TANGERANG
Menurut sebuah sumber, pada tahun 1846, daerah Tangeran juga didatangi
oleh orang-orang dari Lampung. Mereka menempati daerah Tangeran Utara
dan membentuk pemukiman yang kini disebut daerah Kampung Melayu
(Thahiruddin, 1971)
[2]. Informasi mengenai seputar migrasi orang Lampung, akan dibahas dalam
tulisan ini di bagian bab berikutnya, Di jaman kemerdekaan dan Orde Baru,
penduduk Tangerang makin beragam etnis. Berkembangnya industri di sana,
mengakibatkan banyak pendatang baik dari Jawa maupun luar Jawa yang
akhirnya menjadi warga baru. Menurut sensus penduduk tahun 1971,
penduduk Tangerang berjumlah 1.066.695, kemudian di tahun 1980 meningkat
menjadi 1.815.229 dan hingga tahun 1996 tercatat mencapai 2.548.200 jiwa.
Rata-rata pertumbuhan per-tahunnya mencapai 5,23% per tahun.
[3]. Persebaran penduduk tersebut di masa kini tidak lagi bisa mudah dibaca
mengingat banyaknya pendatang baru dari berbagai daerah. Maka, apabila
ingin mengetahui persebaran etnis di Tangerang, tentunya dibutuhkan studi
yang lebih mendalam.
" Hari jadi kabupaten Tangerang terbentuk pada masa kependudukan Jepang.
Hal ini berdasarkan penelitian terhadap peraturan perundang – undangan di
masa kependudukan Jepang yang di keluarkan GUNSEIKAN yang diberi nama
OSAMUSEIRAI dan disebarkan oleh KAN PO”.
Berdasarkan hasil studi kearsipan, wawancara dan lain – lain, maka ditetapkan
hari jadi Kabupaten Tangerang sebagaimana tanggal, bulan dan tahun
pergantian Djakarta Ken Yakusho menjadi Tangerang Ken yaitu pada tanggal
27 Desember 1943 atau pada tanggal 27 boelan Desember tahoen syoowa 18
( 2603 ).
4.Perjuangan kemerdekaan
Pada Oktober 1945, Laskar Hitam, milisi muslim ekstrem didirikan di
Tangerang. tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan negara Islam di
Indonesia. Gerakan ini kemudian menjadi bagian kelompok pemberontak DI TII
Pada 31 Oktober 1945, Laskar Hitam menculik Oto Iskandardinata, Menteri
Negara Republik Indonesia. Kemungkinan dibunuh di panta Mauk, Tangerang
pada 20 Desember 1945.
Penutup
Demikian pemaparan tentang sejarah kota Tangerang yang merupakan pokok
bahasan dalam makalah ini. Kami menyadari dalam penyusunan ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalamanan penyusun.Saran yang membangun senantiasa kami harapkan dari
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini dan pada penulisan makalah-
makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan membangkitkan rasa
cinta akan sejarah serta menyadarkan pemerintah dan masyarakat untuk
memelihara dan melestarikan peninggalan sejarahnya. Kami juga berharap
makalah ini dapat dimanfaatkan seluas-luasnya bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Terima kasih.