Anda di halaman 1dari 17

ASKEB KEHAMILAN

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang
(inspeksi),pemeriksaan raba (palpasi),pemeriksaan dengar (auskultasi),pemeriksaan
ketuk (perkusi).Pemeriksaan dilakukan dari rambut sampai ujung kaki yang dalam
pemeriksaannya dilakukan secara berurut atau sistematik (Rahayu Puji Anike
,2016:1).
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin
serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya.
Pada pemeriksaan pertama perlu ditentukan apakah ibu sedang hamil, dan bila
hamil maka perlu ditentukan umur kehamilannya. Pada setiap pemeriksaan kehamilan
dengan melihat dan meraba ditentukan apakah ibu sehat dan janin tumbuh dengan
baik. Tinggi fundus uteri sesuai dengan perhitungan umur kehamilan dan pada umur
kehamilan lebih lanjut ditentukan letak janin.
Banyak ibu merasa malu membuka bajunya dan memperlihatkan bagian
tubuhnya, hal ini perlu diperhatikan oleh perawat untuk menjaga privasi pasien
tutuplah bagian tubuhnya ibu dengan kain, sehingga hanya bagian tubuh yang
diperiksa saja yang terbuka. Ibu hendaknya diperiksa dengan sentuhan yang hati-hati
dengan sikap bersahabat sambil menjelaskan apa yang akan dilakukan dan alas an
melakukannya.
2. Rumusan Masalah
1. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada ibu hamil dari trimester I-
III.
2. Mampu melakukan pemeriksaan palpasi dari leopold (Alfeld,Budiman)
3. Mampu melakukan pemeriksaan panggul luar

1
ASKEB KEHAMILAN

3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan dan penulisan makalah antara lain memberikan
penjelasan dan menerangkan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada ibu hamil
dari trimester I-III, pemeriksaan leopold dan pemeriksaan panggul luar.
4. Manfaat Penulisan
1. Menjelaskan kepada pembaca tentang pengkajian dalam asuhan kebidanan
2. Mampu mengaplikasikan asuhan kebidanan dengan pengkajian dan
pemeriksaan asuhan kebidana kehamilan
3. Menerangkan tata cara pemeriksaan leopold menurut alfeld budin
4. Menjelaskan tata cara melakukan pemeriksaan panggul luar

2
ASKEB KEHAMILAN

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil


Pemerisaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala dan masalah
kesehatan yang dialami oleh pasien.Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang kesehatan pasien menamba informasi , menyangkal
data yang di peroleh dari riwayat pasien , mengidentifikasi masalh pasien, menilai
perubahan status pasien,dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah di
berikan.Dala melakukan pemeriksaan fisik terdapat berbagai tekhnik dasar yang
perlu di pahami di antaranya ( Uliyah Mustrifatul,2008 :142).
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan,
Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan (Uliyah
Musrifatul,2018:140)

Komponen Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil Pada Antenatal Care


1. Pemeriksaan fisik umum
a. Tinggi Badan
b. Berat badan
c. Tanda – tanda vital : tekanan darah, denyut nadi, suhu
2. Kepala dan leher
a. Edema diwajah
b. Ikterus pada mata
c. Mulut pucat

3
ASKEB KEHAMILAN

d. Leher meliputi pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan kelenjar


thyroid
3. Tangan dan kaki
a. Edema di jari tangan
b. Kuku jari pucat
c. Varices vena
d. Reflek – reflek
4. Payudara
a. Ukuran simetris
b. Putting menonjol / masuk
c. Keluarnya kolostrom atau cairan lain
d. Retraksi
e. Massa
f. Nodul axilla
5. Abdomen
a. Luka bekas operasi
b. Tinggi fundus uteri (jika>12 minggu)
c. Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika>36 minggu)
d. Denyut jantung janin (jika>18 minggu)
6. Genetalia luar (externa)
a. varises
b. perdarahan
c. luka
d. cairan yang keluar
e. pengeluaran dari uretra dan skene
f. kelenjar bartholini : bengkak (massa), ciaran yang keluar
7. Genetalia dalam (interna)
a. servik meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi,
mobilitas, tertutup atau terbuka

4
ASKEB KEHAMILAN

b. vagina meliputi cairan yang keluar, luka, darah


c. ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pada trimester
pertama)
d. uterus meliputi : ukuran, bentuk, mobilitas, kelunakan, massa pada
trimester petama.
Selain itu, ibu hamil juga akan menjalani pemeriksaan fisik secara menyeluruh yang
meliputi (Moningka Clara,2016) :

a) Berat badan.
Dokter dapat mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil dengan melakukan
pemeriksaan berat badan. Pasalnya, pada kehamilan normal, ibu hamil akan
mengalami kenaikan berat badan walaupun usia kehamilan baru menginjak
dua bulan. Sedangkan ibu hamil yang sakit atau mengalami morning sickness
yang parah, biasanya akan sulit untuk meningkatkan berat badan.
b) Tinggi Badan.
Pemeriksaan ini memang tidak ada pengaruh langsung terhadap kondisi
kesehatan ibu hamil. Namun, pengukuran tinggi badan ini berguna untuk
mengetahui ukuran panggul ibu hamil guna menentukan metode persalinan.
c) Abdomen,
yaitu pemeriksaan pada bagian perut antara dada dengan pelvis. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk melihat pembesaran rahim.
d) Pemeriksaan tambahan.
Bila diperlukan, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan pada organ tubuh
ibu hamil lainnya, seperti jantung, ginjal, atau hati.
1. Tes Urine

Selain untuk memastikan bahwa ibu sudah positif hamil, tes urine juga berguna
untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit lain yang mungkin diidap oleh ibu hamil.
Beberapa hal yang dapat diketahui dengan tes urine:

5
ASKEB KEHAMILAN

a) Kadar gula. Bila dalam urine ditemukan adanya kandungan gula yang cukup
tinggi, hal ini berarti ibu mengidap diabetes gestasional.
b) Kadar protein. Kadar protein yang tinggi dalam urine bisa menjadi pertanda
ibu mengidap pre-eklampsia.
2. Tes Darah

Ibu hamil memang tidak wajib melakukan tes darah. Namun, dokter biasanya
menyarankan ibu hamil untuk melakukan tes darah untuk memastikan adanya
penyakit tertentu. Tes darah meliputi:

3. Golongan darah

Selain memeriksa golongan darah (A, B, AB, atau O), ibu hamil juga akan diperiksa
golongan darah rhesus-nya. Pemeriksaan rhesus ini penting karena apabila rhesus ibu
berbeda dengan rhesus bayi, maka kondisi ini dapat menyebabkan bayi mengalami
kelainan darah.

a) Hemoglobi
Pemeriksaan ini juga penting untuk mengetahui apakah ibu hamil mengidap
anemia atau tidak. Normalnya, kadar haemoglobin adalah sekitar 10–16 gram
per liter pada darah. Bila ibu hamil positif mengidap anemia, biasanya dokter
akan menyarankan ibu untuk lebih banyak mengonsumsi makanan yang kaya
akan zat besi dan folat.
b) Pemeriksaan Hepatitis B dan C
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada infeksi virus pada liver ibu
hamil. Hal ini penting karena bila ibu positif mengidap hepatitis, maka bayi
harus segera diimunisasi setelah lahir.
c) Pemeriksaan Rubella
Ibu hamil trimester 1 berisiko terkena rubella saat usia kehamilan di bawah
lima bulan. Sindrom rubella dapat menyebabkan bayi meninggal sebelum
lahir, atau berisiko lahir dengan penyakit jantung bawaan, kerusakan organ

6
ASKEB KEHAMILAN

hati, diabetes, dan gangguan otak. Jadi, untuk mencegah hal ini terjadi maka
ibu perlu melakukan imunisasi sesegera mungkin.

Pada trimester II kehamilan di fase ini terasa lebih nyaman dibandingkan


trimester 1. Rasa mual berkurang, selera makan yang tadinya sempat hilang kembali
muncul., dan emosi ibu pun lebih stabil. Di fase ini pula, produksi homron estrogen
ditubuh ibu meningkat pesat. Salah satu imbasnya, gairah seksual ibu menjadi lebih
tinggi dari biasanya. Meski segalanya tersa begitu normal, ibu harus tetap menjaga
dan memantau kondisi kehamilannya.

Pada trimester II pemeriksaan yang di lakukan yaitu :

- Pemeriksaan tekanan darah.


Tujuannya menghidari bahaya hipertensi selama kehamilan. Dilakukan di usia
kehamilan 14-28 minggu
- Pemeriksaan berat badan dan lingkaar lengan atas.
Tujuannya untuk memantau berat bada ibu, yang akan mengalami
peningkatan secara signifikan ketika memasuki usia kehamilan 20 minggu.
Hal ini penting untuk mencegah ibu overweight. Dilakukan di usia kehamilan
24-28 minggu.
- Pemeriksaan tinggi fundus menggunakan meteran.
Tujuannya untuk mengetahui apakah tinggi fundus adalah jarak antara bagian
atas Rahim ibu hamil hingga tulang kemaluan. Dilakukan di usia kehamilan di
atas 20 minggu. Setelah 20 minggu, tinggi fundus akan sama dengan usia
kehamilan.
- Pemeriksaan USG.
Tujuannya untuk melihat kondisi janin di dalam Rahim, seperti mengetahui
kondisi denyut jantung dan profil biofisknya, lokasi plasenta, serta kecukupan
air ketuban. Dilakukan di usia kehamilan 18-22 minggu.
- Pemeriksaan laboratorium darah dan urine.

7
ASKEB KEHAMILAN

Tujuannya untuk mengetahui kadar darah dan gula darah. Pada ibu hamil
kekurangan darah (anemia), pertumbuhan janinnya dapat terhambat.sementara
kadar gula darah yang tidak normal dapat memicu masalah Diabetes Melitus
Gestasional (DMG). Pemeriksaan dilakukan pada usia kehamilan 24-28
minggu

Pada trimester III pemeriksaan yang dilakukan adalah

1. Tes glukosa toleransi melalui tes urin


2. Tes darah
3. Posisi bayi, apakah bayi sudah ada diposisi yang benar
4. Pertumbuhan bayi

Pemeriksaan Riwayat Kesehatan Trimester I

Pada kunjungan pertama pemeriksaan kandungan, dokter atau bidan akan


memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil trimester pertama, sehingga dapat diketahui
adanya hal-hal yang mungkin bisa berdampak pada kehamilan. Berikut beberapa
pertanyaan yang biasanya akan diajukan oleh dokter dalam pemeriksaan riwayat
kesehatan.

A. Riwayat kesehatan keluarga, hal ini untuk mengetahui adanya risiko penyakit
genetik.
B. Adanya gen kembar dalam keluarga.
C. Riwayat kesehatan ibu hamil, seperti penyakit apa saja yang pernah dan masih
sampai saat ini dimiliki, obat-obatan apa saja yang pernah dan masih
dikonsumsi, serta gaya hidup yang dijalani.
D. Riwayat kehamilan sebelumnya. Bila ibu pernah hamil sebelumnya, apakah
ada penyakit yang pernah dialami saat hamil dan bagaimana metode
persalinan yang pernah ditempuh.

8
ASKEB KEHAMILAN

E. Riwayat menstruasi: kapan waktu terakhir menstruasi dan masa ovulasi. Hal
ini bermanfaat untuk memprediksi usia kehamilan.

B. Pemeriksaan Leopold

Palpasi perut untuk menentukan :

1. Besar dan konsistensi Rahim


2. Bagian-bagian janin, letak presentasi
3. Gerakan janin
4. Kontraksi Rahim Braxton-Hicks dan his

Cara palpasi ada beberapa macam :

1. Menurut Leopold dengan variasi


2. Menurut Knebel
3. Menurut Budin, dan
4. Menurut Ahlfeld

Maneuver palpasi menurut Leopold :

Leopold I :

- pemeriksa menghadap kearah ibu


- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus

Variasi menurut Knebel :

- Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan lain di atas simfisis
- Hubungan antara TFU dan tuanya kehamilan MC DONALD
TFU dalam cm = tuanya kehamilan
3,5 dalam bulan

9
ASKEB KEHAMILAN

- TBJ(Taksiran Berat Janin) berdasarkan rumus JOHNSON TOSHACK


TBJ = { TFU (cm) – N}x 155
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih berada diatas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada dibawah spina iskiadika

Gambar 1.1 leopold 1

Leopold II :

- Menentukan batas samping batas samping Rahim kanan-kiri


- Menentukan letak punggung janin

Variasi menurut Budin :

- Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus

10
ASKEB KEHAMILAN

Gambar 1.2 leopold II

Leopold III :

- Menentukan bagian terbawah janin


- Apakah bagian terbawah sudah masuk atau sudah goyang

Variasi menurut Ahlfeld :

- Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri di letakan tegak di


tengah perut.
Gambar 1.3 Leopold III

11
ASKEB KEHAMILAN

Leopold IV :

- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil


- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan seberapa jauh sudah
masuk pintu atas panggul.

Gambar 1.4 leopold IV

Biasanya sambil melakukan palpasi, sekaligus diperhatikan tentang konsistensi


uterus, gerakan janin, kontraksi uterus (his), dan apakah ada lingkaran van bandl.

. Pemeriksaan denyut jantung janin.


Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu.
Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin
biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering
bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila
janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung
janin tidak dapat didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali
permenit atau janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu
segera dirujuk.

12
ASKEB KEHAMILAN

C. Pemeriksaan Panggul Luar

Persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidaknya tergantung dengan


luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul.
Maka untuk mengetahui apakah persalinan dapat berjalan normal atau tidak,
pengukuran panggul luar diperlukan pada ibu hamil.

Seorang wanita yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang normal spontan dan
mudah, dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Pemeriksaan pangu luar
adalah pengukuran distansia spinarum, distansia kristarum, konjungata externa, dan
lingkaran panggul. Agar mengetahui adanya kelainan atau keadaan yang
menimbulkan penyulitan persalinan normal.

Tujuan dilakukannya pemeriksaan panggul luar untuk para ibu hamil yaitu untuk
menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan ataukeadaan yang
dapat menimbulkan penyulitan persalinan, apakah terdapat dugaan kesempitan
panggul atau kelainan panggul.

Kalau kepala janin dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pintu atas panggul,
maka hanya bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar di atas sympisis.
Ukuran-ukuran luar tidak dapat dipergunakan untuk penilaian, apakah persalinan
dapat berlangsung secara biasa atau tidak, Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat
memberi petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.Ukuran-ukuran luar
yang terpenting adalah :

- Distantia spinarium : Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan
(Ind. 23, Er. 26).
- Distantia cristarum : Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Ind.
26, Er.29).

13
ASKEB KEHAMILAN

- Conjugata externa (baudeloque)


- Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung processus spinosus ruas tulang
lumbal ke-V (Ind. 18, Er. 20).
- Ukuran lingkar panggul
Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior
superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalu tempat-tempat
yang sama di pihak lain (Ind. 80, Er. 90).
Ukuran-ukuran luar bias ditentukan dengan jangka panggul kecuali
ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur.

Langkah-Langkah Pemeriksaan Panggul Luar pada Ibu


a) Persetujuan Pemeriksaan
1. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
2. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
3. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan
kuatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan gangguan
pada kandungan.
4. Pastikan bahwa ibu telah mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan.
5. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan.
b) Persiapan
Alat dan Bahan :
- Ibu hamil
- Pita meteran (pita pengukur)
- Jangka panggul
c) Kemudian ukur panggul ibu, ukuran- ukuran yang perlu diukur :
1. Distantia spinarum
2. Distantia cristarum
3. Conjugata externa
4. Ukuran lingkar panggul

14
ASKEB KEHAMILAN

d) Setelah didapat ukuran-ukuran panggul ibu, maka beritahukan pada ibu hasil
pemeriksaan dan pemeriksaan telah selesai.

15
ASKEB KEHAMILAN

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Antenatal care sangat diperlukan untuk menjaga anak dan ibu agar masa
kehamilannya terjaga. Jadwal pemeriksaan kehamilan idealnya sedini mungkin
sehingga bila ditemukan suatu kelainan pada kehamilan maka akan segera dapat
dilakukan perawatan lebih lanjut guna menjaga kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya. Pemeriksaan kehamilan meliputi: Anamnesa, Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi, Perkusi, pemeriksaan dalam ( sesuai dengan indikasi )

B. Saran
Kehamilan adalah hal terindah buat wanita, sehingga harus dijaga dengan Ante
Natal Care yang baik dan teratur demi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
Penulis berharap, makalah ini dapat berguna untuk ibu hamil khususnya dan para
rekan sejawat pada umumnya.

16
ASKEB KEHAMILAN

DAFTAR PUSTAKA

Hj.Saminem, 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal, Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Moningka Clara, 2016 .Asuhan Kebidanan Kehamilan, Percetakan,Jakarta

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan

Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan Antenatal, Buku 2, Jakarta.

Rahayu Puji Anik, 2016. Panduan Praktekum Keperawatan Maternitas Edisi 1,Budi

utama , yogyakarta.

Uliya Mustafa,2008. Keterampilan Praktek Klinik Untuk Kebidanan Edisi 2. Salemba

Medika, Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai