Anda di halaman 1dari 31

KECAMATAN TANGERANG

1
Kantor Pemda Kota Tangerang

Tangerang adalah kecamatanyang spesial di Kota Tangerang. Karena


selain menjadi nama kecamatan, Tangerang sekaligus menjadi nama
kotanya. Kecamatan Tangerang terletak di pusat Kota Tangerang, tepatnya
di titik 0 kilometer Kota Tangerang. Di Tangerang pula Pusat
Pemerintahan kota berada, yaitu di Jalan Jendral Satria Sudirman No. 1
bersebelahan dengan salah satu ikon kota yaitu Masjid Al-A’zhom. Selain
sebagai Pusat Pemerintahan Kecamatan dan Kota, Tangerang juga terdapat
Tang City, Pasar Induk Tanah Tinggi, sebagai salah satu pusat bisnis di
Kota ini. Selain itu ada juga Kota tua Pasar Lama dan Pecinan di sisi timur
Sungai Cisadane yang melegenda. Sungai yang telah ratusan tahun
menghidupi masyarakat di sepanjang sungai.

1
http://2.bp.blogspot.com/XceTQevOK3g/Te8KBpvnjhI/AAAAAAAAAkM/pzX43K4e7
Ng/s1600/PUSPEM+-+glest+radio.png

KOTA TANGERANG 13
Sebagai pusat kota, Tangerang terus mempercantik diri. Taman-
taman kota dibangun, fasilitas publik didirikan sehingga kota semakin
maju. Kecamatan Tangerang dibatasi oleh kecamatan Batuceper dan
kecamatan Neglasari di sebelah Utara. Bagian Selatan berbatasan dengan
kecamatan Pinang dan kecamatan Cibodas. Bagian barat Tangerang
berbatasan dengan Kecamatan Karawaci. Sedangkan bagian Timur
berbatasan dengan Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang.
Kota Tangerang yang memiliki luas wilayah 17.729,794 hektar
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang
Pembentukan Kota Tangerang. Sebelumnya Kota Tangerang merupakan
bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang dengan status wilayah Kota
Administratif Tangerang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50
2
Tahun 1981.

2
http://bantenprov.go.id/read/kota-tangerang.html, diunduh 22 Januari 2016, jam
16.30

KOTA TANGERANG 1
4
Asal Muasal TANGERANG

Kota Tangerang sebagai kota heterogen dengan keragaman etnis,


budaya dan agama hadir ditengah-tengah masyarakat yang majemuk.
Adanya perbedaan ini diharapkan mampu menjadi kekuatan untuk
mewujudkan masyarakat Kota Tangerang yang bersatu dibawah bingkai
akhlakul karimah.
Masyarakat Kota Tangerang secara umum bersuku Betawi meskipun
ada juga Sunda dan Cina Benteng. Keberadaan masyarakat China di
Tangerang dan Batavia sudah ada setidak-tidaknya sejak tahun 1407.
Dimulai sejak mendaratnya rombongan pertama dari dataran Cina yang
dipimpin Tjen Tjie Lung alias Halung di muara Sungai Cisadane, yang
sekarang berubah nama menjadi Teluk Naga. Sejak diakuinya etnis Tiong
Hoa, kebudayaan masyarakat Cina Benteng, Barongsai menjadi
kebudayaan masyarakat Kota Tangerang. Selain itu, budaya pagelaran pada
festival Cisadane juga sebagai bagian dari kultur yang tak terpisahkan
3
dengan masyarakat Kota Tangerang.
Menurut tradisi lisan yang menjadi pengetahuan masyarakat
Tangerang,nama daerah Tengerang dulu dikenal dengan
sebutan Tanggeran yang berasal dari bahasa Sunda
yaitu tengger danperang. Kata “tengger” dalam bahasa Sunda memiliki arti
“tanda” yaitu berupa tugu yang didirikan sebagai tanda batas wilayah
kekuasaan Banten dan VOC, sekitar pertengahan abad ke-17. Oleh sebab
itu, ada pula yang menyebut Tangerang berasal dari
kata Tanggeran (dengan satu g maupun dobel g). Daerah yang dimaksud
berada di bagian sebelah barat Sungai Cisadane (Kampung Gerendeng atau
tepatnya di ujung jalan Otto Iskandar Dinata sekarang).
Tugu dibangun oleh Pangeran Soegiri, salah satu putra Sultan Ageng
Tirtayasa. Semua penduduk parahiyang turut kerja bakti membuat pager
endeng dan Tangger (tugu, pen.) yang tingginya kira-kira 5 depa, terletak
40 tumbak sebelah barat Cipamugas. Pada tugu tersebut tertulis prasasti

3
http://bantenprov.go.id/read/kota-tangerang.html, diunduh 22 Januari 2016, jam
16.30

KOTA TANGERANG 1
5
dalam huruf Arab gundul dengan dialek Banten, yang isinya sebagai
4
berikut:
Bismillah peget Ingkang Gusti
Diningsun juput parerah kala Sabtu
Ping Gasal Sapar Tahun Wawu
Rengsena Perang netegTangger
Bungas wetan Cipamugas kileh Cidurian
Sakebeh ngaraksa Sitingsung Parahyang-Titi
Terjemahan dalam bahasa Indonesia :

Dengan nama Allah tetap Maha Kuasa


Dari kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu
Tanggal 5 Sapar Tahun Wawu
Sesudah perang kita memancangkan Tugu
Untuk mempertahankan batas Timur Cipamugas
(Cisadane) dan Barat yaitu Cidurian
Semua menjaga tanah kaum Parahyang

5
Ilustrasi tugu Aria Tangerang

4
A. Hanan, Mula Jadi Kota Tangerang diterjemahkan dari Papakem Lengkong-
Sumedang, tt. Dokumen keluarga.
5
Harrys Yasin, Koleksi Pribadi Membahas Istilah Asli Dari Nama Tangerang, 1961,
Jum’at tanggal 02 Februari 2018

KOTA TANGERANG 1
6
Sedangkan istilah “perang” menunjuk pengertian bahwa daerah
tersebut dalam perjalanan sejarah menjadi medan perang antara
Kasultanan Banten dengan tentara VOC. Hal ini makin dibuktikan dengan
adanya keberadaan benteng pertahanan kasultanan Banten di sebelah
barat Cisadane dan benteng pertahanan VOC di sebelah Timur Cisadane.
Keberadaan benteng tersebut juga menjadi dasar bagi sebutan daerah
sekitarnya (Tangerang) sebagai daerah Benteng. Hingga masa
pemerintahan kolonial, Tangerang lebih lazim disebut dengan istilah
“Benteng”.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, sekitar tahun 1652,
benteng pertahanan kesultanan Banten didirikan oleh tiga maulana
(Yudhanegara, Wangsakara dan Santika) yang diangkat oleh penguasa
Banten. Mereka mendirikan Pusat Pemerintahan Kemaulanaan sekaligus
menjadi pusat perlawanan terhadap VOC di daerah Tigaraksa. Sebutan
Tigaraksa, diambil dari sebutan kehormatan kepada tiga maulana sebagai
tiga pimpinan (tiga tiang/pemimpin). Mereka mendapat mandat dari
Sultan Agung Tirtoyoso (1651-1680) melawan VOC yang mencoba
menerapkan monopoli dagang yang merugikan Kesultanan Banten.
Namun, dalam pertempuran melawan VOC, ketiga maulana tersebut
6
berturut-turut gugur satu persatu.
“Pada mulanya, penduduk Tangeran boleh dibilang hanya
beretnis dan berbudaya Sunda. Mereka terdiri atas penduduk asli
setempat, serta pendatang dari Banten, Bogor, dan Priangan.
Kemudian sejak 1526, datang penduduk baru dari wilayah pesisir
Kesultanan Demak dan Cirebon yang beretnis dan berbudaya Jawa,
seiring dengan proses Islamisasi dan perluasan wilayah kekuasaan
kedua kesultanan itu.Mereka menempatidaerah
7
pesisir Tangeran sebelah barat”

6
http://neglasaritangerang.blogspot.com/2012/11/sejarah-tangerang.html
7
Halim, Wahidin. Ziarah Budaya Kota Tangerang Menuju Masyarakat Berperadaban
Akhlakul Karimah, Tangerang, 2005, h. 4

KOTA TANGERANG 1
7
Perubahan sebutan Tangeran menjadi Tangerang terjadi pada masa
Tangeran mulai dikuasai oleh VOC, yaitu sejak ditandatangani perjanjian
antara Sultan Haji dan VOC pada tanggal 17 April 1684. Daerah Tangerang
seluruhnya masuk kekuasaan Belanda. Kala itu, tentara Belanda tidak
hanya terdiri dari bangsa asli Belanda tetapi juga merekrut warga pribumi
di antaranya dari Madura dan Makasar yang di antaranya ditempatkan di
sekitar benteng. Tentara kompeni yang berasal dari Makasar tidak
mengenal huruf mati, dan terbiasa menyebut “Tangeran” dengan
“Tangerang”. Kesalahan ejaan dan dialek inilah yang diwariskan hingga
8
kini.
Bahkan ada kisah yang menggelitik bahwa pernah terjadi ketika
tanggal 29 Djanuari 1864 seorang Penghulu Agung (Penghulu Landraad)
tiba-tiba dipanggil oleh Asisten Residen. Penghulu Agung itu diberikan
hukumuan berdiri di bawah pohon palem selama 3 jam karena dia telah
berani menulis surat dinas dengan memakai istilah Tangeran tidak
9
Tangerang.
Sebutan “Tangerang” menjadi resmi pada masa pendudukan Jepang
tahun 1942-1945. Pemerintah Jepang melakukan pemindahan pusat
pemerintahan Jakarta (Jakarta Ken) ke Tangerang yang dipimpin oleh
Kentyo M Atik Soeardi dengan pangkat Tihoo Nito Gyoosiekenseperti
termuat dalam Po No. 34/2604. Terkait pemindahan Jakarta Ken
Yaskusyo ke Tangerang tersebut, Panitia Hari Jadi Kabupaten Tangerang
kemudian menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahir pemerintahan
Tangerang yaitu pada tanggal 27 Desember 1943. Selanjutnya penetapan ini
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang
Nomor 18 Tahun 1984 tertanggal 25 Oktober 1984.

Dahulu Tangerangsebagai Kota


Kemegahan Tangerang sebagai kota, dahulunya tidak seperti saat
ini. Kini Tangerang tumbuh menjadi kota yang penuh dengan gedung-

8
Halim, Wahidin. Ziarah Budaya Kota Tangeran Menuju Masyarakat Berperadaban
Akhlakul Karimah, h. 4
9
Harrys Yasin, Ibid

KOTA TANGERANG 1
8
gedung tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Kearifan lokal
terus dipertahankan ditengah gerusan modernitas. Dahulu Tangerang
hanyalah kota yang memanjang dari Jalan Kisamaun hingga Daan Mogot.
Daerah yang hanya dikelilingi perkebunan karet, perkebunan singkong
dan tanah lapang. Mengenai hal ini Djunaedi (79 th) menuturkan :
“Dulu yang disebut Tangerang kota adalah dari Jalan
Kisamaun hingga Daan Mogot dulu batesnya (Kini RS Daan Mogot).
Polres sekarang adalah batas Tangerang kota zaman dulu. Sebab
setelah Polres hanya ada satu dua rumah. Pintu air itu dulu luar
kota. LP (Lembaga Pemasyarakatan) anak-anak, LP Wanita, LP
Kelas I, LP Pemuda ada luar kota, artinya pingggiran kota. Jadi
Tangerang sebagai kota dahulunya kecil. Wilayahnya hanya
meliputi, Babakan, Pendopo, Kali Pasir, Gerendeng, Gudang Balok
(kini GOR) adalah batas kota disebelah timur, sedangkan disebelah
barat adalah Karawaci (batasnya Tanah Cepe) kesananya lagi blong
(baca: kosong). Gak ada apa-apa. Islamic itu dulunya sawah gak ada
apa-apa. Kebun Karet itu yang sekarang Perumnas I dan Perumnas
II, masuknya Kecamatan Cibodas. Karawaci luar kota, Cipondoh itu
10
luar kota. Poris luar kota, apalagi Batu Ceper mah jelas luar kota.
Berdasarkan informasi tersebut Tangerang sebagai kota, dahulunya
hanyalah daerah yang memanjang di pinggir kali Cisadane dari Jalan
Kisamaun hingga RS Daan Mogot. Wilayah Tangerang dahulu hanya
meliputi, Babakan, Pendopo, Kali Pasir, Gerendeng, Gudang Balok di
sebelah timur, sedangkan di bagian barat batasnya adalah Tanah Cepe.
Polres sekarang adalah batas Tangerang kota zaman dulu. Jika LP
(Lembaga Pemasyarakatan) anak-anak, LP Wanita, LP Kelas I, LP kini
berada di dalam kota, sejatinya dahulu adanya di pingggiran kota. Jadi
Tangerang sebagai kota dahulunya kecil.

10
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Wawancara Pribadi, Kamis, 01 Desember 2016

KOTA TANGERANG 1
9
Asal Muasal BABAKAN

Babakan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Tangerang.


Taman Laksa dan Kantor PDAMKota adalah salah satu ikon
Babakan.Babakan juga pernah menjadi Pusat Pemerintahan Tangerang
semasa masih menjadi Kabupaten Tangerang, kini telah menjadi pusat
pendidikan di Kota Tangerang salah satunya adalah Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
11
Menurut ilmu Topomini menyoal nama Babakan tidak hanya ada di
Tangerang namun juga ditemukan di beberapa tempat; di Bogor, Jakarta,
Bekasi juga ada kampung yang menggunakan nama “Babakan”. Babakan
berarti 'kampung baru', ‘bermukim di tempat yang baru’. Babakan berasal
dari bahasa Sunda, hal ini berarti didaerah ini pernah dihuni oleh orang
12
Sunda.“ Karena memang asal penduduk Tangerang salah satunya berasal
dari daerah Sunda.
Babakan dalam perjalanan sejarah Tangerang tidak dapat
dilepaskan. Babakan adalah wilayah ujung sebelah selatan dari Tangerang
kota tempo dulu. Di tempat ini ada perusahaan pengolahan air minum
yang sejak zaman kolonial telah digunakan sebagai penyuplai kebutuhan
air bagi penduduk Tangerang kota. Mayoritas dinikmati oleh para kaum
penguasa. Sebagaimana di tuturkan oleh Djunaedi (79 th) :
“Dulu Babakan itu cuma dipinggir jalan aja, sebelah PDAM
sekarang itu dulunya disebut Babakan Ledeng karena disitu ada
PDAM. Sudah sejak zaman Belanda ada perusahaan air minum itu.
Dulu orang sudah mulai membangun rumah disitu. Jika orang
bertanya, “Dimana?, itu Babakan Ujung, Babakan Ledeng”. Babakan
13
dahulunya sudah ramai karena berada di pinggir Kali Cisadane.”

11
Toponimi merupakan ilmu yang mempelajari nama tempat (toponim), mulai dari
asal usul, arti, makna, penggunaan dan tipologinya. Kajian toponimi sangat erat kaitannya
dengan bidang ilmu lain terutama pemetaan, kartografi, antrologi, geografi, sejarah dan
kebudayaan
12
http://halamanbogor.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-dan-asal-usul-nama-
nama-tempat.html ahad, 23 oktober 2016 jam 20.10
13
KH. Edi Djunaedi, Wawancara Pribadi , Kamis, 01 Desember 2016

KOTA TANGERANG 2
0
14
PDAM Tangerang 1925

Sebutan Babakan Ledeng menjadi cerita tersendiri bahwa Babakan


telah sejak dulu menjadi pusat pengolahan dan penyuplai air bersih warga
kota. Kini perusahaan air minum itu masih beroperasi dan menjadi PDAM
Kota Tangerang. Jangkauannya pun semakin luas, tidak seperti zaman
Belanda yang hanya bisa dinikmati oleh noni-noni dan tuan-tuan Belanda.
Kini Babakan sudah tidak menjadi ujung wilayah Tangerang kota,
tapi sudah menjadi bagian dari pusat kota. Jika dahulu banyak gadis-gadis
yang mencuci baju dan anak-anak bermain di pesisir kali Cisadane. Oleh
Pemerintah Kota Tangerang kini Babakan telah menjadi salah satu
destinasi wisata Kali Cisadane di lengkapi dengan taman-taman kota di
sepanjang Kali Cisadane, salah satunya Taman Gajah Tunggal.

14
http.//2.bp.blogspot.com

KOTA TANGERANG 2
1
Asal Muasal BUARAN INDAH

Buaran Indah merupakan kelurahan yang menjadi gerbang


Kecamatan Tangerang dari arah timur. Karena Buaran Indah berbatasan
langsung dengan Kecamatan Cipondoh. Rumah Sakit Husada Insani
adalah tempat yang strategis untuk mengetahui wilayah Buaran Indah.
Buaran Indah juga salah satu kelurahan yang terus giat melakukan
pembangunan.
Buaran sendiri tidak hanya ada di Tangerang, di Bekasi juga ada
kampung Buaran termasuk di Bogor. "Buaran" berasal dari kata 'bubura'
yang berarti "pergi dari kampung halaman kemudian tinggal di tempat
lain karena kerasan". Buaran artinya "bermukim di tempat yang
15
baru". Menurut Djunaedi (79 th) Buaran Indah dahulunya hanyalah tanah
kosong yang banyak ditanami singkong.
“Dahulu wilayah Tangerang kota tidak luas. Disekeliling kota
adalah perkebunan. Akhirnya orang pada ke pinggir kota. Di sana
banyak kebon-kebon, akhirnya orang sini banyak yang “babuara”
(bikin lahan baru) ke situ, bikin kebon disitu, bertani segala apa
16
disitu. Jadi kalo orang mau itu, mau berkebun, orang babuara.”
Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa Buaran adalah
berasal dari kegiatan penduduk membuka perkebunan dan pemukiman
baru babuara. Untuk kemudian mereka menetap dan beranak pinak
sehingga membentuk komunitas baru. Dari kegiatan “babuara”ini lama-
lama daerah ini disebut dengan kampung Buaran. Adapun penamaan
Buaran menjadi Buaran Indah karena sebagai identitas kelurahan baru,
sebagai hasil pemekaran dari Cikokol. Penambahan Buaran Indah ini akan
menjadi pembeda dari kampung lain yaitu Buaran PLN, Buaran Betung
yang ada di Kelurahan Cikokol.

15
http://halamanbogor.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-dan-asal-usul-nama-nama-
tempat.html Ahad, 23 Oktober 2016 jam 20.10
16
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 2
2
Asal Muasal CIKOKOL

Gerbang “Selamat Datang” sebagai penanda memasuki wilayah dari


arah tenggara kota berada di kelurahan Cikokol. Gerbang sangat besar
yang membelah jalan MH. Thamrin Cikokol disebut jembatan Pelengkung
Tangerang yang dimaksudkan selain sebagai JPO (Jembatan Penyebrangan
Orang) juga sebgai gerbang masuk dengan salam ucapan selamat datang di
17
Kota Tangerang baik kepada warga maupun pengunjung serta pendatang.

18
Jembatan Pelengkung Kota Tangerang

17
Jembatan pelengkung ini berkonstruksi rangka baja yang memiliki panjang 65 meter
dan lebar 3-5 meter dengan berat keseluruhan 32 ton. Kawat-kawat baja yang menahan
bentang jembatan, dan berpangkal pada busur lengkung menjadi pemandangan tersendiri.
Pembuatan jembatan ini relatif lebih rumit dibandingkan dengan jembatan beton biasa,
namun karena tekanan dan beban berbagi merata pada kedua sisinya, maka jembatan
pelengkung bisa dibuat lebih panjang. Menurut sebuah catatan jembatan seperti ini hanya
ada beberapa tempat diantaranya Jembatan Pelengkung Kahayan di Kalimantan Tengah
dengan panjang 150 meter dan Jembatan Pelengkung Rempang-Galang di Batam sepanjang
245 meter. (www.abouttng.com/ jembatan-pelengkung-tangerang, diunduh Kamis, 14 Januari
2017, jam 12.30
18
http://2.bp.blogspot.com/-EbFSqRCZeEc/VbhdtpS3ITI/AAAAAAAACak/ _hWT hm
SVOMM/s1600/Data%2BAlamat%2BPerusahaan%2Bdi%2BTangerang.png

KOTA TANGERANG 2
3
Cikokol adalah salah satu kelurahan yang luas saat masih masuk ke
dalam wilayah Kabupaten Tangerang. Namun setelah menjadi Kota
Tangerang Cikokol dipecah menjadi Cikokol sendiri, Kelapa Indah dan
Buaran Indah.Asal nama Cikokol sendiri sebagaimana dijelaskan oleh
Djunaedi (79 th) adalah sebagai berikut :
“Dulu zaman Belanda di daerah itu sekarang SD 14 atau Tang
City ada bagunan semacam gardu yang di dalamnya ada trontong
(kentongan). Oleh masyarakat ketika itu trontong tersebut dijadikan
alat komunikasi warga, untuk pemberitahuan dari penguasa, untuk
pemberitahuan kejadian-kejadian tertentu. Dalam bahasa Sunda
trontong itu disebutnya kohkol. Makanya daerah atau kampung
19
disitu disebutnya Cikokol”.
Penamaan Cikokol diambil dari nama trontongatau kentongan yang
digunakan oleh masyarakat pribumi kala itu sebagai alat komunikasi
massa. Kohkol yang kemudian menjadi Cikokol karena kokol yang ada
dalam gardu tersebut mengeluarkan air. Air tersebut berasal dari hujan
yang membasahi kohkol, karena tidak ada penghalang bagi air hujan selain
atap gardu.

20
Contoh Kentongan

19
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Wawancara Pribadi, Kamis, 01 Desember 2016
20
http://aikon.org/kentongan

KOTA TANGERANG 2
4
Di masa kini masyarakat Jawa menyebutnya “kentongan” atau
kadang ‘penthongan’, sementara di Sunda dikenal sebagai kohkol dan
masyarkat Madura menyebutnya gulgul. Walaupun memiliki sebutan yang
berbeda-beda di beberapa daerah, namun fungsi dasar kentongan tidak
jauh berbeda. Umumnya masyarakat pedesaan sekarang masih
memanfaatkan bunyi tabuhan kentongan sebagai tanda yang disepakati
bersama untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa tertentu, mulai
dari kematian, pencurian, pembunuhan dan kejahatan lainnya, ronda,
kerja bakti atau untuk mengabarkan keadaan kampung aman. Setiap
21
peristiwa memiliki irama tabuhan tertentu.

Pasar CIKOKOL

Tanggal 15 Oktober 2007 menjadi hari terakhir keberadaan pasar


Cikokol yang sudah menahun. Bahkan pasar Cikokol seusia dengan
trontong yang ada didekat pasar. Pemerintah Kota Tangerang hari itu
resmi “menggusur” Pasar Cikokol. Pasar ini rencananya dipindahkan ke
lokasi pasar baru di Jalan Moh. Yamin Tangerang. Pasar baru modern
Cikokol terdiri dari 190 kios, 166 los, 384 lapak, dan tambahan 150 kios. Di
atas lahan lama akan dibangun Tangerang Trade Center. Apapun
wujudnya, tidak seperti penggusuran pasar di daerah lain rupanya
penggusuran Pasar Cikokol win-win solution bagi pedagang dan Pemkot.
22
Tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kini pasar Cikokol telah berubah
menjadi salah satu mall terbesar di Tangerang Tang City.
Megi Primagara salah seorang Blogger menceritakan kenangannya
terhadap pasar Cikokol,
“Dulu Pasar Cikokol tidak terlalu ramai. Hanya saja menjadi
pusat penjualan sayur-mayur dan buah-buahan. Pedagang pun tidak
sampai berdagang di pinggir-pinggir jalan. Jika sudah hari Minggu,
banyak warga Tangerang yang mampir belanja usai senam atau lari

21
Ibid
22
Megi Primagara https://iamhoogiez.wordpress.com/2007/11/02/sedikit-kenang-an-
pasar-cikokol/, diunduh ahad, 23 Oktober 2016 jam 21.12

KOTA TANGERANG 2
5
pagi. Saat itu Pasar Cikokol masih berdampingan dengan Terminal
Cikokol. Kala itu terminal ini didatangi bus dari Bogor, Merak, dan
Jakarta. Jika musim lebaran, keramaian tampak di lokasi ini.
Pedagang ketupat dan bunga plus para pemudik yang ingin keluar
kota. Tetapi jaman terus berubah. Tangerang yang semula kota kecil
terus berbenah sebagai penyangga Ibukota. Terminal Cikokol
menjadi yang pertama kali dihapus keberadaannya. Kini berganti
menjadi sebuah taman kota yang kian hari seperti tidak terawat.
Penggantinya sendiri adalah Terminal Poris yang sayangnya enggan
disinggahi sejumlah angkutan umum. Pasar Cikokol pun akhirnya
23
tergusur setelah berulang kali dicap merusak pemandangan kota.

Memang sejak 90-an, sudah jarang menemui warga yang


menyempatkan berbelanja usai olahraga. Apalagi ditengah menjamurnya
pasar modern yang tentunya lebih baik di hati konsumen. Pasar Cikokol
telah menjadi bagian dari kota Tangerang. Tapi kini hanya tinggal cerita
saja. Kenangan untuk seluruh warga Tangerang. Kenangan yang harus di
bagi di Pasar Babakan maupun Pasar Induk Tanah Tinggi.

Kebon Nanas

Kebon Nanas, salah satu nama kampung di kelurahan Cikokol


Kecamatan Tangerang. Kebon Nanas mudah dikenali lokasinya karena
sudah sejak lama dijadikan salah satu terminal bus “bayangan” antar kota.
Soal muasal nama Kebon Nanas yang menjadi alasannya Djunaedi (79 th)
menjelaskannya sebagai berikut :
“Yang setahu Bapak memang di situ kebon kelapa. Jadi dari
situ sampai kebon nanas itu banyak banget pohon kelapa. Termasuk
di kebon nanas juga banyak nanas. Jadi kebon kelapa itu kebanyakan
pinggirnya kebon nanas, pagarnya nanas. Sebab setahu Bapak yang

23
Megi Primagara https://iamhoogiez.wordpress.com/2007/11/02/sedikit-kenang-an-
pasar-cikokol/

KOTA TANGERANG 2
6
punya itu orang Cina. Sebab ada orang Cina yang Bapak kenal punya
24
kebon disana dan suka panen kelapa.

Dari informasi Djunaedi (79 th) di atas memperjelas bahwa dahulu


Kebon Nanas adalah memang perkebunan nanas, nanas menjadi pagar
kebon-kebon kelapa. Jangan membayangkan Kebon Nanas hari ini yang
penuh dengan kepadatan penduduk. Tujuh puluh tahun lalu kampung ini
memang perkebunan kelapa yang pinggir-pinggirnya di tanami nanas.
Oleh karena banyak nanas maka kampung ini disebut dengan Kampung
Kebon Nanas.

Kampung SEMBUNG

Untuk masuk ke kampung Sembung Cikokol dapat ditempuh


melalui Gang Irmas di Jalan Moh. Yamin Cikokol. Kampung ini berada
diantara Buaran Betung dan Kampung Kelapa.
Adapun muasal disebut kampung sembung, menurut cerita orang
tua dahulunya karena di kampung ini banyak didapati pohon sembung.
Oleh karena banyaknya daun sembung makanya daerah ini disebut
Kampung Sembung. Diberi nama Sembung untuk membedakan juga
Kampung Kelapa dan Kebon Nanas.

Kampung Buaran PLN

Kampung Buaran PLN bukan berarti Kampung ini ada di kelurahan


Buaran Indah. Kampung Buaran PLN terletak di kelurahan Cikokol paling
Utara yang berbatasan dengan Buaran Indah Kec. Tangerang dan
Kelurahan Cipete Kecamatan Pinang. Buaran PLN baru di sebut sebagai
kampung sejak tahun 1974. Sebelumnya hanya dikenal sebagai Buaran
Cikokol karena saat itu dibangun gardu PLN. Mengenai hal ini, Royani (68
th) menyebutkan :

24
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 2
7
“Disebut Buaran PLN karena di kampung ini ada gardu PLN
yang dibangun sejak tahun 1974, di atas tanah darat dan sawah
seluas kurang lebih 10 ha. Sejak ada gardu listrik itu kampung ini
disebut orang dengan Buaran PLN padahal orang tahunya kampung
25
ini Buaran Cikokol.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh M. Yusuf (61 th) tentang
muasal Buaran PLN,
“Kampung Buaran PLN ada sejak adanya gardu listik yang
dibangun antara tahun 1975-1986. Sumber listrik ini dibangun di atas
tanah masyarakat yang waktu itu harga jualnya cuma Rp.300.
Sedangkan listriknya baru bisa dinikmati masyarakat tahun 1982-an.
26
Sebelum gardu ini ada kampung ini disebut dengan Buaran.”

Dari dua keterangan di atas jelas bahwa nama Buaran PLN bermuara
pada pembangunan gardu PLN di daerah Buaran. Untuk membedakannya
dengan buaran kampung Kelapa maka dirubah menjadi Buaran PLN. Saat
ini Buaran PLN adalah daerah yang padat penduduknya, meski 20 tahun
yang lalu hanyalah sawah dan bulakan.

Kampung BUARAN BETUNG


Masih dari kelurahan Cikokol ada kampung yang di sebut dengan
Buaran Betung. Menurut cerita Royani (68 th) tentang Buaran Betung
adalah sebagai berikut :
“Dahulu zaman saya kecil memang banyak pohon bambu
betung di daerah sini. Saya SMP masih banyak saya melihat bambu
betung. Sekarang mah sudah pada ditebang. Pohon-pohon bambu
betung ini menurut cerita orang tua dulu adalah tempat pelarian
para pejuang dan penduduk di kejar-kejar Belanda, “Noh lari ke
Kampung Betung pasti aman”. Sebab Belanda tidak bakalan nyampe
27
karena hutan betung dan sawah-sawah.”

25
H Royani bin H Afandi, Wawancara Pribadi, Senin, 25 Januari 2017
26
M Yusuf bin Amnah, Wawancara Pribadi, Senin 25 Januari 2017
27
H Royani bin H Afandi, Ibid

KOTA TANGERANG 2
8
Dari penuturan Royani (68 th) di atas maka jelas bahwa nama pohon
bambu betung penamaan kampung Buaran Betung. Alasannya karena
banyak ditemukannya bambu betung di daerah ini, juga bambu betung
pula yang telah menyelamatkan pejuang dari kejaran Belanda dimasa
kolonial.

KOTA TANGERANG 2
9
Asal Muasal KELAPA INDAH

Kelapa Indah, salah satu kelurahan baru hasil pemekaran dari


Kelurahan Cikokol. Kelapa Indah sendiri terbentuk dari kampung Kelapa
dan Kampun Buaran PLN. Penanda Kelapa Indah adalah adanya Rumah
Sakit Umum Kota Tangerang dan perumahan elit Modernland. Kelapa
Indah berbatasan dengan kelurahan Cikokol di sebelah timur dan selatan,
Buaran Indah di sebelah utara dan berbatasan dengan Babakan disebelah
timur.
Adapun kenapa disebut Kampung Kelapa adalah karena dahulunya
kampung ini dahulunya adalah perkebunan kelapa. Djunaedi (79 th)
menyebutkan sebagai berikut :“Yang setahu Bapak memang disitu kebon
kelapa. Jadi dari situ sampai kebon nanas itu banyak banget pohon kelapa.
Sebab setahu Bapak yang punya itu orang Cina. Sebab ada orang cina yang
28
Bapak kenal punya kebon disana dan suka panen kelapa.
Berdasarkan informasi dari Djunaedi (79 th) diketahui bahwa asal
muasal nama Kampung Kelapa adalah karena ditempat ini dahulunya
banyak pohon kelapa. Pohon kelapa ini dimiliki oleh para tuan tanah Cina.
Sedangkan nama “Indah” di belakang “Kelapa” sebagai nama kelurahan
Kelapa Indah karena hasil kesepatakan masyarakat. Berharap akan
memberikan keindahan hidup bagi masyarakat Kampung Kelapa.

28
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Wawancara Pribadi

KOTA TANGERANG 3
0
Asal Muasal SUKA ASIH

Suka Asih adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Tangerang.


Soal nama Suka Asih Djunaedi (79 th) menuturkan,
“Nama daerah Sukasari, Suka Asih,Suka Bakti, Sukarasa itu
adalah nama baru pada zaman Amin Abdullah Bupati Tangerang.
Karena pada saat itu banyak kampung-kampung baru seperti
SukaAsih itu pan gak ada adanya sebelum zaman beliau. Beliau
menjabat bupati kira-kira tahun 1952-1955. Nah nama suka bakti,
sukarasa itu nama-nama baru semua. Dulu Suka Asih, Sukarasa,
kavling dulunya kebon singkong, kepunyaan LP (lembaga
Pemasyarakatan), dan termasuk pinggir kota. Jadi nyambung ke sini
29
(Gedung MUI). Pasar Anyar belum ada.
Dari keterangan di atas diketahui bahwa nama Suka Asih adalah
nama daerah yang baru yang tidak dikenal sebelum tahun 1950-an. Karena
kampung ini sebelumnya hanyalah tanah kosong yang hanya di tanami
pohon singkong. Dan di zaman kolonial Belanda letak Suka Asih berada di
luar kota.
Menurut Djunaedi (79 th) :
“Jadi sekarang nih mau ke LP Wanita banyak perkantoran ada
Kejaksaan, Imigrasi dulunya hanyalah tanah kosong yang ditanami
pohon singkong milik Kementerian Kehakiman. Yang sekarang
Masjid al A’dzom dahulunya adalah kandang kerbau, ratusan
kerbau. Kerbau yang memelihara itu adalah para napi. Ini di sekitar
masjid semuanya kebun singkong. Itu yang tanamnya napi sampai
30
Suka Bakti, Sukamanah itu semuanya adalah kebun singkong.
Dahulu Suka Asih merupakan perkebunan singkong dan kandang
kerbau yang dipelihara oleh para napi. Seiring waktu berjalan Suka Asih
sudah berubah menjadi daerah yang maju dalam pembangunan salah
satunya adalah Masjid Raya Al A’zhom. Masjid raya Al A’zhom merupakan

29
KH. Edi Djunaedi, Wawancara Pribadi
30
Ibid.

KOTA TANGERANG 31
masjid terbesar di Tangerang yang terletak tepat di depan Kantor Pusat
Pemerintahan Kota Tangerang.

Masjid Raya Al A’zhom

Masjid Al A’zhomsalah satu masjid sebagai tujuan wisata rohani


bagi umat muslim. Keistemewaan dari masjid Al A’zhomadalah
mempunyai kubah terbesar se-Asia Tenggara, bahkan ada yang bilang
31
bahwa masjid Al A’zhom adalah masjid dengan kubah terbesar se-dunia.

Masjid Al A’zhom di malam hari

Masjid Al A’zhom mulai dibangun pada tahun 1997 di atas tanah


seluas 2,25 hektar.Masjid yang mampu menampung 15.000 orang ini
dirancang berdasarkan referensi yang berasal dari Al Quran dan As
Sunnah. Desainnya juga berpegang pada seni Islam atau arabesque.

31
http://gondhoedys.blogspot.co.id/2014/01/masjid-raya-al-adzom-tangerang.html

KOTA TANGERANG 3
2
Bangunan Masjid raya Al Azhom mirip dengan Masjid Aya Sofia yang ada
di Istanbul, Turki. Masjid raya di Tangerang ini memiliki lima kubah
dengan bentuk menarik. Kubah utamanya diapit oleh kubah-kubah kecil
yang saling bergandengan. Selain itu, tempat ibadah ini juga dilengkapi
dengan menara pada keempat sisinya. Masjid dengan warna dominan biru
tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan
ibadah maupun keperluan lain. Masjid Raya Al Azhom memiliki tempat
sholat khusus pria maupun wanita yang masing-masing disertai tempat
wudhu, ruang mihrab dan persiapan, ruang pengkajian, ruang
perpustakaan, hingga ruang kantor dan peralatan.Dibangun di atas lahan
seluas 2,25 hektare dengan luas bangunan 5.775 meter persegi serta lahan
parkir 14.000 meter persegi menjadikan masjid dengan gaya arsitektur
timur tengah ini adalah masjid terbesar yang ada di Kota Tangerang.

32
Masjid Raya Al A’zhom

Masjid dengan warna dominan biru langit ini mampu menampung


jamaah sebanyak 15.000 orang.Pada monumen peresmian yang berdiri di
halaman depan masjid tertera bahwa peletakan batu pertama

32
http://cordova.co.id/bofislam/wpcontent/uploads/2013/05/BeautyofIslam52.jpg

KOTA TANGERANG 3
3
pembangunan masjid dilakukan pada 7 Juli 1997 oleh Walikota Tangerang
saat itu yaitu H. Djakaria Machmud dengan Ketua Panitia
Pembangunannya H.MA Thahiruddin.Pembangunan pun selesai pada 28
Pebruari 2003 dan diresmikan oleh Menteri Agama RI saat itu yaitu Said
Agil Husin Al Munawar. Sementara seremonial peresmiannya juga
dilakukan pada 23 April 2003 oleh Walikota Tangerang saat itu H Moch
33
Thamrin.
Masjid dengan kubah besar ini memiliki keunikan karena tidak ada
tiang penyangga, struktur kubah induk di tengah ditopang oleh 4 kubah
anak berbentuk setengah lingkaran di bawahnya sehingga cukup kuat
menyangga kubah induk.Kubah masjid tanpa penyangga dengan diameter
34
63 meter ini merupakan yang terbesar di dunia.

33
Asrofi Hamami Yusuf, Wawancara Pribadi, Kamis, 22 Juni 2017
34
Ibid

KOTA TANGERANG 3
4
Asal Muasal SUKARASA

Berdasarkan Perda Nomor 16 tahun 2000, Sukarasa adalah salah satu


kelurahan di Kecamatan Tangerang. Sesuai dengan amanat Perda pula di
kelurahan ini kedudukan Kecamatan Tangerang berada. Menyoal asal
muasal nama Sukarasa Djunaedi (79 th) menyebutkan,
“Seperti halnya nama daerah Suka Asih nama
kelurahanSukarasa adalah nama baru pada zaman Amin Abdullah
Bupati Tangerang. Karena pada saat itu banyak kampung-kampung
baru. Beliau menjabat bupati kira-kira tahun 1952-1955. Saat ituSuka
Rasa merupakan kavling dulunya kebon singkong, kepunyaan LP
(lembaga Pemasyarakatan), dan termasuk pinggir kota. Pasar Anyar
35
belum ada.

Dari keterangan Djunaedi (79 th) diketahui bahwa nama Sukarasa


baru muncul pada saat Bupati Tangerang Amin Abdullah di tahun 1952-
1955. Sebelum itu Sukarasa tidak dikenal. Karena kawasan ini hanya tanah
kosong yang hanya ditanami pohon singkong dan tanaman palawija
lainnya. Hasil pertanian ini untuk mensuplai kebutuhan masyarakat
pinggiran Tangerang Kota saat itu. Di kampung ini pula para narapidana
menghabiskan masa tahanannya dengan berkebun disekitar LP. Bagi napi
yang sudah bisa bekerja dikebun menjadi pertanda bahwa masa
penahannya akan segera usai.

Benteng Makasar

Sebelum ada kelurahan Sukarasa, kawasan ini lebih dikenal dengan


Benteng Makasar. Sebagai kota sejarah, Kota Tangerang juga memiliki
benteng sebagai pertahanan kota di zamannya. Benteng dibangun sebagai
perlindungan kompeni Belanda dari serangan-serangan orang asing.
Benteng Makasar adalah salah satu bukti sejarah panjang Kota Tangerang.
Benteng ini berada di pesisir Kali Cisadane.

35
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Wawancara Pribadi, Kamis

KOTA TANGERANG 3
5
“Dulu Suku Bangsa banyak tinggal di Tangerang. Tentara
Cirebon Ke Jakarta. Banyak juga orang Makasar yang tinggal disitu.
Makanya disebut Benteng Makasar. Dulu memang ada benteng. Dan
sekarang artefaknya gak ada. Waktu itu sama Pak Wali (baca:
Wahidin Halim)mencari gak ada yang ada itu di belakang Masjid
Agung masih ada tetengger itu. Dan Beliau ingin tempat itu
36
dijadikan situs, dan sekarang sudah kerendem air.
Menurut arsip Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia tanggal 3
April 1705 ada rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos
karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya diusulkan
diganti dengan tembok. Gubernur Jenderal Zwaardeczon sangat
menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar
tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan. Hal ini
dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan.
Benteng baru yangakan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya
ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Diasan akan ditempatkan 30 orang
Eropa dibawah pimpinan seorang Vandrig(Peltu) dan 28 orang Makassar
yang akan tinggal diluar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata
37
yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.
Pemerintah Kota Tangerang juga mencatat bahwa setelah benteng
selesai dibangun personilnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam.
Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makasar yang direkrut
sebagai serdadu kompeni. Benteng ini kemudian menjadi basis kompeni
dalam menghadapi pemberontakan dari Banten. Orang-orang pribumi
pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan ”Benteng”.
Sejak itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak
tahun 1812 sudah tidak terawat lagi, pintu dan jendela banyak yang rusak
38
bahkan diambil orang untuk kepentingannya.
Benteng Makasar merupakan saksi bisu perjuangan kaum inlandeer
mempertahankan tanah lelulurnya. Benteng Makasar dulu berdiri kokoh,

36
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Ibid
37
http://www.tangerangkota.go.id/
38
Ibid

KOTA TANGERANG 3
6
tempat berkumpul para serdadu belanda dan prajurit dari serangan
prajurit Banten. Namun kini tinggal cerita karenaartefaknya saja tidak ada.
Ketika Walikota Wahidin Halimmencari, sudah tidak terlacak karena
sudah tergerus aliran Sungai Cisadane.

KOTA TANGERANG 3
7
Asal Muasal SUKASARI

Menyoal kelurahan Sukasari maka kelurahan ini menyimpan sejarah


panjang pertumbuhan kota Tangerang dari perkembangan Islam, era
akulturasi budaya Cina, era kolonialisasi Belanda, penjajahan Jepang
hingga era pembangunan Indonesia. Masjid Kali Pasir, Kali Cisadane,
Benteng Makasar, Pecinan merupakan saksi bisu perkembangan budaya
masyarakat Tangerang Kota.
Adapun tentang nama Sukasari,Djunaedi (79 th) menjelaskan,
“Sukasari adalah nama baru pada zaman Amin Abdullah
Bupati Tangerang. Karena pasa saat itu banyak kampung-kampung
baru pan ada-adanya di zaman beliau. Beliau menjabat bupati kira-
kira tahun 1952-1955. Nah nama suka bakti, sukarasa, sukasari itu
nama-nama baru semua. Dulu suka bakti, kavling dulunya kebon
singkong, kepunyaan LP (lembaga kemasyarakatan), dan termasuk
pinggir kota. jadi nyambung ke sini (Gedung MUI). Pasar Anyar
39
belum ada.
Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa muasal nama
Sukasari adalah nama yang diberikan oleh Bupati Amin Abdullah pada
tahun 1950-an. Karena sebelum beliau menjabat Bupati Tangerang, nama
Sukasari tidak dikenal. Sukasari pada zaman kolonial adalah pusat kota
bagi orang-orang Belanda. Beberapa kampung yang bisa dilacak dari
Kelurahan Sukasari adalah sebagai berikut:

Kali Pasir

Asal muasal nama Kali Pasir adalah dahulunya di daerah ini adalah
tempat penggalian pasir. Oleh karena itu daerahnya di sebut Kali Pasir
artinya kali yang banyak menghasilkan pasir.
“Jadi kali pasir itu dulu orang kan, gak ada truk ngangkut pasir
itu dulu bukan dari galian tapi dari Serpong pakai sampan. Dan saya

39
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Ibid

KOTA TANGERANG 3
8
mengalami itu mah. Satu sampan isinya sampai 5 truk. Sampan itu
pangkalannya disitu, di kali pasir. Dari situlah dibawa kemana-mana
pakai gerobak pakai truk. Yang saya tahu mah saat itu sudah pakai
gerbong. Dulu jalan kereta itu dari stasiun langsung ke pinggir kali.
Dahulu truk kurang jadi difasilitasi dengan gerbong. Dan pasir di
bawa ke Jakarta dengan menggunakan sudah dimulai sejak zaman
Belanda, harus pakai gerbong. Nanti disana diturunkannya di Duri.
40
Di Duri itu ada pangkalan pasir dan saya tahu.”

Sejak dahulu Kali Pasir telah menjadi tempat penting bagi


pembangunan kota Batavia. Pasir-pasir yang digali dari Serpong dikepul di
Kali Pasir untuk selanjutnya dengan gerbong-gerbong kereta api diangkut
ke Batavia. Jalur kereta api di depan Masjid Agung Al Ijtihad dahulunya
sampai ke pinggir kali Cisadane hingga ke Babakan. Hal ini untuk
memudahkan bongkar muat pasir ke gerbong. Tahun 1951-an masih
terlihat gerbong kereta menyusuri Jalan Kisamaun (sekarang) untuk
membawa pasir.
“Tapi makinlama, makin lama rupanya kebutuhan pasir itu
makin banyak dibuat lagi jalan kereta ke Babakan. Jadi dulu ada
jalan ke kereta ke al Husna terus ke Babakan, di samping Masjid Al
Muawanah (Jl. Kisamaun sekarang) itu sampai ke pinggir kali. Jadi
dulu tahun 1951 saya ngalami banyak gerbong juga karena disini
(Baca Kali Pasir) sudah tidak dapat menampung. Jadi kali pasir
41
hubungannya dengan pasir.”

Pecinan Tangerang
Jejak Cina peranakan, hampir tersebar di seluruh Indonesia, tak
terkecuali di Tangerang, Pasar Lama, menyimpan sejarahnya, peradaban
komunitas Cina peranakan yang maju pesat kala itu. Menurut Silvano
pesisir Kali Cisadane di Kali Pasir menjadi salah satu tempat bersejarah

40
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Ibid
41
Ibid

KOTA TANGERANG 3
9
bagi warga Tiong Hoa. Karena beberapa abad lalu Pasar Lama menjadi
pusat perdagangan di Tangerang, berikut penuturannya :
“Belum banyak literatur yang saya baca tentang kapan
pertama kali warga Tionghoa, mendaratkan kaki di Tangerang, tapi
boleh jadi tahun 1400an, ketika rombongan Halung, terdampar di
Sungai Cisadane, mengarah ke muara sungai (Teluk Naga) dengan
tujuan utama, Batavia. Lalu, tahun 1700an, setelah pembantaian
warga Tiong Hoa, besar-besaran di Batavia, sebagian warga eksodus
hingga Tangerang. Singkat cerita, kini Pasar Lama, menjadi salah
satu tempat bersejarah bagi warga Tiong Hoa, karena beberapa abad
lalu, Pasar Lama menjadi pusat perdagangan di Tangerang, apalagi
letaknya dekat dengan Sungai Cisadane, sebagai modal transportasi
42
niaga yang diandalkan kala itu.

43
Salah satu sudut Kampung Pecinan Tangerang
Gelombang kedua kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang
diperkirakan terjadi setelah peristiwa pembantaian orang Tionghoa di

42
http://silvanohajid.com/go-see-pasar-lama-tangerang/
43
http://silvanohajid.com/wp-content/uploads/2013/08/20130815-155801.jpg

KOTA TANGERANG 4
0
Batavia tahun 1740. VOC yang berhasil memadamkan pemberontakan
tersebut mengirimkan orang-orang Tionghoa ke daerah Tangerang untuk
bertani. Belanda mendirikan pemukiman bagi orang Tionghoa berupa
pondok-pondok yang sampai sekarang masih dikenal dengan nama
Pondok Cabe, Pondok Jagung, Pondok Aren, dan sebagainya. Di sekitar
Tegal Pasir (Kali Pasir) Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang
dikenal dengan nama Petak Sembilan. Perkampungan ini kemudian
berkembang menjadi pusat perdagangan dan telah menjadi bagian dari
Kota Tangerang. Daerah ini terletak di sebelah Timur Sungai Cisadane,
44
daerah Pasar Lama sekarang.

44
http://bantenprov.go.id/read/kota-tangerang.html, diunduh 22 Januari 2016, jam
16.30

KOTA TANGERANG 4
1
Asal Muasal TANAH TINGGI

Pasar Induk sayur mayur dan buah yang berlokasi di jalan Jendral
Sudirman/ By-Pass, Tangerang di atas lahan seluas ± 3 hektar. Pasar ini
mulai beroperasi pada Januari 2001. Aktivitas perdagangan harian
+
dipersiapkan sampai 2000 ton. Di Pasar ini bisa menampung 10.000 orang
yang beraktivitas di pasar (pedagang, sopir, buruh, keamanan, kebersihan,
dll). Asal pasokan 60% dari Jawa Barat, 25% dari Jawa Tengah, sisanya dari
Sumatera – Madura. Dengan kapasitas perdagangan 2000 ton/ hari akan
mempengaruhi pendapatan daerah produksi seluas 50.000 ha, (lapangan
kerja untuk 250.000 keluarga di daerah pertanian). Pasar Induk ini juga
mampu mensuplai ke Jakarta Barat, propinsi Banten, sebagian kecil
45
Lampung.
Pasar Induk Tanah Tinggi menjadi salah satu destinasi belanja sayur
mayur di Kota Tangerang. Karena di tempat ini banyak ditemukan sayur
mayur lokal maupun impor. Pasar Tanah Tinggi terletak di kelurahan
Tanah Tinggi. Wilayah ini dibatasi oleh rel kereta api di sebelah selatan,
sedang di sebelah utara adalah Jalan Daan Mogot.
Pengambilan nama Tanah Tinggi sebagai nama kampung di
sebutkan oleh Djunaedi (79 th) sebagai berikut :
“Karena secara geografis letak Tanah Tinggi itu lebih tinggi
dibanding daerah sekitarnya. Karena kalo melihat dari daerah
selatan, kampung itu lebih tinggi. Sebab sungai yang ke Jakarta ada
mukevaar (taman kota) letaknya lebih dalam pada saat melewati
kampung ini, hal ini menunjukkan bahwa tanahnya lebih tinggi,
sedangkan pas melewati Batuceper dan Kalideres sudah lebih rendah
lagi. Sedangkan kalo sepintas terlihat sama, sedangkan jika diukur
pake meteran pasti berbeda, jadi lebih dalam pada saat melewati
46
tanah tinggi. Sehingga orang menyebutnya tanah tinggi.”

45
http://www.paskomnas.com/id/pasar/pasar-induk-tanah-tinggi-tangerang-ban-
ten.php
46
KH. Edi Djunaedi Nawawi, Ibid

KOTA TANGERANG 4
2
Letak Tanah Tinggi yang lebih tinggi dibanding daerah menjadikan
alasan kampung ini disebut Tanah Tinggi. Sebab jika dilihat dari daerah
selatan, kampung itu lebih tinggi. Sungai yang ke Jakarta ada mukevaar
(taman kota) letaknya lebih dalam pada saat melintasi kampung ini.Hal
ini menunjukkan bahwa tanahnya lebih tinggi. Sehingga orang
menyebutnya tanah tinggi.
Oleh karena kontur tanah yang lebih tinggi, ketika itu Pemerintah
Belanda menjadikan pinggiran Tanah Tinggi sebagai salah satu taman dan
hutan kota.
“Mukevaar adalah Hutan kota yang dibangun oleh pemerintah
Hindia Belanda sebagai tempat pelesir disore hari di sepanjang kali
Cisadane. Mukevaar itu panjangnya dari pintu air hingga ke Pesing.
Daerah pinggir sungai dibuat seperti hutan. Mukevaar ini
dihidupkan kembali pada era Zakaria Mahmud. Dari mulai jembatan
Batuceper sampai pintu air pinggir sebelah kanan (sekarang Jl. Daan
47
Mogot).”

Tanah Tinggi di era kolonial telah menjadi destinasi pengisi senja


bagi para noni-noni Belanda. Mukevaardibangun sepanjang dari pintu air
Kali Cisadane hingga ke Pesing. Daerah pinggir sungai dibuat seperti hutan
nan rindang. Kendati pernah dihidupkan kembali oleh Walikota Zakaria
Mahmud, kawasan ini kembali ditumbuhi oleh tanaman liar. Meski hijau
tidak seindah dulu.

47
Ibid

KOTA TANGERANG 4
3

Anda mungkin juga menyukai