seimbang

5. Memberikan keluarga penkes tentang kespro remaja yang benar

Evaluasi: keluarga mengerti tentang kespro remaja.

xxxviii
6. Memberikan keluarga penkes tentang pentingnya cukup umur dalam

menikah agar baik pada kesehatan reproduksi remaja

Evaluasi: anak remaja dalam keluarga telah mengerti penkes remaja

7. Memberikan konseling tentang macam-macam jenis kontrasepsi dalam

pernikah dini remaja .

Evaluasi: anak remaja dalam keluarga sudah mengerti tentang macam-

macam jenis kontrasepsi

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN


“TN.E” DESA KUTALIMBARUKECAMATAN KUTALIMBARU TAHUN
2021
Status pernikahan
- Usia Menikah suami :: Sah
29 Tahun

Istri : 26 Tahun
- Lama Pernikahan : ± 24tahun
Alamat : Desa Kutalimbaru
1.2 Anggota Keluarga

Hub.
N Jenis Pendidi Ket
Nama Umur Keluarg Pekerjaan
o Kelamin kan
a
1 Notimi P 51 Istri SLTA IRT Ada
. Br Thn
Ginting

2 Desi P 25 Anak SLTA Belum/ Ada


Krismast Thn Tidak
bekerja

3 Ira P 20 Anak Tidak/ Belum/ Ada


Novfrand Thn Blm Tidak
a Br Sekola bekerja

xxxix
Sembirin h
g
4 Keren P 14 Anak Belum Belum/ Ada
Thn Tamat Tidak
SD/ bekerja
Sederaj
at
5 John L 10 Anak Tidak/ Belum/ Ada
Weslley Thn Blm Tidak
Sekolah bekerja
1. Ny.Pmengatakan akan membina anak remaja nya
2. Ny.N dan Tn.E mengatakan Kurang pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi remaja.

A. Asuhan kebidanan pada remaja

S Nama : Ira Novfranda Br Sembiring


Jenis kelamin : perempuan
Usia : 21 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak/ Belum bekerja
O  Pada saat wawancara
Pengetahuan anak remaja atas kesehatan reproduksi remaja
a. Apakah yang dimaksud dengan remaja?
Jawaban : remaja adalah seseorang yang dalam perkembangan
dari anak-anak ke dewasa
b. Apa saja perubahan yang dirasakan ?
Jawaban :perubahan pada fisik dan mengalami haid pada masa
pubertas
c. Bagaimana tanggapan atas perubahan tersebut ?
Jawaban : sudah agak terbiasa.
d. Usia berapa mulai mengalami menstruasi?

xl
Jawaban: pada usia 15 tahun
e. Apakah remaja dapat melakukan atau menjaga kespro dalam
masa peralihan ini ?
Jawaban Ny.N :sudah mulai terbiasa menjaga kebersihan dan
kesehatan reproduksinya.

Anak remaja usia 21 tahun sudah mulai terbiasa dalam masa


peralihan yang terjadi pada kesehatan reproduksinya dan anak mulai
A
mengetahui bahaya dalam melakukan pernikahan dini yang
berdampak pada reproduksinya.
Memberikan penyuluhan kepada anak remaja dan keluarga tentang
manfaat kespro remaja dan menunda pernikahan dini dalam usia
P
remaja
Pada tanggal 16 november 2021, pukul 12.00 WIB

B. Asuhan kebidanan pada PUS (Pasangan Usia Subur)


S Nama Suami : Tn.E
Nama Istri : Ny. N
Usia Perkawinan : ± 24tahun
Alamat : Desa KUTALIMBARU
 Pada saat wawancara
1. Pengetahuan PUS tentang KB
a. Apa Pengertian dari KB?
Alasan: Keluarga Berencana
b. Apa tujuan diadakan program KB ?
Alasan : Agar tidak hamil dan menjaga jarak kelahiran
c. Sebutkan ada berapa macam jenis kontrasepsi?
Alasan: kondom,suntik
d. Apa efek samping penggunaan kontrasepsi ?

xli
Alasan: Tidak tau
e. Apa Manfaat menjadi Aseptor KB ?
Alasan: Tidak banyak anak
f. Berapa jumlah anak yang disepakati dalam program
KB ?
Alasan: Maksimal 4

A Pasangan Usia Subur yang memiliki pengetahuan kurang tentang


Keluarga Berencana (KB)
Memberikan penyuluhan dengan menggunkan leaflet Kepada

P Pasangan usia subur tentang keluarga berencana.


Pada tanggal 16 november 2021, pukul 10.00 WIB

xlii
PLANNING OF ACTION (RENCANA KEGIATAN)

N Masalah Tujuan Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana Metode Baha Pelaksanaan


O n/alat

1. Kurangnya Memberikan Memberik selasa, Kediama Putri Cerama Leafl Mahasiswa


pengetahua penyuluhan an 16 -11- n Rahayu h dan et memberikan
n ibu kepada penyuluha 2021 Keluarga Wijayati diskusi konseling
tentang keluarga n Pukul kepada anak
pentingnya tentang 12.00 remaja
memelihar pentingnya WIB
a kesehatan kesehatan
reproduksi reproduksi
remaja. remaja

2. Kurangnya Memberikan Kamis selasa, Kediama Putri Cerama Leafl Mahasiswa


pengetahua penyuluhan 16 -11- n Rahayu h dan et memberikan
n Pasangan untuk 2021 Keluarga Wijayati diskusi konseling
Usia Subur meningkatkan Pukul kepada ibu
mengenai pengetahuan 10.00 tentang
Program ibu serta suami WIB pentingnya
keluarga tentang
Berencana program pengetahuan
keluarga PUS
berencana dan
mau menjadi
aseptor
keluarga
berencana

40
BAB V
PEMBAHASAN
A. Keluarga Tn. E/ Ny. N
Dari pengkajian yang telah dilakukan oleh penulis pada keluarga Tn.E

dan Ny.N ditemukan masalah tentangkuranganya penegtahuan tentang

kesehatan reproduksi remaja dan pengetahuan tentang KB.

Oleh sebab itu penulis telah melakukan intervensi berupa penyuluhan

sehingga diharapkan pengetahuan Tn.E, Ny. N dan Ira Novefranda Br

Sembiring dapat bertambah dan dapat menerapkan ilmu yang didapatnya.

Penyuluhan dilakukan pada hari selasa tanggal 16 November 2021 pukul

10.00-12.00 WIB dengan materi tentang penyuluhan kepada kepada anak

Ny.N yaitu Ira Novefranda Br Sembiring tentang pentingnya menjaga

kesehatan reproduksi remaja dan pentinnya tentang KB. Sebagai evaluasi, ibu

dan anak remaja telah mengerti tentang materi yang diberikan dibuktikan

dengan ibu dan anak remaja dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

seputar materi tentang kesehatan reproduksi remaja Teknik dan KB.

41
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pengkajian data yang dilakukan pada keluarga Tn.E Desa

Kutalimbaru Kecamatan Kutalimbaru. Penulis menemukan masalah tentang

kesehatan reproduksi remaja dan kurangnya pengetahuan tentang alat

kontrasepsi. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang mungkin

dijadikan pertimbangan dan pelayanan asuhan kebidanan pada keluarga

binaan.

Masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga Tn E /NyN,

disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai masalah yang

dihadapinya. Maka penulis memberikan intervensi berupa:

1. Penyuluhan tentang manfaat menjaga kesehatan reproduksi remaja

2. Penyuluhan tentang pentignya alat kontrasepsi

3. Penyuluhan tentang manfaat alat kontrasepsi

maka dari itu keluarga sudah mengerti tentang masalahnya dan bersedia

melakukan untuk menjaga kesehatannya.

B. Saran

1. Diharapkan pada keluarga binaan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan

seperti klinik dan puskesmas di Desa kutalimbaru kecamatan kutalimbaru

Diharapkan pada keluarga binaan agar dapat berperan aktif dalam

mewujudkan kesehatan.

42
2. Diharapkan kepada petugas kesehatan masyarakat secara optimal dan tetap

memberikan pelayanan kesehatan dengan baik kepada masyarakat Desa

kutalimbaru kecamatan kutalimbaru kebupaten deli serdang.

43
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga, Konsep Teori, Proses, dan


Praktik Keperawatan Edisi Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu

Friedman, 1998.Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC.

Friedman, M. M et al. 2010.Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan


Praktik Ed. 5.Jakarta : EGC.

Kemenkes RI .2018. Manfaat ASI Ekslusif Bagi Ibu dan


Bayi.https://promkes.kemkes.go.id/manfaat-asi-eksklusif-untuk-ibu-dan-
bayi(diakse 20 April 2021).

Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Imunisasi.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/10/03
Buku-Ajar-Imunisasi-06-10-2015-small.pdf(diakse 20 April 2021).
Marini, Rini. 2018. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan pemberian imunisasi
lanjutan Pentavalen pada anak 18 Bulan di Desa Paya Bagas kecamatan
Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2018
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/handle/123456789/815 diakses
pada tanggal 05 Pebruari tahun 2021
Psychologymania.2008.Personal Hygiene saat menstruasi.
https://www.psychologymania.com/2012/08/personal-hygiene-saat-
menstruasi.html(diakse 20 April 2021).

Sudiharto, 2007.Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural.Jakarta: ECG

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi  (edisi ketiga). Jakarta :


Lembaga Penerbit Fakultas  Ekonomi, Universitas Indonesia.

44
LAMPIRAN

45
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

I. Pokok bahasan : Kesehatan reproduksi remaja


II. Sasaran : Remaja
III. Waktu : 45 menit
IV. Tujuan Instruksional
1. Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi
pada remaja, diharapkan remaja tahu tentang kesehtan reproduksi.
2. Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit asma pada
keluarga selama 45 menit, diharapkan keluarga mampu :
a. Memahami kesehatan reproduksi
b. Mengetahui perubahan-perubahan pada remaja
c. Mengetahui Alat reproduksi yang ada pada pria maupun wanita
d. Mengetahui fungsi alat reproduksi
e. Cara menjaga alat kelamin
f. Seks dan kehamilan pada remaja

V. Metode Pelaksanaan
Ceramah, dan Tanya Jawab

VI. Media dan Alat


 Lembar Balik
 Materi

45
VII. Strategi Pelaksanaan
Pembagian
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa
Waktu
Pendahuluan 5 menit - Salam pembuka - Menjawab salam
- Memperkenalkan - Mendengarkan
kelompok
- Menjelaskan maksud - Mendengarkan
dan tujuan - Menjawab
- Apersepsi
Penyajian 30 menit
- Menjelaskan materi
tentang : - Mendengarkan dan
memperhatikan

a. kesehatan
reproduksi
b. perubahan-
perubahan pada
Penutup 10 menit remaja
c. Alat reproduksi yang
ada pada pria - Bertanya dan
maupun wanita menjawab pertanyaan
d. fungsi alat - Menjawab pertanyaan
reproduksi - Memperhatikan
e. Cara menjaga alat - Menjawab salam
kelamin
f. Seks dan kehamilan
pada remaja

- Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
- Melakukan evaluasi
- Membuat kesimpulan
- Menutup dengan salam

45
VIII. Evaluasi
Soal :

1. Sebutkan alat reproduksi pada pria ?


2. jelaskan perubahan-perubahan pada remaja ?
3. cara menjaga kebersihan alat kelamin ?

IX. Kriteria Evaluasi


1) Struktur
 Satpel dan materi sudah disiapkan dan dikonsulkan
 Media dan alat sudah dipersiapkan
 Waktu dan tempat sudah dipersiapkan
2) Proses
 Penyajian sesuai waktu
 Audien aktif
 Media digunakan semua
3) Hasil
 75 % audien mampu memahami materi kesehatan reproduksi
 75 % audien mampu menyebutkan dan menjelaskan perubahan-
perubahan pada remaja
 75 % audien mampu menjaga kebersihan alat kelamin

45
MATERI PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian
Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja
khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang
kesiapanya sudah dimulai sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama
pada remaja perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki.

B. Perkembangan Remaja Berdasarkan Kurun Waktunya


Soetjingsih (2004:2) membagi perkembangan remaja berdasarkan kurun
waktunya antara lain.
1. Masa pra remaja kurun waktunya sekitar 11-13 tahun bagi wanita dan
bagi pria sekitar 12-14 tahun.
2. Masa remaja awal sekitar 13-17 tahun bagi wanita dan bagi pria 14-17
tahun 6 bulan.
3. Masa remaja akhir sekitar 17 tahun21 tahun bagi wanita dan bagi pria 17
tahun 6 bulan-22 tahun.

C. Perubahan-perubahan Pada Remaja


Bagi masa remaja awal, adanya kematangan jasmani (seksual) itu umumnya
digunakan dan dianggap sebagai tanda-tanda primer akan datangnya masa
remaja.
Ahmadi dan Sholeh (2005:122) adapun tanda lain disebutnya sebagai tanda
sekunder dan tanda tertier.
Tanda-tanda sekunder dapat disebutkan antara lain:
1. Pria
a. Tumbuh subeurnya rambut, janggut, kumis dan lain-lain.
b. Selaput suara semakin besar dan berat.

45
c. Badan mulai membentuk “segi tiga”, urat-urat pun jadi kuat, dan muka
bertambah persegi.
2. Wanita
a. Pinggul semakin besar dan melebar.
b. Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak).
c. Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi.
d. Muka menjadi bulat dan berisi.

Adapun tanda-tanda tertier antara lain: biasanya diwujudkan


dalamperubahan saikap dan perilaku, contoh bagi pria ada perubahan
mimik jika bicara, cara berpakaian, cara menagtur rambut, bahasa yang
diucapkan, aktingnya. Juga bagi wanita ada perubahan cara bicara, cara
tertawa, cara berpakaian, cara berjalan, dan lain-lain.

D. Alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan


1. Alat reproduksi pada perempuan
a. Struktur eksterna (vulva), terdiri dari :
 mons pubis
 labia mayora
 labia minora
 klitoris
 vestibulum (muara uretra, kelenjar parauretra, vagina, kelenjar
paravagina)
 fourchette
 perineum
b. Struktur interna, terdiri dari :
 ovarium
 tuba uterus (fallopi) ; infundibulum, ampula, istmus, interstisial
 uterus ; fundus, korpus, istmus, serviks
 vagina

45
2. Tanda berfungsinya alat reproduksi pada perempuan
a. Ditandai dengan datangnya haid pertama
b. Bila sudah terjadi menarche berarti sudah menghasilkan seltelur yang
dapat dibuahi oleh sperma melalui hubungan seksual

3. Alat reproduksi pad laki-laki


a. Struktur eksterna, terdiri dari :
 mons pubis
 penis
 skrotum
b. Struktur interna, terdiri dari :
 Testis
 duktus/kanal testis (tubulus seminiferus, epididimis, vas deferens,
duktus ejakulatorius, uretra)
 kelenjar sal. reproduksi aksesoris

4. Tanda berfungsinya alat reproduksi pada pria


a. Mimpi basah
b. Ereksi

45
DOKUMENTASI

1. DOKUMENTASI BERSAMA KEPALA DESA

2. DOKUMENTASI PENDATAAN PASIEN

45
3. DOKUMENTASI PENYULUHAN

46
46

Anda mungkin juga menyukai