Anda di halaman 1dari 35

25

a) Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu.


b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu (pada puting susu
terbenam).
c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar.
d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.
1) Senam ibu hamil

Bermanfaat mambantu ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan


serta setelah melahirkan serta mencegah sembelit.

2) Pemberian Obat Malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil didaerah endemik
malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria, yaitu panas tinggi disertai
menggigil.

3) Pemberian Kapsul Minyak Beryodium

Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin tang


diitandai dengan :

a) Gangguan fungsi mental


b) Gangguan fungsi pendengaran
c) Gangguan pertumbuhan
d) Gangguan kadar hormon yang rendah

4) Temu Wicara dalam Rangka Persiapan Rujukan

Definisi Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk


menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya
dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang
dihadapinya (Walyani, 2017).
27

1. Riwayat sosial dan ekonomi


Riwayat sosial dan ekonomi meliputi status perkawinan, respon ibu dan
keluarga terhadap kehamilan ibu, riwayat KB, dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi dan
kebiasaan makan, kebiasaan hidup sehat, merokok dan minuman keras,
mengkonsimsi obat-obat terlarang, kegiatan sehari-hari, tempat dan
petugas kesehatan yang di inginkan.
a. Data Objektif

Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal wanita


hamil untuk memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai abnormalitas
media atau penyakit. Berikut adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan:

I. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum dan kesadaran penderita


Composmentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran meliputi apatis
(masa bodoh), samnolen (kesadaran menurun), spoor (mengantuk), koma.

II. Pengukuran tanda-tanda vital.

1. Tekanan darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90 mmHg.
Bila > 140/90 mmHg hati-hati adanya hipertensi/preeklamsi.
2. Nadi
Nadi normal adalah 60-100 menit. Bila nadi tidak normal mungkin ada
kelainan paru-paru atau jantung.
3. Pernapasan
Pernapasan normal adalah 18-24 kali/menit.
4. Suhu Badan
Suhu badan normal adalah 36,5°C - 37,5°C . Bila suhu lebih tinggi dari
37,5°C kemungkinan ada infeksi.
28

5. Tinggi Badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran
<145 cm.
6. Berat Badan
Pada kehamilan peningkatan berat badan sektar 25 % dari sebelum hamil
(9,5 - 12,5 kg). Selama TM I kisaran pertambahan berat badan sebaiknya
1-2 kg (350-500 gr/minggu) sedangkan pada trimester II dan III sebanyak
0,5 kg/ minggu. Kenaikan BB ibu hamil berhubungan dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT) agar kita bisa mengontrol kenaikan BB itu hamil agar
tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.
IMT dapat di interpretasikan dalam kategori berat kurang dengan IMT
kurang dari 19,8, kategori normal dengan IMT 19,8-26, kategori berat
lebih atau tinggi dengan IMT 26-29 dan kategori obesitas dengan IMT
lebih dari 29.

III. Kepala dan Leher

1. Apakah ada edema pada wajah, adakah cloasma gravidarium


2. Pada mata adakah pucat pada konjungtiva, adakah ikterus pada sklera dan
oedem pada palpebra
3. Pada hidung adakah pengeluaran cairan atau polip
4. Pada mulut adakah gigi yang berlubang, lihat keadaan lidah
5. Telinga adakah pengeluaran dari saluran luar telinga
6. Leher apalah ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe

IV. Payudara

1. Memeriksa bentuk, ukuran dan simestris atau tidak


2. Puting payudara menonjol, datar, atau masuk kedalam
3. Ada colostrum atau cairan lain dari puting susu
4. Pada saat klien berbaring, lakukan palpasi secara sistematis dari arah
payudara dan aksila, kemungkinan terdapat massa atau pembesaran
pembuluh limfe dan benjolan
29

V. Abdomen

1. Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian
fundus dan mengukur tinggi fundus uteri menggunakan pita cm (Mc.
Donald). Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada UK (usia kehamilan)
24 minggu (4 bulan) ketika semua bagian janin sudah dapat diraba.
2. Leopold II
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang, dan bagian yang
teraba disebelah kiri atau kanan.
3. Leopold III
Untuk menetukan bagian terbawah janin (presentasi).
4. Leopold IV
Untuk menetukan bagian terbawah janin apakah sudah memasuki PAP
(divergen) atau belum memasuki PAP (convergen).
5. Denyut jantung janin biasa di dengar pada kuadran bagian punggung, 3
jari dibawah pusat ibu. Denyut jantung janin yang normal 120-160
kali/menit.
6. Tafsiran berat badan janin (TBJ) untuk mengetahui tafsiran berat badan
janin saat usia kehamilan trimester III.
Dengan rumus : (TFU-n)x155 = ... gram
n = 13 jika kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP).
n = 12 jika kepala berada di atas PAP
n = 11 jika kepala sudah masuk PAP
7. Pemeriksaan panggul, ukuran panggul luar meliputi :
(1) Distansia spinarum : jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan
kanan (23cm-26cm).
(2) Distansia cristarum : jarak antara crista iliaka kiri dan kanan (26cm-
29cm).
(3) Conjugata eksterna : jarak antara tepi atas simfisis pubis dan ujung
prosessus spina.
30

VI. Ekstremitas

1. Apakah ada edema.


2. Apakah kuku pucat.
3. Apakah ada varices.
4. Bagaimana refleks patella.

VII. Genetalia

1. Lihat adanya luka, varices, atau pengeluaran cairan

VIII. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Hemoglobin (HB)


Pemeriksaan darah pada kehamilan trimester III perlu dilakukan untuk
mengetahui terjadi anemia atau tidak. Klasifikasi anemia yaitu :
1) Hb ≥ 11,0 gr% : tidak anemia
2) Hb 9,0 -10,9 gr% : anemia ringan
3) Hb 7,0 - 8,9 gr% : anemia sedang
4) Hb ≤7,0 gr% : anemia berat
b. Pemeriksaan urine
1) Protein urine
Pemeriksaan protein urine perlu dilakukan pada kehamilan trimester
III untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda pre-eklampsia pada ibu.
Cara kerja pemeriksaan nya adalah :
Pertama isi urine ibu yang telah ditampung tadi kedalam tabung reaksi
sebanyak 3cc lalu miringkan tabung, panaskan bagian atas urin hingga
mendidih. Pehatikan apakah terjadi keruhan dibagian atas urin, jika
urin dalam tabung tidak ada keruhan maka hasilnya negatif, namun
bila urin dalam tabung terjadi keruhan maka tambahkan Asam Asetat
6% sebanyak 3-5 tetes, panaskan kembali hingga mendidih jika urin
kembali bening maka hasilnya negatif namun jika keruhan urin tetap
ada maka hasilnya positif.
31

Hasil pemeriksaan :
a) Negatif (-) larutan tidak keruh/jernih
b) Positif 1 (+) larutan keruh
c) Positif 2 (++) larutan keruh berbutir
d) Positif 3 (+++) larutan membentuk awan
e) Positif 4 (++++) larutan menggumpal
2. Glukosa urine
Untuk mengetahui kadar gula dalam urine. Langkah kerjanya adalah,
pertama sekali masukkan larutan benedict kedalam tabung reaksi sebanyak
5cc, lalu campurkan urin ibu yang ditampung tadi sebanyak 3-5 tetes saja
kedalam tabung reaksi yang berisikan benedict, panaskan tabung diatas
spritus/Bunsen dan sambil digoyangkan pelan-pelan sampai mendidih.
Dinginkan dan amati hasil terjadi perubahan warna atau tidak.
Hasilnya :
a) Negatif (-) : larutan tetap biru
b) Positif 1 (+) : larutan berwarna hijau dan endapan kuning
c) Positif 2 (++) : larutan berwarna kuning
d) Positif 3 (+++) : larutan berwarna orange endapan kuning
e) Positif 4 (++++) : larutan berwarna merah bata
3. Pemeriksaan USG Untuk mengetahui diameter biparietal, gerakan janin,
ketuban, Tafsiran Berat Badan Janin (TBJ), tafsiran persalinan, denyut
jantung janin (DJJ).
b. Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah


berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang di identifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian, masalah juga sering menyertai diagnosis seperti anemia, perdarahan
pervaginam, preeklamsia.
32

d. Perencanaan

Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan ibu


mencakup komponen:

a) Penentuan kebutuhan untuk melakukan test laboratorium atau tes


penunjang lain untuk menyingkirkan, mengonfirmasi atau membedakan
antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.
b) Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
c) Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi ulang diet dan intervensi.
d) Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya terapi
lain.
e) Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih
aktif dalam perencanaan perawatan.
f) Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya. Kunjungan ulang bagi wanita
yang mengalami perkembangan normal selama kehamilan biasanya
dijadwalkan sebagai berikut :
(a) Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan setiap 4
minggu.
(b) Antara minggu ke-28 hingga ke-36, setiap 2 minggu.
(c) Antara minggu ke-36 hingga persalinan, dilakukan setiap minggu.

e. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun


dilaksanakan dengan efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim lainnya. Walaupun
bidantidak melakukannya sendiri dia tetap memikul tanggung jawab untuk
melaksanakan rencana asuhannya (misal memastikan langkah tersebut benar
benar terlaksana).
33

f. Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan


kepada pasien harus sesuai dengan :

a) Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan


mengembalikan kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani
kehamilannya dengan rasa aman dan percaya diri.
b) Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji
respon pasien sebagai hasil pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.
c) Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan kondisi
pasien, peningkatan kesejahteraan, peningkatan pengetahuan dan
kemampuan ibu dalam perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan
skesehatannya.

2.2 Persalinan

2.2.1 Konsep Dasar Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan


membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan
dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi dan
kekuatan teratur yang mula-mula kecil kemudian terus-menerus meningkat
sampaipada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap
untukpengeluaran janin dari rahim ibu.

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada usia
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) (Johariah, 2017).
34

Tanda-Tanda Persalinan

Menurut Indrayani, (2016), sebelum terjadinya persalinan, didahului


dengan tanda-tanda sebagai berikut :

a) Terjadinya His persalinan


Kontraksi bertujuan untuk membuat mulut rahim akan membesar
dan membuat aliran darah dalam plasenta meningkat. His pada persalinan
bersifat :
(a) Terasa sakit pada pinggang yang menjalar ke depan
(b) Teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin
bertambah
(c) Mempengaruhi perubahan pada serviks
(d) Sering berjalan akan membuat kekuatan semakin
bertambah
(e) Terdapat pengeluaran lendir dan darah ( blood show )
karena kapiler darah pecah.

b) lendir bercampur darah

Lendir dikeluarkan sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks


pada awal kehamilan. Lendir akan menyumbat bagian leher rahim, dan
akan terlepas sehingga menyebabkan keluar lendir bercampur darah dari
mulut rahim yang menandakan bahwa mulut lahir menjadi lunak dan
terbuka.

c) Keluarnya air-air (ketuban)


Keluarnya air dalam jumlah yang banyak, dan berasal dari ketuban yang
pecah karena adanya his yang semakin sering dan semakin kuat. Ketika
ketuban sudah pecah maka bayi sudah tidak lagi memiliki tempat untuk
berlindung, dan itu menandakan bahwa sudah waktunya bayi untuk keluar.
35

d) Pembukaan serviks
Leher rahim akan terbuka akibat adanya kontraksi yang
berkembang.Pembukaan leher rahim tidak dapat diketahui oleh ibu tetapi
akan diketahui dengan melakukan pemerikaan dalam.

c. Tahapan Persalinan (Kala I, II, III dan IV)

1. Kala I

Yang dimaksud dengan Kala I adalah kala pembukaan yang


berlangsung dari pembukaan 0 sampai pembukaan legkap. Kala I dimulai
sejak terjadinya kontraksi uterus teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap.

Kala I dibagi menjadi dua fase yaitu :

1) Fase Laten
a. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 cm.
d. Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih antara 20-30 detik.
2) Fase Aktif
a. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
b. Dari pembukaan 4 cm sampai dengan 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nullipara atau primigravida) atau lebih 1
cm hingga 2 cm pada multipara.
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
d. Fase aktif . dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
36

(a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam prmbukaan 3 cm menjadi 4


cm.

(b) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung


sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

(c) Fase deselerasi : prmbukaan menjadi lambat, dalam waktu 2 jam


pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dengan


multigravida. Pada primigravida, Ostium Uteri Internum (OUI) akan membuka
lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian Ostium
Uteri Eksternm (OUE) membuka. Pada multigravida OUI sudah sedikit terbuka.
Pada proses persalinan terjadi penipisan dan pendataran serviks dalam saat yang
lama.

2. Kala II

Pada Kala II, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 cm
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada oto-otot dasar panggul yang secara reflekstoris menimbulkan rasa
mengedan.

Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang aor besar,
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu itu, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka, dan perineum meregang.

Lama Kala II pada primigravida adalah 1,5 jam sampai dengan 2 jam
sedangkan pada multigravida adalah 0,5 jam sampai dengan 1 jam.

a. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampaidengan lahirnya bayi.


b. Gejala dan tanda kala II perslinan :
1. his semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3menit, dengan durasi 50
sampai 100 detik.
37

2. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan


pengeluaran cairan secara mendadak.
3. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
4. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau
vagina
5. Perineum menonjol
6. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
7. Tanda pasti kala II : pembukaan serviks tlah lengkap atau terlihatnya
bagian terendah janin di introitus vagina.
3. Kala III (Kala Uri)
a. Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.
b. Pada Kala III persalinan, miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan
volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusustan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempatperlekatan plasenta. Karena
perlekatan plasenta menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tida
berubah, maka plasenta akan terlipat, menebal dan akhirnya lepas dari
dinding uterus. Setalah lepas, plasenta aan turun ke bagian bawah uterus
atau ke dalam vagina.
c. Tanda-tanda lepasnya plasenta :
a) Uterus menjadi bundar.
b) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
c) Tali pusat betambah panjang.
d) Terjadi perdarahan.

4. Kala IV
a. Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir, untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
b. Kala IV dimulai sejak ibu dinyatakan aman dan nyaman sampai 2 jam.
c. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
pascapersalinan sering terjadi pada 2 jam pertama.
38

d. Observasi yang dilakukan adalah :


1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan dara, nadi, suhu, pernafasan.
3. Kontraksi uterus, Tinggi Fundus Uteri.
4. Terjadinya perdarahan : perdarahan normal bila tidak melebihi 400
sampai 500 cc.

Lama persalinan dihitung dari kala I sampai dengan kala III kemungkinan akan
berbeda, dibawah ini adalah tabel perbedaan lama persalinan antara Nullipara
dengan Multipara.

Tabel 2.6
Lama Persalinan Nullipara dengan Multipara

Lama Persalinan
Para 0 Multipara
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
14 ½ jam 7 ¼ jam
(Sumber : Johariah, 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baaru Lahir)

d. Kebutuhan Ibu Bersalin

Menurut Jenny J.S Sondakh (2017), Keinginan ibu dalam


melahirkan tersebut antara lain :

a) Ditemani oleh orang lain

Peran orang terdekat seperti suami dan keluarga merupakan suatu


peran penting bagi ibu selama menghadapi proses persalinan. Peran
tersebut sangat dibutuhkan oleh ibu pada saat-saat seperti ketika janin
berkontraksi, menggosok punggungnya, membantu ia mencuciwajahnya,
memberikan rasa tenang pada saat kontraksi berhenti, mengajarkan
danmengingatkan untuk mengatur nafas, dan yang terpenting untuk
39

member perhatian penuh kepada ibu seperti memegang tangannya hingga


proses persalinan berhasil dia lewati.

b) Menjaga Kebersihan dan Kondisi Kering


Keadaan yang kering dan bersih dapat membuat ibu menjadi nyaman dan
mudah untuk merelaksasikan tubuh, juga dapat menghindari ibu dari resiko
infeksi. Itulah sebabnya ibu dianjurkan untuk mengganti pakaian yang sudah
basah karena keringat, mengganti perlak apabila dalam keadaan basah, melakukan

perawatan perineum, melakukan teknik membersihkan dari depan ke


belakang pada vulva, mengganti pembalut yang menyerap .

c) Mengajarkan dan memandu


Rasa takut yang terjadi pada ibu sangat mempengaruhi rasa nyeri
pada saat melahirkan. Untuk itu ibu perlu diajarkan tentang aspek tertentu,
bagaimana tentang persalinan secara detail tapi bisa disampaikan dengan
sederhana dan singkat. Karena menjelaskan ibu dalam hal tersebut dalam
waktu yang singkat sangatlah sulit. Itulah mengapa ibu harus diajarkan
atau dipandu sesuai dengan tahap persalinan yang sedang dihadapi oleh
ibu.

d) Makanan dan Cairan


Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan
berlangsung. Karena makanan tersebut akan tinggal di dalam lambung
sehingga membuat pencernaan menjadi lambat selama persalinan.
Kombinasi dari stres pada saat persalinan yang dating secara bersamaan
dengan adanya kontraksi, dan obat tertentu akan menyebabkan lambung
terasa penuh dan ibu menjadi mual, sehingga dapat beresiko aspirasi dari
partikel makanan menghambat ke dalam paru-paru.

Tetapi cairan sangat penting untuk mencegah dehidrasi selama


persalinan . di sepanjang proses persalinan ibu dianjurkan untuk banyak
40

minum. Dan apabila ibu merasa mual, maka larutan ringer laktat 5%
secara intravena dianjurkan untuk diberikan kepada ibu.

e) Eliminasi
Kandung kemih harus dikosongkan secara berkala selama proses
persalinan berlangsung, minimal setiap 2 jam. Bila ibu tidak berkemih
maka akan mengganggu proses turunnya kepala janin ke pelvis. Kandung
kemih yang penuh dapat dilihat dengan melakukan palpasi tepat pada
bagian bawah pubis. Akibat adanya kontraksi yang mengakibatkan ibu
tidak mengetahui sumber-sumber dari rasa nyeri yang ada.

f) Positioning dan Aktivitas


Posisi yang sering digunakan pada saat ibu tidur yaitu dengan
meletakkan bantal dibelakang di bawah abdomen dan diantara lutut.
Menggosok punggung, dan mengusap antara lutut dapat membantu ibu
untuk mendapatkan rasa nyaman pada ibu. Jangan membiarkan ibu untuk
tidur telentang karena tekanan uterus pada vena dan pembuluh besar
lainnya dapat menyebabkan sindrom hipotensi supinasi.Keinginan untuk
mandi dan ambulasi di sekitar ruang bersalin tidak dilarang untuk
dilakukan oleh ibu sebelum terdapat gejala – gejala persalinan yang tepat.

g) Kontrol Rasa Nyeri


Rasa sakit selama proses persalinan disebabkan karena ketegangan
emosional, adanya tekanan pada ujung saraf, regangan pada jaringan dan
persendian, serta hipoksia otot uterus selama dan setelah melewati
kontraksi yang panjang. Peregangan otot dan teknik relaksasi merupakan
metode yang tepat untuk membantu ibu menuju proses persalinan dan
memberikan rasa nyaman pada ibu.

Latihan relaksasi progresif, relaksasi terkendali, mengambil dan


mengeluarkan napas merupakan beberapa latihan relaksasi yang bisa
dilakukan selama proses persalinan
41

h) Menjamin Privasi
Privasi bukan hanya mengacu pada penghargaan terhadap tubuh
ibu sebagai seorang pribadi, tetapi juga menghormati tubuhnya, yang
merupakan haknya sebagai individu.

2.2.2 Asuhan Kebidanan Persalinan Normal

Dasar asuhan persalinan normal adalah yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir.

Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan


hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui

berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta terivensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal
(Prawirohardjo, 2017).

Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu


bersalin (intranatal) antara lain sebagai berikut :

Kala I (dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan


serviks menjadi lengkap) :

1. Mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan pada ibu bersalin adalah sebagai berikut : biodata,
data demografi yaitu, nama, ras atau suku, umur, agama, status
perkawinan, pekerjaan. Riwayat kesehatan termasuk penyakit – penyakit
yang didapat dahulu dan sekarang, seperti masalah hipertensi, diabetes
mellitus, malaria, PMS atau HIV/AIDS. riwayat menstruasi, riwayat
obstetri dan ginekologi, termasuk masa nifas dan laktasi, riwayat
biopsikososiospiritual yaitu, status perkawinan, dukungan
keluarga,pengambil keputusan dalam keluarga, kebiasaan merokok dan
minum minuman keras, kegiatan sehari – hari. data pemeriksaan fisik,
42

pemeriksaan khusus dan penunjang seperti laboratorium, radiologi, dan


USG.
2. Melakukan interpretasi data dasar
Tahap ini dilakukan dengan melakukan interpretasi data dasar terhadap
kemungkinan diagnosis yang akan ditegakkan dalam batas diagnosis
kebidanan intranatal.
3. Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah kemudian
merumuskan diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah yang
sudah teridentifikasi pada masa intranatal.

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial.


Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi
serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang dilakukan secara menyeluruh adalah berdasarkan
hasil identifikasi masalah dan diagnosis serta dari kebutuhan pasien.
Secara umum, rencana asuhan yang menyeluruh pada tahap intranatal
adalah sebagai berikut:
a) Bantulah ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan
dan kesakitan.
b) Jika si ibu tampak merasa kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat
diberikan adalah dengan melakukan perubahan posisi, yaitu posisi
yang sesuai dengan keinginan ibu.
c) Penolong tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan dengan cara
menggunakan penutup atau tirai dan tidak menghadirkan orang lain
tanpa sepengetahuan atau seizin ibu.
d) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi secara
prosedural yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan.
43

6. Melaksanakan perencanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan
menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada masa
intranatal.
7. Evaluasi
Evaluasi pada masa intranatal dapat menggunakan bentuk SOAP sebagai
berikut:
S : Data subjektif

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara)


yang merupakan ungkapan langsung.

O : Data objektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik


selama masa intranatal.

A : Analisis dan interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan


melalui diagnosis antisipasi diagnosis atau masalah potensial serta perlu
tidaknya tindakan segera.

P : Perencanaan

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk


asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta
konseling untuk tindak lanjut.

Kala II (dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi) :

S : Data subjektif
44

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang


merupakan ungkapan langsung seperti, Ibu mengatakan merasa mules – mules
semakin sering dan ingin mengedan.

O : Data objektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik selama
masa intranatal seperti, His kuat 5 x 10’ 55’’, DJJ 142 x/mnt, Anus membuka,
perineum menonjol, lendir darah bertambah banyak, VT : pembukaan Lengkap,
ketuban menonjol, kepala Hodge IV.

A : Analisis dan interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan melalui


diagnosis antisipasi diagnosis atau masalah potensial serta perlu tidaknya tindakan
segera.

P : Perencanaan

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan


mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak
lanjut, seperti :

a) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan mendampingi


ibu agar merasa nyaman dengan menawarkan minum atau memijat ibu.
b) Mengatur posisi ibu dan membimbing mengejan dengan posisi berikut:
jongkok, menungging, tidur miring, dan setengah duduk.
c) Mengatur posisi agar rasa nyeri berkurang, mudah mengejan, menjaga
kandung kemih tetap kosong, menganjurkan berkemih sesering mungkin,
memberikan cukup minum untuk memberi tenaga dan mencegah
dehidrasi.

Kala III (dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta) :

S : Data subjektif
45

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang


merupakan ungkapan langsung seperti, Ibu merasa lelah, dan senang atas
kelahiran bayinya,perut terasa mules.

O : Data objektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik selama
masa intranatal seperti, Tanda – Tanda Vital : Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan,
Suhu. Pastikan janin Tunggal, Tinggi Fundus Uteri, kandung kemih kosong, tali
pusat ada didepan vulva.

A : Analisis dan interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan melalui


diagnosis antisipasi diagnosis atau masalah potensial serta perlu tidaknya tindakan
segera contoh : TD : 110/80 mmHg, N : 88 x /mnt,tidak ada janin kedua, TFU
setinggih pusat, kandung kemih kosong, tali pusat ada didepan vulva.

P : Perencanaan

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan


mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak
lanjut, seperti :

a) Melaksanakan manajemen aktif kala III meliputi pemberian oksitosin


dengan segera, pengendalian tarikan pada tali pusat, dan pemijatan uterus
segera setelah plasenta lahir.
b) Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir dalam waktu
15 menit, berikan oksitosin 10 unit (intramuskular).
c) Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir juga dalam
waktu 30 menit, periksa adanya tanda pelepasan plasenta, berikan
oksitosin 10 unit (intramuskula) dosis ketiga, dan periksa si ibu dengan
seksama dan jahit semua robekan pada serviks dan vagina kemudian
perbaiki episiotomi.
46

Kala IV (dimulai plasenta lahir sampai 1 jam) :

S : Data subjektif

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang


merupakan ungkapan langsung, seperti, ibu merasa senang dengan kelahiran
bayinya, ibu mengatakan merasa lelah dan masih merasa mules.

O : Data objektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik selama
masa intranatal,seperti, Tanda – Tanda Vital : Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan,
Suhu. Pastikan janin Tunggal, Tinggi Fundus Uteri, kandung kemih kosong, tali
pusat ada didepan vulva, jumlah perdarahan.

A : Analisis dan interpretasi

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan melalui


diagnosis antisipasi diagnosis atau masalah potensial serta perlu tidaknya tindakan
segera, contoh : inpartu kala IV.

P : Perencanaan

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan


mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak
lanjut, seperti :

a) Periksa fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai
menjadi keras.
b) Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan pendarahan setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
47

c) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,
sebagai permulaaan dengan menyusui bayi karena menyusu dapat
membantu uterus berkontraksi.

2.3 Masa Nifas

2.3.1 Konsep Dasar Masa Nifas (Post Partum)

a. Pengertian Masa Nifas (Post Partum)

Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis
dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan
perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Asuhan Kehamilan

3.1.1 Asuhan Kehamilan Pada Ny.N

PENGKAJIAN

DATA SUBJEKTIF

1. Biodata

Tanggal Penkajian : 27 Februari 2022 Pukul : 13.00 WIB


No. Register :- Oleh : Putri Rahayu Wijayati

Nama : Ny.N Nama Suami : Tn. A


Umur : 20 Tahun Umur : 20Tahun
Suku/Bangsa : Karo/Indonesia Suku/Bangsa : Karo/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl.Veteran Pasar VI Alamat : Jl. Veteran Pasar VI
Telp : Telp :

2. Kunjungan saat ini


Kunjungan ulang di TM III
Keluhan Utama : Ibu mengatakan sering buang air kecil 9-10 kali
sehari sehingga merasa tidak nyaman pada saat tidur, sulit tidur saat
malam hari dan merasa sakit pada daerah pinggang.

73
74

3. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 13 tahun.
2) HPHT : 18-07-2021
3) Siklus : 28 hari
4) TTP : 26-04-2022
5) Teratur : teratur
6) Sifat darah : kental
7) Dismenhore : ± 2 hari, tetapi akan hilang dengan mengkonsumsi
obat
8) Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Riwayat ANC
ANC sejak umur 4 bulan di klinik.
Frekuensi :
TM I : 1 kali kunjungan
TM II : 1 kali kunjungan
TM III : 3 kali kunjungan
2) Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 16 minggu pada
bulan Oktober, pergerakan janin dalam 24 jam terakhir 10-15 kali.
3) Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan sering buang air kecil 9-10
kali sehari sehingga merasa tidak nyaman pada saat tidur, sulit tidur
saat malam hari dan nyeri pada daerah pinggang.
4) Imunisasi TT
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan imunisasi TT.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Table 3.1
Riwayat Kehamilan sampai Nifas yang lalu

PERSALINAN
NO Umur Usia Jenis Tempat Komplikas Penolo BB
Anak Kehamilan Persalinan Bersaln i ng lahir Nif
as
Ibu Bayi Laktasi Kelaina
75

n
1 H A M I L I N I
6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
7. Riwayat kesehatan
a) Riwayat sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit DM, TBC maupun
hipertensi.
b) Penyakit yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun
c) Riwayat keturunan kembar
Ibu mnegatakan tidak mempunyai ketrunan kembar dalam keluarga
d) Kebiasaan-kebiasaan
Merokok :-
Minum jamu-jamuan :-
Minum-minuman keras :-
Makanan/minuman pantang :-
Perubahan pola makan :-
8. Riwayat Perkawinan
Ibu menikah 1 kali, ± 1 tahun pernikahan, kawin pertama umur 19 tahun.
9. Keadaan psikososial spiritual
Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan dan direncanakan, suami dan
keluarga sangat mendukung kehamilan dan menerima jenis kelamin
apapun yang lahir nanti dan ibu taat dalam menjalankan ibadah sholat 5
waktu.
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola nutrisi
Ibu makan 3-4 kali sehari porsi sedikit dengan piring kecil. Menu nasi,
sayur, ikan, dan pada siang hari ibu suka memakan roti ataupun buah
sebagai cemilan. Minum air putih > 8-10 gelas sehari dan minum 1 gelas
susu setiap pagi.
76

Pola eliminasi
BAB ibu lancar 1 kali sehari dengan konsistensi lunak, warna kekuningan
dan tidak ada keluhan. BAK 9-10 kali sehari warnanya kuning jernih dan
tidak ada keluhan.

Pola aktivitas : Melakukan pekerjaan rumah


Istirahat/tidur : Siang 2 jam, Malam ± 6jam
Seksualitas : 1 kali seminggu
Keluhan : Tidak ada

Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin setiap mandi dan setiap BAK.
Kebiasaan mengganti pakaian dalam setiap setelah mandi dan saat terasa
lembab
Jenis pakaian dalam yang digunakan kain katun

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : baik kesadaran : composmentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Suhu : 36,5ºC
b. TB : 155 cm
BB : sebelum hamil 58 kg, sesudah hamil 66 kg
LILA : 28 cm
IMT : 27,4
77

c. Kepala dan leher


Edema wajah : -
Cloasma gravidarum : -
Mata : konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning
Mulut : bersih, bibir tidak pucat, gigi tidak ada karies
Leher : tidak ada benjolan atau pemebesaran kelenjar tiroid
Payudara : simetris, putting menonjol, areola mamae menghitam,
colostrum ada
Hidung : tidak ada polip atau sinusitis
Aksila : tidak ada benjolan
d. Abdomen
Bentuk : simetris
Bekas luka : -
Strie gravidarum: ada garis putih
Palpasi Leopold
Leopold I : dibagian fundus teraba bagian bundar dan lunak yaitu
bokong,TFU antara pusat - prosesus xiphoideus (PX)

Leopold II : disisi perut sebelah kanan teraba bagian keras, panjang,


dan memapan yaitu punggung janin, disisi perut sebelah
kiri teraba bagian kecil janin(ekstremitas)

Leopold III : diatas simfisis teraba bagian bulat, keras, belum bisa
digoyangkan yaitu kepala.
Leopold IV : kepala belum masuk PAP (konvergen)
Mc Donald : TFU 31cm
TBBJ : (31-13) x 155 = 2.790 gr
Auskultasi DJJ : Punctum Maksimum Djj terdengar pada kuandran
kanan bawah pusat.
Frekuensi : 144 kali/menit
e. Ekstremitas
78

Edema : ada pada kaki


Varices : tidak ada
Reflek patella : kanan (+), kiri (+)
Kuku : pendek, bersih
f. Genetalia luar
Tanda Chadwick : tidak ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
g. Anus
Hemoroid : tidak ada
2. Pemeriksaan penunjang

Hb :-
USG :-
Protein Urine :-
Glukosa Urine : 5.0

ANALISA DATA
Ny.N 20 tahun, GI P0 A0, usia kehamilan ±30-32 minggu, janin
tunggal, hidup, intrauteri, PUKA, presentasi kepala bagian terbawah janin
belum masuk PAP dengan keadaan umum ibu dan janin baik.
Masalah : Sering BAK, susah tidur pada malam hari, dan sakit di
bagian pinggang.
Kebutuhan : Memberikan penkes tentang keluhan yang dirasakan ibu.
PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilan ibu normal, usia


kehamilan ±34-36 minggu dan DJJ : 144 x/i TD : 120/70 mmHg, HR : 80
x/i, RR: 22x/i , T : 36,5ºC.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
79

2. Menganjurkan kembali ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe untuk


menambah darah dan mengkonsumsi kalsium untuk pertumbuhan tulang.
Tablet Fe diminum 2x1 pada malam hari sebelum tidur dan kalsium 1x1
pada pagi hari setelah makan, tidak dianjurkan minum tablet Fe pada pagi
hari dikarenakan dapat mengakibatkan rasa mual.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan akan rutin meminumnya.
3. Memberitahu ibu tentang nutrisi ibu hamil TM III yang mengandung tinggi
serat dan konsumsi banyak air putih, sayur serta buah dan juga memenuhi
kebutuhan protein dan zat besi.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan akan menerapkan tentang penkes yang
diberikan.
4. Memberitahu ibu mengenai keluhan yang dirasakan adalah hal yang
fisiologis yaitu kandung kemih tertekan oleh berat badan bayi yang semakin
bertambah sehingga menyebabkan seringnya ibu buang air kecil (BAK)
sehingga ibu dianjurkan untuk tetap minum seperti biasanya yaitu 8
gelas/hari, namun pada malam hari dikurangi karna akan mengganggu
waktu istirahat Ibu sudah memahami tentang kondisinya dan akan
melakukan apa yang dianjurkan tenaga kesehatan.
Evaluasi : ibu mengerti dan mau melakukannya.
5. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang setiap ibu merasakan sakit atau
ketika ingin memeriksakan kehamilannya.
Evaluasi : Ibu bersedia datang untuk kunjungan ulang.

Medan, 27 Februari 2022


Pelaksana Asuhan

(Putri Rahayu Wijayati


80

3.1.2 Data Perkembangan ANC ke- II


Tanggal : 11 Maret 2022 Pukul : 13.00 wib
Subjektif:
1. Ibu mengatakan ingin kunjungan ulang dan memeriksakan kehamilannya
2. Ibu mengatakan merasa pergerakan bayi semakin aktif
3. Ibu mengatakan masih tetap sering buang air kecil & nyeri di bagian
punggung.
Objektif :
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Pemeriksaan Fisik : BB : 66 Kg , BB sebelum Hamil : 58 kg
4. Tanda-tanda Vital : TD : 110/70 mmHG
RR : 20 x/i
Pols : 80 x/i
Temp : 36º C
B. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
a. Muka : muka tidak tampak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemia
c. Mulut : bibir tidak tampak pucat, lidah bersih
2. Palpasi abdomen
a. Leopold I : dibagian fundus teraba bagian bundar dan lunak yaitu
bokong,TFU setinggi prossesus xifoideus (px)
b. Leopold II : disisi perut sebelah kanan teraba bagian keras, panjang,
dan memapan yaitu punggung janin, disisi perut sebelah kiri teraba bagian
kecil janin (ekstremitas)
c. Leopold III : diatas simfisis teraba bagian bulat, keras, belum bisa
digoyangkan yaitu kepala.
d. Leopold IV : kepala belum masuk PAP (konvergen), Mc Donald : TFU
31 cm, TBBJ : (31-13) x 155 = 2.790 gr
81

3. Auskultasi DJJ : Punctum Maksimum Djj terdengar pada kuandran kanan


bawah pusat, Frekuensi : 144 kali/menit
C. Pemeriksaan Penunjang

Hb :-
USG :-
Protein Urine :-
Glukosa Urine : 5.0

Analisis :
Ny.N 20tahun, GI P0 A0, usia kehamilan ±32-34 minggu, janin
tunggal, hidup, intrauteri, PUKA, presentasi kepala bagian terbawah janin
sudah masuk PAP dengan keadaan umum ibu dan janin baik.
Masalah : ibu merasa mudah lelah dan nyeri bagian pinggang
Kebutuhan : penkes tentang keluhan yang dirasakan ibu
Penatalaksanaan
Tanggal : 11 maret 20122 Pukul : 13.00 wib
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan. Keadaan ibu dan janin
normal. Bagian terbawah janin kepala, TD :110/70 mmH, pols :80x/i, RR :
20 x/i dan Temperatur : 36ºC.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilan ibu normal, usia
kehamilan 34-36 minggu dan DJJ : 144 x/i.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan Penkes tentang :
Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan TM III yaitu nyeri kepala hebat,
penglihatan kabur, bengkak di kaki dan di tangan, perdarahan, nyeri ulu hati,
gerakan janin berkurang, adanya pengeluaran cairan seperti kencing tapi bukan
kencing secara terus menerus dari alat genetalia ibu dan jika ada tanda-tanda
diatas maka menganjurkan ibu agar segera datang ke klinik. Ibu sudah memahami
penkes yang

a. diberikan dan berjanji akan segera datang ke petugas apabila


mengalami hal seperti yang disebutkan.
82

Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukannya.


3. Memberitahukan kepada ibu agar tetap memperhatikan kembali diet
karbohidrat dan memperbanyak minum jus dan makan sayuran.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui dan aka melakukannya.
4. Memberitahu ibu mengenai keluhan yang dirasakan adalah hal yang
fisiologis yaitu Diafragma ibu yang semakin tertekan dengan
bertambahnya usia kehamilan disebabkan semakin bertambahnya berat
badan janin. Ibu disarankan untuk tidak tidur terlalu lama dalam posisi
terlentang tapi tidur dengan posisi miring kiri kanan.
Evaluasi : ibu sudah mengetahuinya dan akan melakukannya.
5. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang setiap ibu merasakan sakit atau
ketika ingin memeriksakan kehamilannya.
Evaluasi : Ibu bersedia datang untuk kunjungan ulang.

Medan, 11 Maret 2022

Pelaksana Asuhan

(Putri Rahayu Wijayati)

3.1.3 Data Perkembangan ANC ke- III


83

Tanggal : 25 Maret 2022 Pukul : 13.00 wib

Subjektif:
1. Ibu mengatakan ingin kunjungan ulang dan memeriksakan kehamilannya
2. Ibu mengatakan merasa pergerakan bayi semakin aktif
3. Ibu mengatakan masih tetap sering buang air kecil

Objektif :
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Pemeriksaan Fisik : BB : 66 Kg , BB sebelum Hamil : 58 kg
4. Tanda-tanda Vital : TD : 120/70 mmHG
RR : 22 x/i
Pols : 80 x/i
Temp : 36,5º C
B. Pemeriksaan Khusus
4. Inspeksi
a. Muka : muka tidak tampak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemia
c. Mulut : bibir tidak tampak pucat, lidah bersih
5. Palpasi abdomen
a. Leopold I : dibagian fundus teraba bagian bundar dan lunak yaitu
bokong,TFU 3 jari dibawah px
b. Leopold II : disisi perut sebelah kanan teraba bagian keras, panjang,
dan memapan yaitu punggung janin, disisi perut sebelah kiri teraba bagian
kecil janin (ekstremitas)
c. Leopold III : diatas simfisis teraba bagian bulat, keras, belum bisa
digoyangkan yaitu kepala.
84

d. Leopold IV : kepala belum masuk PAP (konvergen), Mc Donald : TFU


31 cm, TBBJ : (31-13) x 155 = 2.790 gr
6. Auskultasi DJJ : Punctum Maksimum Djj terdengar pada kuandran kanan
bawah pusat, Frekuensi : 144 kali/menit
C. Pemeriksaan Penunjang

Hb :-
USG :-
Protein Urine :-
Glukosa Urine : 5.0

Analisis :
Ny.N 20tahun, GI P0 A0, usia kehamilan ±34-36 minggu, janin
tunggal, hidup, intrauteri, PUKA, presentasi kepala bagian terbawah janin
sudah masuk PAP dengan keadaan umum ibu dan janin baik.
Masalah : ibu merasa mudah lelah
Kebutuhan : penkes tentang keluhan yang dirasakan ibu
Penatalaksanaan
Tanggal : 25 maret 20122 Pukul : 13.00 wib
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan. Keadaan ibu dan janin
normal. Bagian terbawah janin kepala, TD :120/70 mmH, pols :80x/i, RR:
22x/i dan Temperatur : 36,5ºC.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilan ibu normal, usia
kehamilan 34-36 minggu dan DJJ : 144 x/i.
3. Memberikan Penkes tentang :
Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan TM III yaitu nyeri kepala hebat,
penglihatan kabur, bengkak di kaki dan di tangan, perdarahan, nyeri ulu hati,
gerakan janin berkurang, adanya pengeluaran cairan seperti kencing tapi bukan
kencing secara terus menerus dari alat genetalia ibu dan jika ada tanda-tanda
diatas maka menganjurkan ibu
85

b. agar segera datang ke klinik. Ibu sudah memahami penkes yang


diberikan dan berjanji akan segera datang ke petugas apabila
mengalami hal seperti yang disebutkan.
4. Memberitahukan kepada ibu agar tetap memperhatikan kembali diet
karbohidrat dan memperbanyak minum jus dan makan sayuran.
5. Memberitahu ibu mengenai keluhan yang dirasakan adalah hal yang
fisiologis yaitu Diafragma ibu yang semakin tertekan dengan
bertambahnya usia kehamilan disebabkan semakin bertambahnya berat
badan janin. Ibu disarankan untuk tidak tidur terlalu lama dalam posisi
terlentang tapi tidur dengan posisi miring kiri kanan.
6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, misalnya seperti
nyeri/mules yang semakin kuat dan teratur, keluar lendir bercampur darah,
keluar cairan ketuban, dan ibu ada rasa seperti ingin buang air besar dan
jika ada keluhan seperti yang telah disebutkan maka ibu harus segera
datang ke petugas kesehatan.

Medan, 25 Maret 2022

Pelaksana Asuhan

(Putri Rahayu Wijayati)

Anda mungkin juga menyukai