Anda di halaman 1dari 15

Kota Tangerang

Kota Tangerang
Kota di Indonesia

Balai Kota Tangerang

Lambang
Semboyan: Bhakti Karya Adhi Kertarahardja

Peta lokasi Kota Tangerang


Kota Tangerang
Peta lokasi Kota Tangerang
Koordinat: 61041,9LU 1063754,8BT
Negara

Indonesia

Provinsi

Banten

Hari jadi

28 Februari 1993; 23 tahun lalu

Dasar hukum

UU No. 2/1993

Pemerintahan
Wali Kota H. Arief Rachadiono Wismansyah, B.Sc., M.Kes.
Wakil Wali Kota Drs. H. Sachrudin
Area
Total

164.54 km2 (63.53 mil)

Peringkat luas

39

Populasi (2010)[1]
Total

1.798.601

Peringkat 6
Kepadatan

11,000/km2 (28,000/sq mi)

Peringkat 12
Demograf
Suku bangsa

Sunda,Banten,Betawi,Jawa

Agama

Islam,konghucu,kristen

Bahasa

Indonesia, Sunda, Banten, Betawi,dll

Zona waktu WIB (UTC+7)


Kode telepon

021

Kecamatan 13
Kelurahan

104

Flora Fauna Kowak-malam abu


Situs web

www.tangerangkota.go.id

Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten,
Indonesia. Kota ini terletak tepat di sebelah barat ibu kota negara Indonesia,
Jakarta. Kota Tangerang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara
dan barat, Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, serta Daerah Khusus Ibukota
Jakarta di sebelah timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten
serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi di provinsi
Jawa Barat.

Daftar isi
1

Sejarah

1.1

Asal-usul Tangerang disebut juga sebagai Kota "Benteng"

1.2

Perjuangan kemerdekaan

1.3

Setelah kemerdekaan Indonesia

Pemerintahan

2.1

Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Pembagian administratif

Kependudukan

Perekonomian

5.1

Tangerang Raya

Pendidikan

Kesehatan

Transportasi

Pariwisata

9.1

Wisata Belanja

9.2

Wisata Kuliner

9.3

Obyek Wisata

10

Olahraga

10.1

Stadion Benteng

10.2

Lippo Village International Circuit

10.3

Padang Golf Modern

10.4

GOR Dimyati Tangerang

11

Kota kembar

12

Referensi

13

Pranala luar

Sejarah
Asal-usul Tangerang disebut juga sebagai Kota "Benteng"[sunting | sunting sumber]

Denah Benteng Tangerang tertanggal 1709


Kediaman Tuan Oei Dji San, seorang tokoh Tionghoa di Tangerang, pada tahun 19201922
Untuk mengungkapkan asal usul tangerang sebagai kota "Benteng", diperlukan
catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil
dari arsip VOC, resolusi tanggal 1 Juni 1660 melaporkan bahwa Sultan Banten telah
membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat sungai Untung Jawa, dan
untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5.000
sampai 6.000 penduduk.

Kemudian dalam Dag Register tertanggal 20 Desember 1668 diberitakan bahwa


Sultan Banten telah mengangkat Raden Sena Pati dan Kyai Demang sebagai
penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden
Sena Pati dan Kyai Demang dipecat oleh Sultan. Sebagai gantinya diangkat
Pangeran Dipati lainnya. Atas pemecatan tersebut Ki Demang sakit hati. Kemudian
tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh
di Kademangan.

Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal 4 Maret 1680
menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah Kyai Dipati Soera
Dielaga. Kyai Soeradilaga dan putranya Subraja minta perlindungan VOC dengan
diikuti 143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam Dag Register
tanggal 2 Juli 1682). Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur
sungai, berbatasan dengan pagar VOC.

Ketika bertempur dengan Banten, Soeradilaga beserta ahli perangnya berhasil


memukul mundur pasukan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi
gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi
gelar Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi
Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai Angke dan Cisadane.
Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I.

Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1684,


Tangerang menjadi daerah kekuasaan VOC. Banten tidak mempunyai hak untuk
campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang. Salah satu pasal
dari perjanjian tersebut berbunyi: Dan harus diketahui dengan pasti sejauh mana
batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan
tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh sungai Untung Jawa atau
Tangerang dari pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran
sungai tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari
daerah Selatan hingga utara sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah disepanjang
Untung Jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati VOC.

Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas


sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk mengawasi Tangerang maka
dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai
Tangerang, karena orang-orang Banten selalu melakukan penyerangan secara tibatiba. Menurut peta yang dibuat pada tahun 1692, pos yang paling tua terletak di
muara sungai Mookervaart, tepatnya disebelah utara Kampung Baru. Namun
kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan
atau tepatnya di muara sungai Tangerang.

Menurut arsip Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia tanggal 3 April 1705 ada
rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya berdinding

bambu. Kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan tembok. Gubernur


Jenderal Zwaardeczon sangat menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan
untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos
penjagaan. Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan
penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan
punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang
Eropa dibawah pimpinan seorang Vandrig (Peltu) dan 28 orang Makasar yang akan
tinggal di luar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari
Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.

Setelah benteng selesai dibangun personelnya menjadi 60 orang Eropa dan 30


orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makasar yang direkrut
sebagai serdadu VOC. Benteng ini kemudian menjadi basis VOC dalam menghadapi
pemberontakan dari Banten. Kemudian pada tahun 1801, diputuskan untuk
memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru
60 roeden agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar pal 17.
Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan
"Benteng". Sejak saat itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini
sejak tahun 1812 sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut "Superintendant of
Publik Building and Work" tanggal 6 Maret 1816 menyatakan: ...Benteng dan barak
di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu
dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingannya.

Perjuangan kemerdekaan
Pada Oktober 1945, Laskar Hitam, milisi muslim ekstrem didirikan di Tangerang.
tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Gerakan
ini kemudian menjadi bagian kelompok pemberontak DI/TII. Pada 31 Oktober 1945,
Laskar Hitam menculik Oto Iskandardinata, Menteri Negara Republik Indonesia.
Kemungkinan dibunuh di pantai Mauk, Tangerang pada 20 Desember 1945.

Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia, ada kerusuhan ras di Tangerang.


Kelompok anti etnis Tionghoa menyerang etnis Tionghoa di Tangerang karena
mereka menganggap bahwa etnis Tionghoa mendukung pemerintah Belanda yang
mencoba untuk kembali menguasai Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia[sunting | sunting sumber]


Sejak tahun 1981 hingga 1984, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibangun di
Benda, Tangerang. Bandara terletak di Tangerang, namun disebut sebagai Bandara
Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Cengkareng adalah nama kecamatan di
Jakarta Barat yang berdekatan dengan bandara.

Pada Agustus 1996, Walmart, pengecer terbesar dari Amerika Serikat membuka
cabang pertamanya di Indonesia di Lippo Karawaci, Tangerang. Sayangnya, cabang
tersebut dijarah dan dibakar pada kerusuhan Mei 1998. Walmart menghentikan
investasi mereka di Indonesia setelah kerusuhan.

Pemerintahan
Kepala daerah Kota Tangerang adalah seorang wali kota dan wakil wali kota yang
dipilih langsung oleh warga Tangerang dalam pilkada setiap lima tahun sekali. Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang saat ini adalah

Arief Rachadiono

Wismansyah dan Sachrudin yang berasal dari Partai Demokrat

setelah dipilih oleh rakyat kota Tangerang pada Pemilihan umum Wali Kota
Tangerang 2013. Lembaga legislatif kota Tangerang adalah DPRD Kota Tangerang
yang juga langsung dipilih rakyat Tangerang dalam pemilihan umum legislatif setiap
lima tahun sekali bersamaan dengan pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan
DPRD serentak secara nasional. DPRD Kota Tangerang bersidang di gedung DPRD
kota yang memiliki 50 perwakilan dari 5 daerah pemilihan yang tersebar di seluruh
kota Tangerang.

Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah


(SKPD
NO

SKPD

Sekretariat DPRD

Sekretariat Daerah

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Inspektorat

Satuan Polisi Pamong Praja

10

Sekretariat KPUD

11

Sekretariat KORPRI

12

Dinas Pendidikan

13

Dinas Kesehatan

14

Wali Kota Tangerang

15

Dinas Sosial

16

Dinas Ketenagakerjaan

17

Dinas Perhubungan

18

Dinas Informasi dan Komunikasi

19

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

20

Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan

21

Dinas Pekerjaan Umum

22

Dinas Tata Kota

23

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

24

Dinas Pemadam Kebakaran

25

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

26

Dinas Pertanian

27

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

28

Kantor Arsip Daerah

29

Kantor Perpustakaan

30

Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

31

Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik

32

Kecamatan Batuceper

33

Kecamatan Benda

34

Kecamatan Cipondoh

35

Kecamatan Cibodas

36

Kecamatan Ciledug

37

Kecamatan Jatiuwung

38

Kecamatan Karang Tengah

39

Kecamatan Karawaci

40

Kecamatan Larangan

41

Kecamatan Neglasari

42

Kecamatan Periuk

43

Kecamatan Pinang

44

Kecamatan Tangerang

Pembagian administratif
Kota Tangerang terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 104
kelurahan. Dahulu Tangerang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang,
kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan akhirnya
ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 28 Februari 1993. Sebutan
'kotamadya' diganti dengan 'kota' pada tahun 2001.

Pada saat pembentukan Kotamadya Tangerang,


hanya terdiri dari 6 kecamatan, yaitu:
Kecamatan Batuceper (terdiri dari Kelurahan Neglasari, Selapajang Jaya, Karangsari,
Batujaya, Poris Gaga, Batuceper, Benda, Belendung, Jurumudi, Pajang, Kedaung
Wetan)
Kecamatan Tangerang (terdiri dari kelurahan Sukarasa, Sukasari, Tanah Tinggi,
Cikokol)
Kecamatan Cimone (terdiri dari kelurahan Pabuaran, Gerendeng, Pabuaran
Tumpeng, Bugel, Pasar Baru, Karawaci, Cimone, Karawaci Baru)
Kecamatan Ciledug (terdiri dari kelurahan Pedurenan, Sudimara Barat, Sudimara
Timur, Tajur, Paninggilan, Parung Serab, Larangan Utara, Larangan Selatan, Cipadu,
Kreo, Pondok Bahar, Karang Tengah, Karang Mulya)
Kecamatan Jatiuwung (terdiri dari kelurahan Periuk, Gembor, Gebang Raya,
Jatiuwung, Keroncong, Jatake, Pasir Jaya, Gandasari, Cibodas, Panunggangan Barat)
Kecamatan Cipondoh (terdiri dari kelurahan Poris Plawad, Cipete, Panunggangan,
Kunciran, Pinang, Gondrong, Petir, Cipondoh)
Pada tahun 2001, saat penyebutannya diganti dari "Kotamadya" menjadi "Kota",
dibentuk 7 kecamatan baru dan beberapa kelurahan baru yang merupakan
pemekaran dari kecamatan induknya. Kecamatan-kecamatan baru tersebut, yaitu:

Kecamatan Benda, merupakan pemekaran dari Kecamatan Batuceper yang meliputi


kelurahan:
Jurumudi
Jurumudi Baru (pemekaran dari kelurahan Jurumudi)
Belendung
Pajang
Benda
Kecamatan Cibodas, merupakan pemekaran dari Kecamatan Jatiuwung yang
meliputi kelurahan:
Jatiuwung
Uwung Jaya (pemekaran dari kelurahan Cibodas)
Cibodas
Cibodasari (pemekaran dari kelurahan Cibodas)
Cibodas Baru (pemekaran dari kelurahan Cibodas)
Panunggangan Barat
Kecamatan Karangtengah, merupakan pemekaran dari Kecamatan Ciledug yang
meliputi kelurahan:
Karang Tengah
Karang Mulya
Karang Timur (pemekaran dari kelurahan Karang Tengah)
Pedurenan
Pondok Pucung (pemekaran dari kelurahan Pedurenan)
Pondok Bahar
Parung Jaya (pemekaran dari kelurahan Pondok Bahar)
Kecamatan Larangan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Ciledug yang meliputi
kelurahan:
Larangan Utara
Larangan Selatan
Larangan Indah (pemekaran dari kelurahan Larangan Utara)
Gaga (pemekaran dari kelurahan Larangan Selatan)
Cipadu
Cipadu Jaya (pemekaran dari kelurahan Cipadu)
Kreo Utara (dahulu kelurahan Kreo)
Kreo Selatan (pemekaran dari kelurahan Kreo)
Kecamatan Neglasari, merupakan pemekaran dari Kecamatan Batuceper yang
meliputi kelurahan:
Karangsari
Karanganyar (pemekaran dari kelurahan Karangsari)
Selapajang Jaya
Kedaung Wetan
Kedaung Baru (pemekaran dari kelurahan Kedaung Wetan)

Neglasari
Mekarsari (pemekaran dari kelurahan Neglasari)
Kecamatan Periuk, merupakan pemekaran dari Kecamatan Jatiuwung yang meliputi
kelurahan:
Periuk
Periuk Jaya (pemekaran dari kelurahan Periuk)
Gebang Raya
Sangiang Jaya (pemekaran dari kelurahan Gebang Raya)
Gembor
Kecamatan Pinang, merupakan pemekaran dari Kecamatan Cipondoh yang meliputi
kelurahan:
Cipete
Pakojan (pemekaran dari kelurahan Cipete)
Panunggangan
Panunggangan Utara (pemekaran dari kelurahan Panunggangan)
Panunggangan Timur (pemekaran dari kelurahan Panunggangan)
Kunciran
Kunciran Indah (pemekaran dari kelurahan Kunciran)
Kunciran Jaya (pemekaran dari kelurahan Kunciran)
Pinang
Neroktog (pemekaran dari kelurahan Pinang)
Sudimara Pinang (pemekaran dari kelurahan Pinang)
Adapun kelurahan baru yang dibentuk tetapi masih menjadi bagian dari kecamatan
induknya, yaitu:

Kecamatan Batuceper:
Batusari (dari kelurahan Batujaya)
Kebon Besar (dari kelurahan Batuceper)
Poris Gaga Baru (dari kelurahan Poris Gaga)
Poris Jaya (dari kelurahan Poris Gaga)
Kecamatan Ciledug:
Sudimara Jaya (dari kelurahan Sudimara Timur)
Sudimara Selatan (dari kelurahan Sudimara Barat)
Paninggilan Utara (dari kelurahan Paninggilan)
Kecamatan Cipondoh:
Poris Plawad Utara (dari kelurahan Poris Plawad)
Poris Plawad Indah (dari kelurahan Poris Plawad)
Kenanga (dari kelurahan Gondrong)
Ketapang (dari kelurahan Petir)
Cipondoh Indah (dari kelurahan Cipondoh)
Cipondoh Makmur (dari kelurahan Cipondoh)

Kecamatan Jatiuwung:
Alam Jaya (dari kelurahan Gembor)
Manis Jaya (dari kelurahan Jatake)
Kecamatan Karawaci:
Bojong Jaya (dari kelurahan Karawaci)
Cimone Jaya (dari kelurahan Cimone)
Koang Jaya (dari kelurahan Pasar Baru)
Margasari (dari kelurahan Bugel)
Nambo Jaya (dari kelurahan Pabuaran Tumpeng)
Nusa Jaya (dari kelurahan Karawaci Baru)
Sukajadi (dari kelurahan Gerendeng)
Sumur Pacing (dari kelurahan Pabuaran)
Kecamatan Tangerang:
Sukaasih (dari kelurahan Sukarasa)
Kelapa Indah (dari kelurahan Cikokol)
Babakan (dari kelurahan Sukasari)
Buaran Indah (dari kelurahan Tanah Tinggi)

Saat ini, Kota Tangerang terbagi menjadi 13


kecamatan, yaitu:
Batuceper
Benda
Cibodas
Ciledug
Cipondoh
Jatiuwung
Karangtengah
Karawaci
Larangan
Neglasari
Periuk
Pinang
Tangerang

Kependudukan
Tangerang juga memiliki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup signifkan, banyak
dari mereka adalah campuran Tionghoa Benteng. Mereka didatangkan sebagai
buruh oleh kolonial Belanda pada abad ke 18 dan 19, dan kebanyakan dari mereka
tetap berprofesi sebagai buruh dan petani. Budaya mereka berbeda dengan
komunitas Tionghoa lainnya di Tangerang: ketika hampir tidak satupun dari mereka

yang berbicara dengan aksen Mandarin, mereka adalah pemeluk Taoisme yang kuat
dan tetap menjaga tempat-tempat ibadah dan pusat-pusat komunitas mereka.
Secara etnis, mereka tercampur, namun menyebut diri mereka sebagai Tionghoa.
Banyak makam Tionghoa yang berlokasi di Tangerang, kebanyakan sekarang telah
dikembangkan menjadi kawasan sub-urban seperti Lippo Village.

Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kapling


dan Karawaci (bukan Lippo Village), dan Poris. Orang-orang dapat menemukan
makanan dan barang-barang berkhas China. Lippo Village adalah lokasi
permukiman baru. Kebanyakan penduduknya adalah pendatang, bukan asli China
Benteng.

Perekonomian
Tangerang adalah pusat manufaktur dan industri di pulau Jawa dan memiliki lebih
dari 1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki
pabrik di kota ini. Tangerang memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembap,
dengan sedikit hutan atau bagian geografs lainnya. Kawasan-kawasan tertentu
terdiri atas rawa-rawa, termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional
Soekarno-Hatta.

Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan urban Jakarta meliputi Tangerang, dan
akibatnya banyak penduduknya yang berkomuter ke Jakarta untuk kerja, atau
sebaliknya. Banyak kota-kota satelit kelas menengah dan kelas atas sedang dan
telah dikembangkan di Tangerang, lengkap dengan pusat perbelanjaan, sekolah
swasta dan mini market. Pemerintah bekerja dalam mengembangkan sistem jalan
tol untuk mengakomodasikan arus lalu lintas yang semakin banyak ke dan dari
Tangerang. Tangerang dahulu adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat yang sejak
tahun 2000 memisahkan diri dan menjadi bagian dari provinsi Banten.

Tangerang Raya
Tangerang Raya adalah sebuah kawasan di sebelah barat Jakarta, dengan luas
sekitar 1.500 km2, dihuni oleh lebih dari 5 juta penduduk. Tangerang Raya saat ini
terbagi menjadi 3 daerah otonom, yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan
Kota Tangerang Selatan.

Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan Tangerang Raya sangat beragam.


Merupakan perpaduan antara daerah pesisir (Pantura) dengan daerah dataran
rendah sampai menengah. Merupakan kombinasi antara daerah agraris dengan
industri, pedesaan dengan metropolitan.

Tangerang Raya merupakan daerah penyangga bagi Jakarta, yang berkedudukan


sebagai ibu kota negara RI dan pusat bisnis terbesar di indonesia. Dengan
demikian, apa yang terjadi di Jakarta segera berimbas ke Tangerang. Akibat
melubernya jumlah penduduk Jakarta, maka sebagian bermigrasi ke Tangerang,
dengan tetap mencari nafkah di Jakarta.

Tangerang adalah pintu gerbang utama Indonesia. Hal itu karena keberadaan
Bandara Internasional Soekarno Hatta yang berada di wilayah Kota Tangerang.
Namun posisi tersebut, tidak serta merta mendongkrak sektor pariwisata Tangerang
Raya.

Tangerang dikenal pula sebagai kawasan 1.000 industri, karena keberadaan aneka
industri, terutama di sekitar Balaraja, Cisoka dan Cikupa. Tangerang juga memiliki
area pesawahan yang masih sangat luas, meskipun keberadaannya terus terdesak
oleh industrialisasi dan perluasan kota.

Kenyataannya, beragam sektor strategis di Tangerang Raya, kurang dikelola secara


profesional. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya jumlah pengangguran dan
penduduk yang miskin. Geliat sektor perdagangan dan bisnis di sebagian kawasan,
ternyata hanya memberikan keuntungan bagi segelintir orang saja, dan kurang
menciptakan kemakmuran bagi rakyat banyak. Tumbuh pesatnya Kecamatan
Serpong misalnya, justru menyebabkan banyak warga asli yang terpinggirkan.
Begitu pula di beberapa kecamatan lainnya.

Pendidikan
Di Tangerang terdapat sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga sangat bervariasi dari gedung
mewah ber-AC sampai yang sederhana. Selain sekolah yang didirikan oleh
Pemerintah, banyak pula sekolah dan perguruan tinggi yang dikembangkan oleh
pihak swasta.

Beberapa Universitas dan Institut di


Tangerang yaitu:
Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang sebagai universitas tertua di Tangerang
Universitas Muhammadiyah Tangerang, Cikokol, Tangerang
Universitas Buddhi Dharma, Tangerang
Universitas Bina Nusantara (Binus), Alam Sutera, Tangerang
STAI Asy Syukriyyah, Tangerang
STMIK PGRI Tangerang
STMIK Masa Depan, Tangerang
STMIK Raharja Tangerang
STISIP Yuppentek Tangerang
STMIK BiNA SARANA GLOBAL
STT Yuppentek Tangerang
STIE Lepisi Tangerang
STIP Al - Husna Tangerang
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banten
Politeknik Gajah Tunggal

Beberapa Sekolah Menengah di Tangerang yaitu:

SMAN 1 Tangerang
SMAN 2 Tangerang
SMAN 4 Tangerang
SMAN 5 Tangerang
SMAN 6 Tangerang
SMAN 7 Tangerang
SMAN 8 Tangerang
SMAN 9 Tangerang
SMAN 10 Tangerang
SMAN 11 Tangerang
SMAN 12 Tangerang
SMAN 13 Tangerang
SMAN 14 Tangerang
SMAN 15 Tangerang
MA. At-Taqwa
SMA AL - HUSNA TANGERANG
SMA STRADA
SMA Yuppentek 1 Tangerang
SMPN 8 Tangerang
MAN Tangerang Perum
STM 80 Tangerang (Lapoelta) / SMKN 4
SMK Prima Unggul
Beberapa Sekolah Dasar di Tangerang yaitu:
SDN 2 Tangerang / Depan Gor / Belakang Stasiun (Giling Paku)

Kesehatan
Pemerintah Tangerang memiliki Rumah Sakit Unit Daerah. Selain itu Pemerintah
Kota Tangerang mulai tahun 2011 menggratiskan biaya kesehatan bagi warganya.
Seluruh biaya kesehatan, baik warga kaya maupun miskin, ditanggung oleh
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Tangerang[2].

Transportasi
Warga Tangerang banyak menggunakan bus dan angkutan kota sebagai sarana
transportasi. Selain menggunakan bus dan angkot, moda transportasi taksi juga
banyak digunakan masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi yang
beroperasi di penjuru kota.

Tangerang memiliki bandar udara :

Bandar Udara Internasional yaitu Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.


Bandara ini terletak di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, melayani baik
penerbangan domestik maupun internasional. Bandara ini juga milik Jakarta.
Penerbangan domestik melayani jalur Tangerang ke Bandung, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Batam, Pangkal Pinang, Medan, Padang, dan kota-kota
lainnya, sedangkan penerbangan Internasional melayani Singapura, Kuala Lumpur,
Malaka, China, Sydney, dan lainnya
Pariwisata

Wisata Belanja
Tangerang memiliki banyak pusat perbelanjaan. Mulai dari yang sederhana hingga
yang mewah.

Pusat jajanan rakyat yang cukup dikenal adalah pasar lama yang terletak di pusat
kota Tangerang. Pasar lama menjual berbagai makanan mulai dari daerah babakan
sampai daerah Masjid Agung Tangerang. Kawasan ini memiliki berbagai varian
jajanan. Ketika Ramadhan, kawasan ini setiap sore hari kerap ramai pengunjung
karena mencari hidangan untuk berbuka puasa.

Sebagai kawasan permukiman kaum urban, Kota Tangerang banyak memiliki pusat
perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan
mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Tangerang antara lain :

Bale Kota Mall Tangerang


Tang City Mall
Metropolis Town Square
Supermall Karawaci, Lippo Village
Cimone City Mall
Plaza Robinson Tangerang
Ramayana Cimone
Tip Top Cibodas
Lotte Mart Jatake
CBD Ciledug
Mal Ciledug
Mall @ Alam Sutera
Wisata Kuliner[sunting | sunting sumber]
Kota Tangerang selain terkenal dengan pariwisatanya juga mempunyai banyak
makanan khas. Beberapa tempat yang menjadi tempat wisata kuliner khas
Tangerang terletak di Pasar Lama Tangerang. Beberapa makanan ini adalah khas
peranakan China-Tangerang seperti asinan, otak-otak, babi panggang, sate babi, mi
pasar lama, laksa tangerang, kecap benteng, dan emping jengkol. Kuliner khas
lainnya adalah Tenda dua Cobra dan Tenda Tiga Sekawan yang menyajikan sate
biawak, ular, dan monyet[3].

Berikut adalah beberapa makanan khas kota Tangerang di antaranya:

Sayur Besan
Sayur Besan adalah makanan khas Tangerang yang selalu dihidangkan pada saat
orang tua mempelai laki-laki datang ke rumah orang tua mempelai wanita, pada
acara perkawinan (ngabesan), sehingga sayur ini dinamakan Sayur Besan.

Gecom (Toge dan Oncom)


Gecom mungkin saat ini lebih terkenal dengan nama toge goreng.

Pindang Bandeng
Meskipun banyak durinya, ikan bandeng tetap diburu. Ini karena dagingnya yang
gurih lembut mirip dengan rasa susu.

Pindang merupakan salah satu istilah masakan tradisional yang mengacu pada
hidangan berkuah. Hidangan sederhana ini berbumbu bawang merah, bawang
putih, cabai, salam, lengkuas, jahe dan kunyit. Bumbu lain yang baisa ditambahkan
adalah kecap manis dan rasa asamnya berasal dari belimbing sayur atau asam Jawa
yang dibakar.

Kecap Benteng
Kecap Benteng terbuat dari bahan baku campuran kedelai hitam dan gula merah
yang menyebabkan warna kecap manis menjadi hitam kecoklatan dan hitam legam.
Produk ini merupakan hasil olahan warga Tangerang keturuna Tionghoa yang masuk
ke Indonesia pada zaman dahulu dan mendirikan pabrik-pabrik kecil yang
memproduksi kecap manis. Rasa manis kecap tersebut menjadikannya terkenal di
kalangan penduduk Asia, khususnya Melayu yang menyukai rasa manis. Banyak
masakan-masakan melayu-indonesia yang menggunakan kecap manis sebagai
pelengkap dan bahkan unsur utama yang membuat masakan itu berbeda. Sebut
saja seperti Sate Madura, Ketoprak, Gado-Gado, Nasi maupun mie goreng, Soto
Betawi, hingga hidangan laut yang biasa disajikan dengan cara dibakar.

Tangerang merupakan cikal bakal produk kecap manis terkenal yang sekarang
umum di pasaran. Hal ini tak lepas dari peran kaum etnis tionghoa benteng (China
Benteng) yang menetap di daerah Tangerang. Lewat mereka lahirlah usaha-usaha
produksi kecap dan salah satunya adalah Kecap Benteng (Siong Hin) yang telah
eksis sejak tahun 1920.

Laksa Tangerang
Laksa Tangerang berbeda dengan laksa betawi atau malaysia. Laksa disini bahan
utamanya adalah semacam bihun tapi tebalnya seperti spaghetti dan terbuat dari
beras. Kemudian bahan-bahan ini disiram dengan kuah laksa yang dimasak dari
kacang ijo, kentang, santan dan kaldu ayam. Selain itu disediakan juga tambahan
daging ayam kampung atau telor. Sebelum disajikan masakan ini diberi taburan
daun kucai yang dirajang kecil-kecil.

Ada dua macam jenis laksa tangerang yaitu Laksa nyai dan laksa nyonya. Laksa
Nyai dibuat oleh kaum pribumi tangerang sedangkan laksa nyonya dibuat oleh

kaum peranakan China di Tangerang. Beberapa tempat menyajikan sajian khas ini
seperti di Jl. M. Yamin-Kota Tangerang, tepatnya di depan penjara wanita.[4]

Obyek Wisata
Bendungan Pintu Air 10
Museum Warisan Tionghoa Peranakan Benteng
Masjid Raya Al-Azhom
Lapangan Ahmad Yani (Alun - Alun Kota Tangerang)
Situ Cipondoh
Taman Potret
Festival Cisadane (Acara Tahunan)
Bundaran Tugu Adipura
Taman Prestasi
Wisata kuliner pasar lama

Anda mungkin juga menyukai