Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten


Indonesia. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga
terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta. Wilayah Tangerang
memiliki luas 129.468 hektar, terdiri atas wilayah kota 18.378 hektar dan
kabupaten 111.090 hektar. Tangerang adalah pusat manufaktur dan industri di
pulau Jawa dan memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan
internasional yang memiliki pabrik di kota ini.Seiring dengan berjalannya waktu
Tangerang kini berkembang sebagai tempat hunian mandiri. Munculnya
pengembang perumahan di Tangerang dimulai sekitar tahun 1984. Mereka
merambah ke kawasan Ciledug, Ciputat, Serpong, dan Pamulang. Dari jumlah
pengembang yang bisa dihitung dengan jari, lima tahun kemudian menjadi 150
pengembang. Penduduk KotaTangerang pun berkembang pesat seiring dengan
munculnya perumahan tersebut. Jumlah penduduk Tangerang yang mencapai 1,8
juta wilayah kota dan 3,4 juta di kabupaten memang masih dibawah Jakarta,
namun kepadatannya di beberapa wilayah sudah menyamai Ibu Kota.
(komunitasciputat 21 Juli 2008)

Seiring perkembangan Kota Tangerang yang begitu pesat dengan


maraknya penduduk yang menetap di Kota Tangerang, banyak sekali tempat -
tempat yang memiliki sejarah serta kebudayaan yang masih kental sampai
sekarang ini. Oleh sebab itu, muncul ide kami selaku mahasiwa untuk mengorek
sejarah – sejarah yang ada di Kota Tangerang melalui bangunan yang memiliki
sejarah serta kebudayaan masyarakat sekitar.
2

Kota Tangerang memiliki banyak tempat bersejarah dalam pengembangan


kemajuan provinsi Banten, masuknya berbagai agama yang menetap serta
akulturasi budaya membuat keunikan dan keberagaman tradisi yang ada di Kota
Tangerang, diantara banyaknya tempat bersejarah di Kota Tangerang, tim kami
mengunjungi beberapa tempat diantaranya : Stasiun Tangerang, Masjid Al –
Ittihad, Pasar Lama, Klenteng Boen Tek Bio, Masjid Kalipasir dan Museum
Benteng Heritage.

1.2 Tujuan Kunjungan


Tujuan dilakukan perjalanan ke tempat bersejarah di Provinsi Banten tepatnya Kota
Tangerang yaitu :
1. Memberikan wawasan bagi para mahasiswa mengenai sejarah yang ada di
Provinsi Banten tepatnya di Kota Tangerang
2. Menumbuhkan rasa cinta budaya dan jiwa patriotisme dengan mempelajari
kebudayaan yang ada di Kota Tangerang
3. Memahami karakter suatu sekelompok mahluk sosial yang ada di Kota
Tangerang dan mempelajari kebiasaan yang ada didalamnya

1.3 Manfaat Kunjungan


Manfaat dari perjalan ke tempat bersejarah di Provinsi Banten tepatnya Kota
Tangerang yaitu :

1. Menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai tempat bersejarah di Kota


Tangerang Provinsi Banten
2. Sebagai sarana pengenalan mahasiswa dengan budaya yang ada di Kota
Tangerang
3. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk belajar secara langsung
dengan sumber ajar mata kuliah Studi Kebantenan
4. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dan mampu memberikan
pembelajaran yang baik mengenai sejarah yang berkembang di Kota Tangerang
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Tempat Kunjungan

2.1.1 Stasiun Tangerang

Gambar 1 Depan Gerbang Stasiun Tangerang

Stasiun Kereta Api Tangerang terletak di Jalan Ki Asnawi,


Kelurahan Pasar Anyar, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang,
Provinsi Banten. Stasiun Tangerang (TNG) merupakan stasiun kereta
api kelas besar yang terletak di Sukarasa, Tangerang, Tangerang. Stasiun
yang terletak pada ketinggian +18 meter ini termasuk dalam Daerah
Operasi I Jakarta dan hanya melayani KRL Commuter Line. Stasiun ini
merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling ujung di jalur kereta api
Tangerang-Duri. Stasiun ini mempunyai 4 jalur kereta api, dengan jalur 1
dan 2 merupakan sepur lurus arah Tanah Tinggi. Stasiun ini berbatasan
dengan pertokoan dan parkiran di sebelah utara, pertokoan dan pemukiman
di sebelah timur, serta pemukiman di sebelah selatan.
4

Stasiun ini ada bersamaan dengan lintas jalur kereta api Duri-
Tangerang, yaitu pada tanggal 2 Januari 1889. Arsitek bangunan stasiun
dan lintasannya dari Staatspoorwagen (SS). Stasiun Tangerang merupakan
stasiun akhir karena tidak ada lanjutan lintasan. Bangunan stasiun ini telah
mengalami banyak perubahan termasuk dalam bentuk bangunan. Bagian
yang telah dirubah terlihat pada peron, loket, kantor, dan toilet. Bangunan
inti stasiun berdenah persegi panjang yang memanjang dari barat ke timur,
bangunan tersebut yang banyak perubahan.

Stasiun pernah mengalami kebakaran pada tahun 2000an di sisi


timur. Selain bangunan, perubahan sangat nampak pada jumlah jalur kereta
api yang semula berjumlah lima menjadi berjumlah dua jalur. Bagian yang
masih tampak asli tampak pada beberapa jendela, pintu dan kisi-kisi
bangunan. Pada sebelah utara kantor terdapat papan yang menjelaskan
telah dilindungi oleh Negara sebagai Benda Cagar Budaya, dikeluarkan
oleh pusat pelestarian Benda dan Bangunan PT. Kereta Api Indonesia
(KAI).

Keunikan stasiun Tangerang adalah sebagai berikut:

 Pasar di tengah rel, tidak ada di lokasi lain selain di lintas ini (karena
lintas ini frekuensi Gapekanya tidak sebanyak lintas lainnya).
 Stasiun Tangerang sebagai stasiun terminal (perhentian terakhir)
memiliki rel badug yang tidak lazimnya stasiun terminal pada
umumnya.
 Hanya murni KRL yang beroperasi di lintas tersebut, di mana pada lintas
lainnya KRD dan KA yang ditarik lokomotif melintas.
5

2.1.2 Masjid Jami’ Kalipasir

Gambar 2 Makam Dekat Masjid Kalipasir

Masjid Jami’ Kali Pasir adalah masjid tertua di Kota


Tangerang peninggalan Kerajaan Pajajaran. Masjid ini berada di sebelah
timur bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di tengah pemukiman
warga Tionghoa kelurahan Sukasari. Bangunannya pun bercorak
China. Masjid tertua di Tangerang ini mencerminkan kerukunan umat
beragama pada masanya. Hingga kini masjid yang sudah berusia ratusan
tahun tersebut masih digunakan sebagai tempat beribadah.

Pengelolaan masjid dari sejak berdiri hingga tahun 1918 dikelola


secara turun temurun. Masjid dibangun pada tahun 1700 oleh Tumenggung
Pamitrwidjaja dari Kahuripan. Sekitar tahun 1712 masjid kemudian dikelola
oleh putranya yang bernama Raden Bagus Uning Wiradilaga. Pada tahun
1740 pengelolaan masjid diserahkan kepada Tumenggung Aria Ramdon
(putera dari Raden Bagus Uning Wiradilaga). Aria Ramdon meninggal pada
tahun 1780 dan dimakamkan di sebelah barat masjid. Sepeninggalnya beliau,
6

pengelolaan masjid diserahkan kepada putranya, yaitu Aria Tumenggung


Sutadilaga.

Pengangkatannya sebagai Tumenggung melalui Bisluit VOC 16


Februari 1802. Aria Tumenggung Sutadilaga meninggal dan dimakamkan
di halaman sebelah barat masjid tahun 1823 (satu-satunya nisan yang
terdapat angka tahun). Pengelolaan masjid diserahkan kepada putranya,
yaitu Raden Aria Idar Dilaga tahun 1830. Tahun 1865, pengurusan masjid
dan makam dikelola oleh putri dari Raden Aria Idar Dilaga, yaitu Nyi Raden
Djamrut bersama suaminya Raden Abdullah hingga tahun 1904. Selanjutnya
dikelola oleh putranya bernama Raden Jasin Judanegara.

Pada pengelolaannya terdapat perbaikan masjid dan pendirian


menara di sisi tenggara masjid. Perombakan bagian dalam masjid dilakukan
pada tahun 1918 oleh beliau bersama H. Muhibi, H. Abdul Kadir Banjar.
Setelah sekian lama, masjid kembali diperbaiki dan perombakan menara
pada tanggal 21 April 1959 – Agustus 1961.

Bangunan Masjid Jami’ Kalipasir

Masjid Kalipasir berdenah persegi dengan menara di sisi timur laut


bangunan masjid. Bangunan masjid kebanyakan didominasi dengan warna
hijau dan memiliki satu menara yang cukup tinggi. Sementara bangunan
masjid yang di dalam disangga dengan 4 tiang penyangga. Bagian dalam
bangunan terdapat mimbar, mihrab, dan beberapa lemari. Jendela dan pintu
bangunan ini sudah menggunakan peralatan sekarang. Hal yang menarik
adanya empat soko guru terbuat dari kayu, kondisi soko guru sudah mulai
lapuk. Maka ditopang oleh besi dan bagian dasar terbuat dari bata dan semen.
Selain itu, terdapat 11 kolom seperti ladam kuda dengan 5 kolom di sisi
selatan dan 6 kolom di sisi timur.
Kolom yang di sisi timur, bagian atas dari lengkungan terdapat list
berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran diameter ± 2-3 cm dan
7

berwarna-warni. Bagian menara menyerupai dengan bentuk pagoda dengan


ukuran ± 10 m.

2.1.3 Pasar Lama

Gambar 3 Gapura Pasar Lama


8

2.1.4 Klenteng Boen Tek Bio

Gambar 4 Depan Klenteng Boen Tek Bio

Klenteng Boen Tek Bio merupakan klenteng tertua di kota


Tangerang. Terletak di Jalan Bhakti No. 14 Kota Tangerang, Klenteng Boen
Tek Bio diperkirakan dibangun pada tahun 1684. Klenteng ini dibangun oleh
seorang tuan tanah (kapitan). “Boen” memiliki arti intelektual, “tek” berarti
kebajikan, sementara “bio” berarti tempat ibadah. Secara etimologi, “boen
tek bio” berarti tempat bagi umat manusia untuk menjadi insan yang penuh
kebajikan dan intelektual.

Bangunan yang pertama dibangun adalah bagian tengah klenteng saat


ini. Bangunan ini sempat mengalami renovasi pada tahun 1844. Dalam
renovasi ini, sengaja didatangkan ahli bangunan dari Cina. Sehingga,
bangunan klenteng yang pada awalnya hanya berupa rumah menjadi seperti
yang bisa dilihat seperti saat ini. Sementara, bangunan di sisi kiri-kanan serta
di belakang dibangun kemudian. Bangunan sisi kiri-kanan dibuat pada tahun
1875, sedangkan bangunan di bagian belakang dibangun pada tahun 1904.
9

Salah satu hal yang menarik pada klenteng ini adalah segala aksesori
yang ada di dalamnya. Berbagai aksesori yang ada di klenteng ini, mulai dari
tempat sembahyang, papan, serta yang lainnya, berasal dari Cina. Seperti
lonceng besar yang terdapat di bagian depan klenteng. Lonceng ini dibuat
perusahaan pengecoran Ban Coan Lou di Cina pada tahun 1835. Selain itu,
masih di bagian depan, ada pula Singa Batu (Cioh Sai) yang dibuat pada
tahun 1827.

Di klenteng ini, diadakan perayaan besar YMS Kwan im Hud Couw


atau perayaan arak-arakan Toapekong. Perayaan ini selalu diadakan
bertepatan dengan tahun naga, yang terjadi setiap 12 tahun. Perayaan ini
dilakukan untuk memperingati kembalinya kimsin Dewi Kwan Im Hud
Couw, kimsin Kongco Kha Lam Ya, kimsinKongco Hok Tek Ceng Sin,
dan kimsin Kongco Kwan Seng Tee Kun ke Klenteng Boen Tek Bio. Saat
dilakukan renovasi besar-besaran pada 1844, keempat kimsin tersebut
dipindahkan ke Klenteng Boen San Bio yang terletak di daerah Pasar Baru,
Tangerang. Saat pengembalian keempat kimsin ke Klenteng Boen Tek Bio,
dilakukan arah-arakan. Perayaan pertama YMS Kwan im Hud Couw
dilakukan pada tahun 1856.

Terakhir kali, perayaan Toapekong diadakan pada 6 Oktober 2012.


Perayaan berikutnya akan diadakan pada 2024. Selain itu, setiap tahunnya
klenteng ini pun mengadakan berbagai acara seperti Pe Cun. Kelenteng Boen
Tek Bio memiliki dua buah pintu yang memiliki arti tersendiri dalam prosesi
peribadatan, yakni Pintu Kesusilaan dan Pintu Kebenaran. Pada saat berdoa,
umat diharuskan memulai berdoa dengan memasuki pintu kesusilaan dan
keluar melalui pintu kebenaran.

Di ruangan kiri bagian pintu masuk Pintu Kesusilaan terdapat 4


ruangan. Di dalam ruangan pertama terdapat patung Kim Sin Kha Lam
Ya merupakan malaikat pintu dan penjaga kuil yang terkenal angker, di
ruangan kedua terdapat patung Kim Sin Kong Ce Couw Su pendeta Buddha
10

pada zaman Dinasti Tang dan dua muridnya. Selanjutnya di ruangan ketiga
terdapat patung Kim Sin Thian Siang Seng Bo dikenal sebagai wanita yang
berbudi luhur yang lahir pada masa Dinasti Song Utara.

Terakhir ada tiga patung Kim Sin Sam Kwan Thay Tee merupakan
dewa penguasa tiga alam: langit, bumi dan air terdapat di ruangan kanan
Pintu Kebenaran. Di ruangan terakhir yang terletak paling dekat dengan
Pintu Kebenaran, terdapat patung Kim Sin Tee Tjong Ong Po Sat, dewa
ketenangan yang dipuja oleh banyak masyarakat di sekitar Boen Tek Bio dan
Buddha Rupang Mi Lek Hud yang juga dikenal sebagai Matreya, dewa maha
pengasih dan menolong.

Meski sederhana, Kedua lorong ini memiliki arti yang cukup dalam.
Maksud dari kedua pintu tersebut adalah mengajak umat manusia untuk
hidup dengan melalui jalan kesusilaan, sesuai dengan norma-norma susila,
apabila hal tersebut dijalankan dengan baik maka pada akhirnya manusia
akan melalui jalan kebenaran, yaitu berjalan di hidup yang benar.
11

2.1.5 Majid Al – Ittihad

Gambar 5 Majid Al – Ittihad

Ketika melintasi Kota Tangerang dari arah Jalan Daan Mogot menuju
Balaraja, atau sebaliknya dari Balaraja hendak ke Kota Tangerang atau
Jakarta non tol. Maka di sudut jalan arah pasar lama sebelum belok kan
melintasi jembatan atau disebelah barat stasiun commuter Tanggerang.
Tampak bangunan masjid yang besar dan unik.
Masjid yang beralamat di Jl. Kebon Jahe No.9, Sukarasa, Kec.
Tangerang, Kota Tangerang, Banten ini terlihat unik sebab memiliki gaya
arsitektur yang istimewa. Kubah masjid ini dibangun menyerupai atap
klenteng. Tentu tanpa menghilangkan nilai-nilai islaminya. Hal ini memang
disengaja. Untuk menunjukkan sikap toleransi umat muslim di tengah
lingkungan pecinan yang ada di sana. Tanpa menghilangkan prinsip-prinsip
islami, Masjid Agung Al-Ittihad menjadi simbol toleransi umat islam dengan
etnik yang ada di sana.
12

2.1.6 Museum Benteng Heritage

Gambar 6 Ruang Tunggu Museum Benteng Heritage

Museum Benteng Heritage merupakan hasil restorasi sebuah


bangunan berasitektur tradisional Tionghoa yang menurut perkiraan
dibangun pada pertengahan abad 17 dan merupakan salah satu bangunan
tertua di Kota Tangerang. Bangunan ini terletak di Jalan Cilame No.20,
Pasar Lama, Tangerang yang juga adalah Zero Point nya Kota Tangerang
karena disinilah cikal bakal pusat Kota Tangerang, yang dulunya disebut
kota Benteng terbentuk.

Tindakan restorasi ini berbekal pada kesadaran akan pentingnya


melestarikan peninggalan sejarah dari setiap budaya dan tradisi yang ada
di Bumi Persada Nusantara. Di Museum ini Kita akan menemukan banyak
hal-hal unik di balik sejarah kehidupan etnik Tionghoa serta berbagai
artefak yang menjadi saksi bisu kehidupan masa lalu, mulai dari
kedatangan armada Cheng Ho dengan rombongan yang terdiri dari sekitar
300 kapal jung besar dan kecil membawa hampir 30.000 pengikutnya.
13

Sebagian dari rombongan ini yang dipimpin oleh Chen Ci Lung diyakini
sebagai nenek moyang penduduk Tionghoa Tangerang (Cina Benteng)
yang mendarat di Teluk Naga pada tahun 1407.

Bangunan ini diperkirakan berdiri sejak abad ke-17 masehi, dan


berbentuk melebar ke samping. Bangunan ini juga merupakan bangunan
milik pribadi dari warga ang bermarga “Loa” dan pada abad ke-19 masehi,
bangunan ini dibagi menjadi tiga kepada tiga keturunannya yakni bagian
sayap kiri, bagian tengah, dan bagian sayap kanan. Dan pada tahun 2009 2
dari keturunan arga bermarga “Loa” ini menjual bangunan tersebut, yang
pada akhirnya bangunan ini menjadi satu seperti yang dapat Kita lihat pada
bangunan yang sekarang.

Bangunan ini kemudian dijadikan sebagai Museum oleh


pemerintah kota Tangerang sejak tahun 2011 tepatnya pada tanggal 11
November 2011 seperti yang tertera pada prasasti yang diberikan oleh
pemerintah kota Tangerang yang terletak di bagian luar bangunan Museum
Benteng Heritage ini. Sebelumnyya bangunan ini pernah di renovasi
dengan tidak mengubah bentuk aseli bangunan dan tidak mengganti
beberapa benda yang terdapat pada bangunan ini seperti lantai yang asli
dari abad ke-17 masehi dan memiliki tebal 5 inchi dan kayu penyangga
bangunan ini yang berasal dari kayu ulin serta pintu dan jendelanya.

Koleksi di dalam Museum ini adalah barang-barang pribadi dan


berdasarkan donasi dari pemerintah kota Tangerang. Pada lobi Museum
terdapat beberapa lukisan, piala, dan sebuah boneka naga, serta televisi
untuk menampilkan beberapa video yang berkaitan dengan Museum
Benteng Heritage.

Lukisan-lukisan tersebut menggambarkan beberapa adegan di masa


lampau, diantaranya situasi dari Pasar Lama pada tahun 1950, dimana di
14

dalam lukisan tersebut terdapat sebuah bioskop yang sekarang bioskop


tersebut telah berubah menjadi Vihara Boen Tek Bio, dan menggambarkan
bahwa sistem perdagangan di tahun tersebut masih berada di dalam rumah.
Lalu ada gambaran mengenai Stasiun Tangerang pada tahun 1940, yang
pada saat itu Stasiun Tangerang ini tidak berfungsi sebagai Stasiun seperti
sebagaiman mestinya, melainkan berfungsi sebagai gudang penyimpanan
garam sebelum garam tersebut di distribusikan ke berbagai daerah. Namun
bangunan lama dari Stasiun Tangerang tersebut yang pada saat itu terletak
di depan Pendopo Kota Tangerang sekarang sudah rata dengan tanah dan
menjadi bagian dari tempat parkir di Stasiun Tangerang. Kemudian ada
gambaran terkait perempatan Jalan Kisamaun pada saat itu, dan sudah
terdapat bahan bakar “Shell” yang dijual secara eceran di peremparan
tersebut.

Setelah dari lobi Museum, Kami lanjutkan dengan Tour ke dalam


Museum. Untuk kegiatan Tour ke dalam Museum ini dikenakan harga
sebesar Rp. 30.000. Pada saat masuk ke bagian dalam Museum, Kami tidak
diizinkan untuk memotret, merekam video, atau pun suara dengan
menggunakan alat komunikasi. Di bagian dalam Museum terdapat
berbagai peninggalan bersejarah. Di lantai dasar terdapat sebuah Prasasti
Tanda Jamban dari tahun 1873 yang berisi 81 nama-nama orang Tionghoa
yang mengumpulkan uang untuk membangun kota Tangerang, juga
terdapat lukisan dari Pintu Air Pamarayan yang masih berhubungan dengan
Pintu Air 10 yang berada di Tangerang yang juga berhubungan dengan cara
warga bertransportasi menggunakan aliran air sungai. Selanjutnya ada
lukisan yang menggambarkan Tradisi Arak arakan Topekong yang
dilaksanakan 12 tahun sekali bertepatan pada Shio Naga yang
diselenggarakan oleh Klenteng Boen Tek Bio.
15

Selanjutnya terdapat lukisan yang menggambarkan Lomba Perahu


Naga (Peh Cun) yang dilaksanakan di tanggal 5 bulan 5 di kalender
Tionghoa. Pada perlombaan ini terdapat tiga tradisi di dalamnya, yaitu
tradisi menangkap bebek dimana bebek tersebut merupakan donasi dari
Klenteng Boen Tek Bio, tradisi mendirikan telur dimana tanggal 5 di bulan
5 adalah puncak musim panas dan telur dapat berdiri hanya pada pukul
12.00 siang, lalu ada tradisi pelemparan bacang ke tengah sungai dimana
tradisi ini bermula dari kejadian pada 2000 tahun lalu, lomba ini bertujuan
untuk mencari jasad Mentri Yuan, yaitu seorang Mentri yang jujur pada
masa pemerintahan Chun.

Di lantai 2 bangunan Museum terdapat banyak koleksi dari


peninggalan di masa lamapu seperti banyaknya jenis timbangan, salah
satunya yaitu Da Chin (timbangan opium), mesin ketik, koin-koin dari
tahun 1786 hingga 1983, barbagai macam perangko, mesin shisa, sepatu-
sepatu dewasa yang bertujuan untuk membuat wanita-wanita pada masa itu
kabur dari perjodohan, dan terdapat berbagai permanian judi seperti
Mahyong, Gaplek, Catur Cina dan Ceki serta meja judi itu sendiri.
Kemudian ada ranjang pengantin, kebaya Encim, aksesoris pengantin dan
baju pengantin pada masa tersebut.

Selain menyaksikan hal-hal yang berhubungan dengan budaya


Tionghoa beserta artefak-artefak yang berusia ratusan tahun , Kita dapat
juga mendapatkan sebuah galeri yang berisikan berbagai macam kamera
tua yang masih bisa menghasilkan gambar berkualitas tinggi. Bagi yang
senang dengan musik, Kita juga akan dicengangkan oleh berbagai koleksi
alat pemutar lagu mulai dari yang paling kuno; Edisson phonograph buatan
tahun 1890-an sampai jamannya Retro. Kita akan belajar banyak tentang
sejarah kamera dan musik di sini.
16

2.2 Deskripsi Kegiatan

Kami berangkat dari tempat yang berbeda – beda, ada yang dari Cilegon,
Serang, Pandeglang, Balaraja dan Kabupaten Tangerang. Dengan meeting point di
stasiun Kota Tangerang. Untuk ke lokasi, ada beberapa alternatif angkutan yang
bisa menjadi pilihan. Untuk yang dari jalur Kota Cilegon dan Kota Serang dapat
menggunakan bus atau menggunakan kerata ekonomi, jika dari Cilegon dan ingin
menggunakan kereta dapat naik dari stasiun Kota Cilegon lalu membeli tiket
seharga Rp. 3000 kemudian ambil pemberhentian akhir di stasiun Rangkas
selanjutnya transit dari stasiun Rangkas untuk naik KRL Commuter dengan
membeli tiket kembali seharga Rp. 11.000 dengan biaya kartu tunjangan sebesar
Rp. 10.000 yang diakhir tujuan dapat ditukarkan menjadi uang kembali. Dari
stasiun Rangkas pilih tujuan stasiun Kota Tangerang, namun perlu diingat bahwa
kalian akan transit terlebih dahulu di stasiun tanah abang dan mengganti KRL,
ambil peron 2 dengan tujuan stasiun Duri, lalu transit kembali di stasiun Duri.
Setelah sampai stasiun Duri, kalian dapat menuju peron 5 untuk tujuan akhir
stasiun Kota Tangerang. Untuk kalian yang bukan dari Kota Cilegon, dapat
mengikuti jalur tersebut dengan melihat jadwal pemberangkatan KRL seperti
gambar berikut :

Gambar 7 Jadwal KRL


17

Untuk kalian yang menggunakan bus dapat lebih mudah dengan mengambil
tujuan Kota Tangerang, siapkan saja uang sebesar Rp. 20.000 dan jika kalian ingin
ke stasiun Kota Tangerang kalian dapat berhenti di Tang City Mall, lalu kalian
dapat naik angkutan online seperti Gojek, Grab dan lain sebagainnya dengan
budget kurang lebih Rp. 10.000. Sesampainnya di meeting point yaitu stasiun
Kota Tangerang, kami langsung mengobservasi sekitar, kegiatan disana begitu
ramai. Banyak sekali para pengguna sarana KRL berlalu lalang, para pedagang
disana dilarang memasuki pusat stasiun, sehingga banyak pedagang yang
berjualan diluar stasiun. Untuk kalian yang tak sempat sarapan tidak perlu
khawatir karena diluar stasiun ada 1 Indomaret di sebelah kanan dari gerbang
masuk stasiun dan disebelahnya ada gerai Roti O dan Maryam, kami
memperhatikan sekitar, kami tidak sempat mewawancarai karena kegiatan begitu
sibuk dan ramai sehingga kami hanya dapat memandangi sekitar sambil
mengabadikan beberapa spot gambar.

Selanjutnya, kami pun berjalan kesebelah kiri dari gerbang stasiun untuk
menuju masjid Al – Ittihad, masjid ini cukup besar sehingga dari kejauhan dapat
tampak terlihat dengan jelas. Kebetulan waktu telah memasuki waktu sholat
dzuhur, kamipun langsung mengambil wudhu dan melaksanakan sholat dzuhur
dimasjid ini, sekaligus beristirahat sejenak. Masjid ini memiliki 2 lantai dengan
mimbar yang begitu indah diatas dan bawah masjid. Tempat wudhu untuk prianya
pun di desaign tingkat dengan jembatan penghubung untuk langsung kedalam
masjid. Suasana dimasjid ini menenangkan dan sangat sejuk sehingga banyak
pendatang yang tak sedikit untuk rehat didalam masjid ini. Kami pun sempat
mengabadikan gambar seperti berikut :
18

Gambar 8 Detail Masjid Al – Ittihad

Setelah sholat dan beristirahat dimasjid Al- Ittihad, kamipun melanjutkan


perjalan menuju pasar lama dengan berjalan kaki, dari masjid tersebut kami hanya
eperlu mengambil rute disebelah kiri dari gerbang masjid dan lurus sampai
menemukan plang bertuliskan pasar lama seperti gambar berikut :

Gambar 9 Gerbang Utama Kawasan Pasar Lama

Kawasan pasar lama ini merupakan tempat perdagangan, banyak kuliner


unik khas Kota Tangerang seperti pondang yang merupakan streetfood yang
terbuat drai kelapa dengan nangka dan masih banyak lainnya. Dulunya, dipasar
lama ini terdapat bioskop yang bertemakan tiongkong namun untuk pemutaran
filmnya selalu bertemakan Bollywood dan bukan genre china. Bioskop ini
merupakan tempat hiburan yang selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar
19

seperti para anak muda yang sedang kasmaran. Kalian tidak perlu khawatir, meski
rata-rata masyarakat yang tinggal di sekitar pasar lama ini merupakan etnis china
namun akulturasi budaya sudah ada sehingga mulai berpad dengan masyarakat
pendatang lain.

Berikut beberapa gambar yang kita ambil dari pasar lama Kota Tangerang, yaitu :

Gambar 10 Detail Pasar Lama

Kami pun membeli beberapa jajanan dan makan siang di pasar lama ini,
untuk semangkuk mie ayam pangsit dibandrol dengan harga Rp. 18.000 dan
beberapa jajanan lainnya dengan harga yang masih terjangkau. Setelah makan
siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Klenteng Boen Tek Bio. Jika kalian
bingung, tidak perlu khawatir karena kalian bisa menggunakan maps atau bertanya
pada masyarakat sekitar. Dan kalian hanya perlu berjalan masuk kedalam beberapa
ratus meter saja. Tibalah kami di Klenteng Boen Tek Bio, disini merupakan tempat
beribadatan bagi umat tionghoa dimana tempat ini selalu didatangi para
pengunjung untuk bersembahyang. Kamipun penasaran dan mewawancarai salah
satu penjaga Klenteng Boen Tek Bio ini, sebut saja koh Martin, beliau merupakan
salah satu penjaga yang menjaga Klenteng Boen Tek Bio ini dimana dalam system
penjagaannya dibagi menjadi 3 shift dan klenteng dibuka selama 24 jam nonstop.
Menurut beliau pemberian nama Klenteng Boen Tek Bio bermakna klenteng yang
dapat memberikan kebajikan bagi umat manusia khususnya masyarakat Kota
Tangerang atau bisa juga diartikan klenteng sastra kebajikan. Klenteng ini terdiri
dari 3 serangkai yaitu Boen Tek Bio, Boen San Bio yang terletak di pasar baru,
20

dan Boen Sab Bio yang di Serpong. Jika ditarik dari makna ketiga serangkai itu
yaitu klenteng kebajikan di Tangerang yang setinggi gunung dan seluas lautan.
Klenteng ini didirikan sejak tahun 1684. Untuk bangunannya terdiri dari bangunan
pelindung, utama dan taman. Serta penjelasan lainnya yang sudah dipaparkan
diatas.

Gambar 11 Wawancara Koh Martin

Setelah mewawancari koh Martin dan mengorek informasi dari beliau, kamipun
mengambil beberapa gambar yang diantaranya :
21

Gambar 12 Detail Klenteng Boen Tek Bio

Selanjutnya, kamipun berkelana kembali menuju Museum Benteng Heritage


dengan mengandalkan maps pada gawai kami, tidak begitu jauh hanya sekitar 7
menit kami sampai di Museum Benteng Heritage. Sesampainya disana kami
ditawarkan untuk mengelilingi Museum Benteng Heritage dengan dipandu oleh
tourguide yang ada disana, kami cukup mebayar Rp. 30.000 / orang untuk
memasuki museum. Ketika di museum ada beberapa larangan yang tidak boleh
22

kami langgar diantaranya, dilarang membawa tas, sehingga ats dapat dititipkan,
dilarang membawa hp untuk merekam, maupun memotret segala sesuatu yang ada
didalam. Sebelumnya kami dijelaskan tentang asal usul Museum Benteng Heritage
hingga detail tentang kota Tangerang yang dijelaskan oleh tourguide yang telah
kita paparkan di penjelasan Museum Benteng Heritage diatas.

Adapun beberapa gambar yang bisa kami ambil hanya dibagian depan banteng saja
dan dilegalkan diantaranya :

Gambar 13 Detail Luar Museum Benteng Heritage

Selanjutnya, karena sudah memasuki waktu ashar kamipun langsung saja


ketempat yang terakhir yaitu Masjid Kalipasir, dari museum Benteng Heritage kita
perlu berjalan 7 menit saja dan dengan mudah menemui masjid ini. Masjid ini tidak
begitu besar, namun hal unik dari masjid ini, disebelahnya ada sebuah pemakaman
yang hanya dibatasi dengan tembok saja. Kamipun sholat dan istirahat sejenak,
setelah istirahat kamipun mengabadikan beberapa moment photo Sebagai berikut:
23

Gambar 14 Detail Masjid Kalipasir


24

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari kunjungan ketempat bersejarah yang ada di


Tangerang, sebagai berikut:

a. Banyak tempat bersejarah diTangerang sebagai bukti penyebaran berbagai


agama yang ada di Banten
b. Klenteng Boen Tek Bio didirikan pada tahun 1684, menandakan umat
tionghoa sudah ada diBanten sejak abad 16
c. Sikap toleransi yang tinggi dari warga tangerang dapat dilihat dari banyaknya
tempat ibadah yang saling berdekatan.

3.2 Saran

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ingin mengunjungi tempat
bersejarah di kota Tangerang, diantaranya:

a. Selalu menjaga etika dan sopan santun ketika berada di tempat kunjungan
b. Jaga selalu kebersihan tempat-tempat yang dikunjungi
25

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kali_Pasir
https://kumparan.com/@kumparannews/menengok-masjid-jami-kalipasir-di-
tangerang-yang-bergaya-jawa-china
https://situsbudaya.id/sejarah-masjid-jami-kalipasir-tangerang/
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/klenteng-boen-tek-bio
http://www.infoglobalkita.com/2017/06/sejarah-mitos-di-kelenteng-boen-tek-
bio.html?m=1
26

BIODATA ANGGOTA

1. Nama : Karen Erlangga


NPM : 3335170015
Selaku : Ketua Kelompok
Tempat, tanggal lahir : Sumedang, 10 Januari 1999
Alamat : Link. Kubang Sepat Rt. 01/07
Kec. Citangkil Kota Cilegon
Hobby : Berenang

2. Nama : Vita Fatimah


NPM : 3335170057
Selaku : Sekretaris
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 19 Oktober 1999
Alamat : Jl. Raya Serang km 31
desa gembong, Balaraja
Hobby : Makan

3. Nama : Wulan Andara Damayanti


NPM : 3335170060
Selaku : Bendahara
Tempat, tanggal lahir : Lahat, 01 November 1999
Alamat : Griya Yasa Blok B1/09, Cikupa
Tangerang
Hobby : Jajan
27

4. Nama : Muhammad Reza Jodea


NPM : 3335170008
Selaku : Anggota
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 18 Mei 1999
Alamat : Jl. Inpres VIII no. 59
Hobby : Tidur

5. Nama : Artika Sari Septiazis


NPM : 3335170100
Selaku : Anggota
Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 02 September 1999
Alamat : Pamulang Permai 2 Blok E
Hobby : Main

6. Nama : Muhammad Luthfi


NPM : 3335170044
Selaku : Anggota
Tempat, tanggal lahir : Serang, 07 Agustus 1999
Alamat : Taman Lopang Indah
Blok. F45 No. 12, Serang – Banten
Hobby : Push Rank PUBG
28

7. Nama : Muhammad Ilham Rosyid


NPM : 33351700
Selaku : Anggota
Tempat, tanggal lahir :
Alamat :
Hobby :

Anda mungkin juga menyukai