Alamtaha
NRI : 210141010226
Pengertian ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orangtua. ANC juga didefinisikan
sebagai pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin
secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadao penyimpangan yang ditemukan.
Secara umum ANC bertujuan memantau kehamilan untuk memastikan kesehatan umum
dan tumbuh kembang janin, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, deteksi resiko tinggi (anemia, kurang gizi, penyakit
bulan, melahirkan dengan selamat dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu
agar masa nifas berjalan dengan normal dan pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan peran
ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal,
dan memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan , nifas
Tujuan lainnya adalah mencegah adanya komplikasi obstetric, yang mana bila mungkin
setiap minggu)
a. Trimester 1 = 1 kali
b. Trimester 2 = 2 kali
c. Trimester 3 = 5 kali
6. Pemeriksaan Hb (T6)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
- Kunjungan Pertama:
• Tanda – tanda vital (tekanan darah, suhu badan, nadi, pernapasan) Pemeriksaan tanda-
tanda vital terutama tekanan darah harus dilakukan secara rutin untuk mendeteksi dini
gejala preeklampsi.
• Tinggi badan
• Penimbangan berat badan dan mengukur LILA (lingkar lengan atas): berhubungan dengan
penambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Yang dapat
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum
hamil. Pertambahan adalah sekitar 20% dari berat badan sebelum hamil, bila berat badn
tidak bertambah, LILA < 23, 5 cm menunjukan ibu mengalami kurang gizi
• Pembesaran kelenjar tiroid: peningkatan hormone tiroid dapat terjadi pada kehamilan, hal
ini berkaintan dengan perubahan hormonal yang terjadi pada ibu hamil.
- Kunjungan Berikutnya:
• Berat badan
• Edema
• Masalah dari kunjungan pertama
Status Obstetri
• Abdomen:
b. Palpasi : Mengukur tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin dengan tujuan
mendeteksi berat badan janin, indikator pertumbuhan janin intra uterine, tinggi fundus
uteri dapat juga mendeteksi dini terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau
dilakukan setiap kunjungan untuk menentukan letak janin, bagian terendah, letak
punggung, menentukan janin tunggal atau kembar, auskultasi denyut jantung janin.
Palpasi Leopold
1. Leopold I
Pemeriksa menghadap kearah wajah ibu hamil. Menentukan tinggi fundus uterus dan
2. Leopold II
Menentukan bagian tubuh janin yang berada di lateral kanan dan kiri corpus uteri
(menentukkan letak punggung janin, atau menemukan kepala janin pada letak
lintang).
3. Leopold III
Menentukan bagian terbawah janin. Menentukan apakah bagian terbawah janin sudah
4. Leopold IV
Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Dapat juga untuk menentukan bagian terbawah
janin dan berapa jauh bagian terbawah tersebut masuk pintu atas panggul.
Genitalia Eksterna:
- Inspeksi : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda – tanda radang, luka, perdarahan,
ada /tidaknya cairan, darah, melihat dinding dalam vagina, ada atau tidak tumor, tanda
Genitalia Interna:
bimanual saat in tidak lagi rutin dilakukan pada pemeriksaan antenatal walaupun
Pemeriksaan Lanjutan
• Laboratorium
ketuban, letak janin dan plasenta serta estimasi berat badan bayi. Pelvimetri
radiologik
Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk:
Kunjungan IV 36 minggu sampai lahir: Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III,
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (>37
Persalinan preterm : persalinan yang terjadi pada usia kehamilan <37 minggu.
Persalinan aterm : persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 37-42 minggu dihitung
dari HPHT.
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Persalinan sebenarnya “True Labor” ditandai dengan His dengan interval teratur, semakin
singkat, intensitas semakin kuat, rasa sakit pada peunggung dan abdomen, disertai dilatasi
serviks, rasa sakit tidak menghilang dengan sedasi. Sedangkan Persalinan palsu “False
Labor” his dengan interval tidak teratur, makin lama, intensitas lemah, rasa sakit di perut
bagian bawah, tidak ada dilatasi serviks, rasa sakit hilang dengan pemberian sedasi.
Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul bertujuan menilai Pintu Atas Panggul (Inlet), Bidang Tengah
Panggul (Midpelvis), Pintu Bawah Panggul (Outlet), serta bagian-bagian lunak jalan
lahir.
KALA I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
Fase laten:
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap
Fase aktif:
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap. Kontraksi
dianggap adekuat jika terjadi >3x dalam waktu 10 menit dengan durasi >40 detik.
- Dari pembukaan 4cm hingga 10cm (lengkap), akan terjadi dengan kecepatan rata-rata:
a. Anamnesa
- Keluhan utama ibu terutama berkaitan dengan nyeri perut ingin melahirkan yang semakin
teratur, keluarnya air ketuban dari jalan lahir, keluarnya lendir bercampur darah.
- Riwayat ANC
b. Pemeriksaan fisik
- Tanda – tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi, suhu setiap 4 jam
c. Pemeriksaan obstetrik
- Pemeriksaan leopold
Pengisian partogram tentu diawali dengan pengisian identitas dan kondisi pasien saat datang.
• Kemajuan persalinan (dan penurunan kepala) Kemajuan persalinan mulai diisi saat
Dinilai setiap 4 jam, kecuali pada kondisi tertentu misalnya ketuban pecah. Penurunan kepala
(O) dinilai dengan sistim perlimaan jari, yaitu berdasarkan periksa luar terhadap bagian
Kontraksi uterus turut dinilai tiap 15-30 menit, berdasarkan frekuensinya berapa kali dalam
10 menit, serta durasinya (< 20 detik = titik-titik; 20-40 diarsir dan > 40 detik diblok hitam)
• Kondisi ibu
pemeriksaan lain.
• Kondisi janin
Yaitu menyangkut denyut jantung janin (DJJ) serta ketuban (U=utuh; J=Jernih, K=Kering;
Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) hingga bayi lahir lengkap. Pada kala II,
kontraksi akan terjadi lebih sering, refleks mengejan juga terajadi akibat bagian bawah janin
menekan anus dan rektum. dengan tenaga mengejan ibu dan kontraksi otot – otot dinding
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim. Fase ini
dimulai dari saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap ini kontraksi
- Masase uterus
- Tarikan pada talipusat secara terkendali: telapak tangan kanandiletakan diatas simfisis
pubis, tangan kiri memegang klem tali pusat, 5 – 6 cm didepan vulva, bila ada kontraksi
lakukan dorongan bagian bawah uterus kearah dorsokranial sambil melaukan tarikan
- Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit dapat diberikan injeksi oksitosin kedua
- Jika dalam 30 menit belum lahir, periksa kandung kemih, berikan injkesi oksitosin ketiga
Kala IV
2 jam pertama pasca persalinan merupakan waktu kritis bagi ibu dan neonatus oleh sebab itu
- Pemeriksaan fundus uteri tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua
- Pemeriksaan tanda-tanda vital tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua
- Ajarkan ibu dan keluarga untuk menilai: kontraksi uterus dan tanda bahaya bagi ibu dan
janin
Daftar Pustaka
1. Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru
5. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. IDAI dan POGI. Jakarta:
JNPK, 2008.
6. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal oleh Jaringan Nasional