BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Stasiun ini ada bersamaan dengan lintas jalur kereta api Duri-
Tangerang, yaitu pada tanggal 2 Januari 1889. Arsitek bangunan stasiun
dan lintasannya dari Staatspoorwagen (SS). Stasiun Tangerang merupakan
stasiun akhir karena tidak ada lanjutan lintasan. Bangunan stasiun ini telah
mengalami banyak perubahan termasuk dalam bentuk bangunan. Bagian
yang telah dirubah terlihat pada peron, loket, kantor, dan toilet. Bangunan
inti stasiun berdenah persegi panjang yang memanjang dari barat ke timur,
bangunan tersebut yang banyak perubahan.
Pasar di tengah rel, tidak ada di lokasi lain selain di lintas ini (karena
lintas ini frekuensi Gapekanya tidak sebanyak lintas lainnya).
Stasiun Tangerang sebagai stasiun terminal (perhentian terakhir)
memiliki rel badug yang tidak lazimnya stasiun terminal pada
umumnya.
Hanya murni KRL yang beroperasi di lintas tersebut, di mana pada lintas
lainnya KRD dan KA yang ditarik lokomotif melintas.
5
Salah satu hal yang menarik pada klenteng ini adalah segala aksesori
yang ada di dalamnya. Berbagai aksesori yang ada di klenteng ini, mulai dari
tempat sembahyang, papan, serta yang lainnya, berasal dari Cina. Seperti
lonceng besar yang terdapat di bagian depan klenteng. Lonceng ini dibuat
perusahaan pengecoran Ban Coan Lou di Cina pada tahun 1835. Selain itu,
masih di bagian depan, ada pula Singa Batu (Cioh Sai) yang dibuat pada
tahun 1827.
pada zaman Dinasti Tang dan dua muridnya. Selanjutnya di ruangan ketiga
terdapat patung Kim Sin Thian Siang Seng Bo dikenal sebagai wanita yang
berbudi luhur yang lahir pada masa Dinasti Song Utara.
Terakhir ada tiga patung Kim Sin Sam Kwan Thay Tee merupakan
dewa penguasa tiga alam: langit, bumi dan air terdapat di ruangan kanan
Pintu Kebenaran. Di ruangan terakhir yang terletak paling dekat dengan
Pintu Kebenaran, terdapat patung Kim Sin Tee Tjong Ong Po Sat, dewa
ketenangan yang dipuja oleh banyak masyarakat di sekitar Boen Tek Bio dan
Buddha Rupang Mi Lek Hud yang juga dikenal sebagai Matreya, dewa maha
pengasih dan menolong.
Meski sederhana, Kedua lorong ini memiliki arti yang cukup dalam.
Maksud dari kedua pintu tersebut adalah mengajak umat manusia untuk
hidup dengan melalui jalan kesusilaan, sesuai dengan norma-norma susila,
apabila hal tersebut dijalankan dengan baik maka pada akhirnya manusia
akan melalui jalan kebenaran, yaitu berjalan di hidup yang benar.
11
Ketika melintasi Kota Tangerang dari arah Jalan Daan Mogot menuju
Balaraja, atau sebaliknya dari Balaraja hendak ke Kota Tangerang atau
Jakarta non tol. Maka di sudut jalan arah pasar lama sebelum belok kan
melintasi jembatan atau disebelah barat stasiun commuter Tanggerang.
Tampak bangunan masjid yang besar dan unik.
Masjid yang beralamat di Jl. Kebon Jahe No.9, Sukarasa, Kec.
Tangerang, Kota Tangerang, Banten ini terlihat unik sebab memiliki gaya
arsitektur yang istimewa. Kubah masjid ini dibangun menyerupai atap
klenteng. Tentu tanpa menghilangkan nilai-nilai islaminya. Hal ini memang
disengaja. Untuk menunjukkan sikap toleransi umat muslim di tengah
lingkungan pecinan yang ada di sana. Tanpa menghilangkan prinsip-prinsip
islami, Masjid Agung Al-Ittihad menjadi simbol toleransi umat islam dengan
etnik yang ada di sana.
12
Sebagian dari rombongan ini yang dipimpin oleh Chen Ci Lung diyakini
sebagai nenek moyang penduduk Tionghoa Tangerang (Cina Benteng)
yang mendarat di Teluk Naga pada tahun 1407.
Kami berangkat dari tempat yang berbeda – beda, ada yang dari Cilegon,
Serang, Pandeglang, Balaraja dan Kabupaten Tangerang. Dengan meeting point di
stasiun Kota Tangerang. Untuk ke lokasi, ada beberapa alternatif angkutan yang
bisa menjadi pilihan. Untuk yang dari jalur Kota Cilegon dan Kota Serang dapat
menggunakan bus atau menggunakan kerata ekonomi, jika dari Cilegon dan ingin
menggunakan kereta dapat naik dari stasiun Kota Cilegon lalu membeli tiket
seharga Rp. 3000 kemudian ambil pemberhentian akhir di stasiun Rangkas
selanjutnya transit dari stasiun Rangkas untuk naik KRL Commuter dengan
membeli tiket kembali seharga Rp. 11.000 dengan biaya kartu tunjangan sebesar
Rp. 10.000 yang diakhir tujuan dapat ditukarkan menjadi uang kembali. Dari
stasiun Rangkas pilih tujuan stasiun Kota Tangerang, namun perlu diingat bahwa
kalian akan transit terlebih dahulu di stasiun tanah abang dan mengganti KRL,
ambil peron 2 dengan tujuan stasiun Duri, lalu transit kembali di stasiun Duri.
Setelah sampai stasiun Duri, kalian dapat menuju peron 5 untuk tujuan akhir
stasiun Kota Tangerang. Untuk kalian yang bukan dari Kota Cilegon, dapat
mengikuti jalur tersebut dengan melihat jadwal pemberangkatan KRL seperti
gambar berikut :
Untuk kalian yang menggunakan bus dapat lebih mudah dengan mengambil
tujuan Kota Tangerang, siapkan saja uang sebesar Rp. 20.000 dan jika kalian ingin
ke stasiun Kota Tangerang kalian dapat berhenti di Tang City Mall, lalu kalian
dapat naik angkutan online seperti Gojek, Grab dan lain sebagainnya dengan
budget kurang lebih Rp. 10.000. Sesampainnya di meeting point yaitu stasiun
Kota Tangerang, kami langsung mengobservasi sekitar, kegiatan disana begitu
ramai. Banyak sekali para pengguna sarana KRL berlalu lalang, para pedagang
disana dilarang memasuki pusat stasiun, sehingga banyak pedagang yang
berjualan diluar stasiun. Untuk kalian yang tak sempat sarapan tidak perlu
khawatir karena diluar stasiun ada 1 Indomaret di sebelah kanan dari gerbang
masuk stasiun dan disebelahnya ada gerai Roti O dan Maryam, kami
memperhatikan sekitar, kami tidak sempat mewawancarai karena kegiatan begitu
sibuk dan ramai sehingga kami hanya dapat memandangi sekitar sambil
mengabadikan beberapa spot gambar.
Selanjutnya, kami pun berjalan kesebelah kiri dari gerbang stasiun untuk
menuju masjid Al – Ittihad, masjid ini cukup besar sehingga dari kejauhan dapat
tampak terlihat dengan jelas. Kebetulan waktu telah memasuki waktu sholat
dzuhur, kamipun langsung mengambil wudhu dan melaksanakan sholat dzuhur
dimasjid ini, sekaligus beristirahat sejenak. Masjid ini memiliki 2 lantai dengan
mimbar yang begitu indah diatas dan bawah masjid. Tempat wudhu untuk prianya
pun di desaign tingkat dengan jembatan penghubung untuk langsung kedalam
masjid. Suasana dimasjid ini menenangkan dan sangat sejuk sehingga banyak
pendatang yang tak sedikit untuk rehat didalam masjid ini. Kami pun sempat
mengabadikan gambar seperti berikut :
18
seperti para anak muda yang sedang kasmaran. Kalian tidak perlu khawatir, meski
rata-rata masyarakat yang tinggal di sekitar pasar lama ini merupakan etnis china
namun akulturasi budaya sudah ada sehingga mulai berpad dengan masyarakat
pendatang lain.
Berikut beberapa gambar yang kita ambil dari pasar lama Kota Tangerang, yaitu :
Kami pun membeli beberapa jajanan dan makan siang di pasar lama ini,
untuk semangkuk mie ayam pangsit dibandrol dengan harga Rp. 18.000 dan
beberapa jajanan lainnya dengan harga yang masih terjangkau. Setelah makan
siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Klenteng Boen Tek Bio. Jika kalian
bingung, tidak perlu khawatir karena kalian bisa menggunakan maps atau bertanya
pada masyarakat sekitar. Dan kalian hanya perlu berjalan masuk kedalam beberapa
ratus meter saja. Tibalah kami di Klenteng Boen Tek Bio, disini merupakan tempat
beribadatan bagi umat tionghoa dimana tempat ini selalu didatangi para
pengunjung untuk bersembahyang. Kamipun penasaran dan mewawancarai salah
satu penjaga Klenteng Boen Tek Bio ini, sebut saja koh Martin, beliau merupakan
salah satu penjaga yang menjaga Klenteng Boen Tek Bio ini dimana dalam system
penjagaannya dibagi menjadi 3 shift dan klenteng dibuka selama 24 jam nonstop.
Menurut beliau pemberian nama Klenteng Boen Tek Bio bermakna klenteng yang
dapat memberikan kebajikan bagi umat manusia khususnya masyarakat Kota
Tangerang atau bisa juga diartikan klenteng sastra kebajikan. Klenteng ini terdiri
dari 3 serangkai yaitu Boen Tek Bio, Boen San Bio yang terletak di pasar baru,
20
dan Boen Sab Bio yang di Serpong. Jika ditarik dari makna ketiga serangkai itu
yaitu klenteng kebajikan di Tangerang yang setinggi gunung dan seluas lautan.
Klenteng ini didirikan sejak tahun 1684. Untuk bangunannya terdiri dari bangunan
pelindung, utama dan taman. Serta penjelasan lainnya yang sudah dipaparkan
diatas.
Setelah mewawancari koh Martin dan mengorek informasi dari beliau, kamipun
mengambil beberapa gambar yang diantaranya :
21
kami langgar diantaranya, dilarang membawa tas, sehingga ats dapat dititipkan,
dilarang membawa hp untuk merekam, maupun memotret segala sesuatu yang ada
didalam. Sebelumnya kami dijelaskan tentang asal usul Museum Benteng Heritage
hingga detail tentang kota Tangerang yang dijelaskan oleh tourguide yang telah
kita paparkan di penjelasan Museum Benteng Heritage diatas.
Adapun beberapa gambar yang bisa kami ambil hanya dibagian depan banteng saja
dan dilegalkan diantaranya :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ingin mengunjungi tempat
bersejarah di kota Tangerang, diantaranya:
a. Selalu menjaga etika dan sopan santun ketika berada di tempat kunjungan
b. Jaga selalu kebersihan tempat-tempat yang dikunjungi
25
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Kali_Pasir
https://kumparan.com/@kumparannews/menengok-masjid-jami-kalipasir-di-
tangerang-yang-bergaya-jawa-china
https://situsbudaya.id/sejarah-masjid-jami-kalipasir-tangerang/
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/klenteng-boen-tek-bio
http://www.infoglobalkita.com/2017/06/sejarah-mitos-di-kelenteng-boen-tek-
bio.html?m=1
26
BIODATA ANGGOTA