Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau


binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai
gangguan yang terjadi di dalam tubuh.

Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya:
nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan
lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di bawah lisensi salah
satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan
zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin, kemudian nama dagang ( trade
mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam
menggunakan symbol seperti  ecortin, bufferin, empirin, anlagesik, dan lain-lain.

Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat


diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure
keasliannya, tidak ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat
juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan
efektifitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Memberikan obat Pada Bayi ?
2. Bagaimana Cara Memberikan Obat Pada Anak-Anak ?
3. Apa Saja Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan ?
4. Bagaimana Cara Pemberian Obat Dengan Menggunakan Alat Bantu ?
5. Jangan Menggunakan Sendok Rumah Tangga !

1
BAB II
CARA MEMBERIKAN OBAT PADA BAYI DAN BALITA

Untuk dapat memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pemberian obat oral
dirumah,maka berikut ini diuraikan beberapa cara memberikan obat pada bayi dan
balita yang perlu diketahui oleh bidan dan diberitahu pada ibu ( orang tua)
A. Memberikan obat Pada Bayi
a. Gendonglah bayi ketika diberi obat .posisi menggendongnya,kepala berada
lebih tinggi ketimbang badan , agar sibayi tidak tersedak yang bisa berakibat
obat masuk kedalam paru –Paru.
b. Karena bayi biasanya susah diam,mintalah bantuan orang dewasa atau anak
yang lebih besar untuk menenangkan nya.Kalau tidak ada orang lain , ibu bisa
Membungkus tangan dan tubuh tidak ada orang lain, ibu bisa
membungkus tangan dan tubuh bayi dengan selimut agar tangan si bayi tak
mengganggu ibu.
c. Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya,mintalah
bantuan seseorang untuk membuka mulutnya dengan lembut .lalu,dengan
lembut pula masukkan obat kedalam mulut bayi.
d. Pemberian obat ,yang biasanya berbentuk cair,itu bisa menggunakan sendok
atau pipet.
 Bila menggunakan sendok, letakkan sendok  yang telah disterilkan dan
diisi    obat pada bibir bagian bawah.angkat sedikit sendoknya agar obat
mengalir kedalam mulutnya.
 Bila menggunakan pipet,isilah pipet dengan senjumlah obat yang sesuai 
dengan petunjuk dokter.letakkan pipet obat disudut mulut bayi dan 
dikeluarkan obat perlahan-lahan .
e. Pemberian obat tetes untuk hidung , mata ,dan telinga pada bayi juga perlu
kiat khusus:

2
 Obat tetes hidung: Tengadahkan sedikit kepala bayi, Perlahan teteskan obat
ke setiap lubang hidung, Hitung jumlah tetesan yang masuk kehidung. Dua
atau tiga tetes biasanya sudah cukup.
 Obat tetes mata: miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada
dibawah, Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat,
Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.
 Obat tetes telinga: Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga
terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit,
Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian
dalam.

Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini diperhatikan:

 Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam
kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk kelubang
hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.
 Jangan sentuh obat tetes ke hidung, telinga, atau mata agar bakteri tidak
berpindah kedalam botol obat.
 Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluarsa akan
memperburuk peradangan atau kondisi bayi yang di obati.

B. Memberikan Obat Pada Anak-Anak


a. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak
terlalu keras.
b. Campurlah obat, terutama yang berasa pahit dengan sirup atau madu atau jus
agar tidak terasa pahit.
c. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat
mengendap dan tak terminum si anak.
d. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar
tidak menempel di gigi.

3
Alternative memberi obat pada anak-anak yang sudah lebih besar, antara lain:

a.       Buat mereka tertawa. Biarkan dia tertawa sekeras-kerasnya. Lalu, saat mereka
lengah, masukkan obat. Usahakan dia tetap riang setelah minum obat, hati-hati, agar
tidak tersedak.

b.      Masukkan obat di dalam makanan dan minuman. Perlu dicatat, sirup coklat
sangat baik untuk menutupi rasa pahit. Cara, memberikannya, campur obat dengan
satu sendok cair. Tapi ingat, jangan lakukan trik ini dibawah anak umur 6 bulan.
Pada bayi, dapat diberikan dengan dicampur pada ASI.

c.       Berikan anak kepercayaan. Anak-anak umur 2-3 tahun biasanya ingin lebih
berkuasa. Mereka ingin memegang sendok obat itu sendiri dan meminumnya. Untuk
itu beri mereka pilihan, tetapi mengharuskan mereka untuk minum obat.

d.      Coba jenis obat lain. Jika biasanya anak ibu mengonsumsiobat dalam bentuk
cair dan ia menolak, coba tablet kunyah dan tablet biasa. Yang paling gampang, tentu
tablet kunyah yang rasanya enak dan larut dalam waktu singkat di mulut.

C. Hal-hal Yang Diperhatikan


a. Perhatikan Aturan Dosis Obat.
Dengan dosis yang tepat sesuai BB bayi, niscaya penyakit si kecil dapat
sembuh. Jangan sungkan untuk bertanya pada dokter mengenai hal ini karena
kenaikan BB bayi tergolong cepat. Umumnya dosis obat disesuaikan dengan BB
bayi.

b. Lihat Tanggal Kadaluarsa.


Saat akan menggunakan obat-obatan yang tersimpan di kotak obat, lihat dulu
tanggal kadaluarsa (umumnya tercantum dikemasan). Cara lain, cermati warna, rasa
dan baunya. Bila sudah terjadi perubahan warna, rasa dan baunya pertanda kualitas
obat sudah tidak baik, segera buang.

4
c. Perhatikan cara menyimpan.
Obat-obat yang sebelumnya disimpan di lemari es, saat akan digunakan perlu
dikeluarkan terlebih dahulu pada suhu ruangan selama kurang lebih 10 menit agar
bayi tidak terlalu kaget dengan sensasi dingin yang ditimbulkan. Khusus obat puyer
simpanlah dalam wadah tertutup rapat dan kering, jangan menyimpan didalam kulkas
karena dapat mempengaruhi tekstur puyer.

d. Boleh bergiliran.
Katakanlah bayi mendapat 3 jenis obat. Cara memberikannya bila secara
bergiliran dalam waktu berdekatan (tanpa jeda waktu yang panjang).

e. Jangan mencampur obat dengan madu.


Hingga bayi berusia 1 tahun, hindari mencampur obat dengan madu karena
dikawatirkan mengandung bakteri clostridium botulinum yang dapat menyebabkan
terganggunya pencernaan bayi. Setelah usia 1 tahun umumnya pencernaan anak lebih
kuat sehingga bisa menerima campuran obat dan madu.

f. Tunggu ½ jam bila ingin minum susu.


Setelah minum obat, jangan langsung minum susu. Ada beberapa obat yang
tidak dapat larut dalam susu, seperti golongan antibiotic.

D. Pemberian Obat Dengan Menggunakan Alat Bantu


Ada beragam alat bantu untuk meminumkan obat pada bayi, seperti pipet,
sendok takar, atau sepuit (tanpa jarum suntik). Alat-alat ini memiliki keuntungan dan
kerugian masing-masing. Sendok takar, umpannya, agak sulit digunakan untuk bayi
mengingat bila ia meronta risiko obat tersebut tumpah lebih besar. Nah,
menggunakan pipet memang lebih mudah, namun pilih yang berbahan plastic. Pipet
berbahan beling atau gelas rawan pecah. Pilih juga pipet yang ukurannya jelas
terlihat sehingga bisa dipakai sebagai alat takar yang pas. Saat meminumkan obat
pada bayi, jaga agar pipet tidak mengenai mulutnya (agar tidak terkena bakteri).

5
Beberapa pipet sekaligus berfungsi sebagai tutup obat. Senagai langkah
antisipasi, setiap kali habis digunakan, cucilah pipet dan rendam dalam air mendidih
selama 10 menit, keringkan kemudian baru tutupkan kembali pada tempatnya.
Sementara keuntungan sepuit adalah takarannya yang jelas dan mudah
digunakan. Bila bayi anada menyukai minum obat dengan sepuit, jangan lupa
meminta dokter membuat resep karena sepuit tidak bisa di beli bebas.
Cara lain meminumkan obat pada bayi adalah dengan menggunakan botol
dotnya. Campur obat dengan air gula lalu masukkan ke dalam botol ot si kecil.
Sebaiknya air jangan terlalu banyak, takarannya kira-kira cukup untuk melarutkan
obat saja. Missal, 1 bungkus puyer atau 1 sendok the obat sirup dengan 5-10 cc air.
Kocok atau aduk terlebih dahulu hinggan tercampur merata sebelum diberikan
kepada bayi.

E. Jangan Menggunakan Sendok Rumah Tangga


Pada kemasan obat kerap tercantum istilah sendok the atau sendok makan
sebagai takaran obat. Perlu diketahui yang di maksud dengan sendok tek dan sendok
makan tersebut bukan sendok yang ada di dapur kita, melainkan sendok takar yang
ada dalam kemasan obat. Ukuran takaran sendok rumah tangga tidak sama dengan
sendok takar obat (takaran sendok rumah tangga memiliki jumlah yang berbeda-
beda, tidak 5 ml).
Untuk itu, jangan lupa meminta sendok takar  obat ketika membeli obat di
apotik. Atau, dapat pula meminta alat takar yang meniliki ukuran jelas, seperti, gelas
takar, pipet, atau sepuit tanpa jarum suntik.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkup pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab bidan termasuk
di dalamnya adalah pelayanan kesehatan anak, yang diberikan pada masa bayi dan
balita. Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada anak, bidan diberikan
kewenangan dalam pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan,
sepanjang sesuai dengan obat- obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk
pada dokter.

B. Saran
Kami sadar dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan
makalah kami yang akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Maryunani Anik, CV. Trans Info Media,

Jakarta Timur, 2011

Hidayat, A. Aziz Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan

Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika, 2008.

Mantra, Ida Bagoes, Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009

Syafrudin, Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC, 2009

Anda mungkin juga menyukai