PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tarekat merupakan bagian dari ilmu tasawuf. Namun tak semua orang
yang mempelajari tasawuf terlebih lagi belum mengenal tasawuf akan faham
muktabarah (yang dianggap sah) dan ghairu muktabarah (yang tidak dianggap
sah).
tentang tarekat dalam makalah ini. Meskipun makalah ini tidak bisa memuat
hal-hal yang berkaitan dengan tarekat secara menyeluruh, tapi paling tidak
makalah ini cukup mampu untuk memperkenalkan kita pada terekat tersebut.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Tarekat
atau metode. Dalam terminologi sufistik, tarekat adalah jalan atau metode
dalam dunia tasawuf sebagai jalan yang harus ditempuh seorang sufi untuk
practical method (other terms were madhhab, ri’ayah and suluk) to guide a
1. Jalan kepada Allah dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan Tasawuf.
3
2. Cara atau kaifiat mengerjakan sesuatu amalan untuk mencapai suatu
tujuan.3
tarekat adalah suatu jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah,
Tarekat juga berarti organisasi yang tumbuh seputar metode sufi yang
khas. Pada masa permulaan, setiap guru sufi dikelilingi oleh lingkaran murid
mereka dan beberapa murid ini kelak akan menjadi guru pula. Boleh
tasawuf. Guru tarekat yang sama mengajarkan metode yang sama, zikir yang
oleh semua pengikut tarekat yang sama. Dari pengikut biasa (mansub)
perluasan, tarekat bukan hanya suatu jalan yang dilalui oleh para sufi untuk
4______________ Ibid.
4
mendekatkan diri kepada Allah tetapi tarekat menjadi suatu organisasi yang
mengajarkan tentang tata cara melakukan ibadah yang terdapat dalam tarekat
SWT dan tarekat merupakan jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya
Dalam tarekat, setidaknya ada lima unsur penting yang menjadi dasar
1. Mursyid
terbuka tabir antara dirinya dan Tuhan. Mursyid atau guru atau master
spiritual untuk mendekati Allah, seperti yang terjadi pada diri sang guru.
suci) atau Khidir. Dalam tarekat, bimbingan guru yang telah mengalami
5
2. Baiat
Baiat atau talqin adalah janji setia seorang murid kepada gurunya,
bahwa ia akan mengikuti apa pun yang diperintahkan oleh sang guru,
tanpa “reserve”.7
3. Silsilah
sambung-menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi. Hal ini
harus ada sebab bimbingan keruhanian yang diambil dari guru-guru itu
harus benar-benar berasal dari Nabi. Kalau tidak demikian halnya berarti
4. Murid
5. Ajaran
6
tarekat yang sama mengajarkan metode yang sama kepada murid-
muridnya.10
pengikutnya hampir sama dengan materi yang diajarkan oleh seorang sufi,
membahas masalah tasawuf, akan kita temui bagian khusus yang mengulas
pemaknaan diri serta kesadaran sendiri tanpa campur tangan orang lain.
10______________ Ibid.
7
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tasawuf
itu adalah usaha mendekatkan diri kepada Tuhan, sedangkan tarikat adalah
cara dan jalan yang ditempuh seeorang dalam usahanya mendekatkan diri
kepada Allah. Gambaran ini menunjukan bahwa tarikat itu adalah tasawuf
spesifikasi yang diberikan oleh seorang guru kepada muridnya, karena ajaran
yaitu tarikat itu bermula dari tasawuf dan berkembang dengan bebagai
macam paham dan aliran, yang tergambar dalam adanya Thuruqush Sufiyah
tarikat yang sudah ada.Lebih singkatnya lagi bahwa hubungan tasawuf dan
tarikat adalah jika tasawuf secara umum adalah usaha untuk mendekatkan diri
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarekat (Thariqah) adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh oleh para
ahli tasawuf atau kaum mutashawwifin untuk mencapai tujuan, yaitu dapat lebih
dekat dengan Allah SWT. Metode ini semula dipergunakan oleh seorang sufi
dalam bidang fiqih dan firqah – firqah dalam bidang kalam pada perkembangan
adalah usaha mendekatkan diri kepada Tuhan, sedangkan tarikat adalah cara dan
jalan yang ditempuh seeorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah.
B. Saran
kekurangan kekurangan, maka dari itu kritikan dan saran yang sifatnya
9
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan dan M. Solihin. 2008. Ilmu Tasawuf. Bandung: CV. Pustaka
Setia
Atjeh, Aboebakar, 1985. Pengantar Ilmu Tarekat (Uraian Tentang Mistik). Solo:
Ramadhani.
Burhani, Ahmad Najib, 2002. Tarekat tanpa Tarekat. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta.
Huda, Sokhi. 2008. Tasawuf Kultural Fenomena Shalawat Wahidiyah.
Yogyakarta: LKis Yogyakarta.
Mulyati, Sri, dkk, 2005. Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di
Indonesia. Jakarta: Kencana.
10